Bab 9

"Dua garis." Alea begitu senang dan girang saat melihat alat test kehamilannya menunjukkan garis dua. Rasa bahagianya tak terkira. Mengingat sudah setahun lebih dia menanti sang buah hati. Tapi kini buah hatinya sudah ada di dalam rahimnya. Alea telah mengandung.

Rey sangat senang mendengar Alea hamil. Pasalnya itu adalah anak pertama Rey bersama dengan Alea. Mereka lalu langsung konsultasi dan melakukan pemeriksaan kepada Alea. Dokter Allan SPOG yang menangani pemeriksaan Alea.

"Selamat ya Rey, Alea, buah hati kalian sudah berusia lima minggu." ucap dokter Allan sambil tersenyum dengan begitu manis. Rey tersenyum senang. Dengan lembut Rey menggenggam tangan Alea. Mereka adalah pasangan suami istri yang sedang begitu bahagia.

"Terima kasih Allan, kami permisi dulu!'' kata Rey dan Allan hanya mengangguk dengan senyumannya. Rey dan Alea terus tersenyum bahagia.

"Semoga bayi kita lahir sehat dan sempurna ya, Sayang." sahut Alea begitu senang dan terus mengelus perutnya yang masih rata.

"Pasti akan sempurna, itu kan anak kita sayang." Rey terus tersenyum dengan manis.

"Sayang, aku sudah tidak sabar untuk menunggu delapan bulan lagi, waktu dimana dia lahir, pasti akan sangat membahagiakan." kata Alea terus tersenyum.

"Iya, Sayang. Kita harus bersabar, Eh, oh ya sayang, aku di undang oleh Profesor Wiliam untuk menghadiri seminar ilmiah terbarunya di harvard university. Aku mau pergi besok pagi, apa kamu mau ikut?'' ajak Rey.

"Tapi, aku takut berpergian jauh, Sayang. Aku takut kecapean, apalagi bayi kita masih masa rawan, baru lima minggu." ucap Alea. Alea sangat hati hati. Dia sungguh menantikan kehamilannya ini sehingga dia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Baiklah, aku berbakat sendiri ya sayang." jawab Rey.

"Iya, Sayang. Sampaikan salamku untuk Prof William ya." kata Alea dan Rey pun mengangguk. Malam itu mereka tidur hanya daling berpelukan. Alea dan Rey takut terjadi sesuatu pada bayi mereka. Karena itu Rey tidak berani menyentuh Alea lagi. Rey menjaga betul buah hati yang ada di dalam tubuh sang istri. Rey menantikan bayi itu sudah sangat lama.

Malam berganti dan kini matahari mulai terbit dan menyinari seluruh kota. Rey bergegas untuk segera berangkat ke amerika serikat. Butuh waktu belasan jam agar Rey bisa sampai ke kota new york. Rey lalu masuk ke apartemennya. Dan ternyata di sana terlihat seorang gadis cantik sedang tertidur dengan sangat lelapnya sampai gadis itu tidak menyadari seseorang masuk ke dalam kamarnya.

Rey tersenyum menatap wanita yang selama ini dia rindukan. Rey lalu menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah itu Rey mengenakan piyamanya. Rey laku segera menelusup masuk ke dalam selimut yang Elsa pakai. Dengan lembut Rey memeluk tubuh wanitanya dan mengecup lembut kening sang istri dengan penuh rasa cinta.

Wangi tubuh Elsa begitu dia rindukan. Selama ini dia bercinta dengan Alea tetapi Rey selalu berfantasi bahwa yang dia peluk dan dia sentuh adalah Elsa bukan Alea.

"Aku merindukanmu, Sayang." Rey berbisik lembut. Lalu Rey pun menutup matanya dan mulai untuk tidur. Rey begitu nyaman tidur bersama istri mudanya.

Dia begitu lelap dengan mimpi indah yang dia rasakan. Rey sudah berjanji pada Elsa bahwa dia tidak akan menyentuh Elsa sebelum Elsa lulus kuliah. Elsa akan lulus kurang lebih tiga tahun lagi. Dan Rey harus memendam hasratnya selama itu.

Pagi hari di kora New York. Februari bukannya hujan. Pagi itu hujan telah membasahi seluruh kota. Udara kota menjadi lebih dingin dari biasanya. Elsa hari itu berniat untuk bermalas malasan saja karena hari ini dia tidak ada jadwal kuliah. Hari minggu yang indah biasanya Elsa habiskan untuk bersih bersih apartemennya.

