Bab 19

Setelah ciuman hangat yang Rey berikan kepada sang istri, Rey menatap Elsa dengan penuh kasih sayang. Seolah Rey tidak bisa hidup jika tidak ada wanita itu di sampingnya. Elsa hanya bisa diam menstabilkan detakan jantungnya yang tak beraturan. Rey memang selalu memberikan dia serangan dadakan yang membuatnya begitu berdebar.

Elsa menatap mata Rey yang redup. Lalu Elsa menyandarkan kepalanya di bahu Rey dan Elsa menutup matanya.

"Aku tidak mau jatuh cinta padanya, Tuhan!" Elsa berkata dalam hatinya sambil menutup kedua matanya. Elsa merasa sangat bingung dengan perasaannya. Di awali sebuah kebencian, kini dia malah merasakan sebuah getaran yang tidak bisa dia artikan. Apalagi Rey selalu memanjakan dia selama dua hari ini.

Rasa bencinya dalam dua tahun ini, hilang dalam dua hari. Betapa Rey sangat pandai membuat magic untuk sang istri. Tiba tiba saja mobil pun berhenti di tempat yang Rey sudah janjikan. Rey dan Elsa pun keluar dari taksi tersebut. Elsa melihat langit sudah mulai gelap.

Elsa masih bingung Rey mau mengajaknya kemana.

"Kita akan makan malam sambil melihat indahnya bintang." Rey tersenyum sambil menarik tangan sang istri dengan sangat lembut.

"Reey....." Elsa merengek.

"Kita sudah sampai, Sayang. Lihatlah langitnya begitu indah, kamu tahu tidak, saat aku masih kuliah aku ingin sekali datang kesini dan mengajak seorang kekasih," Rey menatap wajah Elsa yang masih terpesona melihat indahnya langit malam.

"Rey, ini sangat indah." kata Elsa begitu terpesona.

"Iya, sangat indah kan?'' Rey mendekatkan body Elsa agar duduk di dekat dia.

Mereka berdua duduk dalam suasana yang romantis.

"Aku wanita yang ke berapa yang kamu ajak kesini?!'" Elsa menatap Rey dengan kesal.

"Pertama." jawab Rey sambil berdiri. Elsa pun ikut berdiri. Dia heran kenapa dia wanita pertama yang datang ke tempat seindah ini bersama dengan Rey.

"Apa kamu membohongiku?" Elsa tersenyum geli, dia tidak percaya dengan apa yang Rey katakan.

"Kamu adalah wanita pertama yang berhasil aku ajak kesini dan kamu satu satunya."

Degh!

Elsa merasakan sebuah getaran hebat dalam hatinya setelah Rey mengatakan bahwa dirinya adalah wanita pertama dan satu satunya. Elsa menggelengkan kepalanya dan terkekeh.

"Rayuan ini yang biasa kamu katakan pada Alea?'' Elsa masih terkekeh sambil membuang muka.

Rey langsung memeluk Elsa dan mencium keningnya dengan sangat lembut.

"Aku berkata jujur, hanya kamu yang pernah aku ajak kesini."

Lagi lagi jantung Elsa berpacu dengan degupan tak menentu. Tubuh Elsa hanya bisa mematung ketika Rey mengecup keningnya. Rey lalu menuntun Elsa untuk merebahkan tubuhnya di atas rerumputan. Mereka berdua berbaring sambil menatap indahnya langit malam itu.

"Lihatlah, langit selalu indah ditemani oleh bintang. Sayang, aku belum pernah berpacaran sebelumnya, jadi mana mungkin aku mengajak wanita lain ke tempat yang khusus pacaran." tutur Rey.

"Hmm.... Terus Alea?'' spontan Elsa bertanya.

"Kami bersahabat, ada sesuatu hal yang membuat kami dekat, itu karena saat itu dia sedang mengandung Alice dan kekasihnya pergi meninggalkan dia dalam keadaan hamil." tutur Rey.

"Apa?! Jadi Alice bukan anak kandung kamu?'' Elsa tersentak.

"Bukan, dia anaknya Alea bersama dengan kekasihnya." Rey menghela nafas dengan berat.

"Alea itu kekasih pertama sekaligus istri pertama kamu, Rey!"

