Mendengar pintu dibuka, Savana reflek menyembunyikan tubuhnya yang setengah telanjang di balik deretan gantungan jas suaminya yang berbaris rapi di besi gantungan itu.
"Savana ..! Ke marilah..!" serak Prince Malik yang tidak bisa lagi menunda urusan ranjangnya.
"Mau apa kamu?" gugup Savana melangkah mundur melihat wajah Prince Malik seperti harimau lapar siap melahap tubuhnya.
"Kau berhasil memancing gairahku. Kau harus bertanggung jawab untuk itu," ucap Prince Malik hendak menangkap tubuh telanjangnya Savana namun Savana mampu menghindari dirinya dari tangan Prince Malik dari tubuhnya.
"Tidak. Aku wanita kotor. Aku tidak pantas mendapatkan kehormatanmu sebagai pangeran kerajaan ini," tolak Savana terselip nada kecewa di dalamnya.
"Maafkan aku...! Aku belum mengenalmu seutuhnya," ucap Prince Malik menyerah dan berdiri dihadapan Savana yang sudah mengenakan bera miliknya dengan cepat.
Prince Malik tampak heran dengan Savana yang begitu cekatan memasang kaca mata kain itu di dadanya. Walaupun begitu tubuhnya tetap menarik minat sang suami yang sudah makin menggila kini.
"Savana...!" ayo sayang..!" rayu Prince Malik seakan sedang mengemis pada Savana yang sengaja menyiksa dirinya karena kalimat pedas yang dilontarkan Prince Malik padanya.
"Tidak akan..!" tolak Savana.
"Apa yang kamu inginkan dariku? Katakan saja...! Aku akan melakukan apapun untukmu asalkan aku bisa mendapatkan tubuhmu itu," ucap Prince Malik yang sudah kehilangan wibawanya.
Bukkkk ....
Prince Malik dan Savana sama-sama terkejut mendengar sesuatu yang jatuh di luar sana.
"Lady...!"
"Rania..!"
Pekik keduanya berlari keluar dan melihat Rania menjerit kesakitan. Savana yang masih mengenakan bera segera meraih tubuh putrinya namun tangannya ditepis oleh Prince Malik yang langsung membawa bayinya keluar kamar.
Savana terlihat panik dan meraih gamisnya lalu memakainya dengan cepat tidak lupa ia juga mengenakan jilbabnya seraya mengenakan niqob. ponselnya ia selipkan ke kantong celana panjangnya.
Savana menyusul suami dan putrinya entah menuju ke mana. Tapi suara tangisannya baby Rania dapat ia dengar.
"Ke mana suamiku membawa Baby Rania?" tanya Savana saat berpapasan dengan seorang pelayan.
"Di klinik kelurga yang mulia..!" jawab sang pelayan membuat Savana kaget dengan panggilan itu namun ia tidak mengurus status baru dirinya saat ini.
"Tolong antar aku ke sana!" pinta Savana dengan cepat.
"Baik yang mulia," ucap sang pelayan berjalan cepat menuju klinik dengan Savana yang berjalan dengan telanjang kaki.
"Ya Allah. Aku bisa dipecat gara-gara onta gurun itu," umpat Savana yang sudah masuk ke dalam klinik.
Prince Malik yang menemani putrinya yang sedang diperiksa oleh dokter kerajaan tak peduli dengan Savana yang memperlihatkan kecemasannya pada baby Rania.
Prince Malik bangkit dari duduknya dan menghampiri Savana. Ia menarik lengan wanita itu kuat dan mendorongnya keluar dari ruang klinik itu.
"Keluarlah kau dari sini..! Aku tidak ingin melihat wajahmu," ucap Prince Malik terdengar begitu kasar membuat Savana terhenyak.
Tidak ingin membuat suaminya makin marah padanya, Savana akhirnya mengalah. Ia berjalan keluar namun duduk di dekat taman sambil mengusap wajahnya kasar dari balik cadarnya.
"Kenapa dia malah marah padaku? Bukankah dia yang memaksaku untuk melayaninya di ruang ganti? Ya Allah. Semoga lady akan baik-baik saja," ucap Savana sedih.
