Bab 3

Dua hari sudah berlalu.semenjak kejadian Alena di bawa ke kantor polisi.kini Dona dan kedua anak nya mulai menjalani hari mereka seperti biasa nya.selama itu pula mereka tak pernah menuntut Bram untuk menerima panggilan telepon yang di lakukan oleh Dona.wanita mandiri ini selalu berbaik sangka dan malah mendoakan suami nya agar sehat dan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan mudah.Alena yang sedang ujian semester di sekolah juga tak lagi sibuk mengintai rumah simpanan ayah nya.gadis remaja ini lebih fokus pada jadwal mata ujian nya.walaupun sebenernya susah sekali bagi dia untuk menghapus semua bukti perselingkuhan yang di lakukan oleh sang ayah.

" Mas,besok pagi Kamu sudah bisa kembali ke ibu kota kan? Kasihan anak-anak karena sudah terbiasa belajar dengan di temani Kamu kalau lagi ujian.tolong ya Mas." entah sudah berapa kali Dona mengirim pesan kepada suami nya.tapi nyata nya sampai jam 10 pagi ini tak ada satupun yang di balas oleh Bram.kadang pernah terlintas di kepala Dona untuk ikut jika suami nya ingin melakukan perjalanan bisnis ke luar kota dan melihat sendiri seperti apa kesibukan suami nya yang membuat dia dan anak nya tak bisa berkomunikasi sedikit pun dengan suami nya.lagi-lagi aktivitas padat nya sebagai Dokter handal selalu saja membelenggu langkah kaki wanita yang masih terlihat cantik di usia yang sudah tidak muda lagi.

Bram yang sudah membuka pesan tersebut hanya bisa terdiam dengan posisi sambil berbaring di samping istri muda nya.10 menit yang lalu mereka berdua baru saja selesai meneguk manis nya hubungan diam-diam yang sudah sangat lama mereka tutupin dari publik.bukan untuk mencetak calon generasi baru untuk keluarga Diningrat.melainkan hanya untuk bersenang-senang dan melepas hasrat yang terus saja terbakar jika mereka sedang bersama.sebelum mengesahkan pernikahan diam-diam ini,kedua nya sudah sepakat satu sama lain di atas perjanjian yang terdapat materai di atas nya.akan menjalani pernikahan child free tanpa kehadiran orang lain selain mereka berdua saja.entah apa yang mendorong kedua insan ini mengambil keputusan aneh tersebut,yang jelas Monik tidak ingin tubuh indah dan langsing nya melar hanya karena melahirkan anak untuk Bramantyo yang jelas-jelas sudah memiliki keturunan dari istri pertama nya.kalau untuk masalah harta, dia bisa menghandle nya sendiri karena selama ini Bramantyo selalu tunduk di bawah goyangan nya.sedangkan untuk Bram sendiri lebih ke sudah merasa cukup dengan kedua putri nya.jika nanti pernikahan kedua nya memiliki seorang anak.otomatis Bram akan semakin di buat pusing dan Dona bisa saja mengetahui rahasia besar dalam hidup nya.dia tidak ingin itu terjadi karena bagaimana pun juga Dona adalah wanita yang sangat dia cintai dan merupakan ibu dari kedua anak nya yang sangat dia sayangi.sejak bersama Dona juga lah hidup nya semakin berada di atas dengan usaha yang terus saja berkembang pesat melampaui ekspektasi nya.

" Maaf ya sayang,Mas lagi sibuk banget dan baru siang ini sempat balas pesan Kamu.nanti Mas lihat dulu gimana caranya supaya bisa pulang lebih cepat dan Mas nggak bisa janji ya.titip anak-anak ya sayang." balas Bram yang tidak berani menelpon secara langsung,dia takut jika istri muda nya dengar dan bangun, apalagi kemarin Bram sudah berjanji akan bersama Monik selama satu bulan penuh sebagai pengganti atas apa yang sudah di lakukan oleh putri nya kemarin.sebenarnya dalam hati kecil nya saat ini,Bram juga sangat merindukan suasana kehangatan di dalam rumah nya.tapi membayangkan wajah marah,kesal dan cemberut dari kedua putri nya setelah mengetahui kebohongan yang dia simpan selama ini.Bram rasa nya sudah tidak punya wajah lagi untuk bertemu mereka.untuk meninggalkan simpanan nya belum bisa dia lakukan karena hati nya juga sudah jatuh ke pelukan wanita muda tersebut.wanita yang sempat menggantikan posisi sekretaris nya yang cuti hamil akhirnya menjadi istri kedua setelah wanita yang bernama Monik itu berjuang keras menggoyahkan iman Bram sewaktu mereka berada di kantor dulu.kini Bram melarang keras Monik untuk kembali bekerja dan berjanji akan mengabulkan semua keinginan nya tanpa batas sedikit pun.

