Bab 18

Hari sudah mulai sore, Rey seharusnya sudah bersiap untuk penerbangan terakhir. Butuh waktu lima belas jam untuk Rey bisa sampai di indonesia. Tapi Rey masih menempel kepada sang istri. Berapa kali dia memfoto kebersamaan mereka berdua. Bahkan di dalam sebuah kamar mandi pun dia mengabadikannya. Itu membuat Elsa sangat kesal.

Elsa risih karena Rey selalu mengikutinya kemana pun. Saat Elsa lagi menonton tv, tapi ujung ujungnya Rey memeluknya dengan begitu erat. Saat Rey sedang memantau keadaan rumah sakit, dia bahkan tidak melepaskan Elsa dari pelukannya. Elsa tidak bisa menolak. Rey akan menghukumnya ketika ada sebuah penolakan dari sang istri.

"Sudah sore, Rey. Apa kamu tidak mau pulang?" ucap Elsa pelan. Mereka sedang melihat indahnya sore hari dari dalam kamarnya.

"Aku masih ingin bersamamu, sayang." Rey mengecup kening Elsa dengan lembut.

"Aku tidak mau kamu disini terus!''

"Kenapa?''

"Karena aku tidak nyaman, kamu terus mengikuti aku bahkan ke kamar mandi pun!" Elsa mulai merasa geram.

"Itu karena aku sangat mencintai kamu sayang, dua tahun kita tidak berjumpa, apa salahnya jika aku menghabiskan waktu dua hariku untuk selalu melekat kepadamu." Rey terus mengelus rambut indah sang istri. Rambut yang terurai panjang dan begitu halus bagaikan sutra dan Elsa hanya terdiam.

Selama dua tahun Rey baru kali ini bisa membuat Elsa merasakan menjadi seorang istri. Di sayang dan dimanjakan sang suami. Sedang dua tahun ke belakang Rey telah memanjakan Alea. Jadi Rey berpikir, kali ini adalah waktu yang tepat untuknya memanjakan Elsa dan membuat Elsa bahagia. Walaupun Elsa menolak, tapi lambat laun akhirnya dia menyerah. Sepertinya saat Elsa menyerah dan mengikuti keinginan Rey.

"Kamu harus pulang, Rey. Besok aku harus kuliah dan banyak sekali tugas menantiku!'' ucap Elsa dengan suara manja.

"Aku akan pulang, tapi tidak hari ini sepertinya. Aku ingin seminggu lagi disini.'' ucap Rey mengeratkan pelukannya.

"Ah gerah, meluk mulu dari tadi!" Elsa kembali merengek.

"Biarin." Rey mengecup pipi Elsa dengan gemas.

"Reseh bangat sih kamu, Rey!''

"Resehku halal, Sayang. Lagian kamu itu istri sah ku. Kita punya buku nikah, jadi resehku ini hanya untuk kamu." ucap Rey gemas.

"Pembohong, murahan!'' Elsa mendorong tubuh Rey sehingga menjauh darinya. Namun Rey kembali memeluk sang istri.

"Aku jatuh cinta kepadamu, apa kamu tidak percaya?''

"Kamu pembual, kamu bilang jatuh cinta kepadaku, lalu kamu bilang cinta juga sama Alea, sebaiknya kamu pulang dan meluk dia, kalo kamu disini terus dia akan mengamuk padaku!" Elsa berkata dengan pelan.

"Alea sudah aku peluk, sekarang giliran kamu!" Rey memeluk Elsa posesif. Elsa hanya diam saja. Sesaat Elsa merasakan hatinya begitu panas. Ketika mendengar perkataan Rey yang mengatakan sebuah kata giliran. Dia menyadari betul kalo Rey menikmati posisinya memiliki dua orang istri. Dia bebas memeluk istri mana yang dia mau. Dan Elsa merasa sangat kesal jika mengingat itu.

"Saat ini aku akan menurut padamu Rey, aku akan jadi istri yang baik tetapi aku mohon setelah aku lulus kuliah kamu harus melepaskan aku!'' Elsa berkata dengan pelan. Seolah Elsa merasakan sebuah kesakitan saat mengatakan hal itu. Apa mungkin Elsa sudah jatuh cinta kepada suaminya itu?

