Bab 17. Gelisah

Bukan hanya Winter saja yang merasa gelisah, tapi Darius juga merasakan hal yang sama. Dia sudah pergi dari London dan ketika dia kembali ke Amsterdam pikirannya pun tetap sama. Darius sudah memikirkan bagaimana perasaan gadis meninggalkan itu setelah mengetahui apa yang telah terjadi pada keluarganya.

Bukan karena apa, tapi dia tahu bagaimana perasaan gadis yang berusia 18 tahun itu ketika mengetahui pria yang disukainya pernah menyukai ibunya sendiri. Tidak, garis tidak dipercaya diri itu jika Winter menyukainya, tapi dia mengingat dengan jelas bagaimana Winter saat mengatakan bahwa dia menantangnya untuk jatuh cinta dalam waktu sebulan.

"Ayolah Dar, kau tidak sebodoh itu! kau tidak perlu memikirkan perasaan siapapun di sini karena kau tidak pernah mengganggu mereka sama sekali. Kau datang ke tempat ini untuk memulai kehidupanmu yang baru, bukan malah mengingat kehidupanmu yang lama. Biarkan menyelesaikan permasalahan keluarga mereka sendiri dan jangan pernah memikirkan apa yang tidak seharusnya kau pikirkan. Come on Dar, kau tidak selama itu hanya untuk memikirkan gadis yang menyebalkan itu. Biarkan dia dan jalani hidupmu dengan baik!" ucap Darius sambil bersantai di kursi pijat miliknya.

Seberapa keras dia berusaha untuk melupakan kejadian di London beberapa waktu yang lalu, entah mengapa tiba-tiba saja bayangan garis menyebarkan itu hadir di ingatannya. Wajah Winter memenuhi pikirannya dan entah mengapa di dalam pemikiran Darius, gadis itu terlihat sangat sedih.

"Dar, Wake up! Kau harus bangun dan jangan pernah memikirkan gadis itu lagi. Ingat Dar, kau tidak akan pernah bisa bersatu dengannya! kalian berbeda dan tidak mungkin bisa bersama!" jelas Darius lagi. Dia berusaha untuk menghilangkan bayang-bayang Winter dari ingatannya. Saat semuanya tak kunjung hilang, Daniel memilih untuk membersihkan dirinya dan mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin berharap bahwa dia bisa melupakan semuanya.

Lain Darius, lain pula yang di rasakan Winter saat ini. Dia juga sudah kembali ke rumahnya dan dia semakin tertutup setelah mengetahui masa lalu mommy-nya dan juga dosen baru di kampusnya. Dosen yang membuatnya menjadi gila dsn menyukainya. Winter ingin mendapatkan laki-laki seperti dad Brandon, dan dia melihat itu dari Darius. Tapi perbedaan usia mereka sangat jauh sekali. Apa mungkin mereka bisa bersama?

"Ayolah Winter, kau tidak selemah itu untuk menyerah! setidaknya jika tidak bisa bersatu dengannya kau harus melakukan sesuatu. Tetap jalani tantangan satu bulan itu sebelum kau pergi ke Indonesia dan tinggal bersama Uncle Cloud. Jangan menyerah hanya karena masalah seperti ini. Tunjukkan jika kau bisa melakukannya. Ini bukan hal sulit, jadi jangan mempersulitnya. Lakukan saja dan jadikan ini sebagai kenangan."

Winter sudah bertekad bahwa dia akan tetap menjalani tantangan selama 1 bulan bersama Darius. Dia cara membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya walau rasanya tidak mungkin tapi dia akan tetap berusaha sebelum dia pergi ke Indonesia. Setidaknya jika dia tidak bisa mendapatkan cintanya Darius, dia bisa mendapatkan kenangan bersama laki-laki tersebut.

"Astaga, aku benar-benar gadis nakal yang menggilai hot Daddy! Oh iya, aku akan memanggilnya Hot Daddy karena dia itu duda. Ah ..., rasanya menyenangkan sekali bisa membuatnya kesal. Aku sudah membayangkan bagaimana wajahnya saat kesal ketika aku memanggilnya Daddy nanti. Oh my God! Dia benar-benar pria dewasa panas, aku ingin tau sehebat apa dia ketika-" Winter sedang memikirkan sesuatu sampai dia sadar dengan pemikirannya dan langsung memukuli kepalanya yang telah berpikiran jorok!

"Ah..., tapi dia memang definisi Hot Daddy. Pasti dia sangat hebat jika soal urusan seperti itu. Lihat saja ototnya, astaga Winter kau benar-benar sangat mesum!"