Menjaga Pandangan

Saat pukul 07.00 pagi, setelah Abah dan keluarga nya menyelesaikan sarapan bersama. Abah Hanan meminta Ashraf untuk mengecek keadaan pemuda itu. Abah sengaja tidak membangunkan pemuda itu karena keadaan nya masih memprihatinkan, takutnya ia masih perlu banyak istirahat.

"Ashraf, coba cek ke kamarnya, bagaimana keadaan pemuda semalam."

"Baik Abah, kalau begitu Ashraf permisi bah, Ummi. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab semuanya.

Ashraf pergi menuju kamar tamu untuk melihat keadaan Zayn. Mana tahu Zayn sudah sadar pagi ini. Putri dari Kiai Hanan dan Ummu Khadijah yang belum mengetahui maksud dari Abahnya heran, apa maksud dari perkataan sang ayah.

"Abah, pemuda siapa yang Abah maksud? Memangnya siapa yang ada di dalam rumah ini selain kita?"

Putri satu-satunya Abah Hanan dan Ummi Khadijah yang bernama Fatimah Zahratunnisa bingung dan segera menanyakan perihal pemuda yang dikatakan ayahnya itu. Karena semalam ia lebih dulu masuk kekamar nya, dan tidak mengetahui jika Abah dan kakaknya membawa seorang pemuda kerumah mereka dalam keadaan tak berdaya.

Abah Hanan pun menceritakan semuanya kepada sang putri. Bagaimana pun putri nya juga harus tahu jika ada pemuda lain yang tinggal bersama mereka untuk sementara waktu. Mewanti-wanti agar putri mereka tidak seenaknya bersikap dirumah mereka, takutnya dilihat oleh pemuda tersebut, apalagi saat ia melepas cadarnya.

"Innalilahi wa innailaihi raji'un. Terus bagaimana keadaan nya bah, Ummi?" tanya Zahra.

"Semalam sudah diperiksa dokter nak. Hanya saja karena lukanya cukup parah, perlu istirahat beberapa hari, dokter juga sudah meresepkan obat untuk pemuda itu." jawab Abah Hanan.

"Oh iya sayang, tolong kamu buatkan bubur untuk pemuda itu, karena dari semalam dia belum makan. Bibi pagi sekali sudah pergi ke pasar, jadi Ummi tidak bisa menyuruh bibi untuk membuat kan bubur, sekalian nanti antarkan obatnya kekamar tamu. Disana juga ada kakak kamu. Jadi tidak usah khawatir."

"Baik Ummi, kalau begitu Zahra ke dapur dulu untuk membuat kan bubur."

Ummu Khadijah menganggukkan kepalanya. Ia juga tidak bisa berlama-lama dirumah, karena hari ini Ummi mendampingi suaminya untuk mengecek keadaan pondok. Abah Hanan dan Ummi pun segera menuju pondok, meninggalkan Zahra yang kini tengah sibuk di dapur.

"Assalamu'alaikum Ning, perlu bantuan Ning? Maaf ya Ning bibi baru pulang dari pasar untuk membeli bahan masakan."

"Wa'alaikumsalam, Tidak apa-apa Bi, ini juga sudah mau selesai. Bibi lanjut mengerjakan yang lain saja. Kalau begitu Zahra bawa bubur ini dulu ya Bi untuk tamu Abah."

"Baik Ning."

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

Art yang dipanggil bibi oleh Zahra juga sudah mengetahui perihal Zayn yang menjadi korban kebengisan para warga. Karena sewaktu ia berangkat ke pasar, Ummu Khadijah sudah memberitahu kan bahwa dikamar tamu ada tamunya Abah yang sedang sakit. Ummu Khadijah meminta art nya untuk memperlakukan nya dengan baik jika mereka sibuk melakukan kegiatan di pondok.

Zahra pun membawa semangkok bubur dan segelas air putih dan segelas susu putih yang ia letakkan di atas nampan. Serta obat untuk pemuda itu yang tadi diberikan oleh Ummu Khadijah sebelum ke pondok. Ia ragu-ragu saat ingin mengetuk pintu kamar tamu tersebut. Namun karena Ummu Khadijah sudah mengamanahkan, maka pada akhirnya ia memberanikan diri mengetuk pintu tersebut. Toh ada sang kakak di dalam.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk, tidak dikunci dek." jawab Gus Ashraf saat mendengar suara sang adik dari luar.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, kamu bawa apa itu dek?"

Zahra menundukkan pandangannya saat melihat pemuda yang wajahnya babak belur itu sudah sadar dan melirik ke arahnya. Ia memang sangat menjaga pandangan nya serta Marwah dari lelaki yang bukan mahramnya.

"Maaf kak, Zahra hanya ingin mengantarkan bubur ini untuk tamu Abah sekalian dengan obatnya. Kalau begitu Zahra permisi ya kak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Gus Ashraf.

