Bab 13

'Tok' 'Tok'

Suara ketukan pintu membuat Regina mengalihkan perhatiannya dari laptop. Gadis itu mengernyitkan dahinya keheranan dan bergegas menghampiri pintu.

'Cklek'

"Ya, ada apa?" Tanya Regina saat melihat dua orang berdiri di depan unit apartemennya dengan menggunakan seragam dealer.

"Dengan Nona Regina Xiau?" Seorang wanita cantik bertanya dengan ramah.

"Benar, saya sendiri."

"Tolong tanda tangani ini, Nona." Seorang pria menyerahkan sebuah surat.

Regina mengambil alih surat itu dan membacanya. Dia menatap sepasang manusia berseragam dealer dengan kebingungan.

"Aku tidak memesan motor atau apapun itu dari kalian. Jadi ambillah." Regina menyerahkan surat-surat itu pada mereka.

"Tapi, Nona. Motor itu tertulis atas nama Anda dan sudah terbayar lunas." Jawab gadis itu sambil mengeluarkan sebuah kwitansi lalu menyodorkan kepada Regina.

Regina semakin bingung. Seingatnya dirinya tidak memesan kendaraan apapun.

"Biarkan aku melihat motor itu." Putus Regina yang langsung di setujui oleh keduanya.

"Mari, Nona."

Regina mengikuti kedua pegawai dealer itu dengan kebingungan. Kapan dia memesan motor? Bahkan dirinya tidak pernah menaiki benda itu dan alangkah baiknya jika dirinya menaiki pedang yang bisa dibawa terbang itu.

Mereka tiba di basemen dan terlihat Lui Ahin berdiri di sana dengan senyum merekah di wajahnya, seperti seorang memenangkan sebuah tender.

"Komandan Lui?" Regina membeo kebingungan mendekati pria paruh baya itu.

"Ah, Regina. Akhirnya kau datang." Lui Ahin berkata dengan riang dan memamerkan motor sport kepada gadis itu, "Aku ada sebuah hadiah untukmu sebagai ungkapan terimakasih telah memecahkan kasus yang sangat sulit beberapa waktu kemarin dalam waktu singkat."

"Tapi aku tidak bisa bawa motor. Dan aku rasa aku tidak memerlukan motor." Regina menolaknya dengan halus.

Lui Ahin memasang wajah semenyedihkan mungkin, tidak lupa sambil memegang dadanya seakan sakit hati atas penolakan Regina.

"Kau akan memerlukan motor ini nanti. Aku akan mengirimkan seseorang untuk mengajarimu membawa motor. Tenang saja."

Dan Regina mau tidak mau menerima motor itu dengan terpaksa.

🐾🐾

Dalam waktu enam hari, Regina berhasil menguasai motor pemberian Lui Ahin. Dan sekarang gadis itu tengah berlatih di sirkuit dengan arahan dari Shan Deo.

"Regina! Istirahat sebentar!" Shan Deo memanggil gadis itu yang sibuk mengendarai motor sportnya.

Regina yang memiliki pendengaran tajam memutuskan memelankan laju motornya lalu berhenti di sebelah Shan Deo.

Dia membuka helm fullfacenya, menampilkan wajahnya yang dipenuhi oleh keringat.

"Aku tidak menyangka latihan membawa motor jauh lebih mudah daripada menunggangi kuda." Regina berkomentar lalu turun dari motornya dan menghampiri Shan Deo yang duduk di sebuah warung dan memesan makanan. Regina juga melakukan hal yang sama.

"Apakah di tempatmu tidak ada kendaraan?" Shan Deo memutuskan bertanya karena penasaran.

"Kuda adalah hal umum di sana. Sementara kami, para bangsawan memiliki satu buah kereta kuda. Status bangsawan mempengaruhi kereta kuda yang dimiliki, bahkan status dalam keluarga juga menentukan kualitasnya." Regina menjelaskan panjang lebar sambil mendudukkan diri di sebelah Shan Deo dan meregangkan tubuhnya yang kaku.

"Maksudnya?" Shan Deo tidak mengerti.

Pemilik warung itu membawa pesanan mereka dan kembali sibuk dengan kegiatannya.

