keresahan bagus

Setelah berbincang dengan mbok Gatik, agung memutuskan masuk ke kamarnya, ia bermain HP sebentar sembari rebahan, menghubungi kawan kawannya di tempat kerja lamanya.

Setelah tiga puluh menit ia rebahan, terdengar suara mbok Gatik,

" Duh gusti Allah..!" suara yang terdengar begitu mengkhawatirkan sehingga membuat Agung sontak melonjak dari atas tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar.

" Apa saya bilang?! Lebih baik tidak usah di temui saja mas Bayu itu?? setiap habis bertemu mas Bayu sampean seperti ini..??" ujar mbok Gatik pada Ajeng yang terduduk di lantai, perempuan itu menangis air matanya meleleh kemana mana, tapi tidak satu suarapun keluar dari mulutnya.

" Eling mbak?! Eling?!" mbok Gatik mengingatkan ajeng yang sedang memukul mukul dadanya itu.

Agung yang melihat dari kejauhan tercengang,

Gadis tiga belas tahun yang dulu selalu tegas dan judes itu, kini telah dewasa dan cantik,

tapi di balik kecantikannya itu kenapa dia begitu menyedihkan,

melihat Ajeng yang terduduk di lantai sambil menangis itu hati Agung diam diam tersayat.

Ingin rasanya ia menolong, tapi Agung tidak berani mendekat.

" Mas Bayu itu sudah milik orang lain mbak.. terima dengan ikhlas, dan jangan menerimanya datang lagi mulai sekarang??" nasehat mbok Gatik.

Ajeng masih menangis tanpa suara, itu membuat mbok gatik khawatir, akan lebih baik jika perempuan yang terduduk di lantai itu menangis sekeras mungkin.

Agung mundur, ia keluar melalui pintu belakang, dan duduk di gazebo,

laki laki itu terlihat benar benar shock dengan keadaan Ajeng.

Sore itu mbah kung pulang, beliau melepas sepatu boot nya dan melepas topi nya seperti biasa, ia duduk di ruang tamu dan memanggil mbok gatik,

mbok gatik datang dan berdiri disamping mbah kung,

" Ajeng dirumah tho, ndak ke toko?" tanya mbah kung melihat mobil Ajeng terparkir di garasi.

" Nggih, dirumah seharian.." jawab mbok gatik tidak menatap mbah kung, rupanya mbah kung menyadari ada yang tidak benar dengan ekspresi wajah mbok Gatik,

" Ada apa tik? Ngomongo?" kata mbah kung,

" mboten.." jawab mbok gatik pelan,

" kenapa dengan Ajeng?" tanya mbah kung bangkit, ia akan berjalan menuju kamar ajeng, tapi mbok gatik mencegahnya,

" Ngapunten?! ( maaf?!)" kata mbok gatik tiba tiba,

" tadi mas Bayu dari sini?"

mendengar itu mbah kung menatap mbok Gatik serius,

" di temui oleh ajeng?" tanya mbah kung,

" inggih.." mbok gatik tertunduk dalam,

mendengar itu mbah kung menghela nafas dalam, wajahnya terlihat sedih tiba tiba.

" Tadi nangis lama, sekarang sepertinya sedang tidur.." beritahu mbok Gatik.

Mendengar itu laki laki berambut putih itu meneruskan langkahnya, bukan ke kamar ajeng, tapi ke kamarnya sendiri.

Malam menjelang, Ajeng tidak keluar untuk makan malam bersama,

" Saya akan antar makanan ke kamar mbak ajeng.." ujar mbok gatik,

" Tidak usah, nanti kalau lapar pasti keluar sendiri.." ujar mbah kung pelan,

mendengar itu mbok gatik mengangguk pelan,

" Kenapa lagi?" tanya bagus yang baru saja duduk disamping Agung,

" bertemu dengan bayu lagi," jawab mbah kung sembari mengambil nasi.

Bagus menghela nafas berat, ia sepertinya juga ikut resah dengan kondisi adiknya.

" Bayu masih saja keras kepala," ujar Bagus,

" adikmu juga," sahut mbah kung,

" kalau seperti ini terus, lama lama ajeng bisa di jambak oleh istri bayu karena bayu terus terusan mencari ajeng.." bagus mengungkapkan keresahannya atas adiknya,

mendengar itu mbah kung tak menjawab,

Agung yang berada satu meja makan tentu saja diam, pura pura tidak mendengar perbincangan itu.

" Kau sudah ke dokter Gus?" tanya mbah kung tiba tiba mengalihkan pembicaraan,

" sudah kung,"

" bagus, jangan sampai telat obatmu.." ujar mbah kung memulai makannya,

" Ayo gung, kita makan?" ujar mbah kung pada Agung,

" nggih.." jawab Agung mulai menyendok nasi.