Zahra segera meninggalkan kamar tersebut. Ia tidak ingin berlama-lama di ruangan yang sama dengan yang bukan mahramnya, walaupun disana ada sang kakak.

"Dia adikku, namanya Fatimah Zahratunnisa."

Zayn menganggukkan kepalanya. Untuk berbicara banyak rasanya ia juga belum bisa, karena memar di sekitar mulutnya cukup parah. Namun Zayn cukup penasaran dengan penampilan Zahra, karena ia baru pertama kali melihat seorang wanita berpenampilan tertutup seperti itu. Namun bisa ia bayangkan bahwa adiknya Gus Ashraf begitu cantik, terlihat dari bola matanya yang berwarna hazel pekat yang begitu cantik, serta bulu mata panjang dan lentik, serta alis yang tebal berwarna hitam legam.

Namun ia tak berani menanyakan lebih kepada Ashraf mengenai adiknya itu. Jelas ia malu jika menanyakan banyak hal. Sedangkan disini ini ia hanya seseorang yang ditolong oleh Gus Ashraf dan Kiai Hanan.

Zayn dibantu oleh Ashraf untuk makan, setelah makanan itu habis, ia pun meminum obat yang sudah diresepkan oleh dokter. Setelahnya Ashraf pun pamit dari kamar Zayn.

"Zayn, kalau perlu apapun kamu bisa meminta bantuan kepada seluruh penghuni rumah. Saya mau ke pondok pesantren dulu. Karena sebentar lagi saya mau mengajar." ucap Gus Ashraf pamit.

"Baik Gus,"

"Assalamu'alaikum," ucapnya.

"Wa'alaikumsalam," jawabnya terbata.

Zayn yang telah lama tidak mengucapkan salam itu lidahnya kelu menjawab salam dari Gus Ashraf. Namun Ashraf tidak terlalu memikirkan nya. Siapapun Zayn ini dan bagaimana latar belakang nya, bukanlah urusan nya, yang pasti ia murni hanya ingin menolong pemuda itu.

Setelah kepergian Ashraf, Zain menilik seluruh ruang kamar itu dari tempat tidurnya, namun tak ada satupun yang membuat ia tertarik. Ia begitu bosan berbaring, sehingga ia mencoba menguatkan dirinya untuk bangkit dari pembaringan nya. Badannya cukup remuk karena ulah para warga semalam. Namun, nasibnya yang saat itu tidak bersahabat, membuat ia hanya bisa menghela nafasnya.

Ia berjalan menuju pintu, memutar kenop pintu kamar tersebut dan keluar dari kamarnya. Tepat saat itu Zahra melewati kamar Zayn dan mereka hampir saja bertabrakan.

"Astaghfirullah, maaf kan saya, saya tidak melihat jika kamu keluar dari kamar ini,"

Zahra meminta maaf, dan segera menundukkan pandangannya. Ia sama sekali tidak berani menatap wajah Zayn. Ataupun penasaran bagaimana wajah pemuda tampan yang ada di hadapannya.

Ya, walupun wajahnya penuh dengan lebam, tetapi tidak bisa di pungkiri jika Zayn memang lelaki yang sangat tampan. Wajah yang memiliki rahang tegas, mata yang tajam dengan bola mata berwarna hitam pekat, serta bulu mata yang panjang dan lentik, alis yang tebal, hidung mancung, bibir seksi dan merah serta kulit putih bersih, dengan tinggi badan sekitar 183 cm. Bagi siapapun yang memandang nya tidak ada yang bisa mengalihkan pandangannya terhadap lelaki tampan itu.

"Tidak apa-apa," Jawab Zayn terus memperhatikan Zahra yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Ia heran kenapa wanita itu tidak berani menatap nya, namun ia tidak mau bertanya lebih.

"Kalau begitu saya permisi, jika kamu perlu sesuatu, kamu bisa meminta tolong art yang ada dirumah ini. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,"

Zahra pun pergi meninggalkan Zayn yang masih melihat kepergian nya hingga tak terlihat dalam pandangan Zayn.

"Menarik," lirihnya.

...****************...

Assalamu'alaikum sahabat Musim_Salju.

Ini karya kedua Author. baca juga karya pertama author yang berjudul PENANTIAN KEKASIH HALAL. Jangan lupa dukungan nya juga agar Author semangat dalam menyelesaikan tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan jejak (like, komen, subscribe, vote dan favorite kan agar tidak ketinggalan update selanjutnya). Karena tanpa dukungan sahabat semua. Novel yang Author tulis tidak ada artinya. Terimakasih.

Follow Ig Author @winda_srimawati

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Ainun Humaira

Ainun Humaira

Seperti akan ada benih-benih cinta,

2023-10-04

4

Wawa Sese

Wawa Sese

Semoga Zayn dengan Zahra

2023-10-04

4

YLR

YLR

Mulai dari mata, lalu turun ke hati, asik😅

2023-10-04

6

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!