Bab 7

Wajah Bram nampak tegang menyambut kepulangan istri dan juga juga anak-anak nya.tak ada yang berniat menyapa nya kecuali dia sendiri yang memaksa kan diri menahan pergelangan tangan Dona yang akan kembali menjaga jarak dari dia.

" Aku ingin bicara dengan Kamu,sayang." ucap Bram yang langsung mendapat kan tatapan mata tajam dari para bidadari yang selama ini mengelilingi hidup nya.

" Bicara lah Mas,Aku akan mendengar nya." jawab Dona masih berdiri di tempat semula.

" Di kamar saja dan Aku harap malam ini Kamu tidur di kamar kita.semua nya harus selesai malam ini dan jangan berusaha menghindari Aku lagi sayang." pinta Bram tapi sangat sulit untuk di kabulkan oleh Dona yang selalu merasa tenang jika berada jauh dari suami nya.

" Silahkan bicara di sini saja kalau memang ada yang ingin Kamu bicarakan.anak- anak juga sudah terlanjur mengetahui semua nya.tidak perlu di tutupi lagi karena mereka juga wajib terlibat dalam hal ini." tegas Dona.

Alena dan Priska yang sejak awal masih ingin berniat menyatukan kedua orang tua nya akhir nya duduk di sofa meskipun sang ayah bersikeras tidak ingin melibatkan mereka berdua.Bram hanya bisa pasrah dan mengangguk pelan sambil menatap wajah anak- anak nya yang setiap hari semakin menjauh dari jangkauan tangan nya.bayangan perjuangan dalam membesarkan kedua putri nya kembali terlintas di benak lelaki yang sudah cukup berumur ini.gombalan receh, diskusi tiada batas dan juga cara dia mendidik anak nya membuat lidah Bram kelu sendiri tak bisa berkata apa-apa lagi.

" Cepat katakan saja apa yang ingin Kamu bicarakan kepada kami. setelah ini Aku harus menemani anak-anak untuk belajar." titah Dona yang ingin segera beranjak dari posisi nya saat ini.

Bram seperti orang linglung terduduk dengan tak berdaya.di peluk nya erat tubuh kedua putri nya yang sedang berkaca-kaca dengan pikiran mereka masing-masing.

" Ayah jahat...Kenapa Ayah tega menduakan Ibu.bukan kah selama ini keluarga kita selalu bahagia dan tenang.terus apa lagi yang Ayah cari dari wanita simpanan Ayah itu?" teriak Alena murka.rasa sesak yang sejak tadi dia tahan akhirnya meledak juga dan gadis remaja ini semakin memberontak agar terlepas dari pelukan yang sudah tak dia harapkan lagi.sedangkan Priska memilih diam dengan isakan tangis pilu nya.

Alena terus memukul dada sang Ayah dengan sisa tenaga yang dia miliki.sedikit pun tidak tersisa rasa kasihan mengingat bagaimana cara ayah nya memperlakukan sang Ibu.Dona yang melihat semua itu hanya bisa tersenyum dengan menyunggingkan bibir nya.

" Semua nya sudah usai Mas! Kamu sendiri yang merusak nya." gumam Dona lirih tanpa mengeluarkan air mata.sudah cukup rasa nya dia menangis untuk orang yang tidak lagi ingin memperjuangkan dia sebagaimana mestinya.Dona benar-benar muak dan semakin keras menguatkan hati dan jiwa nya demi kedua anak-anak nya yang sangat dia cintai.

" Aku mohon maafkan Aku untuk ke khilafan ku ini.semua nya di luar kuasa Aku dan kemarin Aku tidak bisa mengendalikan diri ku.Aku sangat menyayangi kalian bertiga dan tidak ingin kehilangan kalian.Aku mohon bantuannya untuk bekerja sama dan coba lah untuk menerima Monik di tengah-tengah kita."

" Aku tidak memaksa semua nya harus sekarang juga.pelan- pelan dan Aku yakin kalian mampu untuk melakukan itu.bagaimana pun juga kami sudah menjadi pasangan suami istri di mata agama.Aku mohon sayang,bujuk anak-anak dan berikan pengertian kepada mereka." imbuh Bram dengan begitu enteng nya tanpa memikirkan bagaimana perasaan istri dan juga anak-anak nya saat ini.Alena yang sudah kecewa semakin di buat kecewa lagi dan bergegas berlari masuk ke dalam kamar nya.

" Pergi lah Yah! Temui wanita itu dan jangan pernah perduli lagi kepada Aku dan juga Priska." teriak Alena dari dinding pembatas yang ada di lantai dua.

