Izinkan Aku Menikahinya

"Ya Allah Abah, bagaimana jika putri kita tahu ustadz Azlan membatalkan pernikahan mereka, pasti Zahra akan sangat terpukul. Dan apa tanggapan orang-orang kepada keluarga kita bah. Ummi tidak sanggup membayangkan nya Abah."

Meluruh lah buliran bening itu di pipi Ummu Khadijah, sedari tadi ia menahan tangisnya di hadapan keluarga ustadz Azlan. Namun kini ia tak dapat membendung rasa sakit hati dan kecewanya. Apalagi memikirkan nasib sang putri, betapa hancurnya perasaan Zahra jika tahu calon suaminya itu membatalkan pernikahan mereka secara sepihak sehari sebelum hari H.

"Mau bagaimana lagi Ummi, kita tidak bisa melawan takdir, mungkin ini yang terbaik. Jika pernikahan mereka tetap dipaksakan, takutnya putri kita akan jauh lebih tersakiti. Walaupun ustadz Azlan tidak mengatakan alasannya membatalkan pernikahan nya dengan putri kita, pasti karena itu tidak dapat diterima oleh kita, terlebih lagi oleh Zahra nantinya. Ingat Ummi, Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas hambanya."

Abah menyikapi nya dengan tenang. Ia tidak ingin berlarut dalam masalah yang baru saja terjadi. Perihal tanggapan orang lain, biarkanlah nanti menjadi urusan nya. Yang pasti nanti ia akan jelaskan perlahan kepada putri satu-satunya itu.

"Mohon maaf Abah, Ummi, jika Abah dan Ummi mengizinkan, izinkan saya yang menikahi putri Abah dan Ummi."

Zayn dengan yakin dan mantap mengucapkan perkataan itu tanpa adanya keraguan. Walaupun ia belum mengenal keluarga Abah Hanan dengan baik, namun ia yakin bahwa apa yang ia lakukan saat ini adalah yang terbaik. Mungkin inilah maksud pertemuan nya dengan keluarga Abah Hanan. Takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT.

"Bagaimana mungkin nak kamu yang menanggung nya, sedangkan kamu belum lama mengenal keluarga Abah, terlebih putri Abah Zahra. Abah akan mengatakan yang sebenarnya kepada Zahra dan menjelaskan nya perlahan. Abah tidak ingin kamu mengorbankan hidup kamu untuk keluarga Abah agar keluarga ini tidak menanggung malu."

Walaupun Abah sempat tersentuh dengan pernyataan Zayn. Namun ia tidak ingin mengorbankan hidup orang lain untuk menggantikan beban keluarganya.

"Abah, Ummi, saya memang bukan lah lelaki yang paham agama seperti ustadz Azlan, bahkan jika dibandingkan dengan beliau, saya jauh dari kata baik. Tapi saya berjanji akan memperlakukan putri Abah dan Ummi dengan baik. Izinkan saya untuk menyelamatkan Zahra, izinkan saya menyelamatkan keluarga Abah dari hinaan orang-orang diluar sana jika pernikahan ini dibatalkan. Saya tahu pernikahan ini bersifat sakral. Tapi percayalah kepada saya, saya tidak akan menghancurkan kepercayaan Abah dan Ummi kepada saya, yang sudah sangat baik kepada saya dan menerima saya beberapa hari ini. Bukan kah Abah mengatakan jika kita tidak tahu rencana Allah kedepannya, takdir yang bagaimana yang akan menghampiri hidup kita. Termasuk saya yang diselamatkan Abah dan Gus Ashraf dan membawa saya kerumah ini. Dan kini di hadapan kalian, saya meminta restu kepada Abah dan Ummi serta Gus untuk menikahi putri satu-satunya di rumah ini."

Entah Hidayah dari mana Zayn dapat mengatakan kata-kata bijak itu. Dia seperti orang lain saat mengucapkan semua perkataan yang ia ucapkan dari mulutnya. Bahkan tak terlintas sedikitpun di pikirannya untuk menikah di usia muda. Entah keberanian dari mana ia meminta kepada Abah Hanan dan Ummi Khadijah untuk menikahi seorang wanita sholehah itu, sedangkan ia jauh dari kata Sholeh. Ya, karena memang sudah lama sekali ia jauh dari Tuhannya.

Melihat ketulusan dari Zayn, terbitlah senyuman itu dari bibir Kiai Hanan dan Ummu Khadijah, bahkan Gus Ashraf sendiri tidak menyangka, bahwa lelaki yang ia dan Abahnya tolong yang akan menyelamatkan sang Adik serta keluarganya dari rasa menanggung malu terhadap orang-orang yang telah mengetahui akan di gelar pernikahan seorang putri dari seorang Kiai yang sudah sangat tersohor itu.

