Bab 15

Alea sudah berada di rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa dirinya telah keguguran. Alea begitu sedih karena lagi lagi dia kehilangan buah hatinya. Janinnya yang berusia lima minggu bahkan kini sudah tidak ada lagi. Alea akan segera dilakukan tindakan kuret oleh dokter kandungan.

Alea terus menangis tanpa henti. Dia bahkan tidak bisa menghubungi Rey sudah sahari semalam. Rey memang sengaja mematikan ponselnya. Karena Alea pasti menggangunya ketika dia bersama Elsa. Rey juga tidak mau melukai hati Elsa lagi karena ucapan Alea yang tajam. Karena itu Rey memutuskan untuk mematikan ponselnya.

"Sayang, kamu sedang apa? Kenapa ponselmu mati?'' Alea terus mengisak dalam tangisan lirihnya. Alea mengira Rey pasti sedang bersama dengan Elsa. Alea begitu murka. Alea ingin sekali menyusul Rey ke new york. Namun kondisinya sekarang bahkan tidak memungkinkan.

Alea begitu lemah. Sebentar lagi dia akan segera di kuret. Dokter mengatakan bahwa Alea harus kuat. Alea akan bisa mengandung lagi untuk ke depannya. Alea masih sedih kehilangan janinnya tapi kini dia sangat murka kepada Elsa. Alea terus menangis meratapi kepedihannya. Air matanya terus mengalir seolah tak mau habis.

"Sabar ya, Nyonya." ucap salah satu bibi yang menemaninya di rumah sakit. Tetapi Alea masih terus menangis dan tangisannya semakin nyaring karena bercampur kemarahan dalam hatinya.

*********

Matahari mulai masuk ke dalam celah jendela kamar Elsa. Elsa dan Rey masih berpelukan dengan body yang masih polos. Elsa membuka matanya, dia lalu melihat dan menyadari bahwa dirinya sedang tidur di dada bidang Rey yang sedikit berbulu.

Elsa sedikit memainkan bulu di dada Rey. Membuat Rey terbangun dan membuka matanya. Rey tersenyum tipis. Elsa tidak menyadari bahwa Rey sudah bangun. Elsa masih asik memainkan bulu di dada Rey. Lalu Elsa bergerak dan hendak bangun, namun Rey menarik kembali body Elsa.

"Ah Rey, aku mau ke kamar mandi!'' rengek Elsa. Rey sama sekali tidak mau Elsa bangkit dari tempat tidur.

Rey lalu bangun dan mendorong Elsa. Elsa langsung terjatuh tengkurap karena tarikan tangan Rey. Kini Elsa hendak bangun, tetapi Rey mendorongnya lagi hingga membuat Elsa menunduk.

Rey lalu tancap gas. Rey kembali memasuki Elsa. Tapi kini dengan metode yang berbeda.

"Ahh Rey aku capek?!" rengek Elsa. Rey tak peduli sama sekali. Yang Rey rasakan hanya kenikmatan saja. Elsa kini mulai mengeluarkan suara suara khas kembali, Rey mulai tersenyum puas mendengar suara istrinya itu.

"Teriaklah, Sayang!" kata Rey lembut. Elsa berteriak bukan karena perintah Rey. Tetapi memang karena dia tidak tahan menanggung kenikmatan itu. Rey terus menghunus dan memacu kecepatan hingga Elsa berteriak.

"Ah, Rey aku gak tahan!" jerit Elsa tidak bisa menahan lagi. Elsa ******* kembali. Beberapa saat kemudian Rey menyusul. Mereka begitu lelah namun puas dan nikmat. Jun out dan mereka berpelukan dengan keringat yang bercucuran.

Mereka mengatur nafas masing masing. Beberapa kali Rey mengecup kening sang istri. Dan Elsa hanya bisa memejamkan matanya.

"Sayang, bagaimana kuliahmu?'' tanya Rey sambil mengatur nafasnya.

"Lancar." jawab Elsa.

"Apa kamu tidak kesepian disini?''

"Aku sudah terbiasa!'' jawab Elsa jutek.

"Setidaknya kita harus punya dua anak, agar kamu tidak kesepian." tukas Rey sambil mengecup kening Elsa kembali.

"Hah?! Dua?!'' Elsa terbelalak dan terkejut dengan mata membulat menatap Rey.

"Iya, dua. Bahkan aku sudah mempersiapkan nama untuk anak anak kita kelak." ucap Rey.

