Bab 16

Wajah Dona nampak geram setelah mendengar apa yang diceritakan oleh kedua putri nya selama bersama ayah mereka tadi siang.selama ini Dona tak pernah berpikir sampai sejauh ini jika nanti Bram benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan kemarin.tapi hati Dona langsung menghangat ketika mengingat kedua putri nya sudah cukup umur untuk memilih ingin tinggal dengan siapa yang mereka inginkan dan tidak perlu merasa khawatir lagi.

" Terimakasih sudah memilih tetap bertahan di samping Ibu.tapi kalian harus ingat jika Ayah juga punya hak untuk bertemu dengan kalian.Ibu harap kalian bisa menjaga sikap dan jangan bertindak di luar batas kewajaran ya sayang." ucap Dona mengingat kan kedua putri nya.

" Iy Bu! Tapi kenapa Ayah tiba-tiba muncul di hadapan kita setelah sekian lama menyembunyikan wajah nya dan seolah bersikap tak perduli lagi dengan kami berdua." tanya Alena merasa curiga.

" Mungkin Ayah rindu sama kalian berdua.nikmati saja sayang selagi masih di beri waktu untuk bersama.jika terjadi sesuatu nanti kepada kalian! Ingat , segera hubungi Ibu dan jangan pernah menyimpan sendiri masalah yang sedang kalian hadapi." Setelah melaksanakan makan malam sambil berbincang santai di meja makan.Dona dan bersama kedua putri nya langsung masuk ke dalam kamar masing-masing untuk segera beristirahat setelah lelah seharian beraktivitas di luar rumah.

Dona yang sudah tidak ingin lagi berhubungan dengan mantan suami nya memang sudah sengaja memutuskan untuk memblokir nomer Bram dari ponsel nya.biar lah nanti dia berhubungan langsung dengan kedua putri nya yang sama-sama sudah memiliki ponsel pribadi.terlebih lagi Bram juga sudah memiliki seorang istri dan Dona tidak ingin di samakan seperti istri nya itu yang di anggap sebagai perusak rumah tangga mantan suami nya.

Di saat Dona tengah sibuk memeriksa beberapa hasil ujian mahasiswa nya di depan layar laptop.pintu kamar Dona terdengar di ketuk dari luar dan menampilkan wajah putri bungsu nya yang memanjang mengintip dari pintu tersebut.

" Ibu lagi sibuk ya? Maaf ya kalau Adek ganggu Ibu.tapi Ayah kata nya ingin bicara sama Ibu." ucap Priska sambil menyodorkan ponsel android nya di hadapan Dona.

Di dalam rumah ini hanya Priska yang masih mau bersikap manis kepada sang ayah karena dia memiliki sifat sangat perasa dan tidak tega mengacuhkan sang ayah terlalu lama.beda hal nya dengan Alena yang bisa bersikap cuek sesuka hati nya tanpa perduli lagi dengan orang yang sudah jelas-jelas menyakiti perasaan nya.

" Nggak kok sayang,cuman lagi periksa ulang hasil ujian mahasiswa Ibu aja.tumben Ayah mau ngomong sama Ibu.ada apa?" tanya Dona bingung.

Priska menggeleng sebagai bentuk ketidaktahuan nya atas hal itu.

" Priska nggak tahu juga Bu! Nih Ibu tanya langsung aja." Dona terpaksa mengambil ponsel yang masih menyala tersebut dan segera menuntaskan rasa penasaran nya.

" Kamu di sini aja Dek, temanin Ibu." Dona sengaja menahan Priska tetap berada di dalam kamar nya agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara dia dan juga istri dari mantan suami nya itu.saat ini Dona benar-benar menjaga jarak dan tak ingin lagi terlibat hubungan serius dengan mantan suami dan juga keluarga nya selain untuk urusan anak-anak mereka.

" Kamu sekarang ikut ngajar juga? Di kampus mana?" tanya Bram memulai pembicaraan setelah cukup lama diam dan menguping pembicaraan yang terjadi antara Dona dan juga putri bungsunya.

" Di Universitas Segitiga.Kamu mau bicara apa Mas,Aku masih banyak pekerjaan." tanya Dona to the point dan tak ingin terlalu lama mengulur waktu.

" Mmm...Kenapa nomer ponsel ku masih Kamu blokir,Aku butuh menghubungi Kamu untuk menanyakan tentang kabar anak-anak." ucap Bram yang sejak beberapa hari yang lalu sudah mencoba menghubungi Dona tapi selalu gagal dan sejumlah pesan yang dia kirim masih saja ceklis satu.

" Kamu pasti tahu alasan nya tanpa harus Aku jelaskan.jika Kamu ingin tahu kabar mereka berdua dengan jelas dan detail,Kamu bisa menghubungi mereka secara langsung karena kedua putri mu sudah menggunakan ponsel sejak dulu.Aku sudah tidak punya kepentingan apapun lagi selain urusan anak-anak." jawab Dona lugas dan tenang.

" Tapi kita masih bisa saling bertukar kabar setidak nya supaya Aku bisa tahu apa yang terjadi kepada kalian.anak- anak juga tidak mungkin bisa bebas membalas pesan yang Aku kirim karena mereka harus belajar dan tidak boleh bermain ponsel ketika jam pelajaran sekolah sudah di mulai.jangan terlalu lebay Dona! Buka blokir nomer ponsel ku sekarang juga." titah Bram terdengar sedikit memaksa.