"Apa kamu yakin nak?"

"Bismillah, InsyaaAllah bah, saya yakin seyakin-yakinnya. Tapi izinkan saya mengabari kedua orang tua saya."

"Baik, silakan."

Abah Hanan memberikan kesempatan kepada Zayn untuk menghubungi kedua orang tuanya. Ia menepi sebentar untuk menelfon mama dan papanya. Tak butuh waktu lama, telfon itu di angkat oleh Ibunya. Zayn menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengutarakan niatnya kepada ibunda tercinta.

"Assalamu'alaikum ma, mama tolong dengarkan baik-baik apa yang akan Zayn katakan, dan jangan di potong sebelum Zayn berbicara. Zayn harap mama dan papa bisa datang hari ini ke pondok pesantren gontor ponorogo, nanti alamat nya Zayn kirim. Mama harus datang, karena besok Zayn akan menikahi putri dari seorang Kiai. untuk alasan pernikahan Zayn, nanti setelah mama dan papa tiba disini Zayn jelaskan. Mama dan papa harus datang saat ini juga, Zayn tunggu. Assalamu'alaikum."

Tanpa menunggu jawaban dari mamanya dari seberang sana. Zayn langsung mematikan telfonnya segera. Ia bingung bagaimana cara menjelaskan alasannya melalui sambungan telfon itu. Biar lah nanti langsung dihadapan kedua orang tuanya saja ia sampaikan niatnya itu.

"Bagaimana nak?"

"Tunggu kedatangan kedua orang tua saya ya Abah. Saya sudah menyampaikan niat saya untuk menikahi putri Abah, tetapi alasan jelasnya belum saya sampaikan. Biarlah nanti di saat mama dan papa saya tiba disini, saya jelaskan semuanya kepada mereka."

Abah menganggukkan kepalanya, sedangkan Ummu Khadijah masih berperang dalam pikirannya. Apakah menikahkan sang putri dengan seorang lelaki yang baru saja mereka kenal adalah keputusan yang terbaik. Namun tidak ada lagi cara selain menerima pinangan dari pemuda yang beberapa hari ini tinggal dengan mereka.

"Tapi bah, bagaimana dengan Zahra? Apakah Zahra bisa menerima pernikahan nya dengan Zayn? Bagaimana cara kita menjelaskan kepada Zahra bah? Ashraf takut sekali jika Zahra tidak bisa menerima takdir hidupnya saat ini."

Ashraf teringat dengan sang adik saat ini, bagaimana hancurnya hati adiknya jika calon suaminya membatalkan pernikahan mereka. Dan saat Ini Zayn meminta nya untuk menikahkan dirinya kepada Abah Hanan dan Ummu Khadijah.

"Zahra sudah tahu semuanya kak, Abah, Ummi. Zahra sudah mendengar semua yang disampaikan oleh ustadz Azlan dan keluarga nya. Maafkan Zahra jika Zahra mendengar kan obrolan kalian."

Ia keluar dari persembunyian nya bersama Hawa sahabat karibnya itu. Memang awalnya ia hanya sekedar penasaran kenapa calon suaminya tiba-tiba datang kerumahnya, padahal esok adalah hari pernikahan mereka. Ia mengajak Hawa untuk mendengarkan obrolan keluarganya dengan keluarga calon suaminya. Dan lebih yang membuat ia terkejut, bahwa Azlan benar-benar membatalkan pernikahan mereka.

"Nak, berarti kamu mendengar semua obrolan kami sejak kedatangan keluarga nak Azlan? Kamu juga mendengar bahwa nak Zayn meminta kepada Abah dan Ummi untuk menikahi kamu?"

Raut wajah Ummu Khadijah tampak sedih. Ia tak tahu apa yang dirasakan putrinya kini. Namun tak ada air mata dan raut sedih di wajah putrinya itu. Apa putrinya pintar dalam menyembunyikan kekecewaannya. Bagaimana bisa dia tanpa ekspresi setelah mendengar semua nya, bahkan Ummu Khadijah sendiri begitu sakit hati dan kecewa sang putri di perlakukan seperti itu oleh mantan calon suami anaknya.

"Ummi, bukan kah Allah mempunyai rencana yang jauh lebih indah dari pada rencana manusia. Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, namun Allah lah tempat sebaik-baiknya rencana itu. Jika dikatakan aku kecewa dan sakit hati, tentu saja aku merasakan nya, sama seperti yang Ummi rasakan saat ini. Tapi apakah dengan aku terus sakit hati dan kecewa semuanya akan kembali seperti semula. Tidak kan Ummi."

