Bab 5

Setelah menenangkan diri nya beberapa jam di rumah Marwa dan mencari solusi terbaik dari masalah yang sedang di hadapi nya saat ini.Dona akhirnya bersedia pulang setelah suami Marwa ikut bergabung bersama mereka.

" Aku yakin Kamu pasti bisa mengatasi semua ini Na! Jaga mental anak-anak karena hanya Kamu yang bisa melakukan nya saat ini." ucap Marwa sambil berjalan mengantar Dona menuju mobil nya.

" Terimakasih Wa,Mas Dikki.Aku pamit pulang dulu,kasihan anak-anak khawatir nanti nya jika tidak melihat Aku di rumah." Dona memeluk sahabatnya lalu pergi melajukan mobil menuju tempat yang sebenarnya paling ingin dia hindari,tapi mengingat kedua anak nya masih berada di sana dan sudah pasti sedang berada di dalam rumah tersebut.akhir nya Dona menguatkan diri untuk menghadapi kenyataan pahit ini.

" Mbak,Adek! Maafkan Ibu yang gagal memberikan keluarga yang utuh untuk kalian." Dona kembali menepikan mobilnya di rest area untuk mengusap dan menetralkan hati yang sedang lara ini.setengah jam lebih dia berdiam diri di sana. setelah merasa cukup,baru lah dia kembali melanjutkan perjalanan yang terasa sangat hampa ini.

Di dalam mobil yang sedang melintas di jalan tol,Dona masih saja terus mengeluarkan air mata kesedihan nya.tanpa di komando oleh Dona sendiri air mata itu terus saja berjatuhan menyuarakan isi hati nya saat ini.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.Dona baru sampai di depan rumah nya dan di teras depan juga nampak mobil suami nya yang sudah terparkir rapi di sana.Dona menarik nafas berat nya karena belum ingin bertemu dengan suami yang sudah menyakiti perasaan nya.Dona tahu betul jika kepulangan suami nya kali ini karena masalah tadi sore.padahal baru tadi siang dia berpesan belum bisa pulang dan masih banyak pekerjaan di luar kota.sangat munafik sekali dan berhasil membuat kadar cinta Dona runtuh begitu saja.

Dona perlahan menekan gagang pintu dan di saat kaki nya melangkah masuk.terdengar suara seorang pria menyapa kedatangan nya.

" Sayang,Kenapa baru pulang jam segini,Aku sama anak-anak dari tadi mencari Kamu? Kamu dari mana saja sayang?" tanya Bram seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

Dona hanya membisu dan tetap melangkah kan kaki menuju kamar mereka tanpa perduli dengan tatapan dan juga teguran dari suami nya.Dona hanya mengambil baju ganti dan setelah itu membawa nya ke kamar putri sulungnya.

" Sayang." ternyata Bram mengekor dari belakang dan beruntung nya Dona sudah mendapatkan apa yang dia inginkan dari dalam kamar mereka.tak sudi lagi rasa nya tidur satu ranjang dan satu kamar dengan lelaki yang sudah bermain api di luar sana.bagaimana pun juga Dona masih punya hati dan tetap akan menolak di poligami.

" Lepas Mas." pinta Dona pelan tanpa mau menatap wajah suaminya.

" Kita perlu bicara sebentar,masuk ke kamar kita.Kamu mau kemana lagi bawa baju tidur itu?"Bram masih berusaha menaklukkan hati Dona yang dia tahu sangat keras dan kuat sekali.17 tahun berumah tangga tentu saja membuat Bram sadar siapa sosok istri nya selama ini.

" Aku mau istirahat.nggak ada yang perlu di bicarakan lagi.pulang lah ke rumah istri muda mu." Dona menghentakkan lengan nya agar cengkraman tangan Bram yang terasa melemah setelah mendengar ucapan nya terlepas.

Dona berjalan cepat dan mengunci pintu kamar Alena dengan kuat.kedua putri nya yang sedang fokus belajar di buat kaget dengan keadaan ibu mereka yang sangat kacau dan berbeda sekali dari biasa nya.

" Ibu." gumam kedua nya lirih.

" Kalian belum tidur sayang,maafkan Ibu membuat kalian berdua kaget." Dona berusaha tersenyum manis kepada kedua putri nya meskipun sebenarnya sulit sekali untuk dia lakukan saat ini.

Kedua nya kompak menggeleng kan kepala secara perlahan dan tanpa henti menatap wajah sang Ibu yang terlihat sangat menyedihkan sekali.

" Ibu kenapa? Dari tadi Mbak sudah coba menghubungi Ibu tapi nomer ponsel ibu selalu sibuk.kita pikir Ibu dinas nya sampai malam." jawab Alena lantas berdiri dan mendekati sang ibu.

Entah kenapa air mata yang sudah sejak tadi Dona tahan akhirnya kembali meruntuhkan pertahanan diri nya.wajah kedua putri nya membuat Dona kembali merasa bersalah dalam hal ini.seketika tubuh bergetar itu terhempas ke lantai dengan isakan tangis yang tak terbendung kan lagi.Bram yang berdiri di depan pintu kamar putri nya hanya bisa mendesah gusar dan tak berani menerobos masuk ke dalam sana.

" Maafkan Aku sayang,maafkan Ayah nak." gumam Bram dengan rasa penyesalan yang sudah sangat terlambat.dia terus bersandar di tembok sambil menunduk kan wajah getir nya.jika boleh meminta dia sangat ingin mengulang waktu satu tahun belakangan.tapi rasa cinta nya kepada Monik juga tak bisa dia pungkiri untuk saat ini.

