Raina menatap putrinya yang sejak tadi terus saja memegang ponselnya bahkan saat di meja makan sekalipun Winter tetap saja aktif dengan ponsel hingga membuat sang ibu kesal.
"Bisa matikan ponselmu tidak? nggak bisa mematikan manusia mommy akan menghancurkan!" ucap Raina dengan kesal Sudah sejak tadi dia memperhatikan putusnya itu namun yang diperhatikan tidak merasa sama sekali dan hanya berfokus pada ponselnya saja. Ini meja makan dan dia paling membenci yang namanya ada orang aktif di meja makan dengan ponselnya. Bahkan sejak dulu saja pun mereka tidak pernah memegang ponsel saat sudah duduk di meja makan.
"Oke mom," jawabnya yang langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celana miliknya sebelum sang hujan badai menerjang. Winter tidak ingin hidup yang berada di dalam ancaman hujan badai, jadi lebih baik dia mengalah saja walau saat ini dia sedang menunggu balasan dari dosen baru yang menjadi idolanya. Ah, memikirkan tentang dosen itu sudah membuatnya merasa gila.
Sebagai seorang gadis yang mulai tumbuh dewasa, Winter bertanya-tanya dalam hatinya apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? tapi bagaimana jika dosen itu sudah memiliki kekasih atau bahkan istri. Apa dia harus menerjang badai kali ini?
Tidak, dia harus mencari informasi yang lebih dulu dan jika dia sudah mendapatkan informasinya maka dia baru akan memikirkan rencana selanjutnya. Raina sendiri paham betul dengan isi pikiran putrinya. Dia masih ada sesuatu yang telah direncanakan putrinya saat ini maka dari itu dia harus mencari tahunya nanti.
Tapi jika dipikir-pikir lagi, hari ini dia belum mendapatkan laporan apapun dari anak buahnya tentang apa yang dilakukan Winter di kampus. Apa hari ini putrinya tidak berbuat ulah? Entahlah, tapi yang pasti Raina harus tetap waspada dengan Winter. Bagaimana pun dia harus tetap menjaganya agar tidak sesat. Apalagi dia tau segila apa Winter jika sudah penasaran itu terlihat sangat mirip sekali dengannya dan mungkin itu juga yang membuat mereka selalu berdebat hingga berakhir dengan pertengkaran.
"Mom, kenapa sejak tadi menatap ku seperti itu?" tanya Winter saat melihat tatapan mata sang mommy yang terus saja menatap ke arahnya sejak tadi.
"Tidak ada! hanya penasaran aja apa yang sedang kamu rencanakan saat ini. Ingat apa yang mommy katakan ini baik-baik Winter, jika sampai kamu berbuat ulah di luar sana, maka rumah Uncle Sky selalu terbuka lebar untuk kamu!" Winter hanya bisa mendesah lelah ketika mendengar ancaman yang selalu sama dari sang mommy. Sebuah ancaman yang berakhirnya di rumah uncle Sky. Pria menyeramkan itu.
"Hem, iya mom," jawabnya dengan lesu. Jika sudah berhubungan dengan yang namanya rumah uncle Sky yang mewah itu, rasanya Winter lebih memilih tinggal di gubuk derita saja. Tapi mana mungkin dia di biarkan tinggal di gubuk derita.
Makan malam kembali berlanjut dengan hikmat sampai dengan selesai. Saat Winter ingin kembali ke kamarnya, ponsel miliknya bergetar dan itu pesan dari Catherine yang mengatakan jika mereka ada kelas besok pagi.
"Jangan sampai terlambat besok pagi. Jika sampai kamu terlambat besok pagi aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasibmu di tangan dosen itu!" isi pesan dari Catherine membuat Winter langsung tersenyum dan itu kembali membuat Raina penasaran dengan apa yang terjadi pada putrinya saat ini. Tapi saat dia hendak mempertanyakan hal itu pada Winter, suaminya langsung menghalangi dan membiarkan Putri mereka untuk berkembang.
"Biarkan saja sayang, mungkin dia mulai merasakan yang namanya jatuh cinta. Kita tidak perlu ikut campur dan menekannya. Tapi gunakan dengan cara halus, dan mengawasinya saja seperti yang sering kita lakukan." Brandon berusaha untuk meyakinkan istrinya bahwa Putri mereka tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak. Lagi pula banyak pengawal yang menjaga Putri mereka di setiap sudut jadi tidak mungkin Winter melakukan hal yang aneh di luar sana.
