Bab 2

Rey dengan cepat melajukan sedan hitamnya menuju ke Mansion milik almarhum ayah angkatnya itu. Di sana bibi sudah ada menunggu dirinya.

"Apa yang terjadi, Bi?" tanya Rey dengan cemas.

"Non Elsa, dia pingsan di kamar mandi tuan. Sepertinya dia sangat stress sepeninggal tuan besar." tutur bibi.

"Apa ada orang yang datang kesini?" tanya Rey sambil berjalan menaiki tangga.

"Ada, pihak bank mengatakan bahwa rumah ini akan disita tuan, dan nona terlihat sangat terpukul."

Ceklek.

Rey masuk ke dalam kamar Elsa. Tercium wangi melon di dalam kamar tersebut. Suasana penuh warna hijau mewarnai seisi kamar. Rey sudah lupa kapan terakhir dirinya masuk ke dalam kamar ini, saat itu Elsa dan Rey bahkan tidak pernah saling bertegur sapa karena ibunda Elsa yang membatasi Rey untuk dekat dengan Elsa.

Rey sama sekali lupa dengan paras wajah sang adik. Adik angkatnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

"Itu Elsa?'' tanya Rey sambil melihat ke arah bibi dan menunjuk ke gadis yang kini tengah lemah berbaring tak berdaya. Bibi mengangguk lalu segera pergi meninggalkan Rey dan Elsa berdua.

Rey melihat betapa cantiknya paras Elsa. Dengan posisi tidur seperti ini gadis itu seperti seorang bidadari yang tengah tertidur. Bulu mata yang lentik, alis yang sedikit tebal alami dan hidung yang mancung membuat Rey menelan salivanya. Rey melihat bibir Elsa yang merah pink alami serta kulit yang sangat putih bersih mulus membuat Rey takjub terpesona dibuatnya.

"Elsa, kamu tumbuh menjadi gadis secantik ini." ucap Rey dalam hatinya. Rey lalu melakukan pemeriksaan pada Elsa. Dimulai dengan memeriksa tekanan darahnya, suhu nadi dan respirasi.

Rey lalu memberikan kapas alkohol pada hidung Elsa.

"Eemmh," leguh Elsa mulai sadar. Rey yang sudah duduk disamping Elsa dan memperhatikan gadis itu yang mulai siuman dari pingsan.

"Kamu sudah bangun?'' tanya Rey pada Elsa. Rey menatap Elsa dengan sangat inten. Rey masih takjub melihat adiknya bisa menjadi secantik ini. Elsa layaknya seorang model. Tidak ada cela dan cacar sedikit pun. Elsa bisa membuat semua kaum adam tertarik dan mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitu pula dengan Rey. Rey tertarik dengan Elsa pada pandangan pertama.

Namun semua itu bukanlah sebuah rasa cinta. Rey hanya tertarik saja. Karena rasa cinta Rey sudah habis untuk Alea.

"Kamu siapa?'' tanya Elsa dengan suara yang sangat lemah.

"Aku Rey, kakakmu." ucap Rey sambil menatap Elsa peluh.

"Kamu, kamu itu, anak angkatnya ayah?" ucap Elsa pelan. Rey mengangguk dan tersenyum tipis.

"Maaf aku baru bisa menemuimu, aku sibuk mengurusi pemakaman ayah sampai lupa menyapamu, Dek."

Elsa langsung menangis dengan sesenggukan. Elsa terbangun dan langsung memeluk sang kakak dengan tangis bahagia.

"Aku pikir, aku sendirian di dunia ini. Aku sangat takut, aku takut kak." tangis Elsa tak terelakkan lagi. Rey hanya diam menerima pelukan dari Elsa. Rey merasa jantungnya berdebar seketika Elsa memeluknya seperti itu.

"Jangan menangis lagi, aku berjanji pada ayah bahwa aku akan selalu menjagamu." ucap Rey membalas pelukan sang adik dengan lembut.

Elsa masih belum tahu kalo Rey adalah calon suaminya. Elsa berpikir bahwa Rey hanya akan menjadi kakaknya saja. Karena itu Elsa begitu bahagia karena mendadak memiliki seorang kakak.

"Kamu bisa bangun, sebentar lagi akan ada pengacara yang mengumumkan soal hak waris." kata Rey pelan, sambil menatap elsa dengan penuh iba.

