Bab 5

Pria itu menatap Regina Xiau dengan waspada. Apalagi tempat ini bukanlah tempat yang aman mengingat banyak kapal yang sibuk menurunkan muatan berat di pelabuhan ini. Dan tidak ada yang tau tempat ini.

Pria itu mengamati sekitar dengan seksama, tidak terlihat polisi atau aparat keamanan yang menyamar di sana. Namun kemunculan gadis cantik di sebelahnya membuatnya curiga, jangan-jangan dia mata-mata dari pihak kepolisian? Tetapi para polisi tidak bisa menemukan tempat ini mengingat akses jalannya sangat sulit. Hanya jalan setapak yang rusak dan berlumpur saat hujan datang.

Lain dengan pria itu lain juga dengan Regina Xiau. Gadis cantik itu tampak menatap kesibukan yang ada di sana dengan antusias. Meskipun pelabuhan di jamannya cukup ramai, tetapi pelabuhan di dunia ini sangat berbeda.

Terlihat berbagai jenis kapal dengan desain modern dan canggih, bahkan terdengar deru mesin memenuhi area pelabuhan. Banyak alat berat canggih pengangkut muatan yang belum pernah dilihat nya.

Sementara itu rombongan Shan Deo tampak panik saat tidak mendapati Regina berada di sekitar mereka.

"Kemana perginya Regina?" Tanya Liam Wen celingukan.

"Regina hilang?! Bagaimana bisa?! Tadi dia duduk di sampingku!" Seru Xia Ra panik. Padahal tadi dia hanya balik badan untuk membuka pintu mobil.

Shan Deo menggeram kesal. Setelah memukulnya kemarin karena salah paham, sekarang gadis itu membuat tim mereka kelimpungan. Benar-benar menguji kesabaran mereka.

Pria itu melihat sebuah teropong yang bergelayut manis di leher Dai Zue dan segera merampasnya. "Berikan padaku."

Dai Zue memberikan teropong miliknya pada Shan Deo yang terlihat ingin makan orang yang di terima dengan sedikit kasar oleh pria itu. Lalu Shan Deo memutuskan menggunakan teropong itu untuk mencari Regina Xiau.

Pria itu tersentak dengan alis menukik tajam. Dia melihat Regina Xiau sedang berada di dermaga khusus membongkar muatan berat bersama salah target mereka. Tetapi pikiran pria itu terganggu, sejak kapan ada dermaga pembongkaran di sana?

"Apa yang dilakukan bocah itu, sih?" Gerutunya kesal saat melihat tingkah Regina Xiau di seberang sana.

"Kau melihatnya? Dimana?" Cerca Xia Ra heboh yang di balas dengan sodoran teropong. Gadis itu menerima teropong itu dan ikut melihat ke arah Shan Deo tadi.

"Haaa?? Apa yang di lakukan bocah itu? Astaga Regina!!" Pekiknya histeris saat melihat sang target. Tampak Regina mengikuti target mereka dan gadis itu sibuk berceloteh entah apa yang dibicarakan, mengingat posisi mereka sangat jauh.

Liam Wen yang penasaran ikut merebut teropong dari Xia Ra. Dan matanya melotot horor dengan kenekatan Regina yang membuntuti calon target mereka.

"Astaga! Dia ketahuan!" Serunya panik.

"Apa?!"

Beberapa saat kemudian sebuah letusan pistol terdengar dari dermaga yang membuat mereka panik. Lalu di susul sebuah ledakan besar bersahutan dari dermaga.

"Semuanya, cari jalan menuju asal suara itu dan pergi ke sana!"

🐾🐾🐾🐾

"Kakak Tampan boleh kenalan, tidak? Aku sudah memperkenalkan diriku tadi." Rengek Regina dengan mata berbinar yang hanya dibalas dengan lirikan mata. Pria itu segera menjauhi Regina yang malah membuntutinya sambil bercuap-cuap ria seperti anak itik, berisik. Meskipun gadis itu tampak sangat cantik, namun dia memperkirakan gadis itu berusia belasan tahun mengingat postur tubuhnya yang tampak mungil.

"Kakak Tampan, kalau di sana ada apa?"

"Kakak Tampan, mau jadi suami aku, tidak? Soalnya Kakak tampan itu idaman aku."

Pria itu menghentikan langkahnya spontan. What the! Dia menatap Regina Xiau dengan tajam seperti pisau.

"Siapa yang mau menikahi anak kecil sepertimu? Sebaiknya kau sekolah saja dengan benar, sana!" Usirnya dingin.

Seketika Regina Xiau menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah mendengar perkataan pria itu, tatapan matanya tampak berkaca-kaca.

"Oh~ Kakak tampan! Suaramu seksi sekali~ Ah~ Aku benar-benar ingin menjadi istrimu!" Pekiknya girang yang sukses membuat pria itu yang kesal semakin kesal. Biasanya para wanita akan menangis setelah mendengar ucapannya, tetapi gadis ini? Dia malah tidak takut sama sekali.

"Aku berusia dua puluh tahun. Sudah cocok untukku menikah. Jadi, bagaimana Kakak Tampan?" Cerocos Regina sambil menatapnya dengan berbinar.

Pria itu mengabaikan Regina yang berceloteh dan melanjutkan pekerjaannya, namun sayangnya gadis itu mengikutinya seperti anak anjing dan berisik seperti bebek.

Regina sesekali berdada-dada ria sambil mengedipkan mata menggoda ke arah beberapa laki-laki yang berada di sana, membuat mereka terhipnotis. Bahkan mereka mengira Regina Xiau kekasih dari pria itu.

