Bertemu Kawan Lama

Saat Mama dan Papa Zayn tiba di kediaman Kiai Hanan, tak dapat di pungkiri bahwa ekspresi mereka kini sangat tidak bersahabat. Seolah-olah kedua paruh baya itu siap menerkam putranya. Amarahnya sudah sampai di puncak ubun-ubun. Tidak tahu apa yang akan mereka lakukan kepada putra mereka.

Terutama Aisyahrani, mamanya Zayn. Terlihat gurat kecewa pada wajahnya karena anak nya yang tiba-tiba saja ingin menikahi seorang wanita. Kesalahan apa yang telah dilakukan oleh putranya itu sehingga ia harus menikahi seorang wanita tanpa ada pemberitahuan sebelumnya nya. Karena memang Zayn tidak pernah mengenalkan wanita manapun kepada kedua orang tuanya, walaupun dia pernah dekat dengan seorang wanita dulunya.

"Permisi Kiai, Ummi, di depan ada tamu yang mengatakan bahwa mereka adalah orang tua dari mas Zayn."

Art dirumah itu tergopoh-gopoh menghampiri Kiai Hanan dan Ummu Khadijah. Zayn yang juga duduk bersama Kiai Hanan dan Ummu Khadijah terlihat sangat tegang. Ia tidak tahu bagaimana kah reaksi kedua orang tuanya saat berhadapan dengan dirinya nanti.

"Baik bi, buatkan tamu kita minum. Kami akan menemui kedua orang tua Nak Zayn."

"Baik Ummi, permisi."

Setelah menyampaikan informasi, art itu segera menyiapkan minuman juga beberapa snack untuk kedua orang tua dari Zayn. Abah Hanan dan Ummu Khadijah segera menuju ruang tamu di ikuti oleh Zayn, Ashraf dan Zahra. Sedangkan Hawa sahabat Zahra sudah pulang sedari tadi.

Saat Kiai Hanan, Ummu Khadijah, Ashraf dan Zayn tiba di ruang tamu. Betapa mereka terkejut saat tangan kokoh dari wanita paruh baya itu menampar pipi Zayn hingga meninggalkan jejak kemerahan.

"Ma, Pa."

Zayn lebih dahulu menyapa kedua orang tuanya. Tanpa ia tahu amarah sudah di puncak ubun-ubun keduanya.

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Zayn. Semua terkejut atas perlakuan wanita paruh baya itu yang mereka tahu pastilah dia ibunda dari Zayn. Zayn sendiri juga sangat terkejut mendapat tamparan yang tiba-tiba. Ia memegang sebelah pipinya karena memang begitu perih. Suami dari wanita paruh baya itu segera meredam amarah sang istri.

"Ma, kenapa mama menampar Zayn? apa salah Zayn Ma?"

"Kamu masih bertanya apa salah kamu Zayn? Mama tidak habis pikir, setelah melakukan kesalahan sekarang kamu seolah-olah tidak merasa bersalah sama sekali. Bagaimana bisa kamu menghamili seorang wanita. Mama malu kepada kamu."

Ternyata benar, Aisyahrani sudah salah paham kepada putranya itu. Ia menangkap bahwa sang putra telah menghamili seorang wanita, makanya ia memutuskan untuk menikahi gadis itu secepatnya.

"Mama sudah salah paham Ma. Aku tidak sebejat itu untuk menghamili seorang gadis. Mama duduk dulu. Malu dengan keluarga Kiai Hanan. Zayn akan menjelaskan semuanya."

Dengan lembut ia berbicara kepada ibunya itu. Ya, Zayn tidak pernah berbicara dengan nada tinggi kepada kedua orang tuanya. Walaupun ia marah ataupun kecewa sekalipun kepada kedua orang tuanya itu. Namun menghormati kedua orang tuanya tetap lah kewajiban baginya.

"Ma, ayo duduk dulu, kita bicara baik-baik."

