Bagus sedang berbincang dengan mbah kung saat Agung keluar dari pintu belakang, laki laki berpotongan cepak itu terlihat rapi dengan kaos kerah abu muda dan celana jeansnya.
" Weh mau kemana kok ganteng?" tanya Bagus,
" Mau kerumah teman SMA mas," ujar Agung,
" cewek ya?" goda bagus,
" laki laki mas, teman akrab dulu pasa sekolah.." jelas Agung,
" owalah ya wes, hati hati mas.."
" mbah kung, saya pergi dulu nggih.. Mumpung hari sabtu.." pamit Agung mencium tangan mbah kung,
" iyo lee.. Ati ati.." jawab mbah kung membiarkan Agung pergi, laki laki itu berjalan ke arah garasi yang besar itu, mengambil motor maticnya yang berwarna hitam, lalu mengendarainya keluar dari rumah berhalaman luas itu.
Melihat Agung pergi mbah kung mulai berbicara serius dengan bagus.
" Kau tidak lihat bagaimana agung mengendong ajeng?" tanya mbah kung,
" nah itu kung, pas pulang semalam saya kok heran, enak sekali keduanya gendong gendongan di depan mbah kung, lebih herannya mbah kung diam saja..?" kata bayu,
" adikmu kakinya terkilir.."
" iya, tapi mas agung kan biasanya canggung pada Ajeng?"
" kau tidak tau, kemarin malah kakinya ajeng di pijit di depanku lee.." ujar mbah kung mengulas senyum, perasaan laki laki tua itu terlihat senang.
" mbah kung kok malah senyum senyum begitu.. Bukannya memikirkan kata kata Bagus kapan hari..?"
" nah ini ada hubungannya dengan itu.. Rasanya mbah sudah menemukan jalan keluar.."
" jalan keluar apa kung?" tanya Bagus penasaran,
" Seperti yang kau mau, suami untuk adikmu..
yang sabar..
yang baik..
yang telaten..
dan yang pasti mampu menghargai dan melindunginya.."
" sudah ketemu kung??" tanya Bagus,
" lha.. Mau cari kemana, wong ada di depan mata.." ujar mbah kung,
" maksudnya di depan mata?" Bagus belum bisa menangkap kalimat mbah kungnya.
" sopo maneh yang sabar dan telaten dirumah ini?"
" mbok Gatik.." jawab Bagus,
" mas Agung?!" kata bagus kemudian dengan wajah tak percaya,
tapi melihat senyum di wajah mbah kungnya rasanya kalimat terakhirnya tidak salah.
" Mas Agung kung??" tanya Bagus lagi,
" piye?" tanya mbah kung balik,
Bagus terdiam lama, terlihat berpikir keras,
" Dari segi usia lebih tua, bisa momong adikmu pastinya.." kata mbah kung,
tapi Bagus masih diam,
" kau ndak setuju lee?" tanya mbah kung saat melihat cucu laki lakinya masih terdiam,
" bukan ndak setuju kung, apa ndak kasian mas agung? Dia terlalu sabar pada ajeng.." jawab Bagus kemudian,
" lho, bukannya kau memang mencari yang sabar?"
" maksudku..." bagus terdiam lagi,
" apa mereka akan bahagia kalau menikah? Dan apa mereka mau?" ucap Bagus tak lama,
" Kau tidak yakin kalau agung bisa membahagiakan adikmu?" tanya Mbah kung,
" mas Agung sekarang pegawai negeri kung.. semua perempuan pasti mau menjadi istrinya, apalagi orangnya gagah dan bisa di katakan ganteng,
kalau di tanya setuju tidak?
mana mungkin tidak menyetujui mas Agung yang kukenal sejak kecil itu kung.." jelas bagus,
" Lalu?"
" apa mereka mau di nikahkan?" Bagus ragu,
" itu urusan mbah kung.. Sekarang apa kau punya pandangan lain selain agung? yang lebih baik darinya?"
Bagus menggeleng pelan.
Agung memarkir motornya di parkiran taman, lalu berjalan kearah seorang laki laki yang sedang duduk di pinggiran trotoar, dimana disamping laki laki yang sedang duduk itu ada sebuah rombong bakso yang bertuliskan,
' Bakso Umar '.
" Bakso mas.." ujar Agung berdiri di depan laki laki yang sedang duduk menunggu pelanggan itu.