"Sudah lah Mas lebih baik Kamu beristirahat dengan tenang saja dan tidak perlu mengusik kehidupan ku lagi.Aku tidak akan pernah lagi melakukan apa yang Kamu inginkan karena Kamu bukan lagi seseorang yang harus Aku hargai dalam hidup ku.Kita sudah resmi berpisah jika Kamu lupa.maaf telepon nya Aku tutup jika tidak ada hal penting yang ingin Kamu bicarakan lagi." ancam Dona sangat kesal.lama- lama berdebat dengan Bram hanya membuang waktu nya saja dan tidak ada manfaatnya sedikitpun untuk kehidupan nya sendiri.

"Tunggu dulu Dona! Jangan di tutup dulu.Aku masih mau bicara sesuatu sama Kamu." seru Bram dari ujung sana membuat Dona reflek menjauhkan ponsel dari telinga nya karena merasa sangat kaget.Priska yang melihat interaksi kaku yang terjadi antara kedua orang tua nya tidak ingin terlalu ikut campur dan memilih tetap diam sambil mengunci rapat mulut nya.

" Katakan saja dan Aku bisa mendengar nya. Jangan bertele-tele lagi Mas karena Aku masih punya banyak pekerjaan yang harus Aku selesaikan."

" Kenapa Kamu mengambil pekerjaan lain lagi? Apa Kamu sudah tidak menjadi Dokter di rumah sakit itu lagi?" tanya Bram masih saja muter kemana dan seolah sedang mengintrogasi Dona.

" Aku rasa Kamu tidak perlu tahu alasan nya dan Aku juga tidak punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan mu itu.Aku benar-benar akan menutup telponnya jika Kamu masih saja sibuk membahas tentang yang lain.Aku ingat kan sekali lagi kepada Kamu,Mas! Kita berkomunikasi hanya untuk membahas tentang anak-anak dan bukan tentang Aku ataupun kehidupan Kamu." ujar Dona lagi dengan raut wajah tidak suka nya.

" Kamu sangat berubah sekali sekarang Dona,apa Kamu masih sakit hati sama Aku karena perceraian itu,bukan kah Kamu sendiri yang menginginkan perceraian tersebut." Bram seolah tiada henti nya membahas masalah lain membuat Dona yang sudah merasa risih langsung mematikan sambungan telepon nya.tak ada guna nya bicara lemah lembut dan meladeni ucapan Bram yang tidak ada ujung nya.Dona segera mengembalikan ponsel Priska dan kembali melanjutkan pekerjaan yang harus selesai pagi besok sebelum dia berangkat ke rumah sakit.

Belum juga Priska menekan gagang pintu kamar sang Ibu,ponsel yang berada di tangan Priska kembali bergetar dan menampilkan nama sang ayah di layar ponsel nya.

Mau tak mau Priska kembali menerima panggilan telepon itu dan mengurung kan niat nya untuk kembali ke kamar pribadi nya.

" Bu! Ayah nelpon lagi." bisik Priska di telinga sang Ibu.

Dona terdengar menghela nafas panjang nya dan detik berikutnya langsung berbicara dengan ponsel yang sudah di loud speaker tanpa berniat menanggapi dengan serius semua yang keluar dari mulut mantan suami nya.

" Aku tidak punya banyak waktu untuk menemani Kamu berbicara Mas,nanti istri mu bisa salah paham dan menuduh Aku yang bukan-bukan.untuk apa lagi Kamu menelpon." tanya Dona dengan suara keras nya.

"Aku belum siap bicara tapi Kamu sudah mematikan sambungan telepon nya.Kamu benar-benar berubah total tidak seperti Dona yang Aku kenal dulu."seolah tidak mengenal kata bosan,Bram kembali membicarakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu untuk dia bahas kepada Dona.suara helaan nafas kasar kembali terdengar dari mulut Dona dan terpaksa harus mengancam kembali Bram jika masih saja membahas tentang diri nya.

Bram yang sebenarnya masih betah dan sangat rindu mendengar suara lembut milik Dona sengaja berbicara panjang lebar dan tentunya tanpa sepengetahuan sang istri yang sejak sore tadi sudah pamit shopping ke mall terbesar dan sampai sekarang masih belum kembali ke rumah juga.

Bram mengutarakan niat nya untuk mengajak kedua anak nya dan juga Dona untuk pergi liburan bersama ke pulau Dewata Bali di akhir pekan nanti.namun sayang nya Dona langsung menolak mentah-mentah ajakan baik tersebut dan meminta kedua putri nya saja yang ikut itupun jika mereka menginginkan nya.

Bram terdengar begitu kecewa dan terpaksa memutuskan sambungan telepon karena kedua putri nya juga ikut menolak permintaan nya dengan alasan harus sekolah dan tidak boleh libur lagi mengingat sebentar lagi Alena akan mengikuti ujian akhir sekolah.

Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 😍🥰😍

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

emangnya enak kamu bram dikacangin anak anak nya

2024-03-10

1

zian al abasy

zian al abasy

hebat alena prsis ank prmpuan ak..bgtu tau ppanya selngkuh udh muak dn gk mau lg kenl hngga skrng smpai ank prmpuan ku sudh pny ank..tk prnh stu hurf pun kbar pngin tau ppnya..nikh pun pke wali abangny dn alhamdllh kami bhgia walau tnpa suami n ppany d sisi kami.dn untk kbar mntan yng ak dnger jg hiudp sdrhna dngan istri mudnya tnpa ank smpai skrng..brharp si mantn jg hidup bhgia dngn istriny.

2023-10-12

3

Gerna Borman

Gerna Borman

Bram muka tembok banget sih

2023-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!