JANJI ZAYRA

Cahaya menyempatkan diri untuk bicara dengan Udin. Karena pada saat kejadian bukankah Udin menemani Naya.

Namun sayangnya Udin juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Naya.

" Ini sangat mengherankan" Cahaya menggigit ibu jari kanannya. Kepalanya seperti akan meledak. Apakah ini sihir?

" Din, apakah kamu tidak merasakan sesuatu hal yang aneh? " Aura iblis dalam diri Udin biasanya sangat peka, apalagi dengan kekuatan dua jimat yang mendukungnya. Pasti Udin bisa merasakan energi negatif.

" Ah iya Ibu, Udin ingat tiba-tiba??? " Udin mengambil dua jimat dibalik daun telinga nya. Tapi sayangnya dua jimat itu tidak bereaksi seperti tadi siang.

" Kenapa? " Tanya Cahaya.

" Dua jimat tadi seperti memberi sinyal aneh ... seperti kehadiran seseorang" Udin mengumpulkan semua ingatan nya.

" Seseorang? " Cahaya mengulang kembali perkataan putranya. Udin membenarkan, ia ragu untuk menyimpulkan apa yang ada dalam hatinya.

" Siapa maksud mu? " tanya Cahaya lagi.

" Ibu, apakah itu putriku? "

Bola mata Cahaya melebar.

" Benar kah? "

Udin menggeleng ragu, ia tidak yakin. Jika ini adalah perbuatan kembaran Zahira , kenapa? dan karena apa dia melakukan ini kepada Naya?

" Kamu harus antar Ibu ke sana Udin " Cahaya mengambil keputusan cepat.

" Tapi Bu "

" Tidak ada tapi-tapian, sekarang juga! Ayo! "

Cahaya menarik tangan putranya, meskipun ragu tapi Udin tidak bisa menolak. Keduanya berlari cepat ke belakang rumah sakit, lalu meluncur menggunakan kekuatan mereka untuk mendatangi tempat kejadian.

Zahira yang tetap menjadi penguntit menyaksikan semua nya. Ia mulai panik, bagaimana jika benar saudara nya ada di tempat itu?

" Ra.... Zahira "

Zahira menoleh, ia melihat Ibunya yang buta tengah berjalan dengan dibimbing oleh serigala kesayangannya.

" CK... apa-apaan sih? Ah mengganggu saja " Zahira memilih untuk pergi menghindari Prilly sebelum Poni mencium keberadaan nya.

" Kemana anak itu? Apa dia terasa hati dengan tuduhan Gading? " Prilly bermonolog sendiri, ia sangat mengkhawatirkan Zahira karena sudah pasti Zahira akan terluka jika mendapatkan perlakuan yang tidak adil seperti tadi.

Ditambah lagi Prilly merasa bahwa tidak ada satu pun orang yang membela putrinya. Kenapa? Kenapa semua orang memperlakukan Zahira seperti itu?

__

Cahaya dan Udin melayang mengelilingi area proyek yang masih dalam tahap merehab pondasi. Ia juga berkeliling ke area kampung Gandang Wetan, mungkin saja bisa mendapatkan petunjuk.

Aura kekuatan yang keluar dari pasangan Ibu dan anak itu membangunkan Zayra dari tidur nya. Ia menatap langit kamarnya, aura kekuatan Udin dan Cahaya sangat dekat sekali.

Pelan-pelan Zayra bangun lalu keluar dari rumah nya melalui pintu belakang. Zayra mendongak ke langit, ia mencari sumber kekuatan yang dirasakan oleh nya.

Samar-samar Zayra dapat melihat dua cahaya kebiruan melayang di udara. Zayra yakin itulah sumber kekuatan yang mengusik tidur nya.

Ada rasa menggoda untuk membuka kalungnya, Zayra tersenyum tipis. Ia memegang kalung yang terbuat dari bulu burung Phoenix. Belum sempat ia tarik tiba-tiba sesuatu menyambar tubuh Zayra hingga masuk ke dalam dapur.

Udin menghela nafas berat, ia kecewa karena tidak menemukan apapun di desa itu.

" Bu, apa kita kembali saja ?"

Cahaya mengedarkan pandangannya sekali lagi.

" Entah kenapa perasaanku berdebar-debar? " Ia memegang dadanya sendiri.

" Mungkin Ibu kecapean, ayo kita pulang. Prilly sekarang pasti sedang mencari ku "

Cahaya mengangguk setuju, akhirnya mereka melesat bersama menuju ke rumah sakit.

