Bab 17

"Apa?! Tahanan itu kabur katamu?!" Teriak Lui Ahin membuat sang istri terbangun dari tidur lelapnya. Wanita itu mengerjapkan matanya yang masih terasa berat dan nyawanya belum terkumpul sempurna.

"Perintahkan tim pelacak untuk melacak target dan siapkan beberapa tim untuk mengejarnya, SEKARANG!" Tanpa melihat situasi dan kondisi, dia berteriak marah membuat sang istri mengelus dada menahan sabar.

Bahkan teriakannya membuat sang anak yang tertidur lelap terbangun dengan tersentak kaget dan mengumpat kesal di kamarnya.

"Ayah b*ngke! Lagi asiknya mimpi cewek cantik, dia malah teriak!" Lalu segera membekap telinganya dengan bantal sambil menyumpahi sang ayah.

Dhea menatap kesal sang suami dan melotot galak. Ingin sekali dia mengusirnya keluar kamar, mengingat akhir-akhir ini tingkah kewarasan suaminya sangat tidak wajar. Apakah akhir-akhir ini pekerjaan nya sangat berat, hingga tidak bisa membedakan mana dirinya dengan guling? Bahkan sesekali dia mendengar suaminya mengigau sambil mengumpat marah, hingga menyebabkan dirinya terbangun mendadak di tengah malam.

"Suamiku, ada apa?" Dhea bertanya dengan lembut sembari menahan kekesalannya.

"Bawahanku menelepon dan mengatakan tahanan kabur. Kenapa kau tak tidur lagi, Istriku?" Lui Ahin menjawab dan menatap sang istri dengan dahi berkerut.

"Bagaimana aku bisa tidur jika kamu teriak seperti itu." Dhea tersenyum manis dengan sudut bibir bergetar ingin melayangkan sumpah serapahnya.

"Maafkan aku. Kalau begitu kita tidur la–"

'Bugh'

Ucapan Lui Ahin terpotong dan pria itu mendapati dirinya terduduk di lantai. Dia meringis kesakitan dan menatap sang istri dengan kebingungan, "Ke-kenapa Sayang?"

Sebuah gulungan selimut berisi bantal guling tiba-tiba menghantam dirinya, membuat pria itu meneguk ludahnya kasar.

'Glek'

Seketika dirinya melotot horor saat melihat penampilan sang istri yang biasanya menampilkan senyum manis dengan tatapan teduh berubah menjadi bengis dengan tatapan membunuh.

"Suamiku sayang~ Akhir-akhir ini kau sering sekali membangunkanku di tengah malam~ Sebaiknya kau tidur diluar atau aku akan mematahkan burung perkututmu itu, bagaimana~?" Dhea berkata dengan manis sambil tersenyum bengis membuat Lui Ahin segera bangkit dan mematuhi perintah sang istri.

Jika sudah seperti ini, istrinya benar-benar amat sangat marah. Lebih baik dia menurutinya daripada bernasib sial. Segera pria itu melangkah keluar dengan lesu.

"Ba-baik."

🐾🐾

Regina meraba-raba nakas, dimana ponselnya bernyanyi nyaring. Setelah menemukan benda persergi pipih yang berisik itu, dia segera mengangkat panggilan tanpa melihat sang penelepon.

"Ya~hoaaa~m..." Regina menyapa sang penelepon dengan menguap selebar yang dia bisa, "Dengan Regina Xiau disini." Gadis itu menjawab dengan mata yang masih terpejam.

["Selamat pagi, Regina! Kau sudah bangun? Aku ada pekerjaan untukmu!"] Pertanyaan beruntun dengan nada ceria menyapa pendengarannya, membuat Regina melek seketika. Dia segera melihat jam weker yang menunjukkan pukul 03.00 dini hari.

Regina melihat layar ponselnya dan tertulis nama 'Komandan Gila' di layar ponselnya.

"Ada apa menelepon ku dini hari begini, inspektur? Sebagian orang tengah bermimpi indah saat ini, kan?" Tanyanya beruntun dengan nada lemah khas baru tidur. Dia merindukan suasananya dulu, tidak ada suara ponsel berisik di tengah malam, selain gedoran pintu dari orang-orang yang memang memerlukan keperluan mendesak.

