Bab 14

Regina berdiri sambil bersedekap dada saat melihat Shan Deo sedikit kesusahan membuat posisi lotus. Setelah selama sejam melakukan percobaan, akhirnya Shan Deo berhasil melakukan posisi lotus lalu menatap Regina sambil nyengir lebar dan bertanya, "Seperti ini?"

Regina mengangguk lalu memberikan instruksi pada Shan Deo, "Sekarang pejamkan matamu, rasakan energi alam yang mengalir di sekitarmu lalu tarik menuju jantung."

Shan Deo mengikuti arahan Regina, membuat gadis itu tersenyum puas. Pria yang telah membantunya selama ini dan terlihat baik, jadi dia memutuskan melatih Shan Deo agar dirinya tidak kesusahan nanti, apalagi dirinya juga di tawari sejumlah uang dengan nominal yang menggiurkan. Mana tega di tolak!

Shan Deo menuruti instruksi yang di berikan oleh Regina. Dia merasa energi alam mengalir disekitarnya yang terasa tipis dan menariknya menuju jantung. Seketika dia merasa tubuhnya sejuk dan ringan.

Regina memperhatikan Shan Deo yang tampak sibuk menyerap energi spiritual dengan sedikit cepat. Dengan menggunakan mata spiritual miliknya, dia melihat dantian milik pria itu mulai terisi secara perlahan. Energi spiritual di dunia ini sangat tipis, dan pria itu dipastikan memerlukan waktu cukup lama untuk sampai di posisi tahap dasar tingkat awal. Jika saja mereka berada di dunianya, sudah pasti Shan Deo sudah bisa melakukan kultivasi dengan cepat.

Regina meninggalkan Shan Deo yang sedang berkultivasi menuju kamarnya. Dia memutuskan mempelajari tentang IT. Dan dengan cepat gadis itu menyerap semua materi dalam waktu singkat, dan kini gadis itu tampak sedang bermain dengan sekumpulan angka dan kode yang tidak mudah di mengerti.

Setelah merasa cukup lama meninggalkan Shan Deo, gadis itu kembali menemui pemuda itu dan melihat perkembangannya. Dengan menggunakan mata spiritual miliknya, Regina tersenyum puas saat dantian milik pria itu terisi setengah.

"Jika dia berada di duniaku, sudah pasti kau berada di tahap awal tingkat akhir, mungkin mendekati tahap menengah awal." Dia bergumam sambil tersenyum lebar.

"Cukup sampai di sini, Kak Deo. Kau bisa melakukannya selama dua jam setiap malam." Regina angkat suara, membuat pria itu menghentikan kultivasi nya.

Shan Deo menghentikan kultivasinya lalu membuka mata dan meregangkan tubuhnya. Dia merasa tubuhnya ringan dan segar.

"Jika kau berada di duniaku, mungkin saja kau sudah berada di tingkat akhir tahap akhir dalam waktu singkat." Celetuk Regina sambil berjalan menuju kulkas yang ada di dekat dapur.

"Apakah seperti itu?" Shan Deo bertanya dengan ragu. Terdengar suara berisik dari dapur dan tak lama kemudian gadis itu muncul kembali dengan sebuah nampan berisi dua gelas minuman dan setoples cemilan. Dia menyuguhkan pada Shan Deo dan pria itu langsung menyambar minumannya hingga tandas.

"Ya. Sangat jarang orang-orang yang mampu menerobos dalam waktu singkat. Dulu aku langsung menerobos tahap prajurit awal saat baru mulai kultivasi." Regina menceriakan pengalamannya dengan semangat.

🐾🐾🐾

Veronica menimang batu roh pemberian Regina dengan senyum mengembang di wajahnya. Baginya, batu roh itu adalah sesuatu hal penting dalam ilmu spiritualnya dan dia menyimpannya di tempat yang aman.

Gadis itu segera memasuki sebuah kamar khusus yang dipenuhi dengan aroma dupa. Di ruangan itu terdapat sebuah patung Budha setinggi pria dewasa berwarna emas yang duduk dengan posisi lotus. Veronica memutuskan duduk bersila dengan posisi lotus, melakukan meditasi dengan menggumamkan nama sang Budha dengan penuh penghayatan, mencari ketenangan saat masalah datang menghampiri nya.

Setelah selesai bermeditasi dan memanjatkan doa, Veronica segera meninggalkan ruangan itu dan menuju kamarnya. Saat hendak merebahkan diri, tiba-tiba dia teringat akan Regina Xiau.

Regina Xiau, yang entah mengapa membuat Veronica mempercayai gadis itu. Auranya yang kuat namun membuatnya sangat nyaman. Sepertinya dia memiliki ilmu spiritual yang cukup tinggi.

"Aku harus menemuinya besok." Veronica bertekad dan memutuskan tidur lebih awal.

Keesokan harinya, Veronica mendatangi unit Regina Xiau. Begitu sang pemilik apartemen membuka pintunya dan mengijinkannya masuk, Veronica segera mengutarakan keinginannya begitu bokongnya menyentuh sofa.

"Ajarkan aku tentang spiritual, Regina! Aku akan membayar mahal dirimu!"

Regina tampak berpikir dengan serius. Memang dia membutuhkan uang, tetapi mempelajari kultivasi tanpa tujuan jelas membuat Regina khawatir. Apakah Veronica ingin melakukan kultivasi untuk dipamerkan?

