Bab 20

"Aku sudah menganggap Regina sebagai adikku." Shan Deo berkata sambil tersenyum manis, namun tatapan matanya mengarah tajam ke arah Tao Jin yang duduk di hadapan nya, "Meskipun aku mengetahui jika kau merupakan cucu dari seorang pebisnis sukses yang terkenal sekalipun, aku tidak akan membiarkan Regina berhubungan dengan mu."

Tao Jin tersenyum tipis mendengar perkataan Shan Deo. Dia tau jika pria dihadapannya merupakan detektif swasta yang baru-baru ini terkenal dan di sewa oleh kepolisian kota Dyrhan.

"Aku hanya tertarik padanya." Lalu dia membalas tatapan tajam Shan Deo dengan tak kalah tajamnya.

Dan dua pria tampan kini tampak adu deathglare di ruang tamu milik Regina Xiau, membuat gadis itu menatap mereka dengan bingung. Dia meletakkan nampan yang berisi minuman dan cemilan di tengah-tengah mereka yang berbatasan langsung dengan meja kecil, lalu menatap keduanya dengan wajah merona merah.

Ah, pas sekali jiwa usilnya muncul.

"Apakah kalian saling menyatakan perasaan? Aku khawatir keberadaanku di sini mengganggu kalian."

Suara Regina menghentikan acara saling tatap dua pria itu. Mereka kompak melirik ke arah Regina yang tengah memasang wajah malu-malu yang entah kenapa terlihat begitu menyebalkan.

"Ehem! Itu bukan seperti yang kau pikirkan Regina. Jadi hentikan apapun yang ada di kepalamu." Bantah Shan Deo sambil berdehem.

"Ya, benar. Kami tidak seperti itu." Tao Jin menimpali lalu mereka saling melirik dan kembali membuang muka.

"Sungguh?" Regina berkata sambil menutup mulutnya. Mata gadis itu membulat dan mengeluarkan binar keceriaannya, "Alangkah baiknya kalau kalian menyatakan perasaan sekarang juga. Pandangan pertama memang mendebarkan~"

Keduanya melotot horor lalu kembali bertatapan. Keduanya membuang muka sambil berekspresi jijik. Membayangkan saja membuat keduanya mual, apalagi sekarang keduanya tengah bersitegang dalam satu ruangan.

"Kya~ Kalian so sweet sekali~"

Lalu sebuah bantal mendarat telak di wajah Regina, dan pelakunya tak lain adalah Shan Deo yang tengah kesal pada gadis itu.

"Hentikan pemikiran sesatmu itu, Regina!"

"Aih~ Ada yang malu-malu, kyahaha~"

🐾🐾

"Regina Xiau telah menyelamatkan hidupku." Zhu Zuho berkata sambil menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan menerawang, "Bahkan dia juga telah menyembuhkan ku dari penyakit yang sudah lama aku derita. Seandainya saja dia menjadi cucuku, maka aku akan sangat senang."

Zhu Tao Jin menatap kakeknya curiga. Apakah sekarang pria tua itu akan menikahkannya dengan gadis itu?

"Zhu Tao Jin." Zuho menatap cucunya yang kini menatap serius ke arahnya, lalu dia tersenyum tipis, "Aku tau pikiranmu kemana. Tetapi aku menghargai keputusan mu. Pernikahan tidak akan terjadi, dan aku ingin menyerahkan setengah perusahaanku untuknya. Apakah kau keberatan?" Zhu Zuho menatap cucu laki-lakinya dengan tegas.

Tao Jin menatap kakeknya dengan kaget. Bahkan dengan mudahnya pria tua dihadapannya menyerahkan setengah perusahaan pada Regina Xiau.

Padahal perusahaan itu di bangun susah payah oleh kakeknya saat muda dan bertahan selama puluhan tahun! Dan sekarang pria tua itu ingin menyerahkan sebagian perusahaan itu pada Regina?

Tao juga telah menyelidiki tentang gadis itu. Tidak ada yang aneh selain keahliannya dalam menemukan beberapa penjahat dalam sekali lihat dan tidak tertarik pada uang.