"Aku tidak punya kekasih, aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Aku menyayangi Alea karna kami berperan sebagai suami istri dan orang tua. Tetapi aku menyayangi Alea karena kami terbiasa bersama. Saat itu jangankan untuk berpacaran, aku harus kuliah dan mencari banyak uang, aku ingin menjadi orang yang sukses seperti ayah kita!''

"Aku juga ingin menjadi sukses seperti ayah." Elsa tiba tiba menjadi sedih dan mengingat sang ayah yang kini sudah tiada.

"Iya, aku yakin kamu akan menjadi seorang dokter yang sukses dan menjadi istri dan ibu yang sukses, anak kita pasti akan bangga pada kamu sayang." Rey kembali mengelus perut Elsa dengan lembut.

"Aku ingin bercerai dengan kamu Rey!'' ucap Elsa pelan. Air matanya tiba tiba saja menetes.

"Jangan berkata itu lagi, karena aku tidak akan pernah menceraikan kamu.''

"Kalo begitu ceraikan Alea untukku!'' ucap Elsa dalam hatinya. Elsa tak mampu untuk mengatakan itu semua. Karena memang Elsa adalah orang kedua. Tidak pantas baginya berbahagia di atas luka hati Alea. Tetapi Elsa terlanjur sakit hati dengan apa yang Alea ucapkan saat itu. Saat dimana hari pernikahan Rey dan Elsa, saat itu juga Alea menghina Elsa habis habisan.

Dari sana Elsa sudah bertekad bahwa dirinya hanya akan bertahan sampai lulus kuliah saja. Elsa akan berperan menjadi istri yang baik. Dan Elsa akan pergi membawa kenangan bersama dengan angannya. Karena itu sebisa mungkin Elsa tidak boleh jatuh cinta dan mencintai Rey.

Elsa menghela nafas berat. Elsa bangun dan duduk.

"Aku lapar Rey, mana makanannya?'' ucap Elsa pelan.

"Tunggulah, aku sudah memesan tadi saat kita masih di dalam taksi, mungkin sedang disiapkan." ucap Rey.

"Rey, jika aku hamil, berjanjilah kamu harus membantu aku merahasiakan semua dari kampus. Aku tidak mau hanya gara gara kehamilanku, aku diberhentikan dengan tidak hormat!''

"Tenang saja, Sayang. Sudah aku pikirkan semuanya dengan matang. Kamu tidak usah khawatir akan hal itu." Rey berkata dengan senyum manisnya.

Sebagaimana pun dia menolak untuk hamil, tetapi benih Rey sudah di tabur bahkan setiap ada waktu luang. Apalagi Elsa sadar betul bahwa dirinya dalam masa subur. Dan Elsa yakin dirinya akan segera mengandung. Dia hanya bisa pasrah saja. Mungkin jika perceraian terjadi, maka Elsa akan mengajak buah hatinya tinggal bersama sebagai kenangan indah bersama dengan Rey.

Entah kenapa, mengingat sebuah perceraian dada Elsa terasa sangat sesak dan sakit. Tetapi dari awal tujuan utamanya itu adalah sebuah perceraian. Dia ingin bebas dan menjadi manusia normal, dia tidak mau menjadi istri kedua. Dari awal Elsa tidak mau, tapi takdir ternyata menyatukan mereka.

Rey menatap Elsa begitu pilu. Rey lalu memeluk Elsa begitu lembut dan mesra.

"Aku hanya mencintaimu, Sayang. Aku bersama Alea karena dia istriku dan aku wajib memberikan dia kebahagiaan nafkah, lahir dan batin." ucap Rey.

"Jangan berbohong lagi, aku tahu kamu bohong, Rey! Kamu serakah saja ingin memiliki dua istri. Kamu berlagak seperti sultan sekarang!'' Elsa mendorong tubuh Rey lalu berdiri. Tiba tiba saja pelayan datang dan mempersilahkan mereka untuk pindah karena makanan sudah siap. Rey dan Elsa pun bergegas untuk ke tempat yang sudah disediakan. Mereka memang sudah sangat lapar. Bahkan boleh dibilang Elsa begitu kelaparan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!