Bab 10

Begitu sampai di ibu kota .Dona dan Kedua putri cantik nya langsung beristirahat dalam satu kamar dengan menggunakan ranjang tambahan yang di bawa dari kamar Priska.beruntung sekali malam ini Bram tidak datang mengusik ketenangan hidup mereka bertiga sehingga kebahagiaan itu masih tetap bisa mereka rasakan untuk saat ini.

Pagi- pagi sekali Dona sudah bangun dari tidur nya dan mengajak kedua putri nya untuk segera melaksanakan sholat subuh. selesai melaksanakan tugas mereka sebagai seorang hamba yang taat akan perintah tuhan.Dona langsung turun ke bawah untuk membantu Bibi menyiapkan sarapan pagi .sedangkan kedua putri nya memilih kembali melanjutkan tidur karena kebetulan mereka saat ini masih libur panjang tanpa punya kegiatan penting lain nya.

Sebelum berangkat ke rumah sakit untuk kembali bekerja seperti biasa nya.Dona terlebih dahulu menyempatkan diri untuk singgah di rumah sahabat nya.sedangkan kedua putri nya memilih berdiam diri di dalam rumah menunggu kedatangan sahabat mereka yang sudah janji akan datang nanti siang.

"Wa, apa Kamu punya kenalan pengacara yang bisa membantu Aku mengurus semua nya nanti ?" tanya Dona kepada Marwa yang juga sudah mulai mengenakan pakaian dan juga jas putih nya.

" Punya sih,lebih tepatnya teman nya Mas Diki,Kamu sudah yakin dengan keputusan yang Kamu ambil ini?" tanya Marwa dengan sangat serius.mau bagaimana mana pun juga 17 tahun bukan lah waktu yang sebentar dan sudah pasti terasa sulit untuk meninggalkan semua kenangan indah itu.terlebih lagi selama ini yang dia tahu keluarga Dona merupakan keluarga yang harmonis tanpa ada masalah serius yang mereka hadapi kecuali perselingkuhan Bram dengan wanita muda nya.

" Aku sudah sangat yakin dan tak ada lagi yang harus Aku pertahankan dari rumah tangga ini.Mas Bram saja lebih memilih wanita itu ketimbang kami yang sudah menemani dia selama ini.Aku tidak akan pernah bisa menerima kenyataan di poligami sampai kapan pun itu."

" Tolong bantu Aku untuk bertemu dengan beliau ya Wa,Aku harus secepatnya mengurus berkas perceraian ini supaya bisa hidup tenang tanpa merasa takut lagi.kita tidak tahu bagaimana nanti nya.Aku hanya ingin berjaga-jaga saja dari segala kemungkinan yang bisa terjadi suatu hari nanti. Kalau memang Kamu sedang sibuk.Aku minta nomer ponsel pengacara itu saja dan setelah itu Aku akan datang sendirian menemui beliau." imbuh Dona dengan segala keyakinan nya.

" Aku mengerti bagaimana perasaan mu saat ini.nanti sore Aku akan menemani Kamu untuk menemui Pak Yazid.Aku tidak akan pernah bisa membiarkan Kamu sendirian menghadapi semua ini.sekarang kita berangkat kerja dulu ya.nanti begitu sampai di rumah sakit Aku akan segera menghubungi Mas Diki." kedua wanita hebat ini langsung berangkat menggunakan mobil Dona.karena setelah bekerja nanti kedua nya akan sama-sama pergi menuju kantor pengacara terbaik itu.

Sedangkan di dalam rumah saat ini.Alena dan juga Priska sedang menonton bareng teman-teman mereka sambil menyantap makanan dan cemilan kecil yang di siap kan oleh Bi Surti dan juga Bi Ratih.

Suasana kamar yang di jadikan sebagai bioskop mini tampak gelap karena lampu yang sengaja mereka matikan.Alena yang sudah tidak tahan lagi ingin ke kamar mandi memilih keluar dari kamar tersebut karena salah satu teman nya juga sedang berada di dalam kamar mandi yang ada di kamar ini dan mengeluh sakit perut.

" Mbak." panggil Bram ketika melihat putri nya hendak menuju kamar mandi dapur.

" Iya Yah." jawab Alena santai dan ekspresi datar nya.

" Beneran di dalam ada teman Mbak sama Adek?" tanya Bram melanjutkan kembali pembicaraan mereka.

" Hmm." Alena berdehem dan sedetik kemudian langsung pamit karena sudah merasa di ujung jalan.

Bram yang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk berbicara dengan putri nya memilih tetap menunggu di meja makan sambil mencicipi makan ringan yang di bawa oleh Dona tadi malam.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka lebar dan memperlihatkan Alena yang sedang menghela nafas panjang nya ketika melihat sang Ayah masih berada di dalam rumah ini.

" Ibu kemana Mbak? Terus Adek juga lagi di mana?" tanya Bram membuat Alena yang kembali ingin masuk ke dalam kamar terpaksa menghentikan langkah kaki nya.dia masih ingat betul bagaimana Dona mengajarkan anak-anak nya untuk tetap menghargai sang ayah meskipun mereka nanti nya sudah resmi berpisah.

