PENERAWANGAN LAYLA

Seluruh keluarga berkumpul di meja makan, Kecuali Naya, Rizal dan Fajar yang masih di kantor.

" Emmmm Angga kemana? Kok beberapa hari ini dia nggak kelihatan ?" Udin baru menyadari jika anak Gading tidak terlihat makan bersama dalam beberapa waktu terakhir.

" Dia sakit dan selalu manggil-manggil Ibunya, jadi Kakek anter dia pulang" Idris menjelaskan.

Udin manggut-manggut tanda mengerti, ia melirik putrinya. Bukan kah Zahira memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit kecuali penyakit permanen.

" Zahira "

Mendengar namanya disebut, Zahira mengangkat wajahnya.

" Apa Zahira tahu kalau Angga sakit? "

Zahira menjawab dengan gelengan kepala.

" Kalau begitu nanti sudah makan, kita ke sana yuk, ke Rumah Om Gading untuk jenguk Angga . Kan Zahira bisa tuh bantuin Angga untuk sembuh "

Zahira diam sembari mengunyah makanan nya. Otaknya berpikir keras untuk menolak.

" Pa, Zahira lagi banyak tugas sekolah hari ini "

Hanya Cahaya yang sudah bisa menebak jika Zahira akan menolak. Tapi ia hanya bisa diam saja.

" Oh begitu rupanya, ya udah kalo gitu. Zahira belajar aja di rumah " Udin tidak ingin memaksa, apalagi putrinya masih terlalu dini untuk menggunakan kekuatan nya secara berlebihan.

Usai makan siang, Udin benar-benar pergi kekediaman Gading beserta istrinya, Fatma. Kebetulan di kantor ia tidak memiliki jadwal yang padat, jadi dia bisa sedikit santai untuk pergi.

Di perempatan lampu merah, tanpa sengaja Udin melihat Layla. Gadis itu berdiri di Halte. Udin pun berinisiatif untuk menyapanya karena sudah lama ia tidak bertemu dengan Layla.

Terakhir kali, Layla datang di hari pernikahan Naya dan Rizal.

Layla tidak menyadari jika mobil mewah yang berhenti tepat di depannya adalah Udin. Ia mengernyit heran, namun setelah kaca mobil terbuka lebar barulah Layla tersenyum lebar.

" Udin " Ia melompat turun dari trotoar menghampiri mobil itu.

" Mau kemana ?"

Layla menunjukkan sebuah map putih yang dipeluknya sedari tadi.

Udin tidak mengerti apa maksud Layla menunjukkan map tersebut.

" Aku lagi nyari kerja"

Udin terhenyak kaget, bukankah Layla sudah bekerja di salah satu perusahaan Garmen.

" Aku dipecat" Layla menjelaskan keadaan dirinya. Baru lah Udin paham apa yang terjadi.

" Masuklah" Udin menekan tombol pintu di sisi kanannya. Layla tidak menolak, ia langsung naik ke mobil Udin.

" Kamu mau kemana Din? " Tanya Layla setelah mobil yang ditumpangi melaju tenang.

" Mau ke rumah Gading, katanya Angga sakit. Jadi aku mau jenguk dia "

Layla manggut-manggut, sepintas ia melirik Udin yang tampil modis. Pria itu terlihat sangat keren sekali.

Kedatangan Udin disambut hangat oleh Fatma dan Gading. Kebetulan Gading tidak pergi ke ladang karena kondisi Angga yang tidak kunjung membaik.

" Apa sudah dibawa ke Dokter?" Tanya Udin.

" Sudah, katanya Angga seperti mengalami trauma dan ketakutan. Dokter tidak bisa berbuat banyak, hanya memberikan obat penenang dan penurun demam "

Udin membelai lembut kepala Angga , sembari ia menyalurkan tenaga dalam ke tubuh anak itu.

Tiba-tiba Angga kejang, tubuhnya mengeras disertai getaran hebat. Fatma panik, ia berusaha menenangkan putranya itu.

Layla secara otomatis turut memegangi tangan Angga . Di sanalah ia langsung mendapatkan penerawangan apa yang terjadi dengan Angga .

Berhubung saat itu kekuatan Udin tengah mengalir dalam pembuluh darah di Angga , Layla langsung mendapatkan dua penerawangan sekaligus.

Tubuh Layla seperti tersengat listrik, ia melepaskan tangan Angga dengan segera.

Nafasnya tersengal-sengal, penerawangan yang ia dapatkan sungguh mengerikan.

