Bab 9

Lui Ahin membolak balikkan tubuhnya dengan gelisah. Sudah lima hari dirinya tidak merasakan kantuk, dan sudah lima hari juga dirinya tidak bisa tidur sejak meminum ramuan pemberian Regina.

Khawatir jika ramuan yang di berikan oleh Regina memiliki efek samping yang berbahaya, pria paruh baya itu memutuskan bangkit dari tempat tidurnya dengan hati-hati, khawatir dengan pergerakan kecilnya membuat sang istri terbangun. Setelah di rasa aman, pria itu mengambil ponsel yang terletak di atas nakas dan keluar kamar dengan hati-hati.

Lui Ahin mencari tempat yang cocok untuk menelepon Regina, gadis misterius yang membantu banyak pihak kepolisian. Berkat 'barang bawaan' dari gadis itu membuat kepolisian kota Dyrhan terkenal.

Lui Ahin mencari kontak Regina dan menghubunginya. Begitu panggilan tersambung, terdengar suara perempuan dari seberang telepon.

"[Ya, halo. Selamat dini hari, dengan Regina Xiau di sini.]" Sapaan gadis dengan bernada ceria menyambut pendengarannya.

"Selamat malam Regina. Belum tidur?" Balas Lui Ahin dengan sedikit berdehem.

Regina melihat layar ponselnya. Terlihat nama Lui Ahin tertera di layarnya lalu kembali mendekatkan ponsel di telinganya.

"Oh, pak Inspektur. Ada apa malam-malam begini menelepon ku?"

Lui Ahin memijit pelipisnya pening dan berkata dengan nada putus asa. "Regina, aku tidak bisa tidur sejak lima hari lalu, saat kau memberikanku ramuan buatanmu itu. Apakah ada cara agar aku bisa tidur dengan nyenyak?"

Terdengar suara kekehan dari balik telepon yang membuat Lui Ahin khawatir jika gadis itu mengerjainya.

"[Tidak ada efek sampingnya inspektur. Lagipula ramuan itu terbuat dari herbal terbaik dan memberikan rasa segar selama sebulan. Jadi anda tidak perlu khawatir. Oh, ya. Efek obat itu bertahan selama sebulan dan selama itu juga anda tidak akan tidur. Tubuh anda tidak akan merasa kelelahan.]" Celoteh Regina panjang lebar membuat Lui Ahin membeku.

Tidak tidur selama sebulan?

Benar-benar sebulan?

Lui Ahin segera memutuskan sambungan panggilannya lalu melemparkan ponsel ke sofa. Dia terduduk lemas setelah mendengar penuturan dari Regina.

Membayangkan dirinya tidak tidur selama sebulan penuh membuatnya ingin berteriak frustasi.

"Sayang, ada apa? Kenapa kau kelayapan malam-malam dan tidak tidur?" Suara seorang wanita mengalihkan perhatiannya.

Lui Ahin menghembuskan nafas frustasi lalu menatap sang istri yang menatapnya cemas. Wanita itu berpikir jika suaminya tengah memikirkan pekerjaannya yang menumpuk di kantor.

"Aku sedang banyak pikiran. Kau tidurlah dulu."

"Kau juga tidurlah. Malam sudah larut." Wanita itu menyeret sang suami menuju kamarnya. "Sudah empat hari aku tidak melihatmu tidur. Sekarang istirahatlah."

Lui Ahin merasa cemburu dengan sang istri yang kini sudah berbaring dan melalang buana ke alam mimpi sementara dirinya tidak bisa memejamkan mata sedetikpun.

Regina Xiau, bocah tengok kurang ajar!

🐾🐾🐾

Regina tampak sibuk memotong buah-buahan lalu memasukannya ke dalam blender yang sudah berisi es batu, air dan gula cair. Gadis itu membaca cara menggunakan blender lalu mempraktekannya.

Setelah menunggu beberapa saat, Regina berhasil membuat sebuah jus.

Regina segera mematikan mesin blender itu lalu menuangkannya ke dalam gelas yang sudah di siapkan. Setelahnya gadis itu mencuci gelas blender yang kotor dan meletakannya di rak.

Dalam dunianya dulu, dia tidak pernah meminum sebuah jus, hanya sebuah sari buah dan harganya pun cukup mahal. Bahkan di kediaman nya dulu, hanya keluarga inti saja yang boleh meminum sari buah itu dan sekarang dirinya bisa memuaskan keinginannya.

"Tidak buruk juga tinggal di dunia ini. Meskipun tidak seperti di jamanku, tetapi rasanya cukup tenang." Ucap Regina Xiau sambil berjalan menuju meja makan dengan membawa segelas jus.

Setelah menghabiskan jus, Regina segera mencuci gelasnya dan bergegas pergi menuju kantor Shan Deo.

Berjalan sambil menikmati pagi yang indah, dirinya mulai terbiasa dengan kehidupan di dunia modernnya. Meskipun cukup rumit, namun dia merasa kemudahan dan ketenangan setiap saat. Tidak seperti dulu, bertarung dengan kultivator lain saat tak sengaja berpapasan hingga titik darah penghabisan.

Saat sedang asik melamun, Regina Xiau tak sengaja menabrak seseorang hingga menyebakan orang itu terjatuh.

"Anda tidak apa-apa? Maaf, tadi saya banyak pikiran." Regina menjulurkan tangan pada pria yang tak sengaja dia tabrak hingga terjatuh.

