18. Dalam Pengawasan

Malam panas itu makin membara hingga keduanya tidak kenal waktu untuk menikmati manisnya bulan madu untuk malam pertama mereka yang tertunda karena banyaknya alasan.

Setiap sudut ruangan itu menjadi tempat mereka beraksi hingga berakhir di dalam kamar mandi kini. Seakan tak puas untuk mengakhiri sesi percintaan mereka ditambah pasokan tenaga mereka yang tak pernah dikatakan menipis, Prince Malik terus saja mengayunkan tubuhnya melampiaskan gairah terpendam yang telah mengubun pada sang istri. Setiap jengkal tubuh istrinya dibubuhi tanda kepemilikan dari setiap hisapan menggemaskan darinya.

"Mengapa kau terlalu nikmat, baby? Kenapa aku tidak ingin mengakhirinya? Jangan pernah keluar dari kamar ini sampai benihku tumbuh dalam rahimmu, Savana.

Aku tidak akan melepaskanmu. Persetan dengan perjanjian kontrak nikah itu. Kau tidak akan pernah ke manapun. Tidak akan ku biarkan kau pergi dari sisiku!" Racau Prince Malik bak seorang pemabuk yang tidak ingin minumannya berkesudahan.

Lenguhan kenikmatan dari Savana yang menerima belaian sang suami membuat mantan duda beranak satu ini makin menjadi. Pertarungan itu berakhir tepat azan subuh berkumandang.

"Sudah azan. Ayo kita mandi wajib..!" ucap Prince Malik sedikit menahan tawa melihat kulit tubuh istrinya tidak semulus tadi. Dan Savana tidak menyadari hasil perbuatan suaminya.

"Aku ingin kamu jadi imam sholatku..!" pinta Savana agar Prince Malik tidak meninggalkan dirinya untuk sholat di mesjid.

"Iya sayang. Aku akan menjadi imam untuk istriku yang paling cantik ini. Cepatlah selesaikan mandinya...!" titah Prince Malik.

Keduanya saling membantu mengeringkan badan dengan handuk. Agar Savana tidak syok, Prince Malik sudah membalut tubuh jenjang Savana dengan jubah mandi putih itu. Keduanya kembali mengambil wudhu untuk bersiap menunaikan sholat subuh.

Baru kali ini Prince Malik melihat Savana mengenakan mukena putihnya. Justru di Yordania tidak ada mukena seperti itu. Wajah Savana terlihat bercahaya dari pantulan mukena itu.

Savana membaca Iqamah dan Prince Malik mulai melakukan gerakan takbiratul ihram. Keduanya tampak hanyut dalam ibadah pagi itu ditambah bacaan surah yang dilafalkan Prince Malik begitu merdunya membuat Savana hampir menangis. Savana mengerti setiap katanya walaupun belum begitu dalam mengerti maknanya.

Usai salam, Savana mengecup lembut punggung tangan suaminya begitu takzim. Hal ini membawanya kembali sepuluh tahun lalu keluarganya selalu menunaikan sholat berjamaah di rumah saat mendiang ayahnya masih hidup. Prince Malik menarik tubuh Savana untuk duduk dalam pangkuannya.

"Jika suatu saat diriku tetap seperti ini, aku rela melihatmu bahagia meski tak bersama denganku," ucap Savana terdengar menyayat hati.

"Kenapa harus dengan orang lain jika kamu saja sudah sangat membuat aku bahagia," ucap Prince Malik tidak terima ungkapan Savana barusan.

"Aku tahu, hubby. Semoga kamu adalah takdir hidupku untuk selamanya," lanjut Savana tersenyum samar.

"Kenapa pagi-pagi diisi hal yang sedih-sedih sayang? Padahal kita baru melewati gerbang kebahagiaan dengan bercinta tanpa kenal waktu jika bukan azan yang mengakhiri percintaan kita, aku ingin terus menikmati cawan nikmat dari tubuhmu ini," protes Prince Malik.

"Myyy...!" tangis Baby Rania membuyarkan obrolan kedua orangtuanya. Savana segera bangkit dari pangkuan suaminya menghampiri putrinya itu.

"My lady mommy sudah bangun ya sayang?" tanya Savana seraya mengangkat tubuh Baby Rania membawa dalam pelukannya. Savana mengusap dahi dan pipi putrinya yang sudah tidak demam lagi.

"Alhamdulillah. Demamnya sudah turun," Savana begitu girang.

Prince Malik mendekati kedua wanitanya dan merasakan sendiri suhu tubuh putrinya sudah kembali normal.

"Sakitnya karena kangen sama mommy dan Daddy, ya sayang?" tanya Prince Malik mencium kaki putrinya.

Senyum itu terbit indah di pagi harinya. Seakan dirinya sudah menemukan oase kenyamanan pada keduanya yang sempat menghilang tiga hari ini. Jadilah pagi itu Savana menebus waktunya bermain bersama dengan putri sambungnya itu hingga datanglah seorang pelayan mengetuk pintu kamar itu. Sementara Prince Malik pamit keluar sebentar karena ada urusan penting.