"Dan setengahnya lagi aku wariskan padamu. Lagipula aku memang menginginkan cucu perempuan." Lanjutnya sambil memasang wajah sesedih mungkin.

Tao Jin hanya diam mendengarkan. Apakah kakeknya ini sedang depresi atau berdrama? Pria tua itu susah sekali di tebak.

"Andai saja dia mau menjadi cucuku, maka aku akan sangat bahagia di sisa hidupku." Lanjutnya lagi dengan lirih membuat Tao Jin jengah.

Regina merupakan gadis yang baik dan entah mengapa dia setuju saja dengan usul sang kakek, "Aku tidak keberatan. Lagipula setengah perusahaan bahkan tidak cukup untuk membalas kebaikan gadis itu."

Daripada dia dipaksa menikah lalu saling menyakiti seperti drama murahan yang di tonton oleh kakeknya, lebih baik membalas kebaikan gadis itu dengan setengah harta dan beberapa bantuan lainnya saja.

Menikah dengan Regina? Tao Jin akan mati jika hal itu terjadi. Dia bahkan melihat tatapan membunuh dari detektif terkenal bahkan sampai beberapa orang yang berpapasan di sekitar apartemen milik gadis itu yang dilayangkan padanya. Sungguh mengerikan!

Dan Tao Jin menduga Regina lebih menyukai kebebasan daripada sebuah ikatan bernama pernikahan dilihat dari caranya bergaul, dimana semua orang mencintai Regina.

"Aku benar-benar..." Tao Jin memijit pelipisnya yang mendadak pening.

🐾🐾

"Sayang~" Lui Ahin memasuki ruang tamu sambil melipat jaket kesayangannya dengan raut wajah ceria. Setelah sekian lama, akhirnya pria itu mendapatkan cuti liburan tanpa gangguan dan ingin menikmati waktu berharga dengan keluarganya. Sudah lama rasanya dia tidak berkumpul dan berbincang-bincang dengan keluarga tercintanya.

Terlihat gadis cantik berusia sekitaran tiga belas tahun menghampirinya dengan menggunakan apron, membuat Lui Ahin mengernyitkan dahi. Kemana istri tercintanya pergi? Biasanya Dhea selalu menyambutnya ketika pulang lebih awal.

"Dimana ibumu, Hua'er?" Tanya Lui Ahin dengan alis berkerut.

"Akhir-akhir ini ibu sering mengeluh sakit saat berjalan, Ayah. Tetapi sejak pulang dari berbelanja, ibu mulai tidak bisa beraktivitas." Ucapnya dengan sedih.

"Sekarang dia dimana?" Terdengar nada cemas di nada suaranya dan sorot mata yang meredup.

"Ibu sedang di kamar, Ayah."

"Dimana kakakmu?" Lui Ahin bertanya saat tidak mendapati putranya di rumah.

"Belum pulang, Yah."

"Kau istirahatlah. Biar ayah yang melakukan sisanya." Ucap Lui Ahin saat melihat raut kelelahan di wajah putrinya. Pria itu menepuk kepala putrinya hangat.

"Tidak apa, Ayah. Sebentar lagi selesai, kok. Sebaiknya Ayah istirahat saja dan temani ibu." Lui Huayana tersenyum manis sebagai jawabannya dan berlalu dari hadapan Lui Ahin.

Setelah punggung putrinya menghilang, Lui Ahin segera menuju kamarnya dengan tergesa-gesa. Pria itu membuka kamarnya dan melihat Dhea yang berjalan tertatih-tatih dengan berpegangan di dinding dan nyaris jatuh. Sesekali wanita itu meringis menahan sakit setiap kali mencoba melangkahkan kakinya.

Hati Lui Ahin pedih melihat kondisi istri tercintanya. Kesibukannya sebagai kepala kepolisian membuatnya jarang berada di rumah dan memperhatikan keluarganya.

Dia berjalan tanpa suara saat melihat langkah sang istri yang semakin sempoyongan dan segera menahan tubuh yang terlihat begitu ringkih sejak terakhir dia ingat.

