Agung menghentikan motornya di pinggir jalan yang lumayan sepi, sementara ia masih merasakan tangis ajeng di punggungnya.
Agung memberanikan diri menyentuh tangan yang melingkar di perutnya itu.
" Segala sesuatu di dunia ini berjalan dengan semestinya.. kita sebagai manusia tidak bisa mengaturnya,
tugas kita adalah memperbesar kesabaran, dan melapangkan hati..
memang tidak mudah, tapi percayalah.. seiring waktu segalanya akan membaik.." ujar agung tenang, meski sesungguhnya hatinya tidak setenang itu.
Bohong kalau ia tidak kesal melihat bagaimana Bayu mengacuhkan Ajeng, tapi ia tidak bisa menyalahkan Bayu, karena ia juga pasti sedang menjaga perasaan istrinya, lalu kenapa, kenapa laki laki itu masih sering datang dan memberi harapan harapan pada Ajeng.
" Mbak Ajeng.." panggil agung,
Ajeng mengangguk, ia menyeka air matanya.
" sudah menangis nya? atau masih mau menangis lagi? akan saya tunggu.." ujar agung.
" Ayo kita pulang saja.." ujar Ajeng dengan suaranya yang serak,
" benar mau pulang?"
" iya, aku ingin tidur di kamar.."
mendengar itu agung memutar kunci motornya, dan menjalankan lagi motor itu sampai kerumah.
Sesampainya di rumah Ajeng mengembalikan jaket agung,
" maafkan aku mas, punggungmu basah.." katanya masih dengan mata sembab.
" di kamar mau menangis lagi?" tanya agung pelan,
Ajeng diam,
" apa Mbak Ajeng tidak lelah?" tanya Agung,
" Aku akan sembuh pada waktunya.. mungkin sekarang belum..
sama seperti saat kau tinggalkan dulu, aku setiap hari menangis, selama delapan bulan hingga akhirnya aku lelah menunggumu kembali kerumah ini..
jadi aku yakin, air mataku akan kering pada waktunya.."
Agung terdiam, cukup lama sembari memandang Ajeng.
" Jadi saya juga pernah membuat mbak menangis seperti ini?" tanya agung,
" andai saya tau.." ucapan agung terhenti,
" waktu tidak bisa kau putar mas, dan aku sudah lupa rasanya.."
" apa saya yang membuat Mbak Ajeng semakin terpuruk seperti sekarang? hingga mbak Ajeng bertemu orang yang salah?" tanya agung menatap Ajeng dengan serius.
" Kau harus memikirkan jawabannya sendiri, bukankah saat itu aku memohon untuk tidak di tinggalkan?"
" saya terpaksa mbak??" ujar agung dengan wajah sayu,
" saya punya alasan kenapa saya tidak kembali, bukan sengaja meninggalkan mbak Ajeng dan keluarga ini??" agung berusaha menjelaskan.
" Sudahlah.. toh kita akan menikah, apa gunanya masa lalu yang menyakitkan itu?"
" saya tidak ingin Mbak menderita lagi?"
" Lalu jadilah suami yang baik.. suami yang tidak pernah meninggalkanku meski diluar sana banyak yang lebih dari aku.." ujar Ajeng, ia trauma dengan ayahnya yang meninggalkan ibunya.
" benar kata mas bagus.. kau satu satunya harapanku..hutang budimu pada Mbah kung, akan membuatmu terus dan terus bersabar..
kemungkinan kau meninggalkanku amat kecil, tapi bukan berarti tidak ada..
karena kau akan jenuh juga padaku suatu ketika.."
Agung menatap Ajeng tak percaya, entah apa yang ada di pikiran perempuan itu, kalimatnya benar benar membuat agung sedih mendengarnya.
" Saya memang tidak berani berjanji, tapi bukan berarti saya akan melakukan hal yang buruk kelak,
segalanya tergantung pada Mbak Ajeng,
saya hanyalah seorang pendamping, penjaga..
seorang penjaga tidak akan menyakiti apa yang ia jaga..
jadi janganlah menyamakan saya dengan laki laki yang sudah menyakiti mbak Ajeng selama ini.."
" benarkah? bukankah ayah juga seorang penjaga? lalu kenapa ayahku pergi meninggalkan aku, mas bagus dan ibuku?"
Agung membisu, ia tidak tau harus menjawab apa, ia sungguh takut salah bicara.
" nah.. sekarang kau diam, kalau begitu apa yang kukatakan benar kan?"
" bagaimana dengan Mbah kung.. dia adalah penjaga yang baik.."
sekarang Ajeng yang terdiam,
" beliau adalah contoh laki laki yang bijaksana dan bertanggung jawab, apalagi mas bagus.. dia selalu siap sedia disamping mbak Ajeng..
jadi kenapa Mbak Ajeng harus terus menangis?"
mendengar kata kata agung Ajeng tertunduk, keresahan tergambar jelas di wajahnya.
" Sudahlah mbak.. masuklah dan tidurlah, jangan menangis lagi.. karena mbak di kelilingi orang baik.." ujar agung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Syahrudin Denilo
nangis aja jeng sampai kering air mata mu
2023-12-21
1
dyul
Denger yg bener, nangisnya udahan, kamu di kelilingi org yg baik, nangisin kayak yg abis di ambil kehormatannya trus di tinggalin, jadi stop
2023-12-11
1
Mika Saja
agung Ajeng yg sabar ya,,nti Klian akan bahagia kedpnnya,mba ayu nambah up ya dong,bnran gsk sabar mereka pas SDH nikah hidupnya gmn🤭🤭
2023-10-18
2