Savana yang belum sempat membuka pakaian sholatnya menghampiri pintu lalu membuka pintu itu sambil mengenakan niqob-nya. Kereta makanan itu di dorong ke dalam oleh satu orang pelayan. Savana sempat melirik secangkir minuman yang menjadi tambahan di menu sarapan pagi mereka pagi itu.

"Yang mulia. Sebelum sarapan, yang mulia harus meminum ramuan ini dulu!" pinta sang pelayan.

Deggggg....

Wajah Savana langsung pias mendengar perintah itu yang pernah dilontarkan oleh ayah mertuanya beberapa Minggu yang lalu dan kini sudah diwujudkan pagi ini melalui mulut pelayannya.

"Nanti aku akan minum," ucap Savana.

"Yang mulia harus minum di depan saya..! Itu yang dipinta oleh mulia raja. Tolong lakukan dengan segera yang mulia..!" desak pelayan itu karena dirinya juga dibawah ancaman karena akan dipecat jika tidak memaksa bodyguard itu untuk minum ramuan kontrasepsi itu.

"My...!" panggil Baby Rania yang sudah berada di tepi ranjang membuat Savana sigap berlari dan melompat seketika untuk menahan tubuh Baby Rania yang hampir terguling dan jatuh ke lantai.

Sang pelayan tampak acuh dan sedikitpun tak peduli karena tidak begitu empati pada Savana yang menurutnya gadis itu terlalu mudah mendapatkan segalanya dalam waktu singkat.

"Entah secantik apa dirimu hingga Prince Malik yang terkenal beku dan dingin itu bisa melumer dihadapan wanita ini?" tanya pelayan itu membatin.

Pelayan itu masih tetap berdiri setia di dekat meja makan hanya untuk memastikan Savana meminum ramuan kontrasepsi itu.

Sementara di luar sana, Prince Malik sedang membahas sesuatu dengan pengawal Ibrahim. Keduanya terlihat serius dan tidak lama ekspresi wajah Prince Malik lagi-lagi kembali mengeras.

"Prince Malik...! tolong buka notifikasi pesan yang saya kirim ke nomor kontak anda. Karena bukti otentiknya justru ada di dalam pesan itu jika saya di anggap pembual," ucap pengawal Ibrahim.

Prince Malik membuka notifikasi pesan berupa video. Wajah Prince Malik berubah kelam saat melihat dan mendengar suara dialog diantara kedua orang yang berada didalam video tersebut.

"Berengsek....!!" umpat Prince Malik berjalan cepat menuju kamarnya. Semua pelayan yang dilewatinya nampak terkejut saat melihat wajah datar itu berubah lebih beringas hingga membuat mereka sulit untuk mengambil udara.

Sementara di dalam kamar, pelayan masih berdiri dengan setia untuk memastikan Savana harus meminum ramuan kontrasepsi itu.

"Yang mulia. Tolong lakukan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh yang mulia dengan raja...! Jika tidak adik anda dan saya akan menjadi korban dari penolakan anda yang mulia," pinta pelayan itu dengan bibir bergetar.

"Apakah kamu tega menjadi pembunuh demi pekerjaanmu? Kau ingin membunuh benih dari penerus kerajaan ini?" hardik Savana yang masih mempertahankan prinsipnya.

Kemarin dia setuju kesepakatan itu dibuat karena Alma butuh ginjal sehat. Dan sekarang dia ingin mengingkari kesepakatan itu karena benihnya sedang berproses untuk tumbuh di dalam rahimnya.

"Aku tidak akan menyia-nyiakan hasil kerja kerasku dengan suamiku hingga pagi ini menikmati lezatnya ibadah panjang. Benih cinta kami sudah menyatu mana mungkin aku akan membunuhnya begitu saja hanya karena kekuatan kekuasaan karena urusan politik," batin Savana.

Dreettt....

Savana melirik ponselnya dan melihat nama adiknya tertera di sana. Panggilan video call itu mendesaknya untuk diangkatnya. Savana menggeser panggilan itu dan wajahnya langsung pucat melihat adegan yang mendebarkan di video itu.

"Tolong jangan lakukan itu pada adikku! Baiklah. Aku akan meminum ramuan ini," pinta Savana seraya meraih cangkir ramuan itu dari tangan pelayan.