" Ayah! Adek mohon...Jangan berpisah dengan Ibu,Adek pengen kayak teman-teman Adek yang lain nya.kembali lah kepada kami Ayah! Tinggal kan wanita yang di luar sana." mohon Priska bersimpuh di kedua kaki sang ayah.namun sekali lagi,Bram yang sudah terlanjur mengisi nama Monik di dalam hati nya tidak bisa lagi berbuat apa-apa kecuali menggeleng kan kepala nya.baru kali ini Priska sang anak pendiam membuka suara atas apa yang dia resah kan selama ini.

" Ayah ti..." Priska berdiri lalu ikut berlari menyusul sang Kakak ketika sudah mengetahui Jawaban apa yang akan di berikan oleh ayah nya.tak sanggup rasa nya jika harus mendengar secara langsung dan akan membuat hati nya semakin terasa sakit tak berbentuk lagi.

" Puas Kamu sekarang Mas! Sudah sama kan seperti yang Kamu dan keluarga mu ingin kan.pergi lah dan Aku mohon cerai kan Aku saat ini juga."

" Apa? Sampai kapan pun kita tidak akan pernah bercerai dan Aku tidak akan pernah mau melakukan nya.Kamu akan tetap menjadi istri ku karena Aku juga masih sangat mencintai mu." Bram meradang tidak suka melihat istri yang selama ini lemah lembut akhirnya memberontak lantang di depan nya.

" Jangan serakah Mas! Aku jelas tak ada apa-apa nya di banding kan istri muda mu itu, lebih baik kita berpisah supaya hidup kita sama-sama tenang dan Kamu bisa fokus dengan istri cantik mu itu." Dona membuang muka nya ke arah lain.membahas wanita muda yang sudah mengambil alih tugas dan tempat nya di samping suami membuat dada Dona seketika terasa terhimpit kuat.

" Sekali Aku bilang tidak tetap tidak sayang,Aku tetap akan mempertahankan kalian berdua karena kalian sama berharga nya untuk Aku.Kamu juga masih cantik dan tidak tergantikan oleh siapapun." gombal Bram berusaha mengambil kembali hati Dona yang seperti nya sudah mengeras tak berbentuk lagi.

" Aku tidak butuh rayuan mu,jika memang Aku masih berarti di hidup Kamu sampai saat ini, tidak mungkin ada wanita lain dalam hidup dan rumah tangga kita. Aku akan tetap meminta cerai meskipun Kamu selalu menolak nya."

" Jangan gegabah sayang." belum siap Bram menyelesaikan ucapan nya.lagi-lagi Dona dengan cepat memotong nya.

" Panggil saja nama ku,dan Kamu rasa nya tidak pantas lagi memanggil dengan panggilan itu.berikan saja panggilan itu untuk istri muda mu yang sudah bisa membuat Kamu jatuh cinta kepada nya." rasa nya ingin sekali saat ini Dona pergi membawa anak-anak menjauh untuk menenangkan diri dari situasi rumit ini.kesibukan dan jadwal sekolah kedua anak-anak nya membuat Dona terpaksa mengurungkan niat baik nya itu.mau bagaimana pun juga dia harus segera menyelesaikan semua dan melanjutkan hidup hanya bersama anak-anak nya.

" Jangan menekan Aku seperti itu, memang nya bisa apa Kamu tanpa ada Aku di samping Kamu.jangan terlalu sombong karena gaji dokter mu itu sudah pasti tidak akan cukup untuk membuat Alena dan Priska bahagia.terima saja dan jangan banyak mengeluh.Aku terpaksa menahan Kamu masih sebagai istri ku karena Aku tidak ingin melihat hidup kalian berantakan dan serba kekurangan jika Aku benar-benar pergi nanti nya." ucap Bram dengan begitu sombong nya.

" Terimakasih banyak atas belas kasihan mu kepada kami.tapi ketahui lah ! Sedikit saja Aku tidak akan membiarkan kedua putri ku kekurangan apapun nanti nya.sekuat tenaga Aku akan berjuang untuk membahagiakan mereka.tapi tidak dengan melihat sikap tak adil mu ini sebagai seorang kepala keluarga. Kamu memang kaya dan Aku akui itu.tapi sayang nya kekayaan mu itu tidak membuat kami serta merta bahagia hidup bersama dengan Kamu." balas Dona mengusap dengan cepat setetes air mata yang tiba-tiba saja turun tanpa menunggu perintah dari nya.tak ingin membuat Bram tertawa melihat kelemahan nya dan memanfaatkan nya secara sadis.Dona dengan cepat menghalau nya dan tetap memilih menatap ke arah lain.