Pria itu mendongak lalu menepis tangah Regina. Dia segera bangun dan berlalu begitu saja.

Kesal karena di abaikan, Regina menendang sebuah kerikil yang berada tak jauh dari kakinya dengan cukup kencang dan tak sengaja mendarat di kepala pria itu.

'Tuk'

'Brukh'

Saking kuatnya tendangan Regina ditambah dengan mengalirkan sedikit energi spiritual secara tak sadar, gadis itu berhasil membuat pria itu jatuh pingsan. Regina yang melihat hal itu hanya bisa tersentak kaget lalu menutup mulutnya tak percaya.

"Ya ampun. Dia pingsan. Bagaimana ini?" Regina panik seketika lalu mendekati pria itu. Dia celingukan sebentar dan melihat seorang polisi lalu lintas yang sedang bertugas tak jauh dari sana.

Regina segera mendekati salah satu polisi dengan wajah panik, "Pak Polisi, tolong bantu aku."

"Ada masalah apa, Nona?" Tanya polisi itu dengan ramah.

"Ada pria yang tergeletak pingsan di sana." Regina segera menunjuk ke arah pria yang masih tergeletak pingsan.

Polisi itu memutuskan mendekati pria yang tak sadarkan diri itu dan memeriksanya. Segera dia menghubungi kepolisian pusat dan melaporkan keadaan.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil polisi datang dengan tiga orang polisi, salah satunya Dai Zue berada di rombongan itu.

Setelah memeriksanya identitas pria itu, mereka mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih telah menemukan penjahat ini. Dia buronan yang paling di cari di kota Dyrhan." Dai Zue membungkuk meminta maaf.

"Haha... Tidak masalah. Tadi dia menabrakku dengan keras dan aku tak sengaja membuatnya pingsan." Regina Xiau menjelaskan kronologi nya sedikit. Tidak mungkin kan dia bilang pria itu pingsan akibat ulahnya? Bisa-bisa dirinya kembali di tahan dengan tangan terborgol.

"Nona, ini ada sedikit upah untukmu karena telah menemukan penjahat ini. Terimalah." Dai Zue menyerahkan sebuah amplop coklat pada Regina.

Reguna menatapnya ragu.

"Kami memang memberikan upah pada siapaun yang menemukan penjahat ini dengan memberikan sejumlah uang padanya." Dai Zue menjelaskan panjang lebar.

Regina menerima amplop itu dan mengucapkan terimakasih. Setelah berbincang sejenak, Regina memutuskan pamit undur diri.

🐾🐾🐾

"Kau terlambat bekerja di hari pertamamu, Regina." Celetuk Shan Deo begitu melihat Regina datang lima belas menit dari jam kerjanya.

"Maafkan aku. Tadi aku mendapat sebuah masalah hingga membuatku terlambat. Apalagi aku masih baru di kota ini, jadi sedikit bingung." Regina memberikan alasan.

"Kali ini aku menerima alasanmu." Shan Deo memutuskan memberi kebijakan mengingat Regina masih misterius. Apalagi dia tidak terlalu mempercayai ucapan gadis itu.

"Terimakasih."

"Ada penyelidikan tentang sebuah kasus." Shan Deo memberikan sebuah dokumen pada Regina. "Baca dan pelajari. Setelah itu berikan pensapatmu." Pria itu memberikan sebuah dokumen pada Regina.

Regina menerima dokumen itu dan membacanya, memahami isi dari laporan yang di berikan oleh Shan Deo.

"Berita penculikan? Sepertinya aku bisa bantu." Regina meletakkan berkas itu setelah selesai membacanya.

Shan Deo menatap Regina dengan dahi berkerut, "Maksudmu?"

"Begini. Bukankah mereka mengincar gadis-gadis? Aku mau dijadikan umpan untuk menangkap mereka. Lebih baik aku saja yang menyelesaikan misi ini. Bukankah aku tidak ada yang mengenali?" Regina Xiau memberi saran.

Sebagai Lin Yue, Regina Xiau sangat ahli menyusup. Dia pernah mencuri kas keluarga diam-diam dalam jumlah yang cukup banyak saat dirinya tidak mendapat jatah dari ayahnya.

Jangankan mencuri di rumahnya, bahkan Regina pernah mencuri di istana saat keluarganya menghadiri acara pesta yang di adakan di sana, bahkan beberapa rumah bangsawan sekalipun, tanpa meninggalkan jejak.

"Asal kau tau. Aku pernah mencuri di istana raja, bahkan beberapa rumah bangsawan tanpa ketahuan. Kau boleh percaya atau tidak, terserah." Regina berkata sambil membusungkan dada dengan bangga.

"Lalu?"

"Untuk menangkap bos dari penculik ini, aku sendiri yang harus turun tangan. Kau tidak ingat jika aku telah berhasil membawa penjahat di pelabuhan ?"

Shan Deo mengangguk.

"Jadi, serahkan padaku. Antar aku ke tempat di mana sering terjadi penculikan itu." Pintanya dengan menggebu.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

uang dtng dgn sendirinya

2024-02-03

0

Wahyuni Falin Wahyuni Falin

Wahyuni Falin Wahyuni Falin

dapat rejeki nomplok 🤭😁

2024-01-24

1

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

si Regina bikin ATM GK Thor ???kan emas banyak ,bisa di tuker ke bank 🤔🤔

2024-01-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!