KISAH TENTANG KELUARGA ANASTASYA

Saat itu Lukman masih balita, Pak Karyo bekerja sebagai tukang delman dan Bu Anastasya sebagai buruh cuci.

Pada suatu ketika Bu Anastasya kedatangan Ibunya yang konon beliau pergi ketika Bu Anastasya masih belia.

Sebelum nya, Bu Anastasya berpikir bahwa Ibunya sudah meninggal ataupun sudah menikah lagi dengan pria kaya.

Tapi ternyata beliau masih hidup dan segar bugar. Bu Anastasya tidak menaruh curiga sedikitpun, ia melayani kedatangan sang Ibu dengan baik.

" Hemmmmm sampai kapan kamu akan hidup seperti ini Nas? " Nenek Sa'adah mengeluhkan kehidupan putrinya yang sama sekali tidak mengalami perubahan.

Kondisi nya tidak jauh berbeda pada saat beliau meninggalkan Bu Anastasya kepada mendiang suaminya.

" Apa kamu tidak ingin merubah nasib? "

Bu Anastasya tidak menyahut, ia hanya mampu menghela nafas berat.

" Kalau kamu mau menuruti kata Ibu, maka akan ku buat kamu kaya raya Nas "

Bu Anastasya mengernyit heran, apakah saat ini Ibunya tengah membual?

Nenek Sa'adah menggenggam tangan putri semata wayangnya itu dengan lembut.

" Buat kan Ibu sebuah rumah kecil di samping rumah mu, maka akan ku buat kan kau istana yang megah untuk seluruh keluarga mu "

Mata Bu Anastasya berbinar binar, tapi? Masalah nya untuk membuat rumah yang diminta Ibunya itu butuh biaya yang tidak sedikit.

" Ibu tahu kamu tidak punya uang, jual saja tanah warisan Ayahmu " Nenek Sa'adah seakan-akan mengetahui apa yang dipikirkan oleh Bu Anas.

" Tapi Ibu, Hanya itu harta kami satu-satunya" Bu Anastasya menolak dengan halus.

" Ya sudah kalau kamu memang senang hidup seperti ini " Nenek Sa'adah membuang muka.

Bu Anastasya jadi gamang, ia sebenarnya ragu apakah yang dikatakan Ibunya itu benar?

Akhirnya setelah melakukan musyawarah dengan Pak Karyo, Bu Anastasya menjual tanah warisan Ayahnya untuk membuat rumah yang diminta Ibunya.

Setelah rumah nya siap, Nenek Sa'adah pun tinggal disana. Ia melakukan ritualnya sendiri dan mencari korban nya sendiri.

Dan benar saja, beberapa hari setelah itu. Bu Anastasya menemukan sekarung uang di semak-semak belakang rumahnya.

Pak Karyo yang belum mencurigai Ibu mertua nya sangat senang mendapatkan penemuan itu. Kehidupan mereka berubah drastis, dua anak perempuan Bu Anastasya menjelma bak seorang putri kerajaan.

Sehingga mereka dilamar oleh pria mapan dan diboyong ke kediaman suami-suami mereka.

Satu tahun kemudian, tanpa sengaja Pak Karyo mendengar percakapan Ibu mertua nya bersama istrinya.

Disana Nenek Sa'adah menjelaskan dari mana kekayaan yang selama ini dinikmati oleh Bu Anastasya.

" Sebentar lagi malam bulan purnama di bulan Suro, kau harus membantu Ibu mencari tumbal gadis kecil yang masih suci untuk mempertahankan kekayaan mu "

Pak Karyo kaget bukan main, jadi selama ini kekayaan yang dia nikmati bukan sebuah keberuntungan. Melainkan hasil pesugihan.

Tubuh Pak Karyo gemetar ketakutan, Apalagi setelah tahu jika pesugihan yang dilakukan adalah memelihara Kuntilanak.

Pak Karyo tidak kuasa untuk menahan diri, ia menyelinap diam-diam pulang ke rumah nya. Kebetulan rumah Pak Karyo dan Pak Hamid bersebelahan, mereka juga sangat berteman dengan baik.

Pak Hamid belum tidur ketika Pak Karyo pulang. Ia heran kenapa malam-malam begini Pak Karyo pulang ke rumah nya? Apa Pak Karyo baru saja bertengkar dengan istrinya?

" Kamu Yo?" Sapa Pak Hamid dari balik pagar yang menjadi pemisah antara rumah nya dengan rumah Pak Karyo.

" Eh Iya Mid, kamu belum tidur ?" Pak Karyo menahan diri untuk masuk ke dalam rumah.