" saya mau bicara kung," tiga puluh menit setelah makan malam, mbah kungnya itu sedang duduk dengan agung di gazebo.

" Bicaralah," ujar mbah kungnya,

mendengar itu Agung bangkit,

" Mau kemana gung?" tanya mbah kung,

" saya mau ke kamar dulu, mbah kung dan mas Bagus silahkan bicara.." ujar Agung.

" Kau ini adalah bagian dari keluarga kami, apa yang terjadi di dalam rumah ini kau harus tau agar bisa membantu jika aku tidak ada kelak.." kata kata mbah kung membuat agung terdiam dan kembali duduk.

" Katakan Gus.." mbah kung menyandarkan punggungnya pada dinding bambu gazebo.

" Tentang Ajeng,"

" hemm.. Kenapa dengan adikmu?"

Bagus terdiam sesaat, terlihat berpikir,

" bicaralah.." ujar mbah kung,

" saya.. saya tidak mau dia seperti saya kung.. Kasian.." ujar bagus terlihat sedih,

" cukup saya saja yang pikirannya tidak sehat.." lanjutnya membuat mbah kung sayu tiba tiba,

" kau bicara apa lee.. Kau ini sehat, tubuhmu.. Pikiranmu.. Kau ini sehat lee.." ujar mbah kung,

" nikahkan saja Ajeng kung.." ujar Bagus tiba tiba, membuat mbah kung menatap bagus serius,

" piye maksudmu lee?" tanya mbah kung,

" nikahkan saja.. supaya ada suami yang menjaganya,

supaya bayu berhenti menemuinya,

supaya Ajeng bisa belajar mencintai orang lain??" jelas Bagus,

" saya tidak masalah di langkahi Ajeng, saya tidak ada niat untuk menikah kung, apalagi dengan kondisi saya yang sering keluar masuk rumah sakit jiwa, tidak akan ada perempuan yang mau menerima saya.." lanjut Bagus,

" Jangan begitu Gus..?" ujar mbah kung sedih,

" tidak kung, saya sadar betul bagaimana kondisi saya..

tapi ajeng, ajeng masih bisa di selamatkan..

carikan dia suami yang baik dan mau merawatnya dengan benar kung, suami yang sabar dan pengertian??

cukup di tinggalkan ayah kabur dengan perempuan lain, lalu di tinggalkan ibu karena bunuh diri, sekarang dia di tinggalkan bayu karena bayu lebih memilih menuruti orang tuanya, bagaimana mungkin ajeng kuat?

karena saya saja tidak kuat kung.." bagus tertunduk lemah.

Betapa sakit hati Agung mendengar semua ini, keluarga yang dari luar tampak kokoh dan berwibawa, ternyata begitu rapuh.

Hanya sosok mbah kung lah yang menjadi tonggak dan berdiri tegak menyangga kedua cucunya yang luluh lantah karena pahitnya kehidupan.

Agung sekilas menatap mbah kung, wajah tua itu terlihat begitu sedih, ia bahkan tidak tau lagi apa yang harus ia katakan kepada cucu laki lakinya itu, kebingungan tampak menyelimutinya, kesedihanpun mengikutinya setelah mendengar ucapan ucapan Bagus.

Agung tertunduk dalam, ia benar benar tak mampu melihat wajah Bagus, ank laki laki yang dulu sering diantar jemputnya sekolah, bahkan diantar jemputnya keluar masuk rumah sakit jiwa itu memang sudah tampak lebih baik sekarang, tapi agung tidak menyangka, ia masih menyimpan kepedihan yang cukup dalam di dadanya.

" Ajeng bahagia, saya juga bahagia kung.." ujar Bagus melihat mbah kakungnya tidak juga menjawab keinginannya.

Terpopuler

Comments

mida rusmida

mida rusmida

ya udah nikahkan aja dengan agung

2023-12-31

3

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh ceritanya bikin mewek

2023-12-20

1

Shaikhoh Hamzah

Shaikhoh Hamzah

Bagus.