"Jika kau seorang kaisar, kereta kudamu sangat indah, berhiaskan emas dan permata langka. Jika kau anak seorang selir rendahan bahkan kehadiran dalam keluarga kaisar tidak di anggap, maka kereta kuda murahan menjadi keretamu. Kasta menentukan segalanya. Rakyat biasa yang tak sengaja menghina keluarga bangsawan akan di hukum mati karena dianggap penghinaan dan dituduh melakukan pemberontakan."

Shan Deo terdiam. Ternyata sistem kasta berlaku di sana dan lebih mengerikan dari dugaannya.

"Lalu bagaimana dengan kehidupan di sana?"

"Kekuatan adalah mutlak. Jika kau seorang kultivator hebat, kau akan di segani dan di puja, bahkan kaisar menghormatinya. Bahkan mereka bisa pergi ke alam dewa tanpa harus meninggalkan badan kasar. Jika kau tak bisa kultivasi, kau di anggap sampah." Regina bercerita sambil memakan pesanannya.

"Kehidupan di sini sangat damai, tidak seperti di duniaku. Hampir setiap hari kau harus berburu binatang buas, monster ataupun bertarung dengan kultivator lainnya untuk bertahan hidup." Regina menerawang mengingat kehidupannya di dunianya dulu.

"Apakah kau tidak ingin kembali ke duniamu?" Shan Deo bertanya dengan hati-hati.

Apakah Regina ingin kembali ke dunianya? Jawabannya tentu saja. Dia merindukan orang-orang terdekatnya serta misi yang dapat dia kerjaan. Sementara di dunia tempatnya sekarang terasa asing dan merasa kesepian.

Dulu Regina bisa berlatih sesuai keinginannya, sementara di dunianya sekarang, meskipun serba mudah dan canggih tetapi Regina merasa rumit.

"Entahlah. Aku tidak tau." Dia menjawab setelah terdiam cukup lama. Meski tampal berbeda dengan dunianya dulu, setidaknya di dunia tempatnya sekarang dia bisa mempelajari banyak hal baru.

Shan Deo menatap Regina dalam diam. Pria itu menduga jika Regina tengah merindukan keluarganya.

"Maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Aku mulai betah di dunia ini meskipun aku sedikit merindukan duniaku dulu." Regina menatap Shan Deo sambil tersenyum tipis. "Ayo kita kembali."

🐾🐾

"Regina Xiau, asisten detektif Shan Deo." Seorang pria tersenyum tipis saat melihat foto Regina yang sedang berjalan di sebuah mall bersama Veronica.

"Benar, Tuan Muda." Seorang pria menyetujui ucapan pria itu.

Pria itu adalah Muo Arkan, seorang pengusaha kaya di kota Dyrhan. Dia mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerjanya sambil tersenyum miring.

"Apakah ada berita tentang gadis itu?" Dia bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari foto Regina.

"Dia berhasil membantu menyelesaikan beberapa kasus dari pihak kepolisian bersama Shan Deo, Tuan. Aku mendapat beberapa informasi jika mereka berdua tampak sangat dekat." Pria itu, Max Dao berkata dengan hati-hati.

Muo Arkan diam sejenak. Sejak berita tertangkapnya Dong Zhu bersama keluarga Wei, pria itu mulai mengamati Regina Xiau. Dia menginginkan gadis itu berada di sisinya untuk dimanfaatkan.

"Awasi dia untukku, Max. Singkirkan dia jika menghalangi rencana kita."

"Baik, Tuan."

Sepeninggalan sang asisten, Muo Arkan memikirkan rencana untuk mendekati Regina Xiau dan membuat gadis itu berada di pihaknya.

Regina tampak sibuk memasak makanan berdasarkan resep yang di bacanya. Dengan menggunakan energi spiritual miliknya, dia telah membuat sebuah hidangan dengan mudah tanpa memerlukan bantuan.

Sementara Shan Deo yang berkunjung ke apartemen milik Regina menatap gadis itu dengan kekaguman yang luar biasa. Baru pertama kalinya dia melihat Regina memasak dua menu sambil membaca buku, bahkan dia seperti tidak menyentuh wajan. Seakan peralatan memasak itu mengambang di atas api kompor yang cukup panas.