" Belum, ngapain kamu malam-malam datang kesini? Habis tengkar sama istri mu Tah? " Tanya Pak Hamid berniat usil.

Pak Karyo memperhatikan ke sekeliling rumah, suasana sepi sekali. Ia mendatangi Pak Hamid ke rumah nya dan mengajak nya ngobrol.

" Aku takut Mid, aku Takut" Pak Karyo mengutarakan perasaannya, tangan nya masih gemetar dan dingin.

" Takut apa Yo? " Pak Hamid heran, Wajah sahabat nya itu benar-benar terlihat cemas.

" Ternyata, ternyata... " Pak Karyo tidak sanggup untuk jujur, kalau sampai orang lain tahu ini akan sangat membahayakan anak dan istrinya.

" Ternyata apa Yo? " Pak Hamid sangat penasaran dengan kelanjutan kalimat Pak Karyo.

Pak Karyo kebingungan, ia nampak gelisah.

" Yo "

Pak Karyo terkejut mendengar panggilan Pak Hamid yang sebenarnya tidak seberapa keras.

" Aduh Mid, aku cuma minta tolong sama kamu. Kalau nanti terjadi apa-apa sama aku, tolong bakar rumah Ibu mertuaku ya " Pak Karyo menepuk pundak Pak Hamid beberapa kali.

Kemudian ia pergi untuk menemui istrinya kembali. Pak Karyo merasa ia harus bisa menyadarkan Bu Anastasya agar tidak melanjutkan ritual yang diminta oleh Nenek Sa'adah.

Pak Hamid melongo, ia tidak mengerti kenapa Pak Karyo meminta nya demikian.

Sejak saat itu, Pak Hamid tidak lagi melihat kelibat Pak Karyo, sahabat nya.

Dia bak ditelan bumi, pernah satu ketika Pak Hamid bertanya tentang kabar Pak Karyo kepada Bu Anastasya. Namun jawaban nya sungguh mencengangkan.

" Karyo pergi ke Malaysia" Jawab Bu Anastasya pendek seraya berlalu pergi.

Disebabkan tidak kuat menanggung pertanyaan demi pertanyaan di dalam dirinya, Akhirnya Pak Hamid bercerita mengenai apa yang diucapkan Pak Karyo kepada Bu Hamid.

Sang istri pun tak kalah heran, siapa sangka jika pesan terakhir Pak Karyo adalah jawaban atas apa yang terjadi saat ini kepada Nenek Sa'adah dan Bu Anastasya.

Pak Hamid menarik nafas dalam-dalam, pertanyaan tentang keberadaan Pak Karyo kembali mencuat di otaknya.

_

Malam semakin larut, keadaan kampung tempat tinggal Zayra sangat sunyi sekali. Para penduduk enggan untuk keluar rumah selepas adzan Isya. Mereka takut roh penasaran Bu Anastasya dan Nenek Sa'adah akan bangkit kembali.

Tanpa mereka tahu, jika malam itu Zayra sudah berdiri di area pemakaman umum untuk menunggu kebangkitan roh tersebut.

Namun ternyata tidak terjadi apa-apa, hanya kicauan burung hantu terdengar menggema dimana-mana.

Zayra sudah jemu menunggu, ia berbalik untuk pergi. Sampai akhirnya Zayra melihat sesuatu bersembunyi dibalik pohon besar.

Zayra perlahan mendekati pohon tersebut, makhluk yang tengah menyembunyikan diri nya di balik pohon, semakin menyusutkan tubuhnya agar tidak diketahui oleh Zayra .

" Aku melihatmu, keluar lah! " Seru Zayra yang memilih untuk tidak menakuti makhluk tersebut.

Tak ada respon, Zayra meraih ranting kayu yang berukuran lebih panjang dari tangan nya.

Kemudian ia mencolek sedikit bagian belakang tubuh makhluk tersebut. Agar makhluk itu tahu diri jika punggungnya terlihat sangat jelas.

Terdengar suara berdecih kesal, akhirnya muncul lah kepala makhluk tersebut. Rupanya seorang anak kecil berwajah pucat, ia memakai jubah putih yang sudah lusuh.

Terpopuler

Comments

V3

V3

Zayra anak yg Pemberani 👏👏
kira-kira pak Karyo kmna yaa ,, masih hidup atau sdh meninggal ❓❓
lalu gmn keadaan Lukman saat ini ❓❓

2024-02-21

0

aim pacina

aim pacina

👍👍👍

2023-10-14

0

isnaini naini

isnaini naini

lnjut

2023-10-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!