MENINJAU LOKASI

Beberapa orang yang bertugas sebagai makelar tanah mendatangi Naya. Mereka membawa kabar gembira bahwa dua kepala keluarga akan bersedia untuk menjual tanah mereka.

Betapa senangnya Naya mendengar hal itu, Rizal pun turut tersenyum puas. Akhirnya proyek ini akan segera dimulai.

" Sisa pembayaran akan aku transfer, tapi ingat! Jangan kau potong harga, kalau sampai kau melakukan pemotongan harga? Maka akan ku buat perhitungan dengan mu " Ancam Naya .

Para makelar tersebut tersenyum yakin.

" Nona tidak perlu khawatir, kami sudah cukup puas dengan upah yang anda berikan kepada kami "

" Bagus " Naya sudah tidak sabar untuk memulai proyek wisata di Desa Gandang Wetan. Karena jika proyek itu sukses, maka dirinya akan memiliki peluang lebih besar dari pada Udin sebagai CEO perusahaan.

___

Zayra baru saja pulang sekolah saat Ibunya tergopoh-gopoh menyambut kedatangan Zayra dan Pak Hamid.

" Pak, mereka datang"

Zayra memperhatikan kedua orang tuanya, Pak Hamid langsung meletakkan sepeda ontel nya begitu saja seraya berlari kecil masuk ke dalam rumah.

" Oh ini dia Pak Hamid" Seru Malik seseorang yang menjabat sebagai perangkat desa setempat.

Pak Hamid memandangi satu persatu wajah tamunya.

" Mari duduk Pak Hamid" Malik meminta Pak Hamid untuk duduk, perasaan Pak Hamid sudah tidak menentu. Ia pun mencoba untuk duduk menghadapi semua orang disana.

Zayra diam berdiri di ambang pintu mengamati setiap peristiwa di ruang tamu itu.

" Pak Hamid pasti sudah tahu maksud kedatangan kami bukan? Istri Pak Yusran sudah menjual tanah nya dan sekarang tinggal Pak Hamid saja seorang" Ujar salah satu makelar tanah.

Pak Hamid melirik Bu Hamid yang berdiri tidak jauh dari nya, Bu Hamid gemetar ketakutan. Kedua tangan nya saling menggenggam satu sama lain.

Disini Pak Hamid harus berpikir tenang, ia tidak ingin keputusan nya membuat dirinya dan keluarganya dalam bahaya.

" Baiklah, saya setuju untuk menjual tanah ini " Ucap Pak Hamid setengah hati.

" Alhamdulillah "

Para tamu saling berjabat tangan penuh sukacita. Mereka juga silih berganti menyalami Pak Hamid. Wajah mereka nampak riang gembira, berbeda dengan si empunya tanah. Pak Hamid menatap sendu istri dan anaknya.

Zayra diam , namun otaknya mengukir setiap wajah orang-orang yang tertawa di atas kedukaan Bapak dan Ibunya.

Zayra melangkah keluar, tanpa sengaja ia melihat sosok anak kecil yang ia temui di kuburan tempo hari.

Anak itu berdiri di samping mobil yang kemungkinan ditumpangi oleh salah satu tamu di rumah Zayra .

Saat Zayra mendekat, Anak itu justru lenyap. Zayra celingukan mencari nya, tapi dia benar-benar telah menghilang.

Apa hubungannya anak itu dengan mereka?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Naya penuh semangat mengabarkan kepada Fajar dan juga Idris mengenai proyek nya yang akan segera dibangun dalam bulan ini.

Dua pria yang dituakan dalam keluarga itu berulangkali mengucapkan selamat kepada Naya dan Rizal.

Berbeda dengan Udin, dia terlihat tidak tertarik sama sekali dengan pencapaian Naya.

" Mas"

Udin mengangkat wajahnya, terlihat sendu dan pucat.

" Kamu sakit? "

Prilly juga ikut merasakan perubahan pada suaminya. Namun setiap dirinya bertanya, Udin hanya menjawab kecapean dan ingin istirahat. Tidak ada lagi canda romantis dari sosok sang suami.

Udin menggeleng lemah, tidak ada yang tahu jika sebenarnya setelah hari itu, Udin terus berusaha mengerahkan kekuatan nya untuk mengirim dua jimat sakti milik nya. Namun hanya kegagalan yang ia dapatkan.

Dinding yang menyegel kekuatan Zayra begitu kuat.