"Suamiku?" Lui Dhea yang kaget karena tiba-tiba suaminya datang dan memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku yang tidak memperhatikan mu." Lui Ahin berkata lirih sambil membenamkan kepalanya di ceruk leher sang istri.

Dhea mengerti jika suaminya yang memiliki pangkat tinggi tidak pernah memiliki waktu beristirahat. Bahkan wanita itu pernah tak sengaja membaca beberapa berkas yang di bawa suaminya pulang di ruang kerja saat dirinya merapikan ruangan sang suami.

Pangkat tinggi dengan resiko yang amat tinggi, dan kemungkinan beberapa orang ingin mengincar serta menghancurkan mereka.

Dhea paham betul resiko sebagai istri seorang kepala kepolisian, namun karena cinta pada sang suami begitu besar, wanita itu mencoba membantu sebisa yang dia mampu.

"Jangan salahkan dirimu, Ahin." Wanita itu menepuk-nepuk punggung kekar sang suami, mencoba menghiburnya, "Aku tidak apa-apa."

Segera pria itu menggendong istrinya dengan brydal style dan membawanya menuju ranjang. Dengan hati-hati Lui Ahin mendudukkan Dhea di pinggir ranjang lalu dia bersimpuh dengan kepala menunduk seolah-olah dirinya ketahuan selingkuh.

"Maafkan aku yang egois ini. Aku gagal sebagai suami."

Dhea tersenyum lembut dan berkata dengan nada lemah lembut yang menenangkan Lui Ahin, "Memang pekerjaan mu memiliki resiko yang amat tinggi, Ahin. Tetapi ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mu. Mungkin saja aku kelelahan saat berjalan. Tapi aku baik-baik saja."

Lui Ahin mendongak, memperlihatkan wajah sedih yang terlihat menggemaskan di mata Dhea. Suaminya terlihat seperti anak anjing yang minta dipungut dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jangan memasang ekspresi begitu, suamiku!" Serunya sambil mencubit hidung Ahin, membuat pria itu memasang wajah cemberut.

Dhea terkikik dengan tawa merdu membuat Lui Ahin kesal sekaligus terpana. Sudah sangat jarang dia mendengar suara indah sang istri sejak dia menjabat sebagai kepala kepolisian.

Dhea menghentikan tawanya saat mendapati Lui Ahin menatapnya dengan lekat. Seketika wajahnya memerah dan mendadak gugup, mengingat dirinya sangat jarang bertatapan dan berbincang dengan sang suami.

"Sudah lama rasanya aku tidak mendengar tawamu, istriku." Ucap Lui Ahin dengan suara penuh kerinduan dan terdengar lirih, membuat Dhea salah tingkah.

Lui Ahin memeluk erat sang istri lalu menyatukan kening mereka. Keduanya saling bertatapan penuh kerinduan dengan jarak wajah yang begitu dekat.

Lui Ahin mengikis jarak perlahan sebelum sesuatu menghancurkan keromantisan pasangan suami istri itu.

"Ibu~ Tua Bangka!"

'Brakh'

Terlihat seorang pemuda berusia sekitar lima belas tahun mendobrak pintu kamar pasangan suami istri itu, membuat keduanya kompak menatap ke arah pemuda yang mendadak mematung saat melihat Lui Ahin memeluk Dhea dengan romantisnya.

"Ehm! Makan malam sudah siap. Kalian bisa lanjutkan nanti." Setelah berkata demikian, pemuda itu menutup kamar kedua orang tuanya dengan sedikit kencang. Terlihat wajah pemuda itu merona merah.

'Brakh'

"Dasar! Mengganggu saja!" Lui Ahin menggerutu kesal lalu menatap Dhea dengan penuh cinta, "Istriku, tunggu aku, ya~ Aku mandi dulu~" Pamit Lui Ahin dan segera menyambar handuk lalu berlari menuju kamar mandi meninggalkan Dhea dengan wajah memerah.

Terpopuler

Comments

jejes879397

jejes879397

hahaha lucu sekali,🤣🤣 ku tunggu lanjutannya ya

2023-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!