Tanpa mereka berdua sadari.aksi perdebatan sengit ini ternyata di saksikan oleh semua penghuni rumah ini termasuk juga kedua putri nya yang diam-diam menguping dari ujung tangga atas.kedua art yang berniat memanggil majikan nya untuk segera makan malam akhirnya kembali masuk ke dapur tanpa berkata-kata lagi.

" Kenapa Kamu semakin susah untuk di mengerti sih sayang,Aku sangat mencintai Kamu dan juga anak-anak.Aku nggak akan bisa hidup tanpa kalian semua.Aku mohon mengerti lah untuk kali ini saja.Aku akan memberikan apapun yang Kamu minta kecuali perpisahan."pinta Bram memegang kedua bahu Dona dan menarik wajah istri nya agar menatap wajah tampan milik dia yang selalu mencintai istri nya.

Dona merasa sangat jengah dengan kelakuan lelaki yang masih sah sebagai suami nya.tak tau harus berkata apa lagi.Dona dengan cepat menghempas dengan kasar kedua tangan tersebut hingga terayun begitu kuat.

" Kamu minta Aku untuk mengerti Kamu? Tapi nyata nya Kamu sendiri tidak bisa mengerti Aku.kita memang sudah tidak sejalan lagi dan silahkan Kamu lanjut kan jalan mu sendiri Mas.stop membual di hadapan Aku karena percuma saja .tidak akan mempan dan tidak akan bisa mengubah apapun.hati Aku sudah terlanjur sakit dan tidak bisa di obati lagi." tegas Dona lantang.

" Aku terpaksa menikah de..."

" Cukup Mas! Hentikan semua nya karena Aku tidak butuh alasan apapun lagi.kasihan anak-anak kalau harus tersakiti lagi dengan mendengarkan suara kita berdua yang sedang berdebat.Aku masuk ke kamar dulu." pamit Dona berjalan cepat menuju kamar tamu.tanpa di ketahui oleh Bram.siang tadi Dona sudah memerintahkan kedua asisten rumah tangga nya untuk memindahkan semua barang-barang pribadi nya ke dalam kamar tamu yang terletak di samping kamar Priska.meskipun lebih kecil dari kamar utama tapi cukup membuat Dona sangat merasa nyaman.

Bram yang melihat Dona sudah masuk ke kamar tamu bergegas menyusul dan berniat ingin ikut masuk ke dalam .satu langkah lagi kaki nya menuju kamar tersebut.deringan ponsel yang berdering di saku celana nya membuat Bram mengurungkan niat nya dan menepi ke sudut ruangan.Bram berbicara dengan sedikit pelan dan sangat serius tanpa menyadari jika kedua putri nya melihat dan mendengar semua nya.

" Pulang lah Yah! Kasihan istri muda Ayah sudah menunggu di sana.kami berdua tidak akan lagi meminta Ayah untuk tetap di sini setelah kami melihat dan menyadari bagaimana kelakuan Ayah selama ini.satu hal yang tidak berubah dan akan selalu kami ingat. Kecewa." Alena langsung mengajak adik nya turun menuju meja makan tanpa menggubris suara sang Ayah yang memanggil nama nya.sebagai Kakak yang baik.Alena tidak mungkin membiarkan adik nya kelaparan dan sakit perut hanya karena masalah yang di buat oleh sang ayah.

Setengah jam kemudian,Dona baru keluar dari kamar nya setelah mendapatkan kabar dari asisten rumah tangga nya jika Bram sudah pergi dari rumah dengan sedikit tergesa-gesa.

" Ini yang Kamu bilang adil Mas! Percuma saja dan Aku yakin Kamu nggak akan bisa.Aku akan tetap pada keputusan ku dan tidak akan pernah sudi di poligami." Dona tersenyum hangat menatap kedua putri nya yang mulai memasukkan nasi ke mulut mereka masing-masing.Dona mengusap lembut kepala Alena dan Priska secara bergantian.

" Yang banyak makan nya ya sayang,kita tidak boleh sakit dan harus kuat.buktikan jika kita bisa dan mampu melewati semua ini." tutur Dona menasehati kedua putri nya dan langsung di balas anggukan kepala oleh gadis remaja yang sangat cantik di usia yang masih muda.

Suasana meja makan malam ini terasa sangat berbeda tapi membuat mereka yang berada di sana terlihat nyaman dan berusaha tegar menerima semua nya.

Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 🥰🥰😍

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Dona perempuan tangguh dan mandiri

2024-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!