Pria itu membawa Regina Xiau menuju tempat sepi. Ingin sekali dia menjual gadis itu pada atasannya, tetapi lebih baik di bunuh saja mengingat dia lebih berisik dari seekor bebek. Tetapi sayang juga kalau dibunuh. Mungkin dia memiliki harga tinggi jika dibawa ke rumah pelacuran.

'Klik'

Sebuah moncong pistol menyapa dahinya sukses menghentikan ocehan Regina. Gadis itu berjengit kaget saat sesuatu yang dingin seperti besi menyentuh keningnya. Dia menatap pria dan pistol itu bergantian.

"Ini apa?" Tanyanya polos yang sukses membuat pria itu bertambah kesal.

"Diam atau ku bunuh kau." Desisnya dingin.

Regina ketakutan, namun rasa penasaran lebih mendominasi. Dia mengabaikan rasa takutnya dan memenuhi rasa penasaran nya pada senjata api di keningnya. Regina tidak pernah melihat pistol sebelumnya justru merampas pistol dari tangan pria itu lalu menimangnya sejenak dengan tatapan penasaran.

"Wa~h, benda apa ini?"

Pria itu tampak panik saat melihat gadis itu mengamati pistol kesayangannya.

"Hei, kembali–" Ucapan pria itu terpotong saat melihat Regina Xiau menarik pelatuknya dan...

'Dor'

"Kyaaa~!!"

Regina menembakkan pistol itu sembarang arah lalu melemparkan pistol itu spontan karena terkejut.

"Apa yang kau lakukan, sialan!" Bentak pria itu kesal sambil memungut pistolnya dan menodongkan ke arah Regina setelah mengkokang pistol itu. "Aku akan membunuhmu dengan ini. Kau tadi menembak ke sembarangan tempat, bagaimana jika aku melubangi kepalamu dengan ini?" Desisnya dingin. Kesabaran pria itu rupanya telah habis.

Derap langkah kaki terdengar mendekat ke arah mereka. Terlihat beberapa orang menodongkan berbagai senjata ke arah Regina, mulai dari pistol dan senjata tajam.

"Siapa kau sebenarnya, Nona kecil?!"

🐾🐾🐾

Regina Xiau merasa kondisi tidak konduktif. Beberapa orang kini telah mengepungnya dengan senjata masing-masing. Gadis itu segera bersikap tenang dan tersenyum manis pada mereka.

"Sudah aku bilang, aku Regina Xuan." Sahutnya enteng dengan wajah tengil.

Mereka tidak percaya apalagi setelah mendengar suara letusan pistol dari sana. Bisa saja gadis itu merupakan mata-mata, tetapi melihat tingkahnya yang seperti orang bodoh membuat mereka ragu.

"Apa alasanmu kemari?" Tanya pria itu sambil menekan kening Regina dengan moncong pistol, membuat gadis itu merinding ngeri. Bagaimana jika kepalanya berlubang? Dia tidak pernah melihat benda itu di kehidupan sebelumnya dan saat mencoba tadi, dia mengarahkan ke udara dengan asal. Jadi dia tidak tau efek dari benda itu selain pria itu mengatakan akan melubangi kepalanya.

"Aku hanya jalan-jalan dan nyasar kemari." Sahutnya polos.

"Kau tau, Nona Kecil? Tidak ada seorang pun yang tau tempat ini selain kami. Jika ada orang luar mengetahuinya, maka detik itu juga akhir dari hidupnya." Ancam seorang pria dengan senjata samurai di tangannya.

Regina menatap mereka dengan bingung, lebih tepatnya berpura-pura bingung. Regina mengerti ucapan mereka, tapi bermain-main sejenak tidak apa-apa, kan?

"Benarkah? Kenapa?" Tanyanya beruntun sambil memasang wajah bodoh. Dia sudah menduga jika mereka adalah penjahat. Dahulu sebagai Lin Yue, dia kerap kali membuat target kesal sebelum bertarung atau di tangkap.

"Kau banyak omong, Nona Kecil. Habisi dia!"

Regina berlagak seperti orang bodoh saat melihat mereka menyerangnya. Sebagai seorang kultivator, Regina Xiau dapat membaca serangan mereka dengan mudah dan terlihat lambat.

'Brukh'

Mereka terjatuh karena serangannya tidak mengenai Regina Xiau, membuat beberapa orang yang memegang pistol melayangkan tembakan pada gadis itu.

Suara tembakan bersahutan memuntahkan timah panas ke arah Regina Xiau dengan kecepatan tinggi. Regina Xiau yang merupakan seorang kultivator tingkat tinggi hanya melihat timah panas yang meluncur ke arahnya dalam kecepatan lambat. Dengan santai gadis itu menunduk menghindari serangan peluru itu dan melubangi sebuah dinding bangunan kosong dibelakangnya.

Regina menoleh ke belakang dan mendapati dinding itu berlubang dengan tatapan ngeri lalu kembali menatap orang-orang di hadapannya dengan ketakutan. Dengan refleks gadis itu mengeluarkan sedikit energi spiritual nya lalu mengibaskan tangannya.

'Blaarrr'

Sebuah gelombang kejut menghempaskan tubuh mereka hingga terlempar beberapa meter ke belakang dan merintih kesakitan. Regina menatap mereka tanpa dosa dan segera berlari meninggalkan mereka yang masih merintih kesakitan.

"Kejar dia!"

Terpopuler

Comments

Fransiska Husun

Fransiska Husun

up up lagiiiii semangat thor

2023-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!