Mahar

Setelah obrolan yang begitu panjang mengenai pernikahan Zahra dan Zayn yang akan di berlangsungkan satu hari lagi. Akhirnya mereka mencapai mufakat. Kedua orang tua Zayn telah memberikan restu nya. Selain Zahra adalah anak dari seorang Kiai, mama dan papa Zayn berharap nantinya sang putra bisa kembali seperti Zayn yang dahulu taat beribadah kepada Allah. Memang yang namanya sebuah rumah tangga istri yang harus di bimbing oleh suaminya, namun dalam situasi antara Zayn dan Zahra, Zayn lah yang harus butuh bimbingan kembali.

Karena pernikahan satu hari lagi, kedua orang tua Zayn diminta oleh Kiai Hanan dan Ummu Khadijah agar mereka menginap di kediaman Kiai Hanan. Namun, karena mereka tidak membawa pakaian ganti, jadilah mereka tetap kembali kerumah, toh jarak tempuh dari rumah Kiai Hanan ke kediaman Azzam hanya memakan waktu satu jam.

Aisyahrani menghampiri Zahra yang sebentar lagi akan menjadi menantu di dalam keluarga nya itu. Ia menanyakan kesiapan putri semata wayang Kiai Hanan dan Ummu Khadijah untuk menikah dengan Zayn, dan memberikan secuil cerita mengenai putra nya itu. Saat Aisyahrani berhadapan secara dekat dengan Zahra, gadis cantik itu. Aisyahrani langsung tertegun menatap matanya. Walaupun pakaian yang dikenakan Zahra tertutup, Aisyahrani yakin bahwa calon menantunya itu sangat lah cantik seperti Ummu Khadijah.

"Boleh mama berbicara santai dengan kamu nak?"

Aisyah Rani mendekati Zahra, Zahra menganggukkan kepalanya, tak ada alasan menolak berbicara dengan wanita yang sebentar lagi akan menjadi mama mertuanya itu.

"Silahkan Bu,"

"Jangan panggil ibu, panggil mama, toh sebentar lagi kamu akan menjadi anak menantu mama."

"Baik Bu, eh Ma."

Aisyahrani menceritakan semuanya perubahan sikap Zayn yang dulu dan sekarang. Zahra mendengar kan dengan baik, dari sorotan matanya tak terlihat sedikitpun merendahkan Zayn saat ia telah mengetahui latar belakang Zayn. Bagaimanapun, Zahra yakin ini adalah takdir Yang Maha Kuasa. Mungkin sudah jalan-Nya Allah untuk mempersatukan mereka dalam ikatan tali pernikahan.

"Bagaimana nak? Apakah tidak masalah kamu mempunyai seorang suami seperti anak mama?"

Ia menanyakan kepada calon menantunya setelah membahas semua.

"InsyaaAllah ma, tidak ada keraguan sedikitpun di dalam hati Zahra, Zahra juga sudah shalat malam meminta petunjuk kepada Allah, dan saat itu juga Allah langsung memberikan petunjuk-Nya kepada Zahra. Bismillah, do'akan pernikahan Zahra dan mas Zayn menjadi pernikahan yang sakinah mawadah warohmah ya ma."

Ia tatap binar mama mertuanya, terlihat seulas senyuman terbit dari bibir wanita paruh baya itu saat Zahra menjawab dengan yakin untuk menikah dengan putranya, dan terlebih lagi Zahra melibatkan Allah dalam urusannya. Entah harus bersyukur dengan musibah yang menimpa putranya sebelumnya sehingga diberikan menantu yang sholehah, sangat jauh dari diri putranya sendiri.

"InsyaaAllah, mama akan selalu mendoakan kamu dan Zayn. Ya sudah, ayo kita kembali bergabung dengan yang lain. Mama juga harus pamit bersama papa dan Zayn.

Zahra hanya menampakkan senyumannya. Sepertinya calon mama mertuanya cukup baik, bukan cukup baik saja, akan tetapi memang lah baik. Bahkan beliau sama sekali tidak menyanjung putra nya, malah sebaliknya. Ia menceritakan semua yang menjadi kekurangan calon suaminya itu. Begitu lah pikir Zahra.

"Maaf Ummi, Kiai, sepertinya kita harus kembali, sekalian kami membawa Zayn pulang, besok pagi sesuai jadwal akad kita semua akan kesini dengan keluarga besar saya dan suami sekalian membawa seserahan untuk nak Zahra."

Ya, Aisyahrani dan Azzam sudah menghubungi pihak keluarga besar bahwa putra mereka Zayn akan menikah, seluruh keluarga yang dihubungi tentu cukup kaget dengan berita pernikahan yang tiba-tiba saja, namun mereka tak bisa terlalu banyak bertanya. Kiai Hanan dan Ummu Khadijah menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. Memang seharusnya begitu, pihak lelaki akan tiba saat akad akan dilangsungkan.

