MANIPULATIF

" Aku akan mencari cara, untuk bisa menyingkirkan Zayra . Setidaknya ia harus enyah dari dunia ini " Bu Anastasya bermonolog sendiri dalam pikirannya.

Setibanya di rumah, Lukman langsung berlari masuk ke dalam mendahului Ibunya. Sedangkan Bu Anastasya pergi ke halaman samping, masuk ke rumah sebelah.

Di dalam rumah itu hanya ditinggali Oleh Nenek Sa'adah. Perempuan tua yang berusia sekitar sembilan puluh tahunan.

Nenek Sa'adah menolak ditemani oleh anak-anak nya. Dia hanya dikunjungi oleh pelayan dari rumah Bu Anastasya sekedar mengantar makanan dan bersih-bersih.

" Bu "

Nenek Sa'adah yang tengah merajut benang di atas kursi goyang, mengangkat wajahnya.

" Ada apa Anas? "

" Sebentar lagi malam bulan purnama di bulan Suro Bu "

Bu Anastasya seolah-olah mengingatkan sesuatu, Nenek Sa'adah menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan tipis.

" Apa kamu sudah menyiapkan nya? "

Bu Anastasya tersenyum simpul, kepalanya bergerak mengiyakan.

" Bagus, siapa? "

" Anak angkatnya Hamid, dia seumuran dengan Lukman "

" Perempuan? " Nenek Sa'adah ingin memastikan.

" Tentu Ibu "

" Bagus, bawa aku melihat nya "

Bu Anastasya mengangguk setuju.

Bu Hamid menyambut kedatangan Zayra yang baru saja melompat turun dari atas sepeda lalu berlari ke arah nya.

" Ih Anak Ibu " Bu Hamid menciumi wajah gemas Zayra " Gimana tadi di sekolah? "

" Seru Bu " Jawab Zayra melingkarkan kedua tangannya di leher sang Ibu.

" Ohya? ketemu Lukman nggak? "

Zayra mengiyakan.

" Apa dia tidak membuli kamu? "

Zayra mengangkat kedua bahunya, wajahnya nampak lucu sehingga Bu Hamid tertawa lepas.

" Tadi satpam disana cerita kalau Zayra didekati Lukman . Sepertinya anak itu tetap saja tidak berubah " Pak Hamid bercerita.

Bu Hamid menghela nafas berat, hatinya sakit sekali jika Zayra dijahati terus oleh Lukman . Mentang-mentang orang tua nya disegani, Lukman jadi bersikap sewenang-wenang terhadap Zayra .

Tapi apa yang bisa dilakukan, mereka hanya orang miskin. Tanah yang dikerjakan oleh pasangan suami istri itu juga adalah tanah milik keluarga Lukman .

Bu Hamid membelai lembut rambut Zayra , anak itu tersenyum manis. Seolah-olah dia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

Di lain tempat, Zahira tengah asyik Selfi. Sementara Angga anak Gading dan Fatma mengerjakan PR. Dia menyelesaikan tugasnya dan juga tugas sekolah Zahira.

Angga sangat patuh kepada Zahira, selain takut dia juga diam-diam mengagumi kecantikan sepupunya itu.

Zahira merasa dirinya tengah diperhatikan, ia menoleh. Dan ternyata benar, Angga terpaku menatap Zahira.

" Hey! " Bentak Zahira yang sontak membuat Angga gelagapan. Ia langsung menunduk ke arah buku.

" Ngapain kamu liatin aku begitu? Hah? " Zahira tidak puas jika tidak mengintimidasi sepupunya tersebut.

" Ma maaf Ra " Angga ketakutan, ia tahu jika Zahira bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Zahira merampas buku yang dipegang oleh Angga dengan kasar, sehingga membuat buku itu robek.

Angga terhenyak, Zahira baru menyadari jika buku yang robek itu adalah milik nya.

" Ah robek, ihhhh " Zahira melampiaskan kekesalannya dengan memukul Angga. Angga hanya mampu melindungi kepala nya dari pukulan Zahira. Ia tidak berani membela diri.

" Ampun Ra ampun" Angga memohon, pukulan Zahira terasa menyakitkan.

" Zahira"

Zahira refleks bangun, ia berdiri tegak. Suara neneknya membuat keberanian nya ciut.

" Kenapa kamu memukul Angga? " Cahaya membantu Angga untuk bangun.

" Em Angga, Angga merobek buku tugas Rara Nek " Zahira berbohong untuk melindungi diri.

Cahaya bergulir menatap Angga yang sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya.