["Regina, aku memerlukan bantuanmu. Tolong bantulah aku yang amat sangat malang ini~"] Suara rengekan Lui Ahin terdengar di seberang telepon membuat Regina memutar matanya malas.

"Katakan saja."

Setelah mendengar cerita Lui Ahin, sebuah ide tiba-tiba terlintas begitu saja di kepala Regina. Gadis itu duduk dengan senyum manis terpasang di wajahnya dan berkata dengan ceria, "Komandan! Aku tau cara menangkapnya!"

'BANG! BANG!'

Liam Wen melayangkan sumpah serapahnya, kutukan dan berbagai macam penghuni kebun binatang, bahkan tak ketinggalan aneka makhluk halus keluar dari bibirnya.

Sementara sang pelaku memasangkan aneka aksesoris yang dia keluarkan dari cincin ruang serta sebuah hanfu lavendel lembut dengan kain kualitas terbaik.

Xia Ra tampak sibuk dengan make upnya, dan yang lainnya tampak sibuk melacak tahanan yang kabur itu.

"Liam Wen, kau tampak sangat cantik~ Jika saja aku menjadi seorang pangeran atau putra mahkota, aku sudah pasti mengirimimu dengan aneka perhiasan, sekereta kuda penuh emas dan permata yang indah~ Benwang amat mencintaimu~" Racaunya saat melihat penampilan Liam Wen yang tampan berubah menjadi amat cantik jelita.

Sang korban menatap Regina dengan tatapan membunuh, membuat gadis itu memekik senang, "Kyaaa~ Kau benar-benar cantik!"

"Berisik! Tutup mulutmu, anak setan!"

"Aku benar-benar merasa iri." Xia Ra ikut berkomentar membuat wajah pria itu memerah menahan kekesalan. Ayolah, dia hanya korban dari Regina Xiau yang menyebalkan!

"Wah~ Kau amat cantik, Liam Wen!" Sapa Lui Ahin begitu tiba di ruangan dan melihat penampilan bawahannya yang kini berubah menjadi sosok perempuan.

"Kau bahkan tampak lebih anggun dari anak setan di sebelahmu. " Celetuk pria itu sambil melirik ke arah Regina, namun dia langsung di hadiahi tatapan membunuh oleh Regina dan Liam Wen.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Lui Ahin hanya bisa menatap mereka kebingungan.

🐾🐾

Liam Wen mengumpat, bahkan memasang wajah jijik saat melihat beberapa laki-laki menatap penuh minat kearahnya. Bagaimana tidak, dirinya dihias layaknya putri bangsawan dengan segala printilan yang membuatnya tampak amat cantik.

Bahkan dia harus menahan mual saat melihat beberapa pemuda melayangkan kiss bye jarak jauh. Pria itu ingin menangis detik ini juga.

Sementara Regina Xiau memantau sang korban dari udara, melayang terbang dengan menggunakan pedang yang dia dapatkan di hutan kematian beberapa waktu lalu sambil mengamati situasi. Gadis itu sesekali mendengarkan percakapan dari walkie talkie yang dia bawa.

Regina memutuskan menggunakan mata spiritual nya untuk mencari keberadaan si buronan, dan ketemu! Segera Regina teleportasi mendekati si target lalu mengeluarkan sesuatu dari cincin ruangnya.

Dia mengeluarkan sebuah serbuk dan meniupkan ke arah pria itu. Dan pria itu adalah Mao Arkan yang sedang menelepon sang atasan, menyuruhnya pergi dari sana.

Regina menyeringai saat Mao Arkan menghirup serbuk yang ditiupkannya. Serbuk itu adalah serbuk cinta buatannya dan telah dia cobakan ke beberapa dekan akademi serta para putra bangsawan pada jamannya dulu dan khasiatnya amat manjur.

Setelahnya Regina segera pergi dari sana dengan teleportasi, menuju tempatnya berjaga, yaitu di atas gedung.

Liam Wen yang asik mengumpat merasa seseorang mendekat ke arahnya. Pria yang berdandan ala perempuan itu mendongak dan mendapati seorang pria tampan menatapnya dengan tertarik.

Mao Arkan, si buronan yang dicari sejak dini hari.

"Nona cantik, bolehkah aku duduk di sebelahmu?" Tanyanya sopan.

