Kulkas Dua Belas Pintu

"Astaghfirullah,"

Zahra memegang dadanya saking terkejutnya karena mendengar suara seorang lelaki yang berdiri tak jauh dari dirinya. Lelaki itu tersenyum saat Zahra menoleh kepada dirinya.

"Assalamu'alaikum, perkenalkan namaku Fathir, abang ketiga Zayn."

Lelaki itu mengulurkan tangannya, namun Zahra menautkan kedua tangannya di depan dada tanpa menyambut tangan Fathir. Fathir pun menarik kembali tangannya sembari menggaruk punggung lehernya yang tak gatal.

"Wa'alaikumsalam, Saya Zahra."

Zahra terlihat canggung saat berkenalan dengan iparnya itu. Ia memang tidak terbiasa berhadapan dengan seorang lelaki.

Ekhem..

Suara dehaman membuat Zahra dan Fathir menoleh bersamaan ke sumber suara. Ternyata Zayn melihat dari atas jika abangnya itu sedang mengajak istrinya berkenalan. Ia segera menuruni anak tangga saat melihat sang istri begitu canggung dengan Abang ketiganya.

"Wah pengantin baru. Selamat ya Zay atas pernikahan kamu dan Zahra. Maaf Abang kemarin tidak bisa datang, karena masih banyak yang harus di urus di luar negeri. Ini saja Abang minta sama papa agar bisa kembali ke Indonesia hari ini. Karena tidak sabar untuk berkenalan dengan ipar Abang. Pasti istri kamu cantik, terlihat dari matanya."

Fathir berbicara panjang kali lebar. Zayn dan Zahra hanya diam mendengarkan. Hingga di ujung kalimat yang di ucapkan oleh Fathir membuat Zayn cemburu karena abangnya memuji istrinya. Padahal ia juga belum tahu mengenai perasaannya yang sebenarnya kepada Zahra. Bagaimana tidak, pernikahan mereka baru dua hari berjalan.

"Jangan macam-macam sama istri aku bang. Dia seorang Ning, anak dari seorang Kiai. Jadi tolong hargai Zahra di rumah ini. Jangan suka seenaknya. Jangan sampai Zahra tidak nyaman di rumah ini."

Zayn berbisik di telinga Fathir. Fathir sampai speechless karena mendengar nasehat dari adik bungsunya itu dengan sebuah kalimat yang bisa membuat orang lain baper. Ternyata adik bungsunya yang super dingin itu bisa juga mengatakan hal-hal romantis seperti itu.

"Oh iya, kalau kamu mau istirahat langsung saja ke kamar. Kamar kita yang disana, saya mau bertemu papa sebentar."

Zayn masih saja kaku berbicara sama istrinya itu. Padahal mereka sudah sah menjadi suami istri. Maklum saja karena mereka menikah tanpa mengenal satu sama lain. Zahra pun hanya menganggukkan kepalanya, dan segera pamit menuju kamar Zayn yang sudah pasti kini juga menjadi kamar miliknya.

"Kaku banget kamu sama istri kamu itu. Kurang-kurangin gengsi mu Zay, Zahra itu Istri kamu. Sudah sepatutnya kamu bersikap manis sama dia. Belajar untuk memahami seorang wanita mulai sekarang. Jangan cuma mengingat wanita yang entah pergi kemana, lupakan dia, dan fokus hanya kepada istri kamu. Kamu sendiri kan yang bilang jangan membuat Zahra tidak nyaman, dengan sikap kamu seperti ini saja, sama saja membuat istri kamu tidak nyaman dengan sikap kamu. Ingat, kamu yang meminta Zahra kepada orang tuanya untuk kamu jadikan istri, apapun alasan kamu saat memberanikan diri melamarnya. Belajar lah mencintai istri kamu mulai dari sekarang."

Sebelum Fathir meninggalkan sang adik, Fathir terlebih dahulu memberikan nasehat panjang kali lebar. Ia sangat memahami adik bungsunya itu. Walaupun Zayn kini sudah menikah, ia yakin Zayn masih terjebak dengan masa lalunya. Walaupun ia tahu alasan adiknya itu menikahi Zahra hanya karena membalas Budi kebaikan Kiai Hanan dan keluarganya, tentu saja Fathir juga tidak menginginkan jika sang adik menyakiti iparnya. Menurut Fathir, Zahra adalah wanita yang baik dan sholehah, jelas terlihat saat ia mengajak Zahra berkenalan.

Kini Zahra telah menyelesaikan mandinya, ia juga sudah mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat ashar. Selesai shalat fardhu empat raka'at, Zahra segera memasang hijab dan cadarnya. Turun kebawah untuk menemui ibu mertuanya.

"Ada yang bisa bibi bantu non?"

Asisten rumah tangga itu menghampiri Zahra karena melihat menantu dari majikannya itu terlihat kebingungan, seperti mencari seseorang.

"Mama mana Bi?"

"Ibu di dapur non. Seperti biasa ibu membuat makan malam untuk semuanya."

