HARI PERKENALAN

Keadaan hening, Nyai Agung menyusun kalimat yang tidak akan melukai hati gadis kecil ini.

Sementara Zayra menunggu dengan sabar, ia tahu bukan mudah untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat sensitif. Dirinya saja tidak berani untuk mempertanyakan perihal siapa orang tua kandungnya kepada Pak Hamid dan Bu Hamid. Karena takut menyinggung perasaan mereka.

Meskipun Zayra selalu sakit hati jika dulu diolok-olok oleh Lukman dengan kalimat ANAK PUNGUT.

Ia tetap berusaha menjaga perasaan Pak Hamid dan Bu Hamid. Di tambah lagi perlakuan mereka sangat lah baik.

Nyai Agung Gusti Pinatih mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Zayra terperangah melihat dua cahaya menyatu berbentuk tornado kecil di telapak tangan Gurunya.

" Apa ini Nyai? "

" Benda ini adalah jimat sakti dari gunung Merapi"

Zayra langsung menoleh ke arah puncak gunung Merapi yang terlihat dari jarak tempat nya berada. Suasana malam semakin memperjelas aktivitas gunung tersebut.

" Dan ini milik mu, milik keluarga mu. Aku menangkap nya saat ia datang menghampirimu"

Zayra ragu-ragu menerima pemberian Nyai Agung.

" Mungkin dengan ini kamu akan bertemu dengan keluarga mu "

Zayra diam, ada perasaan berat dihatinya untuk bertemu dengan keluarga kandung nya. Karena ia terlalu menyayangi Bu Hamid dan Pak Hamid. Bagi Zayra mereka lah orang tua nya.

Nyai Agung bisa mengetahui isi hati kecil Zayra dengan hanya membaca raut wajah gadis itu.

" Kamu bisa menyimpan nya, ikatkan kepada setiap ujung kalung mu. Maka kekuatan nya akan tersegel "

Zayra tersenyum lebar, ia pun mengangguk setuju dan melakukan apa yang dikatakan oleh gurunya.

__

Begitu berat rasanya bagi Pak Hamid dan istrinya melepaskan kepergian Zayra . Apatah lagi Zayra masih gadis kecil berusia tiga belas tahun. Dan akan tinggal sendiri di kota.

Namun Zayra sangat tegar meyakini kedua orang tuanya bahwa ia bisa menjaga diri dengan baik.

Adegan perpisahan itu disertai tangisan pilu, Bu Hamid tidak kuasa melepaskan pelukannya kepada anak yang sangat ia kasihi.

Rasanya baru kemarin dia menerima bayi Zayra dari tangan Nyai Agung Gusti Pinatih. Dan sekarang gadis itu sudah menjelma beranjak dewasa.

Bapak kepala sekolah sudah menunggu di mobil untuk mengantar Zayra . Si gadis kecil berkacamata minus itu melambaikan tangan seraya masuk ke dalam mobil.

Bu Hamid menangis tergugu dalam pelukan suaminya. Pak Hamid memang tidak menangis, namun hatinya berat sekali melepaskan Zayra .

Seperginya Zayra , Bu Hamid meraung-raung di dalam kamar Zayra . Ia memeluk bantal guling Zayra dengan sangat erat. Diciuminya bantal itu bertubi-tubi. Hatinya nelangsa, hatinya patah bila jauh dengan sang buah hati.

Di saat malam tiba, kepedihan mereka bertambah. Kesepian terasa, bayang-bayang Zayra seperti menghantui pasangan suami istri ini.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu yang menyentak lamunan mereka. Biasanya bila ada tamu, makan pintu depan yang diketuk. Ini tidak, melainkan pintu dapur alias pintu belakang.

Pak Hamid dan Bu Hamid saling berpandangan satu sama lain dengan heran.

Untuk kesekian kalinya pintu diketuk kembali, Akhirnya Pak Hamid beranjak dari duduknya menuju ke dapur.

Setelah di buka, rupanya itu adalah Nyai Agung Gusti Pinatih. Pak Hamid sontak bertekuk lutut di hadapan junjungan nya, begitu pula dengan Bu Hamid.

" Bangun lah " Nyai Agung memegang pundak pria yang sudah mengabdi kepada nya selama bertahun-tahun.

Pak Hamid dan Bu Hamid mengangguk takzim. Keduanya berdiri dengan tangan bertaut di bawah perut.