Setelah selesai memasak dan menata di atas piring, Regina membawa makanan buatannya menuju meja makan .

"Aku tidak menyangka kau bisa memasak dengan mudah tanpa menyentuh peralatan dapur." Shan Deo berkomentar sambil mengambil nasi dan lauk.

"Seorang kultivator bisa melakukan apapun dengan mudah." Regina menjawabnya dengan santai sambil memasukan makanannya ke dalam mulut.

"Apakah tidak kesulitan?"

"Apakah kau melihat semuanya?" Regina bertanya dengan penuh kecurigaan, khawatir pria itu menyebarkan gosip tentangnya. Seketika dia teringat dengan petuah Lui Ahin.

"Aku tak sengaja melihat cara memasakmu yang luar biasa. Apalagi rasanya sangat enak sekali." Shan Deo memuji Regina sambil menyuap makanannya.

"Yah~ Kami bisa melakukan apapun jika sudah menjadi kultivator." Regina berkata santai sambil menjulurkan tangannya. Seketika sebuah pisau melesat cepat ke arah Regina dan berhasil di tangkap oleh gadis itu dengan mudah.

Shan Deo yang melihat hal itu terkagum-kagum. Pertama kalinya dia melihat hal itu dan membuatnya begitu takjub. Dia ingin menjadi sepertimu Regina agar memudahkan dirinya menangakp beberapa buronan kepolisian.

"Regina, ajari aku tentang kultivator." Pinta Shan Deo dengan tatapan memelas.

Regina melirik pria muda di hadapannya dengan ragu, "Kenapa kau ingi menjadi seorang kultivator?"

"Karena aku ingin menjadi sepertimu. Kau bisa dengan mudah menangkap penjahat yang tengah bersembunyi maupun yang sulit di tangkap."

"Hanya itu? Kau akan medapatkan bahaya yang cukup besar jika kau tidak bisa mengontrol energimu."

"Sebenarnya, aku merasa menjadi detektif gagal. Selama ini aku tidak bisa menangkap beberapa penjahat yang bersembunyi maupun yang telah kabur. Karena itu aku ingin menjadi seorang kultivator."

Shan Deo tidaklah lupa bagaimana dengan santainya Regina menghindari peluru yang melesat cepat ke arahnya. Bukan hanya itu saja, gadis itu bahkan bisa menghabisi musuh seorang diri.

"Aku ingin mencobanya! Ajari aku Regina!" Shan Deo berusaha merengek, meminta dan merayu Regina agar bisa menjadi seorang kultivator.

"Baik, jika itu maumu." Regina akhirnya pasrah dan memberikan sebuah pil pada Shan Deo. "Ini adalah pil pembersihan sebelum menjadi seorang kultivator. Makan pil ini jika kau benar-benar ingin menjadi seorang kultivator."

Shan Deo menatap pil itu lalu melirik Regina yang menatapnya serius. Keputusan menjadi kultivator sangat bulat dan dia mengambil pil dari tangan Regina.

"Baiklah." Shan Deo mulai memakan pil itu. Beberapa saat kemudian dia terduduk dan merasakan sakit yang luar biasa, bahkan Shan Deo merasa seluruh tukang yang berada di tubuhnya seakan hancur berkeping-keping.

"Aarrhhhh!!"

"Tahan rasa sakit itu selama tiga puluh menit." Regina memberi perintah.

Keringat membasahi tubuh Shan Deo dan lama kelamaan keluar sebuah cairan hitam melalui pori-pori kulitnya dengan bau busuk yang menguar memenuhi ruangan itu.

Tiga puluh menit kemudian Shan Deo merasa tubuhnya seringan kapas. Dia terkapar tak berdaya di lantai ruang tamu.

Terpopuler

Comments

Ddyat37 Del*

Ddyat37 Del*

ku sajikan kopi d petang hari utk mu Thor , semamggattttt up my ya 😉

2023-10-31

0

Fransiska Husun

Fransiska Husun

up up lagiiiii semangat thor

2023-10-30

0

Daniela Whu

Daniela Whu

mudah" Regina gk mudah ditipu ya
karana sdh ada yg berniat memanfaatkan x

2023-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!