Liam Wen hanya mendengus dan memilih bergeser. Sesuai rencana, dia akan membuat pria itu lengah sebelum Lui Ahin datang menangkap mereka, seperti sebuah kisah cinta dimana dirinya berperan sebagai wanita malang yang terjebak bersama pria jahat!

Tetapi Liam Wen merasa dirinya sebagai pria malang yang memiliki rekan dan atasan laknat. Pikirannya membayangkan beberapa adegan penyiksaan untuk Lui Ahin dan Regina Xiau. Keduanya benar-benar...

"Nona cantik, kau menunggu siapa?" Mao Arkan bertanya dengan lembut, membuat wajah Liam Wen memerah. Bukan karena berdebar, tetapi geli dan geram menahan emosi.

"Setan! Entah dari hadapanku!" Liam Wen hanya bisa memaki dalam hati sambil menangis kejer, tetapi dia sembunyikan dengan baik sambil menggerakkan bibirnya seakan berkata, 'aku menunggu temanku.'

Yah~ Atas usul dari Regina, Liam Wen bercosplay mejadi gadis bisu, mengingat dia memiliki suara maskulin yang dalam. Jika dia berbicara mirip perempuan, maka akan terlihat jelas jika dia laki-laki yang tengah menyamar.

'Bajingan tengik! Jangan menatapku dengan tatapan jijik itu!' Batinnya menjerit saat melihat tatapan penuh damba dari Mao Arkan. Sungguh dia tak habis pikir dengan buronan di hadapannya, sebelum sebuah suara menginterupsi nya.

"Hei! Apa yang kau lakukan pada pacarku!" Lui Ahin tiba-tiba muncul dengan pakaian santai, menyebabkan Mao Arkan menatapnya dengan tak suka.

"Aku hanya menemaninya." Mao Arkan menatap Lui Ahin dari ujung kepala hingga ujung kaki, seakan menilai pria itu, "Jadi, apa kau si brengsek yang membiarkan gadis cantik ini menunggu sendirian?" Lanjutnya dengan tatapan mengejek.

"Aku hanya pergi ke toilet sebentar. Apa aku harus mengajaknya juga?"

Liam Wen menatap sang atasan dan si buronan dengan kesal, membuatnya menjadi pusat perhatian. Dia bahkan melihat beberapa rekannya yang lain mengintip momen itu dengan cekikikan sambil bersiaga menunggu perintah.

"Sayang~ Apa yang kalian ributkan?" Sebuah suara wanita yang amat akrab di telinga Lui Ahin menyapa pendengarnya, membuat Mao Arkan tersenyum penuh kemenangan.

"Wah~ Kau bahkan memiliki pacar lain." Sinisnya saat melihat Dhea yang berjalan mendekati Lui Ahin dengan tatapan kebingungan sekaligus curiga, membuat Lui Ahin mati kutu.

"Nona, lihatlah pacarmu ini. Dia bahkan memiliki kekasih lain saat bersamamu. Sebaiknya kau tinggalkan dia dan jadilah pacarku." Mao Arkan memprovokasi.

Emosi Liam Wei tak terkontrol. Dia segera mengeluarkan borgol lalu memborgol tangan Mao Arkan dan berkata dengan emosi, membuat Mao Arkan shok berat.

"Enyah saja, kau! Bajingan tengik!"

Setelah berkata demikian, Liam Wen segera pergi dari sana dengan emosi, meninggalkan Mao Arkan dan Lui Dhea yang menatapnya dengan shok.

Terpopuler

Comments

Whi Tut

Whi Tut

ha ha

2023-12-31

0

jejes879397

jejes879397

aku tunggu lanjutannya ya yah😊 btw seberapa cantiknya Liam Wen?? maaf juga baru bisa baca nya

2023-11-19

1

Putu Anggita

Putu Anggita

maaf, ya ngga bisa update sering. mengingat aku lagi buat beberapa novel genre fantasi dan horor. Bahkan aku juga berniat membuat season 2 dari 'Jiwa Pengganti Sampah Keluarga Duke'.
atau mungkin aku buat versi baru dari yang sebelumnya.
terimakasih sudah membaca karya aku.
Bisa cek juga beberapa karya aku yang lain, yaa..
Terima kasih dan have nice day.

2023-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!