" Oh, inggih.." jawab si tukang bakso tanpa hanya menatap Agung sekilas lalu bangkit,
" dimakan disini atau di bungkus mas?" tanya si tukang bakso.
" Dimakan disini Mar.." jawab Agung membuat si tukang bakso langsung menatapnya.
" Lho?!" si tukang bakso akhirnya sadar,
" agung!!" si tukang bakso itu memeluk agung dengan erat, sembari menepuk punggung agung.
" Kemana saja kau gung?!" tanya umar setelah melepas pelukannya dan mengajak Agung duduk di pinggiran trotoar.
" Aku baru pindah.. belum ada sebulan.." jawab Agung merangkul Umar seakan rindunya masih belum usai,
" sudah berapa tahun kita tidak bertemu gung.." tanya Umar dengan mata berkaca kaca,
Agung tidak menjawab, ia mengulas senyum mengerti,
" maafkan aku.. Aku tidak pamit padamu saat pergi pendidikan.." ujar Agung,
" bukan maksudku melupakanmu, tapi kau tau sendiri.. Aku sudah tidak tahan.." jelas Agung,
" iya aku tau gung, kau selalu di tekan oleh anak si mbah yang merawatmu itu kan.. Karena itu kau memutuskan jadi tentara dan pergi dari rumah itu.." kata Umar mengerti,
Agung mengangguk,
" Aku kerumahmu tadi.. Kata istrimu kau selalu jualan disini, mangkannya aku langsung kesini..?"
Umar tersenyum,
" Yah beginilah gung, aku terkena PHK tiga tahun yang lalu.. dan untuk menyambung hidup aku berjualan bakso.." ujar Umar,
" perjuanganmu luar biasa Mar.. Semangatlah.. sekarang ada aku, carilah aku jika kau membutuhkan bantuan.. asal bisa.. akan kuusahakan.." ujar Agung merangkul umar lagi.
Bagaimana agung bisa melupakan umar,
Umar sering membantunya saat sekolah, ia termasuk anak yang cerdas di kelas, agung yang selalu membatu mbah kung di kebun itu sering tidak mengerjakan tugasnya, dan umarlah yang menjadi penolongnya.
Umar juga sering mengajak agung kerumahnya, bertemu dengan kedua orang tuanya sehingga ia di perlakukan dengan baik dan di anggap seperti anak sendiri.
" Kau sudah menikah gung?" tanya Umar,
" belum," agung menggeleng,
" apa yang kau tunggu?!" tanya umar seperti tak percaya, sementara anaknya sudah dua, agung bahkan belum menikah.
" tidak menunggu apapun.." jawab Agung tersenyum,
" omong kosong tidak ada yang mau denganmu?!"
Agung hanya tersenyum mendengar itu,
" kau mau membujang seumur hidupmu dan mengabdi pada keluarga mbah itu??" tanya Umar heran,
" anak perempuan itu, siapa namanya? Yang selalu kau ceritakan? Yang sering kau antar jemput?"
" huss.. Kenapa kau membahas dia?"
Umar mengulas senyum tiba tiba,
" anak kecil itu pasti tumbuh cantik kan sekarang? Apa dia sudah menikah?" tanya umar penasaran,
" belum.." jawab Agung,
" nah.. Jangan jangan perasaanmu dulu masih ada ya?"
" huss! Perasaan apa? Itu hanya simpatik..?" tegas agung,
" simpatik, pada anak seketus itu?"
agung meninju lengan umar,
" tutup mulutmu itu, sudah bikinkan aku bakso semangkok!" kata Agung mengalihkan pembicaraan.
Sore sudah merayap saat agung mengendarai motornya memasuki halaman.
Ia melihat sebuah mobil terparkir di depan dan seorang laki laki berkacamata berdiri didepan pintu rumah.
Laki laki berkulit putih dan berpenampilan rapi.
" Maaf, cari siapa?" tanya Agung,
" cari pemilik rumah, anda siapa?" laki laki berkacamata itu balik bertanya,
" saya tinggal disini, yang anda cari siapa?" tanya Agung,
Sementara laki laki itu terlihat heran saat mendengar agung berkata kalau dirinya tinggal disini.
" Sejak kapan anda tinggal disini? Anda siapa?saudara Ajeng?? Kok saya tidak pernah tau??" tanya laki laki itu penasaran,
Agung diam, tak menjawab, rupanya laki laki di hadapannya itu adalah bayu.