" Baiklah! Jangan lupa sholat,jangan lupa makan dan hati-hati ya Mas." balas Dona sambil mendesah kecewa.selama ini Alena dan Priska memang sudah terbiasa bergantung kepada sang ayah untuk membahas soal yang masih belum mereka mengerti.kedekatan yang terjalin di antara ketiga nya begitu kuat karena di dalam rumah ini hanya ada Bram sebagai sosok pelindung mereka.meskipun Alena dan Priska tak pernah mengeluh atau meminta secara langsung kepada dia.Dona sudah bisa menebak raut kekecewaan itu dari sorot mata yang di pancarkan oleh kedua putri nya.tapi dia juga tak bisa berbuat lebih karena semua keputusan memang berada di tangan suami nya.

Sementara di dalam ruangan kelas nya.Alena nampak khusyuk mengisi satu persatu lembar ujian yang ada di depan nya.sedikit pun dia tak pernah menoleh ke kiri atau pun ke kanan.terlahir dari kedua orang tua yang memiliki kecerdasan otak yang sangat mumpuni membuat Alena juga mewarisi gen kepintaran itu.Alena yang memiliki cita-cita sama seperti sang Ibu bahkan rela belajar siang dan malam demi bisa meraih juara unggul di sekolah nya.semua usaha nya terbukti nyata karena mulai dari TK dan sampai sekarang.Alena selalu berhasil meraih juara satu di kelas nya dan juara umum di sekolah nya.

Bangga ,itu lah yang di rasakan oleh Dona dan Bram melihat putri mereka yang sangat berprestasi di sekolah nya.bahkan sejak masuk SMA.Alena sudah bercita-cita akan melanjutkan sekolah nya nanti ke London dan akan mencari sekolah kedokteran yang paling bagus dan juga terkenal.

" Al! Bagi jawaban satu dong." bisik Soraya yang merupakan tekan dekat Alena.

" Ogah! Maka nya belajar,jangan kebanyakan main tak- tik mulu." tolak Alena dengan suara lebih pelan lagi karena takut di usir dari ruangan ujian nya.

" Ye...pelit amat sih Lo." gerutu Soraya semakin pusing karena satu pun belum ada yang bisa dia jawab, padahal sebentar lagi jam istirahat akan datang membubarkan konsentrasi nya.

" Nay! Bantuin gue ...Pliss." Soraya kembali merengek kepada teman yang satu nya lagi yang juga merupakan teman dekat Alena.mereka bertiga selalu kemana-mana bersama.bahkan sejak dari SMP selalu satu kelas dan tak pernah terpisahkan sedikit pun sampai mereka duduk di kelas 3 SMA Bumi Harapan ini

" Gue juga lagi mumet Aya! Jawaban gue aja hasil karya bebas dan Gue yakin nggak ada yang benar sama sekali.udah mending Lo asal tulis aja dari pada pengawas marah ntar." ucap Nayla yang sama payah nya dengan Soraya.di antara mereka bertiga memang Alena yang paling unggul dan merupakan gadis yang cukup Populer di Bumi Harapan.

Dona menyimpan kembali ponsel nya ke dalam laci meja kerja dan setelah itu keluar dari ruangan untuk mengecek kondisi pasien yang sudah beberapa hari menginap di rumah sakit ini di bawah pantauan nya sebagai dokter kandungan.

Satu jam lebih dia berkeliling melakukan visit dari satu ruangan ke ruangan yang lain nya.lelah tentu saja di rasakan oleh wanita mandiri ini.tapi tak membuat dia sedikit pun bermalas-malasan karena menjadi Dokter kandungan adalah cita-cita nya sejak kecil dan juga cita-cita sang Ibu yang sudah lebih dulu meninggal kan nya sejak dia masih sangat butuh kasih sayang dari mereka sebagai orang tua kandung nya.

Sore akhirnya nya begitu cepat menyapa.Dona yang sedang bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan menemani kedua putri nya.di kaget kan dengan suara ponsel yang tiada henti bergetar dari dalam tas yang dia pakai saat ini.sebuah tas yang cukup mewah hasil kerja keras nya selama ini.apalagi Bram selalu melimpahkan dia dengan uang bulanan yang tiada batas dan juga sebuah kartu sakti tanpa limit.diam-diam Dona menyimpan uang bulanan pemberian suami nya selama ini dan lebih memilih menggunakan kartu sakti yang jelas-jelas di bayar langsung tagihan nya oleh Bram sebagai pemilik kartu sakti tersebut.

Drt...Drt...Drt..

Sudah 7 pesan masuk ke ponsel nya dengan nama pengirim yang sama.

" Marwa! Tumben dia ngirim pesan ke Aku? Bukan kah dia masih di luar negeri?" batin Dona dengan perlahan membuka pesan tersebut dan membacanya dengan sangat hati-hati agar tak ada satupun yang terlewati.

Degh...

Brak...

Ponsel Dona terjatuh di lantai dengan wajah syok Dona yang tak bisa terkendali kan lagi.air mata jatuh begitu saja dan tanpa terasa semakin deras mengalir membasahi pipi nya.

Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 🥰🥰😍

Terpopuler

Comments

Suyadi Yadi

Suyadi Yadi

dobel update dong Thor 🙏🙏

2023-10-04

0

Suyadi Yadi

Suyadi Yadi

pasti ngasih informasi tentang suaminya

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!