Azzam Alfarezi papa dari Zayn pun berusaha mencoba menenangkan sang istri. Ia tidak mau anak dan istrinya bersitegang dengan masalah yang ada. Selama ini walau bagaimanapun kesalahan yang telah dilakukan anak-anak nya, pasti lah Azzam selalu mengedepankan akal dan pikirannya. Semua bisa didiskusikan terlebih dahulu, begitu lah yang ia ajarkan.

Setelah dibujuk sang suami. Akhirnya Aisyahrani menurut dengan suaminya. Ia duduk di sofa yang ada diruang tamu itu dengan tatapan tajam nya kepada sang putra. Tanpa melihat calon besan nya masih mematung melihat kemarahan nya.

"Mas Azzam, ini kau kan?"

Suara Kiai Hanan mengalihkan atensi semuanya. Ternyata Kiai Hanan mengenal Azzam papa dari Zayn. Sedari tadi Kiai Hanan ingin menyapa teman lamanya itu, namun situasi mencekam yang barusan terjadi membuat ia mengurungkan niatnya untuk menyapa kawan lamanya.

"Kiai Hanan, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kiai tidak berubah sama sekali. Aku salut kepada mu."

Kekehan dari keduanya membuat situasi cukup mereda. Mereka saling merangkul bak kawan lama telah lama tidak berjumpa. Tak menyangka mereka dipertemukan dalam situasi yang berbeda.

"Silahkan duduk dulu, sepertinya ada kesalahpahaman diantara kalian dengan nak Zayn."

Abah Hanan menyuruh tamunya untuk duduk terlebih dahulu, sedangkan Aisyahrani sudah sedari tadi duduk dengan memalingkan wajahnya dari sang putra. Ummu Khadijah, Ashraf, Zayn dan Zahra pun duduk di salah satu sofa.

"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Kiai. Pantas saja sewaktu kami mencari alamat ini, dan bertanya kepada salah satu warga, aku tak asing dengan nama Kiai Hanan."

"Aku pun tak menyangka kita akan bertemu dalam situasi seperti ini. Oh iya perkenalkan. Ini istriku Khadijah, ini putra ku satu-satunya Ashraf, dan ini putriku satu-satunya Zahra."

Abah Hanan memperkenalkan istri dan anak-anaknya. Ummu Khadijah menyalami calon besan nya itu, Aisyahrani pun menyambut salaman Ummu Khadijah walupun masih tersisa amarah di wajahnya. Zahra juga menyalami calon mertuanya. Ashraf menyalami Azam, sedangkan kepada Aisyahrani ia hanya menautkan kedua tangannya di depan dada.

"Ma, beliau ini teman kuliah papa. Lebih tepatnya adik tingkat papa di kampus. Kita sudah lama tidak bertemu."

Aisyahrani hanya menganggukkan kepalanya. Rasanya ia belum mampu berbicara. Takut emosi kembali memuncak. Mereka mengobrol santai untuk menghilangkan ketegangan yang telah terjadi, hingga Zayn memberanikan diri untuk berbicara.

"Maaf Kiai, apa saya sudah boleh menjelaskan kepada kedua orang tua saya? Agar kesalahpahaman ini segera selesai."

Zayn meminta izin kepada Kiai Hanan untuk menjelaskan semuanya. Kiai Hanan menganggukkan kepalanya. Zayn menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia memulai menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya.

Huft

"Ma, Pa, Zayn tahu pasti Mama dan Papa terkejut dengan kabar ini. Namun Zayn sama sekali tidak melakukan kesalahan atau seperti apa yang mama katakan barusan kepada Zayn. Bagaimana pun tingkah Zayn, Zayn tidak akan melakukan hal bejat seperti yang mama fikirkan. Ada alasan kenapa Zayn ingin menikahi putri dari Kiai Hanan..."