"Aku masih lemas kak, tunggu beberapa menit lagi." ucap Elsa pelan. Rey pun mengangguk dan masih memeluk Elsa dengan lembut. Sepuluh menit kemudian Rey memapah Elsa turun ke lantai bawah. Di sana sudah ada Pak Soni seorang pengacara. Beliau pengacara pribadi dokter Bastian. Elsa duduk dekat dengan Rey. Elsa bersandar di bahu Rey karena kepalanya masih terasa pusing.

Pak Soni lalu membacakan semua pesan almarhum dokter Bastian.

"Mengatakan bahwa seluruh aset milik pribadi semua akan jatuh kepada Elsa." ucap Pak Soni.

"Tapi bagaimana dengan hutang ayah?'' tanya Elsa masih terisak.

"Karena itulah nona Elsa harus segera menikah dengan dokter Rey untuk menyelamatkan aset yang kini sisa satu yaitu rumah sakit. Jika anda tidak menikah dengan dokter Rey maka pihak direksi akan mengganti CEO oleh dokter lain yang bukan keluarga kita." ucap Pak Soni tegas.

Elsa tersentak kaget mendengar ucapan pak Soni yang mengharuskan dirinya menikah dengan Rey. Elsa yang bersandar kepada Rey kini menjauhi pria itu.

"Kenapa? Tidak mau?'' tanya Rey pelan sambil menatap Elsa.

Elsa terdiam dalam kebingungan.

"Bukankah kakak sudah menikah dan punya seorang anak, aku sempat mendengar ayah begitu senang saat mendengar kabar kelahiran putri kakak." ucap Elsa dengan mata yang berkaca kaca. Rey mengangguk halus. Sambil terus menatap Elsa inten.

"Aku akan menjadi istri kakak, dan menyakiti hati kakak ipar?" Elsa mulai cemas dan air matanya menetes membasahi pipi putihnya. Rey lalu memeluk Elsa dengan lembut.

"Tidak ada jalan lain selain kita menikah, rumah sakit akan diselamatkan, kamu akan terus kuliah, dan kakak janji kamu akan tetap menjadi nona muda bukan istri muda." ucap Rey.

"Maksud kakak?'' tanya Elsa kebingungan dengan perkataan Rey.

"Kamu bebas tinggal dimanapun yang kamu mau, aku tidak akan mengekang, kamu boleh melanjutkan sekolah di luar negeri, aku akan merahasiakan pernikahan kita." Rey berbisik lembut.

"Be...benarkah? Apa...apa aku boleh berteman dengan laki laki?'' tanya Elsa penuh harap.

"Boleh, asal kamu tidak melewati batas. Kamu boleh berteman tetapi kamu harus ingat bahwa kamu adalah istriku, sejauh apapun kamu bermain, ingatlah ada suamimu di rumah." tutur Rey.

Elsa pun begitu senang mendapat kebebasan seperti itu. Walau jauh di lubuk hatinya dia tidak akan pernah mau untuk istri kedua atau hal apapun yang menyangkut dengan sebutan poligami.

Elsa akan tetap kuliah dan menikmati masa mudanya dengan bebas tanpa kekangan walaupun Elsa sudah menikah. Gadis itu pun akhirnya menyetujui pernikahan itu hanya untuk menyelamatkan rumah sakit milik ayahnya itu. Apapun akan ia lakukan untuk menyelamatkan aset ayahnya yang hanya tersisa satu itu. Elsa sendiri merasa Rey datang sebagai penyelamat dalam hidupnya. Perahu yang hampir karam kini sudah ada penyelamat hidup.

"Besok kita akan menikah." ucap Rey pelan.

"Apa,m secepat itukah?!'' Elsa tersentak. Rey mengangguk dengan senyuman. Rey memang sangat tampan. Namun sayang ketampanan Rey belum bisa membuat Elsa jatuh hati padanya. Elsa tetap merasa terpaksa harus menikahi Rey. Karena Elsa terbilang masih cukup muda dan belia untuk sebuah pernikahan dan Elsa hanya menganggap Rey sebagai kakaknya saja.

"Semakin cepat semakin baik. Aku akan mengundang beberapa direksi untuk menjadi saksi pernikahan kita, dan---" ucapan Rey terhenti.

"Dan apa?'' tanya Elsa.

"Dan besok, sepertinya Alea dan anakku Alice akan ikut hadir juga."

Deg

Elsa langsung merasakan aura ketakutan mendengar ucapan Rey barusan. Elsa masih belum siap untuk membuat hati perempuan lain tersakiti. Tapi apalah daya dirinya yang tidak bisa berbuat apapun lagi. Karena hanya inilah jalan yang terbaik untuk dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!