" Sebaiknya anda kembali saja.." ujar agung,
" tidak, saya dengar dari pegawai butik kalau ajeng jatuh di tangga, saya mau menjenguknya, tapi sedari tadi saya menekan bel tidak ada seorang pun yang membukanya.
Agung menghela nafas,
" saya tidak akan pulang sebelum bertemu dengan ajeng, tolong katakan padanya, saya tau dia di dalam?" Bayu bersikeras.
Agung menatap laki laki itu sejenak, lalu berjalan pergi, ia masuk melalui pintu belakang.
" Ada mantan pacar mbak Ajeng mbok di depan" kata agung pada mbok gatik yang berdiri di depan pintu kamar ajeng.
" Saya sudah tau, dia sudah sedari tadi berdiri di depan..?" jawab mbok gatik,
" mbak Ajeng tau?"
" tau, dia bersikeras mau turun dari dari tempat tidur sejak tadi,
tapi saya mencegahnya..?"
" mbah kung mana?"
" keluar dengan mas bagus mulai jam tiga tadi.."
mendengar itu Agung terlihat berpikir,
Ia membuka kamar Ajeng,
Disana terlihat ajeng yang sudah merayap di dinding berusaha berjalan ke arah pintu.
" Mau keluar mbak?" tanya Agung,
Ajeng mengangguk, wajahnya terlihat resah.
Agung lagi lagi menghela nafas,
" Mbah kung pasti marah.." kata agung,
" sebentar saja.." pinta ajeng,
" mbak?" agung berusaha memperingatkan,
" sebentar saja, aku berjanji..?" kata ajeng,
agung bimbang, ia menatap mbok gatik sejenak,
" Janji sebentar saja dan janji tidak menangis?" tanya agung, mendengar itu ajeng mengangguk dengan cepat.
" Ya sudah, buka pintunya mbok, biar saya yang temani di luar.." ujar Agung,
" tapi mas?" mbok gatik khawatir,
" ada saya.." kata agung meyakinkan mbok Gatik, akhirnya mbok gatik berjalan ke depan dan membuka pintu.
Agung berjalan masuk ke kamar, di raihnya tubuh Ajeng dan menggendongnya ke depan, ajeng yang sepertinya sudah mulai terbiasa di gendong patuh saja.
Sesampainya di depan ajeng di dudukkan di sofa, sementara Bayu terkejut melihat ajeng di gendong oleh agung,
" Pulanglah.. aku baik baik saja.." kata ajeng sebelum bayu sempat bertanya,
bayu melihat agung yang tak kunjung pergi dari ruang tamu itu,
" suruh dia pergi jeng, aku akan memeriksa mu?" kata bayu, menaruh tasnya yang berisi peralatan pemeriksaannya di atas meja.
" tidak perlu, aku hanya terkilir.. Beberapa hari lagi akan membaik.. Jadi segeralah pulang, sebelum mbah kung dan mas bagus datang..?" pinta Ajeng,
" tapi jeng.. Aku masih ingin melihatmu??" ujar bayu,
" kau sudah melihatku bukan, sekarang pergilah.. Aku sungguh baik baik saja.." ujar ajeng dengan wajah sendu,
Bayu menggenggam tangan ajeng,
" Baiklah.. aku akan pulang.. tapi ingatlah.. aku mencintaimu jeng.." kata Bayu menatap ajeng penuh kasih,
Agung hanya bisa menghela nafasnya berkali kali melihat itu,
" mari kita masuk.." kata agung pelan mengingatkan ajeng,
" pulanglah mas.." ujar ajeng pada bayu, mendengar itu dengan berat hati bayu bangkit, mengambil tasnya dan berjalan pergi dengan langkah yang berat.
Setelah bayu pergi, Agung mendekat, tapi ajeng menjauhkan tubuhnya,
" Aku masih ingin duduk disini.." ujarnya dengan nada sedih,
melihat itu agung terdiam, ia berusaha mengerti, tapi muncul sedikit rasa kesal dalam hatinya, akhirnya di tinggalkannya ajeng duduk sendiri di ruang tamu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
mulai deh mewek lagi
2023-12-20
3
dyul
Heh... si Ajeng lebay, cmn gegara cinta, mbok ya jadi perempuan jgn lemah, cmn karena bilang aku mencintaimu, laki org itu jeng, gemes, pake di sedihin
2023-12-11
1
anisa f
oalah
jebul wis seneng kawit ndisik 😅
2023-10-15
1