Hidayah Terindah

Hidayah Terindah

Sebuah Kesalahpahaman

"Lepaskan saya, saya tidak mau ikut dengan kalian," racau seorang gadis berusia delapan belas tahun itu.

Saat itu kebetulan seorang pemuda melewati jalanan nan sepi itu, dan melihat seorang gadis remaja di tarik paksa oleh beberapa orang preman untuk mengikuti mereka. Melihat hal itu, pemuda itu turun dari unggah besi yang ia kendarai, dan berusaha menolong gadis remaja tersebut. Namun naas nya ia malah dikira oleh warga ingin melecehkan gadis tersebut.

"Hei, lepaskan gadis itu."

Teriak sang pemuda, ya dia bernama Muhammad Zayn Malik, pemuda berusia dua puluh dua tahun yang kebetulan melewati jalanan tersebut.

Melihat Zayn datang seolah ingin menjadi pahlawan kesiangan, ketiga orang preman berbadan besar tersebut berusaha menghajar Zayn. Alhamdulillah nya Zayn menguasai ilmu beladiri, dengan mudah nya ia menjatuhkan semua lawan-lawannya.

Melihat ada celah untuk meminta bantuan, gadis tadi berteriak meminta tolong. Para warga yang melewati jalan itu gegas menghampiri. Tiga preman berbadan besar itu kabur melarikan diri. Karena hanya tinggal Zayn disana, para warga mengira Zayn lah yang mencoba ingin melecehkan gadis tersebut.

"Hei, lelaki biadab kamu. Hajar saja dia, bakar hidup-hidup."

Salah seorang warga menginterupsi. Untung saja seorang Kiai pendiri pesantren yang memang sudah dikenal dan disegani di kalangan para warga datang menghampiri.

"Bukan saya, saya hanya membantu gadis itu."

Ucapnya agar para warga melepaskan dirinya. Namun bagaimana pun ia mengatakan yang sejujurnya, tak ada yang mempercayai ucapannya. Sang gadis juga sudah mengatakan bahwa Zayn hanya menolong nya. Namun karena suara warga lebih mendominasi, sehingga suara sang gadis tak terdengar oleh mereka.

"Mana ada maling mau mengaku, jika maling mengaku penjara akan penuh."

Salah seorang warga yang sudah tersulut emosi berucap. Percuma saja Zayn berkoar-koar, karena apa yang ia katakan tidak akan di percaya oleh mereka yang lebih mendahulukan amarahnya.

Bugh!

Suara pukulan terdengar nyaring. Menghantam sekujur badan Zayn. Ia tak dapat melepaskan diri dari amukan warga. Jika memang hari ini adalah ajalnya, maka ia hanya bisa pasrah, mungkin ini lah jalan akhir hidupnya. Namun jika Tuhan memberikan kesempatan kepada nya untuk hidup, ia berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik.

"Siapa pun tolong saya, saya akan melakukan apapun untuk orang yang telah menolong saya."

Bathin nya berbicara. Pasrah adalah jalan satu-satunya. Jika memang Tuhan itu maha baik, pasti Tuhan akan mendatangkan seseorang yang akan membantu nya keluar dari amukan warga. Begitu kini yang ada di dalam pikirannya.

"Berhenti, apa yang kalian lakukan."

Suara bariton dari seorang lelaki paruh baya menghentikan aksi warga tersebut.

"Kiai, maaf kiai, pemuda ini hampir saja melecehkan gadis itu."

Salah satu warga menginterupsi, ia menunjuk ke arah gadis yang sudah sangat ketakutan, karena lelaki yang menolong nya hampir saja mati di tangan warga.

"Jangan main hakim sendiri, Allah tidak menyukai orang-orang yang suka main hakim sendiri. Semua itu bisa diselesaikan dengan cara baik-baik."

Nasehat Kiai Hanan. Kiai Hanan sangat miris melihat keadaan Zayn, pemuda yang ada di hadapannya kini.

"Ashraf, papah pemuda itu."

"Baik Abah,"

Ya, Ashraf adalah putra dari Kiai Hanan, ia adalah seorang Gus berusia dua puluh lima tahun. Penerus pondok pesantren yang didirikan oleh Kiai Hanan sang ayah.

"Jelaskan, bagaimana kronologi nya. Jika benar pemuda ini bersalah, biarkan yang berwajib mengurus semuanya. Jangan kalian kotori tangan kalian dengan menghajar pemuda ini hingga tidak berdaya."

"Tadi kami sedang berkeliling untuk mengecek keamanan lingkungan sekitar Kiai, dan kami mendengar teriakan seorang gadis meminta tolong karena ada yang mau melecehkan nya. Saat kami tiba, kami melihat pemuda ini sedang bersama gadis ini. Tentu saja dia lah yang telah berusaha melakukan hal bejat itu. Siapa lagi jika bukan pemuda ini, hanya dia yang kami temui."

Penjelasan salah seorang warga. Ya, memang begitu lah ceritanya, mereka semua telah salah paham dan menghajar pemuda yang tak bersalah.

"Bagaimana nak? apa benar pemuda ini yang hampir melecehkan kamu?"

"Bukan Kiai, justru dia yang telah menolong saya dari tiga preman berbadan besar yang hampir saja membawa saya. Ketiga preman itu kabur saat suara langkah warga mulai mendekat."