"Tidak akan! Kamu istriku selamanya karena kalo kita bercerai maka rumah sakit akan menjadi milikku karena sekarang semua pendanaan piutang aku yang bayar!'' ucap Rey membuat Elsa terdiam seribu bahasa. Elsa menelan salivanya.

"Kalo begitu kamu harus melepas Alea!'' ucap Elsa dalam hatinya. Tetapi Elsa tidak bisa mengungkapkan keinginannya. Dia hanya terdiam dengan mata yang sendu menatap langit kota new york yang mulai redup.

"Aku akan tinggal disini selama satu minggu ke depan, sesuai keinginan kamu, Sayang. Kita akan membuat proyek besar."

"Hah, proyek?'' Elsa melongo kebingungan.

"Iya, proyek besar yang sangat aku inginkan." ucap Rey lalu Rey beranjak dan mengecup perut Elsa yang rata. "Aku akan segera tumbuhkan dia disini, seorang bayi yang sangat aku inginkan, anak kita berdua sayang, yang kelak akan memanggilku dengan sebutan papi dan memanggilmu dengan sebutan mami.'' ucap Rey dengan pelan sambil menyentuh perut rata Elsa dan Elsa hanya terdiam.

Sesaat bulu kuduk Elsa merinding melihat tingkah sang suami dan mendengar segala ucapannya. Dia masih bertanya dalam dirinya. Sanggupkah dia kuliah sambil merawat seorang bayi? Sedangkan dia masih buruh waktu tiga tahun untuk bisa lulus ke tahap itu. Dia ingin sekali segera lulus. Tadinya dia ingin segera bercerai dari sang suami. Tapi entah kenapa kali ini dia merasa berat untuk mengatakan sebuah kata perceraian.

Elsa menghela nafas kasar. Tiba tiba suara perutnya terdengar kencang. Sepertinya Elsa kelaparan setelah sehari semalam Rey selalu mengajaknya berduel.

"Kamu lapar, Sayang?'' tanya Rey dan Elsa mengangguk.

"Ayo bersiap, kita makan di luar yuk." sahut Rey.

"Kemana?''

"Aku punya sebuah tempat yang spesial untuk kita berdua." lalu Rey beranjak dan segera rapih rapih begitu pula dengan Elsa. Dia mengganti pakaiannya di depan Rey. Kini Elsa tidak punya rasa malu lagi melakukan hal itu dan Rey hanya bisa tersenyum gemas.

Setelah berdandan cantik, Elsa pun langsing segera di gandeng oleh Rey dan mereka turun dari unitnya menuju lobby karena taksi yang Rey pesan sudah tiba. Mereka langsung menuju ke suatu tempat yang sudah Rey rencanakan.

"Apa kamu nyaman pakai taksi setiap hari?'' tanya Rey.

"Siapa bilang aku pakai taksi, setiap hari aku menggunakan bus untuk berpergian." jawab Elsa pelan. Elsa tidak pernah gengsi untuk pergi kemana pun menggunakan bus walau dulu dia begitu berkecukupan, tapi disaat kehidupannya yang sekarang dia jalani, Elsa tidak pernah mengeluh. Di bisa menerima semuanya walau baginya kehidupannya kini berbanding terbalik 380 derajat setelah dia kehilangan ayahnya. Elsa tidak mau meminta hal apapun lagi kepada Rey. Cukup yang di bawanya saja dia gunakan baik baik karena itu bayaran yang dia dapat dari hasil jual diri yang mereka sebut.

"Benarkah? Kenapa tidak menggunakan taksi?''

"Karena mahal, dan aku harus berhemat. Aku takut uang yang aku bawa tidak cukup untukku!'' Elsa berkata sangat pelan. Namun itu terdengar sangat jelas oleh sang suami. Rey tersenyum tipis lalu berbisik dengan sangat mesra, "Jangan berhemat, uangku masih banyak, apalagi kalo kamu memberikan aku seorang bayi, maka aku akan berikan kamu dua kali lipat dari isi rekeningmu sekarang."

"Kamu tuh," ucap Elsa terhenti karena Rey langsung ******* bibir Elsa dengan sangat lembut. Rey merasakan gelora cinta yang menggebu ketika bersama dengan Elsa. Rey sadar bahwa kini Elsa cinta dan hidupnya. Rey akan berusaha membuat Elsa untuk jatuh cinta kepadanya. Rey sangat yakin bahwa suatu saat Elsa akan merasakan cinta untuknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!