Alena dan Priska berhamburan memeluk dan menenangkan sang Ibu yang sedang rapuh.sosok yang selalu terlihat kuat di depan mereka akhirnya menyerah juga dan tak berdaya lagi untuk menghadapi kenyataan ini.

" Kenapa kalian diam saja dan tidak mau cerita kepada Ibu,sudah sejak kapan kalian menyimpan rahasia Ayah dari Ibu?" tanya Dona dengan suara parau nya.

"Maafkan Kami berdua Bu! Kami hanya tidak ingin Ibu terluka.bagaimana Ibu bisa tahu semua nya?" tanya Alena penasaran.

" Tante Marwa yang kasih tahu Ibu,dan kebetulan rumah Tante Marwa berada tidak jauh dari rumah istri muda Ayah." jawab Dona membuat Alena dan Priska seketika membulatkan mata karena baru menyadari jika benar rumah sahabat ibu mereka ada di sana. dan mereka berdua juga sering dia ajak berkunjung ke sana oleh Dona.

" Apa Ayah bersedia meninggalkan wanita simpanan nya itu Bu?" tanya Alena dengan mata berkaca-kaca.

Dona hanya menggeleng kan kepala dengan rasa sesak yang kian menutupi dada dan juga tenggorokan nya.tak seharusnya kedua putri nya terlibat dalam masalah serius ini.tapi mau bagaimana lagi jika kedua putri nya adalah orang pertama yang mengetahui semua ini tanpa dia kehendaki sebelum nya.

Pagi-pagi sekali Dona sudah berangkat ke rumah sakit mengendarai mobil nya sendiri, sedang kan kedua anak nya sengaja di antar oleh sopir pribadi di keluarga mereka.Dona masih belum ingin bertemu suami nya dan tadi saja masuk ke kamar mereka pun secara diam-diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.Bram yang masih terlelap dalam tidur nya sama sekali tidak menyadari keberadaan Dona di dalam kamar yang masih gelap itu.

Alena dan Priska fokus dengan makanan mereka tanpa perduli dengan sosok sang Ayah yang terus saja mencuri pandang kepada mereka berdua.

" Jam berapa Ibu berangkat tadi pagi Nak?" tanya Bram membuka suara.

" Nggak tahu " jawab kedua nya kompak dan kembali fokus mengunyah makanan yang sebenarnya tidak selera lagi untuk mereka makan.

" Baiklah, mungkin Ibu sedang sibuk di rumah sakit,pagi ini Ayah yang akan mengantarkan kalian ke sekolah." ucap Bram menuntut dan masih bersikap seperti biasa nya.walau ada kecanggungan di antara mereka bertiga.tapi pria 41 tahun ini berusaha menepis dengan cepat.

" Nggak perlu,kami sudah ada sopir yang akan mengantar seperti biasa nya." cegah Alena tak suka.

" Ayah tidak ingin di bantah Mbak,pokok nya di antar sama Ayah saja ,nanti pulang nya baru di jemput Pak Maman." tegas Bram sehingga membuat kedua putri nya terdiam dengan rasa tak suka.

Begitu sarapan mereka sudah habis.Bram langsung menyusul kedua putri nya yang sudah terlebih dahulu berjalan keluar meninggalkan dia yang masih membalas pesan yang di kirim oleh istri muda nya.tak ingin membuat suasana kembali kacau.Bram bergegas menyimpan ponsel dan tak berniat lagi untuk membalas pesan berikut nya dari istri muda nya.

Alena dan Priska memilih sama-sama duduk di kursi belakang dan malah asyik sendiri tanpa melibatkan Bram dalam pembicaraan mereka.

" Ayah minta maaf sama kalian berdua." ucap Bram begitu mobil nya sudah pergi meninggalkan pekarangan rumah.

" Tidak perlu minta maaf jika Ayah masih melakukan kesalahan.Ayah...Jangan pernah berpisah dengan Ibu.kembalilah kepada kami dan tinggal kan Tante jahat itu." ucap Alena dengan lantang.

" Jaga bicara Kamu Alena! Bagaimana pun juga dia istri kedua Ayah dan kalian harus belajar menerima nya mulai dari sekarang." tanpa sadar Bram kembali membentak kedua putri nya hanya karena membela Monik sebagai istri kedua nya.

" Bela aja wanita itu terus sampai Ayah tak bisa lagi melihat kami." Alena langsung turun dari mobil dan berjalan lurus tanpa mencium punggung tangan sang ayah.Priska yang masih berada di dalam hanya bisa terisak dalam diam karena tak berani mengeluarkan suara hati nya.selama ini Priska memang lebih pendiam dan lebih memilih menangis ketimbang berbicara langsung.

" Jangan lagi meminta Ayah untuk meninggalkan istri kedua Ayah.karena Ayah nggak akan pernah bisa mengabulkan nya.Ayah janji tidak akan pernah berubah dan akan selalu menyayangi kalian berdua.Ayah juga tidak berniat memiliki anak dari Mama Monik.Ayah sayang Adek sama Mbak." ujar Bram panjang lebar tapi Priska tetap tak bergeming.

Jarak sekolah kedua nya yang tidak terlalu jauh membuat Priska akhir nya bisa bernafas lega karena bisa keluar dari suasana yang tidak mengenakkan ini.sama seperti Alena sebelum nya.Priska keluar sambil menutup pintu dengan kasar dan tanpa berniat mencium punggung tangan sang Ayah.rasa hormat mereka sebagai anak menguap begitu saja ketika memergoki perselingkuhan yang dilakukan di belakang sang Ibu.terlebih lagi sang Ayah tetap akan mempertahankan wanita simpanan nya ketimbang kembali hidup bersama mereka.

Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

aku m.ampir Thor, ceritanya bagus, bikin. nguras emosi

2024-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!