Elsa dengan perlahan membuka matanya. Elsa begitu terasa hangat. Elsa begitu terkejut. Elsa begitu terkejut saat ada tangan yang telah memeluk perutnya dengan sangat erat.

"Aaarrghh!!!'' jerit Elsa mendorong tangan itu dan sontak membuat Rey terbangun dari mimpi indahnya.

"Elsa, ini aku!'' ucap Rey dengan suara seraknya.

Mata Elsa membulat ketika melihat Rey berada di atas tempat tidurnya.

"Ka--kamu, untuk apa kamu disini?!'' Elsa berteriak merasa terkejut.

"Iya, ini kan apartemen kita!" ucap Rey menggosok matanya dan kembali merebahkan tubuhnya dan menarik tubuh Elsa ke dalam dekapannya. Elsa terdiam merasa terkejut. Rey datang secara tiba tiba. Dua tahun sudah dia tidak bertemu dengan Rey. Kini tanpa kabar angin tiba tiba Rey ada di depannya.

"Lepas!'' bentak Elsa. Namun Rey malah mengeratkan pelukannya. Tanpa menggubris perkataan Elsa.

"Rey, lepasin aku!'' teriak Elsa lantang.

"Tidak mau, mending kita tidur, di luar hujan sangat deras. Tidur adalah kegiatan paling nyaman saat hujan turun!" kata Rey dengan mengeratkan pelukannya terhadap Elsa. Elsa meronta. Dia ingin melepaskan diri dari pelukan Rey. Dia merasa jijik dan benci melihat Rey. Kini Rey memeluk Elsa begitu erat.

"Lepas Rey lepas!'' jerit Elsa datang. Rey malah tersenyum dan makin mengeratkan pelukannya.

"Diamlah, jangan banyak bergerak. Nanti kamu akan membangunkan sesuatu jika kamu terus bergerak!'' ucap Rey mengecup punggung leher Elsa dengan lembut. Mendengar perkataan Rey, Elsa pun tak bergerak lagi. Elsa terpaksa hanya diam dalam pelukan pria yang sangat dia benci.

******

Di sisi lain, Alea masih sibuk mempersiapkan baju baju bayi untuk bayinya kelak. Baju bayinya sengaja dia beli dari online dan langsung di antar oleh kurir. Alea begitu senang dengan si jabang bayi. Dia tidak henti hentinya mengelus lembut sang buah hati yang masih di dalam perutnya.

Alea hendak pergi ke kamar mandi dan tiba tiba saja,

Brrrugh!

Alea terjatuh.

"Aaah." dia berteriak dan merasa kesakitan. Terlihat darah segar mengalir turun ke betisnya.

"Ahhh, tidak! Bayiku...!" jerit Alea dengan kecemasannya. Alea terus menangis dan menjerit. Seseorang lalu datang menghampirinya.

"Nyonya, Nyonya kenapa?" ucap salah seorang bibi yang kerja di rumahnya. Lalu berteriak memanggil yang lain.

"Tolong aku, tolong bawa aku ke rumah sakit!'' tangis Alea dengan ketakutannya yang teramat sangat. Alea mengalami pendarahan.

"Iya, Nyonya." ucap bibi yang juga terlihat ketakutan.

"Tolong telepon suamiku!'' ucap Alea dengan tangisannya.

"Baik Nyonya." ucap bibi itu lalu mengambil ponsel milik Alea lalu menelpon Rey. Namun sayangnya ponsel Rey mati sehingga bibi itu tidak bisa menelpon Rey. Alea terus menangis. Dia merasa perutnya sangat kesakitan.

"Mas Rey!'' isak Alea dengan mata yang basah. Alea terus menangis dan merasa sangat takut terjadi sesuatu pada bayinya. Sedangkan Rey masih terlelap sambil memeluk Elsa dengan erat. Elsa dengan terpaksa tidur lagi. Tidak ada yang mereka perbuat. Mereka hanya tidur saja dan itu sudah membuat Rey begitu senang. Karena Rey begitu merindukan Elsa.

Terpopuler

Comments

𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇

𝗬𝘂𝘁𝘁𝘇

𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐣𝐢𝐣𝐢𝐤 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢𝐦𝐮 𝐄𝐋𝐒𝐀,,𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚,,𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐞𝐠𝐞𝐥𝐚𝐫 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠,,𝐚𝐝𝐮𝐡𝐡𝐡𝐡,,.

2023-10-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!