"Astaghfirullah, kalian telah bersalah kepada pemuda ini. Kalian sudah menjatuhkan fitnah kepada nya. Inilah Allah kenapa tidak menyukai hambanya yang suka main hakim sendiri. Sekarang kalian harus meminta maaf kepada pemuda ini. Orang yang tidak bersalah telah menjadi korban kebengisan kalian."

Kiai Hanan mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Bagaimana jika tadi ia dan putra nya datang terlambat. Mungkin saja pemuda itu sudah kehilangan nyawanya karena di hajar habis-habisan.

"Maafkan kami kiai, Kami tidak tahu jika pemuda ini yang telah menolong gadis ini."

"Ia, maafkan kami kiai. Kami berjanji tidak akan main hakim sendiri lagi."

"Bukan ke saya harusnya kalian meminta maaf, akan tetapi kepada pemuda ini. Kalian telah memfitnah nya dan menghajar dirinya tanpa memberikan kesempatan kepada nya untuk menjelaskan yang sebenarnya.

Sungguh kiai Hanan sangat kecewa dengan tindakan para warga. Tidak habis pikir mereka bisa sekejam itu menghajar pemuda yang tidak bersalah.

Para warga akhirnya meminta maaf, Zayn yang sudah babak belur dan lemah tak berdaya, menerima maaf mereka tanpa melihat siapa saja yang ada di hadapannya. Ia juga sangat berterimakasih karena sudah di datangkan seseorang yang membantunya lepas dari amukan warga.

Kiai Hanan dan Gus Ashraf membawa Zayn ke rumah mereka, tepatnya rumah Kiai Hanan yang berada di lingkungan pesantren miliknya.

"Ashraf, ayo kita bawa pemuda ini kerumah, lalu segera hubungi dokter keluarga kita untuk segera mengobati pemuda ini."

"Baik Abah." jawab Ashraf.

Kini setelah kesalah pahaman terjadi, para warga di bubarkan, dan gadis itupun sudah dijemput oleh keluarganya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan pada gadis tersebut. Kiai Hanan dan Gus Ashraf membawa Zayn ke rumah mereka yang ada dilingkungan pesantren yang kiai Hanan dirikan.

Kendaraan roda empat itu kini telah memasuki gerbang rumah mereka. Ummu Khadijah terkejut melihat pemuda yang di papah oleh putra nya dalam keadaan babak belur. Tanpa banyak bertanya, Ummu Khadijah menyiapkan kamar untuk istirahat Zayn. Ia dibaringkan di tempat tidur yang memang khusus untuk tamu jauh yang datang ke kediaman kiai Hanan.

Sang dokter yang telah dihubungi oleh Gus Ashraf akhirnya tiba juga. Ia segera mengobati Zayn dan memberikan resep obat yang harus di tebus segera. Setelah itu sang dokter pamit dari kediaman Abah Hanan. Ummu Khadijah yang tak sabar ingin mengetahui bagaimana kronologi nya. Bagaimana sang suami dan putra nya bisa membawa pemuda tampan itu dalam keadaan babak belur, segera bertanya kepada sang suami dan anaknya apa yang telah terjadi. Kiai Hanan pun menceritakan kejadian yang sebenarnya, tanpa ada yang terlewat kan. Membuat Ummu Khadijah syok dan sangat prihatin dengan keadaan Zayn.

"Ya Allah bah, Ummi tidak menyangka, bagaimana jadinya jika Abah dan Ashraf tidak datang menolong nya. Jika tidak, kita tidak tahu apa yang akan terjadi padanya bah."

"Semua atas kehendak Yang Maha Kuasa Mi. Seharusnya Abah tak melewati jalan itu. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja Abah ingin melewati jalan setapak itu. Mungkin ini sudah takdir Allah agar Abah dan Ashraf membantu pemuda itu dari amukan warga."

"Sekarang biarkan pemuda ini istirahat. Mungkin dia juga syok dengan kejadian tersebut. Abah juga belum tahu namanya. Besok jika pemuda ini sudah sadar, Abah akan coba bertanya kepada nya."

Penjelasan Kiai Hanan di angguki oleh Ummu Khadijah dan Gus Ashraf. Mereka kini mengistirahatkan diri ke kamar masing-masing. Setelah Kiai Hanan meminta salah seorang art menebus obat untuk Zayn.

...****************...

Assalamu'alaikum sahabat Musim_Salju.

Ini karya kedua Author. baca juga karya pertama author yang berjudul PENANTIAN KEKASIH HALAL. Jangan lupa dukungan nya juga agar Author semangat dalam menyelesaikan tulisan ini (like, komen, vote dan favorite kan agar tidak ketinggalan update selanjutnya). Karena tanpa dukungan sahabat semua. Novel yang Author tulis tidak ada artinya. Terimakasih.

Follow Ig Author @winda_srimawati

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Min Yoora

Min Yoora

hadir kak🖐️🖐️🖐️aku tertarik karna melihat Bangtan amy

2023-12-17

2

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Assalamu'alaikum..
salken thor....
😊

2023-11-28

2

Yayang Amalia

Yayang Amalia

terimakasih kepada Allah

2023-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!