Zayn menceritakan semuanya, mulai dari awal mula ia menolong seorang gadis dan ia dikira ingin melecehkan gadis tersebut, hingga Kiai Hanan dan Gus Ashraf datang menolongnya. Dan kenapa ia memutuskan untuk menikahi Zahra. Ia menceritakan sedetail mungkin tanpa ada yang terlewat kan.

Setelah mendengar penuturan dari Zayn, Aisyahrani merasa bersalah kepada putra nya karena sudah menuduh putranya yang bukan-bukan dan bahkan menampar pipi sang putra.

"Begitulah kejadian nya Ma, Pa. Sekarang bagaimana dengan mama dan papa? Sudah kah jelas dengan penjelasan Zayn?"

Zayn menatap lekat netra kedua orang tuanya secara bergantian. Namun kini tak ada lagi gurat kecewa di wajah mereka. Justru Aisyahrani merasa bersalah kepada putranya.

"Maafkan mama karena sudah menuduh kamu yang bukan-bukan."

"Tidak apa-apa ma. Aku maklum, jika aku di posisi mama, pasti aku juga akan melakukan hal yang sama."

Terbitlah senyuman di bibir mereka masing-masing. Merasa lega karena kesalahpahaman antara orang tua dan anak itu telah berakhir.

"Ma, Pa, sekarang Zayn ingin meminta restu kepada mama dan papa. Izinkan Zayn menikahi putri Kiai Hanan dan Ummi Khadijah yaitu Zahra"

"Apa kamu serius nak? apa kamu yakin? Mama tidak masalah jika kamu yakin dan serius. Tapi kalian belum saling mengenal."

Aisyahrani tampak khawatir atas keputusan putranya itu. Namun bisa ia lihat bahwa tidak ada keraguan Dimata Zayn.

"InsyaaAllah aku serius ma. Ini untuk kebaikan bersama. Ini juga sebagai bakti ku kepada Abah dan Ummi, karena sudah menolong aku, dan mengizinkan aku tinggal disini selama aku dalam pemulihan."

Zayn bersimpuh di hadapan mamanya, ia tidak mengerti kenapa dia begitu yakin untuk menikahi Zahra. padahal mereka mengobrol saja tidak dirumah itu.

Sebenarnya Aisyahrani juga menyayangkan putranya menikah begitu cepat. Usianya juga baru dua puluh dua tahun, dan Zayn masih kuliah walupun sudah semester akhir. Namun kali ini ia juga tidak bisa menentang keputusan putranya. Pasti lah sang putra juga sudah memikirkan nya matang-matang. Ia juga melihat keluarga dari calon menantunya itu keluarga yang agamis. Mungkin ini sudah jalannya Allah untuk mengembalikan putranya kejalan yang benar.

Maksud dari jalan yang benar bukan berarti Zayn pernah meninggalkan agama nya dan berpindah ke agama lain. Zayn memang pernah hampir murtad, namun karena keluarganya ia tidak melakukan nya. Dulu Zayn adalah pemuda yang taat agama. Akan tetapi karena suatu kejadian yang terjadi dalam hidupnya, Zayn merasa marah kepada Yang Maha Kuasa dan tidak lagi mau melakukan ibadah nya sebagai umat muslim. Seperti sholat, mengaji, dan melakukan kewajiban serta sunnah lainnya.

Mungkin dengan menikah dengan Zahra. Zahra bisa membuat Zayn kembali seperti dahulu. Zayn yang tidak pernah meninggalkan kewajiban nya sebagai umat muslim. Mungkin suatu saat Zayn kembali mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Walaupun Yang Maha Kuasa hanya akan memberikan hidayah itu kepada hamba-Nya yang ia inginkan.

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

YLR

YLR

Semangat terus Thor 😘

2023-10-14

2

Gagah Gue

Gagah Gue

Dunia ini memang sempit ya. Semoga ini pertanda bahwa pernikahan antara zayn dan zahra memang lah terbaik.😘😘😘

2023-10-11

6

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!