" Kenapa Lay?" Tanya Udin, ia ingin tahu apa yang diketahui oleh gadis peramal itu?

Melihat situasi yang tidak memungkinkan, Layla memilih keluar dari kamar Angga . Udin pun mohon diri untuk menyusul Layla.

" Lay... " Udin berlari kecil mengejar Layla, Gadis itu menoleh.

" Kenapa kamu main pergi gitu aja? Ada apa? "

Layla menengok rumah Gading, ia khawatir kedua orang tua Angga mengikuti mereka.

" Kita bicara di mobil saja " Ajak Layla, Meskipun heran tapi rasa ingin tahu lebih kuat sehingga memaksa Udin untuk sepakat dengan keinginan Layla.

Lama Layla diam, ia bingung harus mengawali penjelasannya dengan kalimat apa?

" Lay " Udin sudah tidak bisa bersabar lagi, hampir tiga puluh menit ia menunggu Layla mengatakan sesuatu.

" I i iya " Layla terlihat gugup, Tenggorokannya naik turun beberapa kali.

" Apakah itu terlalu menyeramkan? Sehingga kamu segugup ini ? "

Layla menggelengkan kepalanya, Menambah kebingungan bagi Udin.

" Tolong jelaskan apa yang kamu lihat " Pinta Udin setengah memaksa.

Layla mengalihkan pandangannya, ia ingin mencari keyakinan di mata Udin terhadap dirinya.

" Apakah kamu mempercayai ku ?" Tanya Layla bermaksud memastikan keraguannya.

" Tentu! " Jawab Udin yakin.

Layla menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

" Gadis kecil bernama Zahira yang telah membuat Angga seperti ini "

Bola mata Udin membulat sempurna, Apakah yang dimaksud oleh Layla adalah Zahira putrinya?

" Aku tahu dia adalah anakmu "

Udin merasa kepalanya hampir meledak, sebenarnya bukan kali ini saja ia mendapatkan laporan mengenai tindakan Zahira . Tapi Udin merasa jika putrinya mungkin hanya ingin bermain-main saja dengan kemampuan yang ia miliki.

" Dan yang membuat ku takut, bersamaan dengan itu ada kekuatan besar muncul. Elemen nya sangat kuat, tapi bukan dari Zahira "

Udin mengerutkan keningnya, ia tidak paham apa maksud dari ucapan Layla.

" Siapa maksud mu? "

Layla menggeleng lemah, ia sendiri bingung dari mana kekuatan besar itu muncul. Kenapa terhubung dengan Udin?

Zayra baru saja selesai mandi, ia akan bersiap untuk pergi ke surau untuk mengaji. Bu Hamid menghampiri putri nya yang tengah sibuk merapikan hijab bergo mini berwarna hitam.

" Za.... "

Zayra menoleh.

" Za yakin mau pergi mengaji? " Bu Hamid nampak risau. Zayra mengangguk polos.

" Nggak takut? "

Zayra menggeleng, Bu Hamid tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia sebenarnya risau, disebabkan kematian Bu Anastasya dan Nenek Sa'adah yang menggegerkan.

Desas desus yang senter terdengar, biasanya jika orang yang meninggal karena pesugihan Kuntilanak. Maka mereka akan menjadi kuntilanak juga.

Dan malam ini adalah malam pertama pemakaman mereka, biasanya malam ini lah mereka akan keluar dari liang kubur.

" Tidak usah takut Bu, belum tentu apa yang dikatakan orang-orang itu benar" Tiba-tiba Pak Hamid menyahut dari arah pintu. Ia seolah dapat membaca pikiran istrinya.

" Tapi Pak, aku yakin sekali bahwa Bu Anas itu miara Kunti. Bapak ingat kan pesan Karyo suami Bu Anas sebelum dia menghilang tanpa jejak? " Bu Hamid bersikeras dengan pendapat nya.

Pak Hamid duduk di bibir tempat tidur yang terbuat dari bambu. Ia menarik nafas panjang.

Memorinya kembali kepada kenangan lima tahun silam. Dimana Karyo dan Bu Anastasya masih miskin seperti dirinya.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

apa nantinya zahira dan zayra akan bertarung......

2024-04-11

0

V3

V3

zayra sn zahira psti anak kembar tuh ,, cm zayra itu hilang dan di asuh ibu dan pak Hamid

2024-02-21

0

Diana Dwiari

Diana Dwiari

Bukannya layla kuliah kedokteran ya.... Kog kerja di garmen

2024-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!