" Jangan kau tangisi kepergian Zayra , dia sedang memenuhi panggilan takdirnya. Doa kan dia agar selalu terlindungi dari marabahaya"

Bu Hamid semakin sebak mendengar wejangan dari junjungan nya. Tenggorokan tercekat menahan tangis.

" Aku akan selalu memantau nya, kalian tenang saja"

Pak Hamid mengangkat wajahnya, ia lega jika Nyai Agung Sudi turun tangan untuk menjaga Zayra. Setidaknya Pak Hamid tidak perlu khawatir karena pasti Zayra akan baik-baik saja jika mendapatkan perlindungan istimewa dari Nyai Agung Gusti Pinatih.

" Aku pergi dulu, jaga diri kalian baik-baik"

"SENDIKO DAWUH NYAI AGUNG " Pak Hamid dan Bu Hamid kompak menjawab dengan wajah tertunduk menatap ujung kaki.

Nyai Agung melesat pergi tanpa terlihat dia menghilang kemana? Bu Hamid mendekati sang suami. Pak Hamid merangkul bahu istrinya dengan hangat.

" Ingat pesan Nyai Agung ya " Ucap Pak Hamid, Bu Hamid mengangguk berat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Zayra sudah tiba di asrama yang menjadi tempat tinggal nya selama menimba ilmu di Academic school. Ia diantar oleh kepala sekolah nya menuju kamar yang akan menjadi tempatnya istirahat.

Di setiap kamar terisi tiga orang siswi, kebetulan kamar Zayra sudah terisi dua orang. Jadi lengkap sudah.

" Bapak pulang dulu, simpan nomor bapak! Kalau ada apa-apa telfon Bapak ya.. " Pak kepala sekolah memberikan pesan kepada Zayra .

Zayra mengangguk tanda mengerti. Ia melambaikan tangan melepas kepergian Bapak kepala sekolah nya.

" Siapa namamu? " Tanya salah satu teman kamar Zayra memperkenalkan diri.

" Zayra "

" Aku Lexi"

 " Aku Ida "

Ketiganya saling bersalaman.

" Kamu dari mana? " tanya Lexi.

" Gandang Wetan" Jawab Zayra pendek.

" Oh kamu yang peringkat tertinggi tingkat Nasional itu kan? " Dua bola mata Ida berbinar binar. Zayra mengangguk ragu.

" Asyiiikk ternyata dia satu kamar dengan kita Lex" Ida bertepuk tangan dengan girangnya, Lexi mengiyakan penuh semangat.

Zayra jadi malu karena belum apa-apa mereka sudah mengenal nya.

" Nanti jangan pelit-pelit ya kalau udah tugas sekolah, bantuin kita.. Yah " Tanpa sungkan Ida langsung mengatakan keinginan nya, Zayra mengangguk.

Hal itu sudah biasa, waktu di sekolah dasar pun tak jarang teman-temannya nyontek sama Zayra .

___

Esok paginya adalah hari pertama masuk sekolah. Sebelum berangkat, seluruh siswa yang tinggal di asrama mendapatkan sarapan pagi berupa roti dan susu hangat.

Zayra sangat suka dengan susu, tapi Ida tidak mau. Dia sudah terlalu muak minum susu, jadi bagiannya ia berikan kepada Zayra .

Tentu saja Zayra tidak menolak, maklum lah. Sangat jarang sekali dia minum susu.

Tiga sahabat yang baru saja menjalin ikatan itu berjalan beriringan menuju sekolah yang luar biasa bagus dan luas.

Zayra tidak berhenti mengagumi keindahan sekolah itu. Semua nampak bersih sekali. Tidak ada dinding yang dicoret-coret, catnya pun bernuansa minimalis.

Ida dan Lexi yang sememangnya lulusan SD di sekolah ini juga, tidak berhenti menjelaskan tentang peraturan nya. Mereka juga memperkenalkan teman-temannya.

Termasuk Zahira !

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

wah 1 sekolah nih.

2024-04-11

0

V3

V3

naaah Loch .... ketemu deh nti nya mereka ,, Zahira dan Zayra

2024-02-21

0

lestari amelia

lestari amelia

apa zahira dan zayra ga kembar indetik / ada kemiripan di mukanya Thor ? kayanya dr momen Udin pertama liat gadis kecil pake kacamata minus itu di gambarin muka mereka beda ya ?

2023-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!