" Benar itu Ang? "

Angga tidak menjawab, ia takut jika dirinya mengatakan yang sebenarnya Zahira akan mencelakai nya nanti.

" Jawab Ang! " Pinta Cahaya memaksa, akhirnya terpaksa Angga mengiyakan.

Zahira tersenyum penuh kemenangan, namun Cahaya tidak langsung percaya. Dia sangat tahu persis seperti apa tabiat cucunya itu.

" Ya sudah, Ang kamu minta maaf sama Zahira. Dan kamu Zahira jangan suka main pukul, Angga ini saudara mu"

Zahira tidak suka jika Nenek nya membahas hal tersebut. Sejujurnya dia tidak suka dengan Angga, karena menurut nya Angga adalah orang miskin.

Hanya karena bapaknya adalah anak Opa Fajar, jadi Angga memiliki kedudukan yang setaraf dengan nya.

" Ayo Ang " Cahaya mendesak Angga untuk minta maaf, tangan mungil Angga diangkat oleh Cahaya.

Zahira tersenyum lebar, ia pun menyambut uluran tangan sepupunya itu.

" Kamu bisa kan mengerjakan tugas ku yang hampir selesai" Ucap Zahira tanpa berhenti untuk tersenyum, Angga mengangguk ragu.

" Baiklah, aku maafkan"

Zahira melepaskan tangan nya lalu pergi dari tempat itu.

Cahaya memperhatikan punggung Zahira yang lenyap di balik dinding. Ia menghela nafas berat, Cahaya merasa dadanya sesak sekali.

Ia tidak mengerti kenapa Zahira memiliki sifat culas? Tiba-tiba Cahaya teringat akan cucunya yang hilang. Tidak ada yang pernah membahas soal Zayra di rumah ini kecuali dirinya dan Fajar.

Tapi sampai saat ini Cahaya tidak menemukan petunjuk apapun. Ia sama sekali tidak bisa merasakan energi cucunya itu.

Saat hendak menaiki loteng untuk pergi ke lantai dua, Zahira tidak sengaja melihat Ibunya tengah sibuk dengan serigala peliharaan nya itu.

Ia jadi penasaran, lalu mendatangi sang Ibu.

" Rara " Belum lagi sampai, Prilly sudah tahu jika putrinya sedang berjalan mendekati.

" Mama, kenapa dengan Pony? "

" Tadi dia diserempet mobil" Jawab Prilly " Emmm Ra, bisa tolong obati Pony? " Pinta Prilly, karena ia tahu jika putrinya memiliki kekuatan untuk melakukan nya.

 Zahira berdecih samar agar Ibunya tidak tahu. Ia sangat kesal sekali dengan kemampuan nya yang sangat bertolak belakang dengan keinginan hatinya.

Zahira sangat tidak menyukai Pony, kalau bisa dia ingin melenyapkan saja Serigala itu. Prilly begitu sangat menyayangi Pony, malah Ibunya itu pernah bilang kasih sayang nya kepada Pony dan Zahira itu sama rata.

Masa anak disamakan dengan hewan peliharaan?

" Ra? "

" Em Iya Ma " Zahira tersentak dengan lamunannya.

" Bisa kan tolong Mama ?"

Zahira berpikir, tidak mungkin dia menolak keinginan Ibunya itu.

" Hemm menyusahkan saja, kenapa tidak membawanya ke dokter hewan sih ? " Gerutu Zahira dalam hati.

Zahira berjongkok di sebelah Pony, ia menyentuh kaki Pony yang terluka. Tiba-tiba tangan Zahira mengeluarkan cahaya, cahaya tersebut serta merta menyembuhkan luka di kaki Pony.

" Sudah Ma "

Prilly tersenyum lebar.

" Terimakasih ya sayang" Prilly meraba pipi putrinya.

" Sama-sama Mama, Rara ke Kamar dulu ya Ma " Pamit Zahira, Prilly mengiyakan.

Cepat Zahira pergi sebelum ada lagi permintaan Ibunya yang akan menyusahkan. Terkadang Zahira menyesal karena memiliki seorang Ibu bu ta, tidak seperti teman-teman lainnya.

Oleh sebab itu, Zahira tidak pernah mau merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

Ia malu kepada teman-temannya yang memiliki Ibu sempurna tidak ca cat seperti Ibunya.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

jujur aku lebih suka sifat zayra ketimbang zahira.

2024-04-11

0

breks nets

breks nets

wataknya bertolak belakang dengan Zayra ... seharusnya Zahira yang diculik

2024-04-05

1

V3

V3

masih bingung nih sama jalan ceritanya ❓

2024-02-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!