"Izinkan saya bertanya sebelum pulang dengan Zahra kiai,"

"Silahkan nak."

Zayn menatap netra indah berwarna biru hazel itu. Ia cukup tertegun sepersekian detik dan tersadar saat mama nya menyenggol lengannya.

"Eh, maaf. Zahra, saya mau bertanya sama kamu. Mahar apa yang kamu inginkan untuk pernikahan kita."

Deg!

Debaran di dada wanita bercadar itu kian bertalu-talu, kenapa ditanya perihal mahar saja oleh calon suami dadakan nya itu sampai membuat ia berdebar tak karuan, berbeda saat Azlan yang menanyakan mahar untuk diberikan kepada nya. Bahkan jantungnya normal-normal saja.

"Nak, nak Zayn bertanya sama kamu sayang, ayo dijawab."

Ummi Khadijah melihat putrinya itu hanya diam saja saat calon menantunya itu bertanya kepadanya. Hingga ia menegur sang putri karena tak kunjung ada jawaban dari bibir mungil itu.

"Iya Ummi. Maaf, Saya tidak terlalu mengharapkan mahar apa yang akan mas berikan kepada ku. Setidaknya mahar yang akan mas berikan tidak memberatkan mas dan juga tidak merendahkan ku sebagai calon istrimu."

Zahra menjawab dengan pasti, memang tidak ada keinginan berapa dan apa mahar yang di inginkan nya, saat Azlan bertanya perihal mahar Zahra juga menjawab dengan jawaban yang sama. Hanya bedanya saat Azlan yang bertanya, tak ada debaran di dadanya seperti saat Zayn yang bertanya.

"MasyaaAllah, Alhamdulillah. Memang putri antum ini putri sholehah Kiai, apa tidak masalah anak saya yang kurang agamanya ini bersanding dengan putrimu, sungguh saya malu Kiai.

Azzam papa nya Zayn sengaja mengatakan hal demikian, ia ingin mendengar jawaban dari Kiai Hanan ataupun dari Zahra langsung.

"Maaf Pa, tidak ada yang lebih baik dimata Allah selain ketakwaan setiap hambanya. Bisa jadi seseorang yang di nilai buruk di mata manusia, dia sangat amat baik dimata Allah, begitupun sebaliknya, bisa saja dia amat baik dimata manusia, namun dimata Allah ia amat sangat buruk. Zahra juga masih banyak belajar dalam menggapai Ridho Nya. Semoga pernikahan saya dengan mas Zayn bisa menggapai Ridho Nya.

Deg!

Entah kenapa mendengar perkataan Zahra, hati Zayn berdesir, ada yang berbeda yang ia rasakan saat ini. Ia tidak menyangka jika wanita yang akan menjadi istirnya sama sekali tidak merendahkannya, bahkan Zahra menghargai dirinya dan juga keluarnya.

"MasyaaAllah, beruntung nya saya mendapatkan calon menantu seperti anak Kiai."

"Alhamdulillah mas Azzam."

Obrolan itu akhirnya berakhir juga, seharunya sedari tadi sudah berakhir, namun karena Zayn teringat mahar yang belum sempat ia bahas dengan calon istrinya, jadilah pembicaraan saat itu terus berlanjut hingga azan ashar berkumandang.

"Mari kita shalat berjama'ah dulu,"

"Baik Kiai. Ayo ma, Zayn, kita shalat dulu.

Akhirnya mereka shalat berjamaah di masjid yang ada di lingkungan pesantren, dan itulah saat pertama kali Zayn kembali shalat setelah terkahir kali ia meninggalkan kewajiban nya itu.

Setelah melaksanakan shalat ashar berjama'ah, keluarga Zayn barulah benar-benar pamit kepada keluarga Kiai Hanan. Kendaraan itu meninggalkan pelataran rumah Kiai Hanan. Kiai Hanan dan Gus Ashraf kembali ke pesantren sedangkan Zahra dan Ummu Khadijah kembali masuk kerumah.

"Ya Allah, yakin kan lah hati hamba dalam menerima pernikahan hamba dengan lelaki yang belum lama hamba temui. Hamba berserah diri kepada engkau ya Allah."

Zahra berdiri di balkon kamarnya sembari menikmati pemandangan yang ada di lingkungan nya itu. Memang lingkungan pesantren dan rumah Kiai Hanan di kelilingi oleh sawah dan perbukitan. Sehingga udaranya cukup sejuk dan asri.

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Ning Mar

Ning Mar

zahra menantu idaman....berharap aq bisa mendapat menantu kayak zahra dehhh....

2023-11-10

1

ɪsᴛʏ

ɪsᴛʏ

bener² wanita sholeh zahra sungguh sangat merugi yg telah menyia²kan zahra dan zayn adalah lelaki yg beruntung...
lanjuut thor....

2023-10-07

5

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!