Zahra duduk disamping Ummu Khadijah, ia genggam tangan Ummi nya, ia peluk wanita yang telah melahirkannya itu. Betapa sakit hatinya melihat kekecewaan sang ibunda terhadap keluarga calon suaminya itu. Namun ia sebagai manusia biasa tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya pasrah kepada takdir Allah lah jalan satu-satunya.

"MasyaaAllah nak, ternyata putri Abah sudah dewasa. Lantas apakah kamu menerima pinangan dari Nak Zayn?"

"Bismillahirrahmanirrahim, InsyaaAllah Zahra menerima pinangan dari Mas Zayn Abah, Ummi. Tidak ada alasan Zahra menolak lamarannya, jika memang ini untuk kebaikan kita bersama. Tapi izinkan Zahra berbicara berdua dengan mas Zayn disana. Ada yang akan Zahra tanyakan kepada mas Zayn sebelum besok kami resmi menikah."

Dengan yakin Zahra menerima pinangan lelaki yang baru enam hari ini ia kenal. Ada hal yang membuat ia yakin bisa menerima Zayn menjadi suaminya. Namun tidak ia katakan di hadapan Abah, Ummi dan kakak nya.

"Silakan kalian berbicara disana. Kami masih bisa memantau kalian dari sini."

Abah mempersilahkan putrinya dan Zayn berbicara berdua. Setelah obrolan itu selesai, mereka kembali lagi ketempat duduk semula.

"Bagaimana nak? Apakah kamu benar-benar yakin?"

"Setelah Zahra mendengarkan jawaban dari mas Zayn, InsyaaAllah Zahra semakin yakin menerima pinangan mas Zayn."

"Alhamdulillah. Mungkin inilah takdir yang direncanakan Allah untuk kamu dan nak Zayn."

Abah Hanan, Ummu Khadijah, Gus Ashraf dan Hawa tak dapat berkata-kata lagi. Sungguh takdir mereka berdua sungguh unik. Entah apa rencana Yang Maha Kuasa untuk kehidupan mereka selanjutnya. Yang jelas hanya Allah yang tahu.

...----------------...

...To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Istrinya suga pacarnya joshua

Istrinya suga pacarnya joshua

masih dipantau dulu nihh cerita 🤗🤗 semangat author

2023-10-30

1

YLR

YLR

Yuk bisa yuk Zayn dan zahra bersatu 😘😘😘

2023-10-14

2

Wawa Sese

Wawa Sese

Semoga Zayn benar-benar bisa menjadi suami yang yang terbaik untuk Zahra. /Drool//Drool//Drool//Drool/