" Aku masuk dulu " Udin bangkit menyudahi makannya sebelum habis.

" Sayang" Prilly pun ikut bangkit sembari meraba tongkat nya. Udin tidak melanjutkan langkahnya, ia menunggu Prilly siap untuk pergi. Setelah itu ia menggandeng tangan istrinya.

" Sepertinya Udin sedang tidak baik-baik saja Kak" Tukas Fajar, Cahaya diam. Kedua matanya mengikuti langkah Udin yang perlahan menjauh.

Naya merasa jika Udin pasti sedih dengan kesuksesan nya. Dia semakin berambisi untuk bisa mengalahkan Udin dan membuat pria itu menyerah jika berniat untuk menyaingi Naya.

Hanya Naya yang pantas menggantikan kedudukan Fajar!

Tanpa disadari oleh siapa pun, Zahira saat itu tengah menjeling tajam Naya. Hatinya sakit mendapati senyuman iblis Naya. Rasa dendam tersulut, tidak mungkin Zahira membiarkan Naya menyakiti Papanya.

___

Kini Pak Hamid dan Bu Hamid telah pindah ke Desa sebelah. Mereka membeli pondok kecil untuk tempat tinggal mereka, dan membeli sebidang sawah dengan uang hasil penjualan rumah mereka.

Meskipun keadaan lahan tidak sesubur tanah mereka sebelum nya, tapi Bu Hamid sudah sangat bersyukur karena sang suami tidak bernasib seperti Yusran.

Namun semua rasa syukur itu tidak membuat Zayra melupakan sakit hati nya kepada para pembeli tanah itu.

Tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya, Zayra selalu pergi ke tempat proyek wisata yang tengah di bangun. Berharap bisa bertemu dengan juragan yang telah membeli tanah nya.

Dan sangat kebetulan sekali, hari itu Naya ingin sekali meninjau lokasi proyek tersebut. Ia mengajak Udin untuk turut menyertainya.

Tujuan Naya agar Udin semakin merasa terkalahkan. Dan menyerah untuk tidak merebut kedudukan CEO perusahaan.

" Bisa ikut kan Mas?" Pinta Naya setengah memaksa. Udin tidak bergeming, ia sebenarnya enggan untuk pergi. Karena situasi hatinya masih buruk.

" Ayo dong Mas " Bujuk Naya disertai rengekan manja.

" Bisa nggak Tante jangan maksa Papa " Sahut Zahira ketus, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi melihat sikap Naya.

Semua orang yang tengah sarapan pagi tercengang mendengar jawaban Zahira .

" Ra, jangan bicara kayak gitu sama Tante" Prilly menegur putri nya penuh kelemahan.

" Ya Mama kan nggak bisa liat gimana ekspresi Tante Naya? Ngeselin tahu nggak "

DEGH!

Hati Prilly tergores mendapati jawaban putri nya.

" Zahira , jaga bicaramu" Udin membentak Zahira dengan nada tegas. Yang otomatis membuat Zahira terhenyak kaget.

Anak itu berdiri dengan kasar lalu berlari menaiki loteng.

" Sayang, jangan terlalu keras bicara sama anak kita " Prilly meraba tangan suaminya sembari mengusap.

Udin tidak menjawab, hatinya sangat sakit jika mendengar kalimat anak kita. Ia langsung teringat dengan putri nya yang hilang.

Situasi menjadi agak canggung, terutama Naya. Ia merasa tidak enak hati.

" Kapan kalian akan pergi meninjau proyek itu? " Tiba-tiba Udin melemparkan pertanyaan.

" Aaaa eemmmmm " Naya menatap suaminya, Rizal mengangguk memberi tanda.

" Nanti siang Mas, usai makan siang. Karena lokasinya cukup jauh jadi kita naik helikopter saja " Jawab Naya.

Udin mengangguk setuju, dia tidak ingin mengecewakan hati Naya yang tengah semangat merintis projects terbaru nya.

Keikutsertaan nya dalam peninjauan tersebut sebagai tanda dukungan dari Udin untuk Naya adik sepupunya.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

ga nyangka naya punya ambisi yg tinggi buat ngalahin udin.

2024-04-11

0

Lisstia

Lisstia

mau jatuhin udin dengan pencapaianmu nay tp sayangnya km bakalan berhadapan dengan duo z

2024-03-06

0

V3

V3

Udin mgk nti melihat Zayra ,, Kejahatan Zahira ternyata turunan dr Naya

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!