" Ibu ya kerja dan Adek juga ikut nonton sama temen nya di dalam." jawab Alena pelan dan nyaris tidak kedengaran lagi.

" Nanti sore kita jalan ke mall ya Mbak,ajak Adek sama Ibu juga.Ayah rindu saat-saat kita berkumpul bersama.mau kan Mbak?" tanya Bram membuka jalan agar hubungan dia dengan kedua putri nya kembali harmonis dan setelah itu bisa meraih kembali hati Dona yang dia tahu tak akan pernah tega menolak permintaan kedua anaknya.

" Maaf ya Yah,Alena lagi sibuk.Ibu juga kayak nya nggak bisa karena sudah mulai kerja lagi.Ayah ajak aja istri muda ayah yang merupakan kesayangan keluarga Ayah itu.Alena mau bergabung sama teman-teman Alena dulu.tolong jangan di ganggu dan biarkan Alena menikmati suasana bahagia ini tanpa harus memikirkan kesalahan yang sudah Ayah perbuat kepada kami.jangan merusak mood Alena dengan membiarkan Alena malu di depan teman-teman Alena dan juga teman Adek." Alena berjalan tergesa-gesa menuju kamar bioskop nya tanpa perduli lagi dengan panggilan yang di lakukan oleh sang ayah.rasa kecewa dan sakit hati masih bersemayam dalam hati gadis 17 tahun ini.bahkan untuk melihat wajah sang ayah dalam waktu lama saja dia tak sanggup dan kembali merasa sakit yang tak bisa di jelaskan lagi dengan kata-kata.

Bram yang juga tidak ingin membuat teman-teman Alena dan juga Priska mengetahui semua permasalahan keluarga mereka hanya bisa bersungut-sungut di meja makan sambil menahan emosi nya.hanya karena satu kesalahan yang dia perbuat membuat istri dan kedua anak nya melupakan semua bagaimana kerja keras nya selama ini untuk membahagiakan mereka semua.

" Ayah nggak yakin setelah ini apa kalian masih bisa tertawa bahagia lagi jika tanpa Ayah nanti nya.semua kemewahan yang selama ini terbiasa kalian rasakan otomatis akan ikut hilang jika nanti kalian masih terus membangkang dan menolak kehadiran Monik di tengah-tengah kita." batin Bram tersenyum kecut sambil meremas roti yang belum sempat di makan karena melihat penolakan dari putri kesayangan nya.

Bi Surti dan Bi Ratih yang harus kembali melihat perdebatan panas itu ikut merasa prihatin dan sakit hati melihat Dona yang merupakan wanita baik dan lemah lembut tersakiti oleh tuan mereka.kedua nya kompak berdiri di dekat pintu menuju taman belakang dan tidak bermaksud untuk masuk ke dalam sebagian Bram keluar dari area dapur.

Sementara itu Alena yang sudah kembali ke dalam kamar tidak bisa lagi fokus dengan apa yang dia tonton saat ini.tubuh nya memang berada di tengah-tengah teman dan juga adek nya.tapi tidak dengan raga dan pikiran nya.

Berulang kali hembusan nafas kasar dan kegelisahan itu tertangkap oleh Priska dan terpaksa membuat gadis 13 tahun itu mendekati sang kakak dan memilih bertanya sambil berbisik agar tidak di dengar oleh temannya.

" Apa yang sudah terjadi Mbak? Kenapa Mbak terlihat emosi sekali?" tanya Priska yang sudah bergeser di samping Alena.

" Ayah barusan datang dan tanpa merasa bersalah mengajak kita semua untuk jalan bersama dengan Ayah." jawab Alena ikut memelankan suaranya.

" Serius? Sama Ibu juga? Terus Mbak jawab apa?" tanya Priska penasaran.sejujur nya Priska yang masih begitu kecil masih sangat membutuhkan kasih sayang dari sang ayah.jika boleh memilih dia tidak ingin kedua orang tua nya tetap berpisah,tapi dia juga tidak bisa membayangkan kan Ibu nya yang harus terus menerus menahan luka batin yang ditorehkan oleh sang ayah yang begitu serakah.

Alena mengangguk kan kepala dengan tatapan mata kosong nya.

" Mbak tolak saja karena Mbak sedang malas berbicara terlalu lama sama Ayah." Alena lalu mengambil air mineral milik nya dan meneguk nya sampai habis dan membuat tenggorokan nya kembali terasa adem.

" Ayah marah nggak dengan penolakan itu? Terus Ayah di mana sekarang Mbak?"

" Mbak nggak perduli lagi jika Ayah mau marah atau nggak,toh selama ini Ayah juga nggak pernah lagi menghargai perasaan kita.mungkin aja udah pulang ke rumah istri muda nya." jawab Alena asal dan memilih bermain ponsel untuk menenangkan pikiran nya.Priska yang sudah mengerti bagaimana situasi saat ini memilih diam dan tak lagi ingin bertanya sesuatu kecuali kembali fokus dengan tontonan mereka saat ini.

Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 😍🥰😍

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

anak anak juga bisa merasakan kekesalan dgn ayah nya

2024-03-10

1

Gerna Borman

Gerna Borman

memakai jasa kuasa hukum nya Revan aja.

2023-10-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!