2023-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 kembali
2 Kau siapa?!
3 sarapan
4 anak yatim piatu
5 bayu
6 keresahan bagus
7 susu hangat
8 nasehat untuk ajeng
9 cocok
10 gazebo
11 teman baik
12 menikahkanmu
13 apa kau punya pacar?
14 belajar
15 mas agung jangan pergi
16 calon istri
17 kau juga tidak mencintaiku kan?
18 sopir
19 menangislah di punggungku
20 jangan menangis lagi
21 aku akan menikah
22 curhat
23 akad
24 tidak masalah
25 barang barang
26 hawa dingin
27 tidak seperti dirimu
28 maafkan aku
29 itu bayu
30 Arjuna
31 sungguh bukan aku
32 suami ajeng
33 sayur pakis
34 bangunkan
35 emosi bagus
36 gazebo
37 jamu
38 butik
39 mantanmu
40 kok belum tidur
41 tidur siang
42 kok marah
43 ijin
44 rumah kami dekat
45 Saran mbok gatik
46 menenangkan bagus
47 kesedihan Mbah kung
48 keresahan ajeng
49 anggota baru
50 bagus
51 bulek susan
52 kantin
53 pijit
54 Arisan
55 butik
56 salah paham
57 kesadaran agung
58 sulit
59 pekerja butik
60 perbaikan rumah
61 amukan bagus
62 pulanglah
63 aku minta maaf
64 rawon
65 kehamilan ajeng
66 rumah sakit
67 Junior
68 minta baik baik
69 Rini
70 datangnya lamaran
71 motor Arini
72 Lusa
73 Entahlah
74 Bengkel
75 Nabila
76 Hujan deras
77 Itu Bagus
78 klinik
79 anggap tidak terjadi apapun
80 Pindah rumah
81 hujan
82 tekat Bagus
83 jalan kaki
84 takut
85 bujuklah kakakmu
86 Omelan Intan
87 cafe
88 bawalah kemari
89 Rini
90 rumah Intan
91 lebih baik dari masa lalu
92 pacar Bagus
93 perbincangan
94 Nasehat Intan
95 ban kempes
96 Istri Bayu
97 jangan mudah menilai
98 rindu
99 Tahwa
100 keragu raguan
101 lamaran
102 seminggu lagi
103 Hardiman
104 bapak kandung
105 kebingungan Agung
106 bayi
107 penyesalan Hardiman
108 air mata Mbah kung
109 laki laki di seberang jalan
110 begadang
111 rencana Rini dan Agung
112 sore ini
113 ibu sudah tidak ada
114 bagus ingin bertemu ibu
115 rumah sakit
116 rindu
117 anakmu
118 pulang
119 aku mencintaimu ( extra part )
Episodes

Updated 119 Episodes

1
kembali
2
Kau siapa?!
3
sarapan
4
anak yatim piatu
5
bayu
6
keresahan bagus
7
susu hangat
8
nasehat untuk ajeng
9
cocok
10
gazebo
11
teman baik
12
menikahkanmu
13
apa kau punya pacar?
14
belajar
15
mas agung jangan pergi
16
calon istri
17
kau juga tidak mencintaiku kan?
18
sopir
19
menangislah di punggungku
20
jangan menangis lagi
21
aku akan menikah
22
curhat
23
akad
24
tidak masalah
25
barang barang
26
hawa dingin
27
tidak seperti dirimu
28
maafkan aku
29
itu bayu
30
Arjuna
31
sungguh bukan aku
32
suami ajeng
33
sayur pakis
34
bangunkan
35
emosi bagus
36
gazebo
37
jamu
38
butik
39
mantanmu
40
kok belum tidur
41
tidur siang
42
kok marah
43
ijin
44
rumah kami dekat
45
Saran mbok gatik
46
menenangkan bagus
47
kesedihan Mbah kung
48
keresahan ajeng
49
anggota baru
50
bagus
51
bulek susan
52
kantin
53
pijit
54
Arisan
55
butik
56
salah paham
57
kesadaran agung
58
sulit
59
pekerja butik
60
perbaikan rumah
61
amukan bagus
62
pulanglah
63
aku minta maaf
64
rawon
65
kehamilan ajeng
66
rumah sakit
67
Junior
68
minta baik baik
69
Rini
70
datangnya lamaran
71
motor Arini
72
Lusa
73
Entahlah
74
Bengkel
75
Nabila
76
Hujan deras
77
Itu Bagus
78
klinik
79
anggap tidak terjadi apapun
80
Pindah rumah
81
hujan
82
tekat Bagus
83
jalan kaki
84
takut
85
bujuklah kakakmu
86
Omelan Intan
87
cafe
88
bawalah kemari
89
Rini
90
rumah Intan
91
lebih baik dari masa lalu
92
pacar Bagus
93
perbincangan
94
Nasehat Intan
95
ban kempes
96
Istri Bayu
97
jangan mudah menilai
98
rindu
99
Tahwa
100
keragu raguan
101
lamaran
102
seminggu lagi
103
Hardiman
104
bapak kandung
105
kebingungan Agung
106
bayi
107
penyesalan Hardiman
108
air mata Mbah kung
109
laki laki di seberang jalan
110
begadang
111
rencana Rini dan Agung
112
sore ini
113
ibu sudah tidak ada
114
bagus ingin bertemu ibu
115
rumah sakit
116
rindu
117
anakmu
118
pulang
119
aku mencintaimu ( extra part )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!