"Kamu pikir mudah, kuliah sambil merawat anak?!'' ketus Elsa bernada tinggi.

"Aku akan pulang kesini seminggu sekali. Setidaknya sabtu minggu aku akan disini." ucap Rey.

"Aku bahkan ingin bercerai denganmu!'' tangkas Elsa lalu ia melepaskan pelukannya. Rey menarik Elsa agar memeluknya kembali dan Elsa memeluknya kembali.

"Tuhan tidak menyukai perceraian, dan lagi sudah kewajibanku sebagai suami memberimu nafkah batin." ucap Rey.

"Ah, alasan aja! Bilang aja kamu merindukan aku!'' ucap Elsa ketus.

"Itu juga termasuk. Aku begitu merindukan dirimu Elsa, sampai rasanya aku tidak bisa bernafas saking rindunya!''

Elsa tersentak mendengar ucapan Rey.

"Kapan kamu pulang?'' tanya Elsa menatapnya malas.

"Hhm, sepertinya besok." jawab Rey.

"Kalo kamu begitu merindukan aku, maka tinggallah disini seminggu ke depan!'' pinta Elsa. Elsa tersenyum dalam hatinya. Elsa ingin sekali membuat Alea merasakan kesepiannya. Elsa begitu membenci Alea sampai ke lubuk hatinya. Elsa masih ingat semua cacian Alea untuknya saat malam pernikahan mereka.

"Apa kamu juga menginginkan aku, Sayang?" kata Rey.

"Tidak!'' tangkis Elsa.

"Terus kenapa kamu melarangku pulang?''

"Karena kita akan membuat seorang anak kan." ucap Elsa datar. Kini Elsa memiliki rencana baru. Elsa ingin membuat Alea kesepian. Bahkan Alea akan sangat mengamuk ketika tahu bahwa Elsa kelak mengandung anaknya Rey. Elsa tersenyum miring. Elsa ingin membuat Alea merasakan penderitaannya selama ini.

"Iya, aku ingin seorang anak darimu sayang. Kepergian Alice membuat hatiku sangat hampa!''

"Apa, ada apa dengan Alice?''

"Alice terjatuh dari tangga, dan dia meninggal satu tahun lalu." tutur Rey dengan wajah yang sedih.

Elsa ikut sedih mendengar kabar duka itu. Alice gadis kecil itu tidak bersalah. Dia menyukai Alice walaupun ibunya jahat padanya tetapi Elsa tidak membenci Alice sama sekali.

"Aku turut berduka." ucap Elsa.

"Tapi sekarang Alea sedang mengandung." ucap Rey.

"Apa? Alea mengandung?'' Elsa tersentak. Elsa langsung mendorong tubuh Rey menjauh darinya.

"Kenapa?'' tanya Rey terkejut.

"Kamu brengsek, Rey! Kamu bercinta dengan Alea lalu bercinta denganku, pria kurang ajar!'' Elsa berteriak membentaknya dengan lantang.

"Kalian berdua istriku dan aku berhak bercinta dengan kalian." sahut Rey.

"Ah, dasar pria mata keranjang! Menikmati kedua body istrimu seperti itu, tidak cukupkah Alea untukmu?! Hingga kamu datang dan mengganggu kehidupanku?!'' Elsa mulai emosi.

"Sayang, jangan seperti ini." bujuk Rey.

"Pokoknya aku mau bercerai sama kamu setelah aku lulus kuliah!" ucap Elsa.

"Tidak ada, kamu akan tetap menjadi istriku."

"Persetan Rey, aku tidak peduli! Aku akan menuntut cerai kamu, bukankah di indonesia aku adalah istri sah mu? karena kamu dan Alea tidak memiliki buku nikah di indonesia, aku akan menuntut kamu dengan tuduhan perselingkuhan!'' tangkas Elsa dengan lantang.

"Sini sayang, jangan emosi seperti itu." bujuk Rey lembut.

"Aku tidak emosi, aku ingin bercerai!''

"Sayang, kasihan anak kita kalo kita bercerai,"

"Anak yang mana?!'' hardik Elsa.

"Anak yang aku titipkan di rahimmu sayang, aku yakin dia akan tumbuh dengan sehat." kata Rey.

"Jika memang aku kelak hamil, maka aku akan menggugurkannya!'' ketus Elsa dengan penuh amarah dan emosi.

PLAK!

Rey menampar Elsa dengan sangat kencang membuat pipi Elsa memerah dan begitu panas. Elsa merintih kesakitan dan Elsa menangis histeris.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!