Zayra tidak berdaya dalam rengkuhan seorang wanita berjubah hitam. Tubuhnya seakan melemah.

Namun perlahan wanita yang tidak lain adalah Nyai Agung Gusti Pinatih pun melepaskan nya.

Perempuan anggun itu menuntun Zayra masuk kembali ke dalam kamar.

" Jangan menggunakan kekuatan mu untuk hal yang tidak penting" Nyai Agung memintal bulu burung Phoenix yang sedikit amburadul.

" Jadi anda yang melakukan ini? " Tanya Zayra , Nyai Agung Gusti Pinatih mengiyakan.

" Kenapa? "

" Karena kekuatan yang didapat dari turunan, akan sulit untuk dijinakkan"

Zayra tidak mengerti apa maksud dari ucapan Nyai Agung, Keningnya mengerut.

Nyai Agung Gusti Pinatih mengusap lembut anak rambut Zayra , ia tersenyum penuh keibuan.

Kemudian tangan kiri beliau menunjuk sebuah teko yang berisi air di sudut kamar. Keajaiban terjadi, air dalam teko keluar dan membentuk sebuah gumpalan. Melayang mendekati Nyai Agung Gusti Pinatih.

Sebelah tangan lainnya menunjuk sebuah lampu lentera yang menempel di dinding bambu. Digunakan sebagai lampu cadangan jika listrik padam.

Tiba-tiba api tersulut dengan sendirinya di ujung sumbu. Zayra terpana melihat semua keajaiban itu.

" Kau pun bisa melakukannya" Nyai Agung mengembalikan air tadi masuk ke dalam teko. Lalu meniup api tanpa beranjak dari duduknya.

" Tapi kau perlu belajar untuk mengendalikan nya "

Zayra menatap wanita bersanggul itu lebih mendalam. Ia tersenyum tipis membalas tatapan Zayra .

" Apakah anda sama seperti saya? Sejak kecil menggunakan kalung ini? "

Nyai Agung Gusti Pinatih menggeleng pelan. Kemudian pandangannya menerawang ke bumbung kamar.

" Aku hanya manusia biasa yang memiliki semua kemampuan ini dengan cara ku sendiri. Berbeda dengan mu, jadi cenderung orang-orang seperti mu akan menggunakannya semaunya saja "

Zayra menelaah ucapan wanita berparas ayu ini. Kemungkinan besar itu adalah alasan kenapa dia memakai kalung? Agar kekuatan nya bisa dikendalikan.

" Apa kamu sekarang sudah mengerti?"

Zayra mengiyakan, Nyai Agung Gusti Pinatih tersenyum simpul. Ia membelai pucuk kepala Zayra penuh kasih.

" Kalau kamu tidak ingin memakai kalung ini, kamu harus bisa mengendalikan kekuatan iblis yang ada dalam diri mu "

Zayra menundukkan wajahnya, ia memperhatikan dadanya.

" Zayra ingin belajar" Ucap Zayra yakin, Nyai Agung Gusti Pinatih manggut-manggut.

" Baiklah, tapi kamu harus janji tidak boleh membuka kalung itu tanpa ijin ku"

Zayra diam, ia ragu. Karena dikhawatirkan akan banyak hal buruk yang akan menimpa nya.

Nyai Agung tersenyum ketika tatapan ragu anak itu bertemu dengan nya.

Karena Zayra sangat ingin terlepas dari kalung itu, akhirnya ia pun mengangguk setuju dengan perjanjian yang diajukan oleh Nyai Agung Gusti Pinatih.

" Bagus, Aku akan datang setiap malam bulan purnama. Maka bersiaplah untuk menjadi murid ku "

Zayra mengangguk yakin. Nyai Agung Gusti Pinatih pun berpamitan untuk pulang. Sebelum pergi beliau berpesan untuk merahasiakan kedatangannya dari Ibu dan Bapak Zayra .

Anak itu pun menyanggupi, ia janji tidak akan mengatakan kepada siapapun mengenai Nyai Agung Gusti Pinatih.

Wanita berjubah hitam itu melenyapkan diri dalam bayangan malam. Zayra kembali tidur, perasaannya sudah tidak sabar menunggu malam bulan purnama.

Ia ingin sekali bisa menguasai seperti yang dilakukan oleh Nyai Agung tadi. Rasanya pasti sangat seru.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

sebenarnya nyai agung ini orang baik atau jahat sih......

2024-04-11

0

V3

V3

Ternyata zayra mmg benar-benar ada yg melindungi ,, Nyi Gusti

2024-02-21

0

miima

miima

berasa nnton avatar

2024-01-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!