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

knpa athour jadi pembunuh sie malah ngebelain yg mulia Husein 😡

2024-04-03

3

Siti Aminah

Siti Aminah

tegang sekali thor sampai2 aku yg susah bernafas

2024-03-26

1

Tri Wuryanti

Tri Wuryanti

wah .rajanya jahat juga nih

2024-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bodyguard Putri Mahkota
2 2. Surat Perjanjian
3 3. Jiwa dan Ragamu
4 4. Tidak Menjamin
5 5. Mau Apa Dia Ke Sini?
6 6. Panas Dingin
7 7. Menikmati Kebersamaan
8 8. Kesedihan Savana
9 9. Tidak Tega
10 10. Hanya istri kontrak
11 11. Bingung
12 12. Pilihan Sulit
13 13. Suami Atau Adik..?
14 14. Sapaan Hangat
15 15. Rencana Licik
16 16. Di Mana Aku..?
17 17. Sakit
18 18. Dalam Pengawasan
19 19. Alur Permainan
20 20. Lamaran
21 21. Tegang
22 22. Gagal Fokus
23 23. Balasan
24 24. Mengusirmu
25 25. Pulang
26 26. Dia bukan suamiku..!
27 27. Rencana Kedua
28 28. Menikahlah Denganku..!
29 29. Kalian Siapa..?
30 30. Pidato Alma
31 31. Bunuh Mereka Semua...!
32 32. Aksi Heroik Savana
33 33. Taktik Yang Mencengangkan
34 34. Kecemasan Savana
35 35. Gagal
36 36. Ide Gila
37 37. Kebohongan
38 38. Terjebak Sendiri
39 39. Misi Selanjutnya
40 40. Ketegangan
41 41. Tidak Mungkin...!
42 42. Ketahuan Juga
43 43. Kerinduan Baby Rania
44 44. CEO Tampan
45 45. Nekat
46 46. Kejutan
47 47. Pertanyaan Terlarang
48 48. Masih Rahasia
49 49. Ketahuan
50 50. Memburu
51 51. Selidiki Dia...!
52 52. Merasa Aman
53 53. Godaan
54 54. Nyaman
55 55. Ulah Tetangga
56 57. Tetangga kok Gitu
57 57. Menjadi Pusat Perhatian
58 58. Berhasil Menjebak
59 59. Ada Syaratnya
60 60. Ancaman Savana
61 61. Titik Terang
62 62. Kebaikan Prince Malik
63 63. Mencari Ketenangan
64 64. Ada Dendam
65 65. Menemukan Target
66 66. Dijemput Paksa
67 67. Kesedihan Savana
68 68. Gagal lagi
69 69. Menolak
70 70. Kecewa Berat
71 71. Masalah Baru
72 72. Akhirnya Bertemu Juga
73 73. Keduanya Adalah Cucuku
74 74. Diusir
75 75. Pelajaran Berharga
76 76. Menatap Dalam Diam
77 77. Tidak Akan Menyerah
78 78. I Miss you honey..!
79 79. Usai Sudah Kuasamu...
80 80. Merasa Cocok
81 81. Pernikahan Alma Dan Syafik
82 82. Happy Ending
83 83. End
Episodes

Updated 83 Episodes

1
1. Bodyguard Putri Mahkota
2
2. Surat Perjanjian
3
3. Jiwa dan Ragamu
4
4. Tidak Menjamin
5
5. Mau Apa Dia Ke Sini?
6
6. Panas Dingin
7
7. Menikmati Kebersamaan
8
8. Kesedihan Savana
9
9. Tidak Tega
10
10. Hanya istri kontrak
11
11. Bingung
12
12. Pilihan Sulit
13
13. Suami Atau Adik..?
14
14. Sapaan Hangat
15
15. Rencana Licik
16
16. Di Mana Aku..?
17
17. Sakit
18
18. Dalam Pengawasan
19
19. Alur Permainan
20
20. Lamaran
21
21. Tegang
22
22. Gagal Fokus
23
23. Balasan
24
24. Mengusirmu
25
25. Pulang
26
26. Dia bukan suamiku..!
27
27. Rencana Kedua
28
28. Menikahlah Denganku..!
29
29. Kalian Siapa..?
30
30. Pidato Alma
31
31. Bunuh Mereka Semua...!
32
32. Aksi Heroik Savana
33
33. Taktik Yang Mencengangkan
34
34. Kecemasan Savana
35
35. Gagal
36
36. Ide Gila
37
37. Kebohongan
38
38. Terjebak Sendiri
39
39. Misi Selanjutnya
40
40. Ketegangan
41
41. Tidak Mungkin...!
42
42. Ketahuan Juga
43
43. Kerinduan Baby Rania
44
44. CEO Tampan
45
45. Nekat
46
46. Kejutan
47
47. Pertanyaan Terlarang
48
48. Masih Rahasia
49
49. Ketahuan
50
50. Memburu
51
51. Selidiki Dia...!
52
52. Merasa Aman
53
53. Godaan
54
54. Nyaman
55
55. Ulah Tetangga
56
57. Tetangga kok Gitu
57
57. Menjadi Pusat Perhatian
58
58. Berhasil Menjebak
59
59. Ada Syaratnya
60
60. Ancaman Savana
61
61. Titik Terang
62
62. Kebaikan Prince Malik
63
63. Mencari Ketenangan
64
64. Ada Dendam
65
65. Menemukan Target
66
66. Dijemput Paksa
67
67. Kesedihan Savana
68
68. Gagal lagi
69
69. Menolak
70
70. Kecewa Berat
71
71. Masalah Baru
72
72. Akhirnya Bertemu Juga
73
73. Keduanya Adalah Cucuku
74
74. Diusir
75
75. Pelajaran Berharga
76
76. Menatap Dalam Diam
77
77. Tidak Akan Menyerah
78
78. I Miss you honey..!
79
79. Usai Sudah Kuasamu...
80
80. Merasa Cocok
81
81. Pernikahan Alma Dan Syafik
82
82. Happy Ending
83
83. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!