2023-10-11

3

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Kesalahpahaman
2 Menjaga Pandangan
3 Ketampanan Seorang Zayn
4 Firasat
5 Pembatalan Pernikahan
6 Izinkan Aku Menikahinya
7 Bertemu Kawan Lama
8 Mahar
9 Gelisah
10 Hari Bahagia
11 Sudahkah Jatuh Cinta
12 Kewajiban Istri
13 Suami Dingin
14 Pindahan
15 Kulkas Dua Belas Pintu
16 Berdebar
17 Mode Galak
18 Zahraku
19 Cemburu
20 Pertemuan
21 Di Ajak Kenalan
22 Bertukar Nomor Handphone
23 Garis Keturunan
24 Suara Jeritan Nayna
25 Bidadari
26 Aktivitas Zahra dan Zayn
27 Perpustakaan
28 Maaf Untuk Adiva
29 Sayang
30 Ke Curug
31 Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32 Melakukan Kewajiban
33 Arumi Nasha Razetha
34 Pingsan
35 Di Izinkan Pulang
36 Sudah Ada Calon?
37 Oppa
38 Gadis Yang Baik
39 Mual dan Muntah
40 Rujak Mangga Muda
41 Memanjat Pohon Mangga
42 Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43 Dikejar Anjing
44 Garis Dua
45 Ingin Soto Medan
46 Mobil Mogok
47 Check Up
48 Saran Dokter
49 Salah Bicara
50 Kabar Bahagia
51 Tidak Mungkin
52 Sidang Kelulusan
53 Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54 Wisuda
55 Ke Mall
56 Kecewa
57 Acara Empat Bulanan
58 Kembalinya Arumi
59 Kembar Tiga
60 Ungkapan Perasaan Zayn
61 Pertimbangan Zayn
62 Meminta Izin
63 Kejutan Untuk Zahra
64 Rumah Minimalis Kaca
65 Ulah Neyna
66 Tasyakuran Rumah Baru
67 Setan
68 Jadilah Wanita Yang Berkelas
69 Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70 Hanya Karena Pisang Goreng
71 Sangat Di Hargai
72 Berpamitan Ke Pondok
73 Mentang-mentang Ada Pawangnya
74 Bertemu Ustadz Azlan
75 Memangnya Masih Boleh Shalat?
76 Dosen?
77 Mood Ibu Hamil
78 Pendarahan
79 Henti Jantung
80 Koma
81 Bangun Zahra
82 Ternyata Arumi & Adiva?
83 Kejang-Kejang
84 Zahra Sadar
85 Bingung Mau Kasih Judul Apa
86 Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87 Akhirnya Zahra Pulang
88 Pemberian Nama & Aqiqah
89 Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90 Rencana Arumi
91 Bukan Salah Adiva
92 Akhirnya Thian Sadar
93 Menunjukkan Perasaan
94 Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95 Wedding Day (A & Z)
96 The End
97 Extra Part 1
98 Extra Part 2
99 Extra Part 3
100 Extra Part 4
101 Extra Part 5
102 Extra Part 6
103 Extra Part 7
104 Extra Part 8
105 Extra Part 9
106 Extra Part 10
107 Extra Part 11
108 Extra Part 12
109 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Sebuah Kesalahpahaman
2
Menjaga Pandangan
3
Ketampanan Seorang Zayn
4
Firasat
5
Pembatalan Pernikahan
6
Izinkan Aku Menikahinya
7
Bertemu Kawan Lama
8
Mahar
9
Gelisah
10
Hari Bahagia
11
Sudahkah Jatuh Cinta
12
Kewajiban Istri
13
Suami Dingin
14
Pindahan
15
Kulkas Dua Belas Pintu
16
Berdebar
17
Mode Galak
18
Zahraku
19
Cemburu
20
Pertemuan
21
Di Ajak Kenalan
22
Bertukar Nomor Handphone
23
Garis Keturunan
24
Suara Jeritan Nayna
25
Bidadari
26
Aktivitas Zahra dan Zayn
27
Perpustakaan
28
Maaf Untuk Adiva
29
Sayang
30
Ke Curug
31
Kembali Ke Kediaman Papa Azzam
32
Melakukan Kewajiban
33
Arumi Nasha Razetha
34
Pingsan
35
Di Izinkan Pulang
36
Sudah Ada Calon?
37
Oppa
38
Gadis Yang Baik
39
Mual dan Muntah
40
Rujak Mangga Muda
41
Memanjat Pohon Mangga
42
Pengumuman (Novel Penantian Kekasih Halal)
43
Dikejar Anjing
44
Garis Dua
45
Ingin Soto Medan
46
Mobil Mogok
47
Check Up
48
Saran Dokter
49
Salah Bicara
50
Kabar Bahagia
51
Tidak Mungkin
52
Sidang Kelulusan
53
Cafe Ala Resto & Pusat Oleh-oleh
54
Wisuda
55
Ke Mall
56
Kecewa
57
Acara Empat Bulanan
58
Kembalinya Arumi
59
Kembar Tiga
60
Ungkapan Perasaan Zayn
61
Pertimbangan Zayn
62
Meminta Izin
63
Kejutan Untuk Zahra
64
Rumah Minimalis Kaca
65
Ulah Neyna
66
Tasyakuran Rumah Baru
67
Setan
68
Jadilah Wanita Yang Berkelas
69
Manusia Ular Atau Manusia Rubah?
70
Hanya Karena Pisang Goreng
71
Sangat Di Hargai
72
Berpamitan Ke Pondok
73
Mentang-mentang Ada Pawangnya
74
Bertemu Ustadz Azlan
75
Memangnya Masih Boleh Shalat?
76
Dosen?
77
Mood Ibu Hamil
78
Pendarahan
79
Henti Jantung
80
Koma
81
Bangun Zahra
82
Ternyata Arumi & Adiva?
83
Kejang-Kejang
84
Zahra Sadar
85
Bingung Mau Kasih Judul Apa
86
Pengumuman (Kau Hanya Untukku)
87
Akhirnya Zahra Pulang
88
Pemberian Nama & Aqiqah
89
Kegiatan Abin & Ibun Di Pagi Hari
90
Rencana Arumi
91
Bukan Salah Adiva
92
Akhirnya Thian Sadar
93
Menunjukkan Perasaan
94
Rencana Perjodohan Gus Ashraf
95
Wedding Day (A & Z)
96
The End
97
Extra Part 1
98
Extra Part 2
99
Extra Part 3
100
Extra Part 4
101
Extra Part 5
102
Extra Part 6
103
Extra Part 7
104
Extra Part 8
105
Extra Part 9
106
Extra Part 10
107
Extra Part 11
108
Extra Part 12
109
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!