Bab 19. Tantangan

"Jangan panggil aku Winter jika aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan!" ucap Winter saat dia melihat penolakan Darius terhadapnya. Jika Winter sudah bertekad maka dia harus bisa mendapatkan hal itu, seperti yang selalu dia dapatkan.

"Terserah kau saja! Aku tidak peduli sama sekali dengan apa yang kau inginkan. Apa pun yang kau lakukan maka aku akan mengatakan yang bahwa itu semua sia-sia saja. Sampai kapan pun kita tidak akan pernah bisa bersama! Kau harus tau itu. Selain perbedaan usia yang sangat jauh di antara kita berdua, aku juga tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengan keluarga kalian!" jelas Darius karena dia benar-benar tidak ingin menjadi hubungan apapun dengan keluarga Alexander. Cukup sudah, dia sudah mengetahui bagaimana keluarga itu jadi dia tidak perlu menjalin hubungan apapun lagi dengan mereka karena dia tidak tertarik sama sekali untuk menjadi bagian dari keluarga besar tersebut.

"Tapi aku ingin! Sudahlah, aku ada kelas lagi hari ini. Love you mu future husband,"

Cup...

Winter memberikan kecupan di pipi Darius hingga membuat laki-laki itu langsung menegangkan aku. Dia bukan tidak pernah berciuman dengan seorang wanita bahkan melakukan hal yang lebih dari itu pun dia pernah melakukannya. Darius tidak munafik dan dia tidak ingin menjadi orang sok suci karena dia memang pernah melakukan hal itu. Tapi yang menjadi permasalahannya saat ini adalah Winter yang mencium pipinya lebih itu dan itu pula yang akan menjadi permasalahannya saat ini. Entahlah, benar-benar tidak bisa di cegah lagi kelakuan anak perempuan itu.

"Astaga! aku benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Bencana apa yang yang akan menghampiriku Tuhan? kenapa kau terus mengujiku setelah aku bertemu dengan keluarga mereka lagi?" tanya Darius pada dirinya sendiri karena dia memang tidak tau apa maksud dari Winter melakukan hal itu padanya.

Sedangkan Winter sendiri hanya bisa tertawa dan terus saja tersenyum setelah berhasil membuat harus tidak bisa bergerak. Dia menegang kaku karena kecupan darinya tadi. Sungguh luar biasa sekali bukan dirinya.

"Kau memang hebat Winter! Tidak ada yang bisa menandingi kelicikan mu! Kau bisa melakukan banyak hal dan selagi itu tidak berbahaya maka keluarga akan baik-baik saja. Mereka tidak akan mungkin menghukum ku dengan berat." Winter terus saja tersenyum dan dia merasa sangat bahagia karena bisa mengganggu dari sampai seperti itu. Dia merasa bahwa dirinya benar-benar hebat saat ini karena bisa membuat diri seorang dosen yang paling disegani di kampus ini bisa menegangkan aku tak berdaya hanya karena sebuah kecupan darinya.

"Astaga Winter, kau ini memang sangat hebat sekali dalam melakukan hal ini. Kita lihat saja, pertempuran akan dimulai dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Aku akan membuat kamu jatuh di dalam pesona ku. Aku bersumpah untuk itu Darius." ucap Winter suara yang berbisik karena dia tidak ingin teman-teman yang mengetahui apa yang dia lakukan saat ini.

Keduanya sama-sama memiliki pemikiran mereka sendiri-sendiri. Di saat dari segi pergi meninggalkan kampus ini, tapi dia kembali berpikir bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan ketenangan apapun jika itu masih berhubungan dengan keluarga Alexander. Satu-satunya jalan keluar adalah menjauh, sejauh yang kau bisa!