"Ya sudah kalau begitu antarkan Zahra ke dapur ya bi, Zahra juga mau membantu mama untuk membuat makan malam."

Asisten rumah tangga itu mengantarkan Zahra ke dapur. Harap maklum kediaman rumah Azzam sangat besar dan mewah, Zahra saja saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah mertuanya itu sempat speechless karena ternyata Zayn suaminya terlahir dari orang tua yang kaya.

"Assalamu'alaikum ma."

"Wa'alaikumsalam sayang, kamu tidak istirahat? Istirahat saja di kamar, pasti kamu lelah karena lama di perjalanan. Oh iya, suami kamu mana sayang?"

Ternyata Aisyahrani adalah ibu mertua yang pengertian. Zahra sendiri tidak menyangka bisa diterima dengan baik dengan keluarga suaminya itu. Padahal ia tahu sendiri jika Zayn dan Zahra tidak lah saling mengenal sebelumnya. Namun mereka bisa menerima keputusan Zayn untuk menikahinya.

"Tidak apa-apa ma. Zahra tidak capek. Mas Zayn katanya ketemu papa, tapi sampai sekarang masih belum kembali ke kamar. Mungkin ada hal yang di bahas mas Zayn dengan Papa. Zahra bantu masak ya ma."

Zahra pun ikut berkecimpung di dapur bersama ibu mertuanya serta satu orang asisten rumah tangga. Aisyahrani tak menyangka jika menantu perempuan nya itu cukup lihai dalam masak-memasak. Terlihat dari cara ia memotong bahan masakan serta mengenali rempah-rempah.

"Oh iya Zahra, kamu sudah tahu kan kalau suami kamu alergi bawang putih dan juga kentang?"

"Iya ma sudah tahu, mas Zayn sendiri yang memberitahukan kepada Zahra."

Aisyahrani tampak mengangguk-anggukkan kepalanya. Apa putranya itu sudah mulai membuka hatinya untuk sang istri? Sehingga ia sudah mau terbuka dengan Zahra. Tanpa ia tahu jika Zayn sempat memakan donat kentang yang memicu ia sakit perut, makanya Zahra jadi tahu jika Zayn memiliki alergi.

"Kamu harus banyak bersabar ke depannya ya nak menghadapi suamimu itu. Kalau sampai Zayn menyakiti kamu, sampaikan sama Mama."

Zahra hanya tersenyum menanggapi perkataan ibu mertuanya itu. Disaat mereka lagi sibuk-sibuknya, Abang kedua Zayn pun menghampiri Aisyahrani di dapur dan juga berkenalan dengan iparnya itu.

"Ma, lagi buat apa? Eh ada adik ipar, Hello adik ipar. Kemarin sewaktu acara pernikahan kamu dan Zayn, aku belum memperkenalkan diri dengan baik. Perkenalkan aku Emyr, putra kedua dari mama dan papa.

"Jangan kamu ganggu adik ipar kamu, Zahra sedang menyesuaikan diri disini. Jangan sampai kamu membuat Zahra tidak nyaman tinggal di sini."

Aisyahrani tahu sekali jika anak keduanya itu sangat jahil. Apalagi Zahra baru saja tinggal di kediaman mereka. Takut-takut menantu sekaligus anak dari sahabat suaminya itu malah tidak betah dan ingin pindah. Walupun ia tahu Emyr tidak akan melewati batasan sebagai ipar, hanya mewanti-wanti saja.

"Ya Allah mama, su'udzon banget sama anak sendiri. Aku hanya ingin lebih akrab dengan adik ipar aku Ma. Lagian aku sudah menganggap Zahra seperti adik sendiri mulai sekarang, jadi mama jangan khawatir.

"Tidak yakin aku bang."

Suara Zayn menghentikan obrolan anak dan ibu itu. Sedangkan Zahra memang belum sempat berbicara sejak tadi.

"Nah pawangnya muncul. Zahra, abang pamit dulu ya, kamu hati-hati sama suami kamu. Nanti di terkam."

Emyr segera meninggalkan dapur itu. Zahra hanya terkekeh mendengar perkataan iparnya. Zayn tak lepas atensinya dari memandang wanita yang halal baginya. Ternyata Zahra bisa tertawa juga. Tapi kenapa dengan dirinya Zahra sangat tertutup, begitu pikirnya. Tidak tahu saja dia, bagaimana istrinya bisa nyaman. Lah yang jadi suaminya saja seperti kulkas dua belas pintu, hihi.

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

YLR

YLR

Pingin tau deh reaksi zayn jika ada yang mendekati Zahra, apakah masih bisa jadi kulkas dua belas pintu, hihi.

2023-10-14

2

Gagah Gue

Gagah Gue

Sebelum bucin mah gitu, sok gengsi. Ntar kalau udah bucin pasti gk mau lepas sama istrinya🤭🤭🤭

2023-10-14

6

Uswatul Khasana

Uswatul Khasana

lanjut

2023-10-14

5

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!