"Jika sampai apa yang kamu katakan ini salah, maka aku sendiri yang akan mencari tahu apa yang terjadi padanya. Aku memang nakal dulunya, tapi aku-"
"Sama sayang, sama. Sudah, jangan terus membahasnya. Intinya kamu dan Winter itu sama. Jika pun ada perbedaan, ini hanya berbeda sehelai saja rambut kalian. Tapi itu juga tidak berbeda karena kamu lihat sendiri jika Winter pun mengikuti gaya kamu dengan rambut uang seperti itu. But it's oke, kamu ibunya jadi tidak masalah jika dia mengikuti gaya ibunya. Sekarang ayo pergi ke kamar, tolong pijat punggungku."
"Hah, kamu sih paling tau tentang diriku!" gerutu Raina. Dia berjalan lebih dulu untuk pergi ke kamar meninggalkan buaya Belanda itu.
Sedangkan Brandon hanya tersenyum saja ketika melihat reaksi istrinya yang seperti itu. Raina akan selalu begitu jika berurusan dengan Winter karena dia takut putrinya akan mengikuti jejaknya dulu.
"Dad, apa mom marah?" tanya Winter pada Daddy-nya yang hendak menyusul sang mommy.
"Tidak sayang, mommy tidak marah. Jika kamu tidak ingin mommy kamu terus-terusan marah seperti itu jangan membuatnya kesal. Percayalah, bawa apa yang dilakukannya saat ini hanya untuk kebaikan kamu. Di luar sana, banyak hal yang belum kamu ketahui dan mommy kamu sudah mengetahuinya lebih dulu. Kehidupan kalian saat ini jauh lebih mudah dengan apa yang dijalaninya dulu. Kalian bisa mendapatkan apapun yang kalian inginkan tapi bukan berarti mommy kalian tidak mendapatkannya dulu. Hanya saja cara dia mendapatkan apa yang diinginkannya dulu tidak semudah dengan apa yang kalian dapatkan. Dia harus hidup dan tumbuh di asrama sampai tamat, lalu memilih menetap di New York. Jadi Daddy mohon, jangan membuat mommy kalian merasa bersalah karena tidak bisa menemani kalian di setiap waktu. Dia adalah wanita hebat dan perusahaan fashion miliknya berkembang pesat. Mulailah belajar dengan giat untuk membantunya di perusahaan. Setidaknya jika kamu tidak bis membantu banyak hal, jadilah temannya saat dia lelah."
Kata-kata yang daddy-nya katakan sangat membekas di hati Winter. Dia merasa bahwa dirinya tidak menjadi anak yang baik saat ini. Dia tidak tau seperti apa perjuangan mommy-nya di masa lalu. Tapi dari apa yang daddy-nya katakan, Winter bisa mengambil kesimpulannya jika mommy-nya juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan saat ini. Hanya saja mungkin memang caranya yang berbeda.
"Iya dad, aku mengerti."
"It's oke baby, jangan merasa bersalah. Tapi belajarlah dari kesalahan. Karena belajar dari kesalahan karena dari kesalahan lah kamu tau bagaimana caranya untuk maju dan berubah." jelas Brandon pada putrinya.
...****************...
Guys, jangan lupa tonton iklannya ya🙏🏽 karena dari nonton iklan, kalian bis kasih dukungan ke aku agar aku terus semangat buat melakukan semuanya. Kalian tau, kalau nyawa aku tuh di keluarga Alexander, jadi tolong dukung aku lewat klik dan tonton iklannya ya😊
Karena kalian juga bisa dapat point' dari hasil nonton iklan💛
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ayah adalah cinta pertama putrinya. jika bisa memahami.
2024-06-14
0
Femmy Femmy
apa yang dilakukan Rain ketika sekolah menurun sama Winter jadi jangan salahkan anak nya Ya Rain...dulu opa Alex mengalami hal yang sama sedikit2 opa Alex dipanggil ke sekolah karena kamu sering berkelahi walaupun orang lain yang selalu membully mu🤣
2024-06-07
4
Dessy Rinda
kak thor,momy nya winter judulnya apa?
2023-12-20
2