Regina mengajari Shan Deo kultivasi, mengingat pekerjaan pria itu cukup berbahaya dan dia juga tidak ingin kehilangan pria itu. Bukan karena cinta, tetapi hidupnya bergantung pada Shan Deo. Jika dia mati, siapa yang menggaji dirinya?

"Aku tidak bisa mengajari orang tanpa tujuan. Jika kau ingin melakukan kultivasi untuk pamer, sebaiknya tidak usah." Tolak Regina tegas meski dalam hati dia menangis kejer karena kehilangan uang.

Dulu Regina Xiau atau Lin Yue mempelajari kultivasi karena dirinya seorang bangsawan, dan dunianya dulu di penuhi oleh kultivator dan pendekar. Berburu monster atau hewan spirit sudah menjadi pekerjaan nya. Dibunuh atau membunuh sudah menjadi hal umum di sana.

Tetapi di dunia modern ini? Semuanya tampak aman dan damai, tidak ada orang yang mempelajari kultivasi. Mungkin segelintir orang yang memiliki kemampuan itu, tetapi sangat sulit jika tanpa pendamping.

Veronica terdiam mendengar penolakan Regina. Dia tidak menyangka gadis itu menolak keinginannya tanpa ragu.

"Kenapa kau tidak mau? Apakah uangnya kurang?" Cercanya menatap Regina dengan tak percaya.

"Kau harus memiliki alasan untuk melakukan kultivasi. Aku tidak mau mengajarkan seseorang tanpa tujuan yang jelas meskipun mereka membayar mahal."

Penolakan Regina membuat Veronica tersinggung dan segera meninggalkan gadis itu tanpa pamit.

🐾🐾

Veronica menggerutu kesal saat Regina menolak permintaan nya tanpa tergiur dengan nominal uang ditawarkan.

Saat sedang asik mengumpat, dia tak menyadari seseorang tengah membidiknya dari kejauhan. Seorang pria sedang telungkup sambil mengamati Veronica yang kurang waspada melalui tele yang terpasang di senapan laras panjang miliknya.

"Target ditemukan." Dia tersenyum di balik maskernya sambil menarik pelatuknya.

"Ah~ Aku tidak menyangka menemukan pria tampan yang sedang berjemur di atas sini~" Suara wanita dengan nada menggoda membuat pria itu kehilangan fokus dan menoleh ke asal suara. Terlihat Regina berjalan melenggak lenggok dengan pakaian terbuka, tank top crop lavendel dipadukan dengan hotpants super pendek.

Pria itu kebingungan saat melihat gadis itu muncul tiba-tiba dan segera bangkit sambil menodongkan senapannya, "Siapa kau?!"

"Aku?" Regina menunjuk dirinya sendiri sambil celingukan, "Aku adalah gadis cantik dari khayangan yang sedang berlibur. Apakah Kakak tampan mau menemani ku?" Regina menjawab sambil mengedipkan matanya genit. Namun dalam hati dia menyumpahi Shan Deo yang menyuruhnya memakai pakaian terbuka ini.

"Shan Deo sialan! Tunggu saja!"

Regina ingat, setelah kepergian Veronica tiba-tiba Shan Deo meneleponnya dan meminta gadis itu menyusul Veronica yang sedang ngambek. Berdasarkan penjelasan dari Shan Deo, gadis itu adalah keturunan terakhir pendeta yang telah meninggal beberapa waktu lalu.

Bukan pendeta sembarangan, kakek dari Veronica memiliki kekayaan yang cukup tinggi dan menjadi incaran pembunuh bayaran, salah satunya Mao Arkan yang menginginkan kematian gadis itu.

Setelah melalui drama panjang lebar, Regina akhirnya terpaksa pergi dengan pakaian minim atas bujuk rayu dari Xia Ra dan Shan

Pria itu menggeram marah saat melihat pengganggu yang datang tiba-tiba dan entah bagaimana caranya menemukan keberadaan pria itu.

"Jangan membuatku marah, Nona! Siapa kau?!" Nada pria itu naik satu oktaf.

Regina merasa beberapa orang sedang mengarahkan senjata ke arahnya. Dia mengeluarkan sedikit energi spiritual nya lalu mengibaskan tangan, membuat beberapa orang yang bersiaga terpental begitu saja.

"Aku bidadarimu, Tampan~" Regina berjalan mendekati pria itu sambil melayangkan kiss bye, membuat pria itu menggeram frustasi.

Siapa yang tidak terlena dengan pemandangan indah memanjakan mata? Gadis dengan paras yang cantik dan manis memakai pakaian minim. Jika saja dia tidak sedang menjalankan misi, sudah pasti terlena dengan rayuan Regina.

Saat matanya fokus dengan Regina, dia tidak menyadari seseorang memukul tengkuk pria itu hingga tak sadarkan diri.

"Kerja bagus, Regina!" Puji Dai Zhu sambil nyengir lebar, "Omong-omong kau cocok sekali dengan pakaian itu."

"Diam kau! Sebaiknya kau urus sisanya. Aku pergi dulu!" Regina segera pergi dengan terbang menggunakan pedang kesayangannya, meninggalkan Dai Zhu yang terbengong sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Terpopuler

Comments

Qruellaa

Qruellaa

bagus banget torrrrrr

2024-04-04

0

Fransiska Husun

Fransiska Husun

up up lagiiiii semangat thor

2023-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!