Dreettt....
Terdengar suara ponselnya berbunyi, Savana segera mengambil dari kantong celana panjangnya. Ia melihat panggilan dari Sharon. Savana segera menjauh dari klinik itu untuk menerima telepon dari sahabatnya Sharon.
"Savana."
"Iya Sharon! Ada apa..?" tanya Savana setengah berbisik.
"Keadaan Alma makin memburuk. Ia harus segera mendapatkan transplantasi ginjal sehat atau kita akan kehilangan dirinya," ucap Sharon membuat dunia Savana hampir berhenti sesaat.
Transplantasi ginjal adalah tindakan medis berupa penggantian organ ginjal yang telah rusak dengan ginjal sehat dari pendonor.
"Aku sudah punya uangnya tapi apakah kamu bisa mendapatkan ginjal sehat untuk adikku, Sharon?" tanya Savana.
"Bukan masalah uangnya yang menjadi persoalan kita saat ini Savana. Masalahnya sulit sekali untuk mendapatkan ginjal sehat dari sang pendonor," ucap Sharon.
"Dan waktu yang diberikan oleh dokter hanya satu bulan," lanjut Sharon.
"Tolong Carikan informasi tentang pendonor ginjal. Aku akan membayar berapapun asalkan Alma bisa selamat dari maut," ucap Savana terlihat frustasi.
"Tenanglah Savana ..! Aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan nyawa adikmu," ucap Sharon tulus.
"Terimakasih Sharon. Hanya kamu yang bisa aku andalkan. Maafkan aku..! titip salamku untuk adikku Alma," ucap Savana merasa dadanya sangat sesak kini.
"Baik. Jaga dirimu Savana ..!" ucap Sharon lalu mengakhiri obrolan mereka.
Tidak lama kemudian, Prince Malik sudah keluar dari klinik bersama baby Rania yang sudah terlihat membaik.. Hanya saja ada bekas memar kecil di keningnya membuat Savana begitu merasa sangat bersalah.
"Ladi tidak apa-pa, sayang?" tanya Savana berusaha menyembunyikan kesedihannya dibalik cadarnya.
Bayi itu hanya menatap mata indah Savana tanpa ekspresi. Mungkin masih syok membuat dirinya belum sadar sepenuhnya. Langkah Prince Malik makin melebar diikuti oleh Savana yang setia berjalan dibelakangnya.
Setibanya di kamar, Prince Malik membaringkan putrinya dan memberikan ponselnya pada putrinya Rania. Sekejap kemudian baby Rania tampak anteng menonton film kesukaannya lagi. Savana membuka lagi hijabnya tanpa membuka gamisnya. Prince Malik mendiamkan Savana dan gadis ini sibuk dengan memikirkan masalahnya sendiri.
Malam tiba. Ketika Prince Malik dan baby Rania tidur, Savana keluar menuju kolam renang. Sudah pukul satu malam matanya sulit sekali untuk terpejam. Savana memutuskan untuk berenang dengan bikini warna hitam.
Tubuh jenjang dan kulit putih terekspose nyata di alam terbuka itu. Hanya berenang yang bisa membuatnya bisa tenang. Savana tidur di atas permukaan air dengan tubuhnya mengambang memperlihatkan sisi keindahan tubuhnya yang begitu sensual.
Prince Malik mengerjapkan matanya dan melihat Savana tidak ada di tempat tidur. Ia mendekati kamar mandi namun tidak ada suara gemericik air di dalam kamar mandi.
"Ke mana gadis itu?" resah Prince Malik sambil memikirkan hilangnya Savana.
Prince Malik membuka pintu balkon dan melihat Savana berada di kolam renang. Lagi-lagi suguhan pemandangan yang indah dihadapan Prince Malik yang membangkitkan gairahnya kembali yang terus tertunda.
"Mengapa gadis itu berenang malam-malam begini?" tanya Prince Malik ikut merasa bersalah karena mendiamkan gadis itu seharian walaupun Savana tidak sepenuhnya bersalah.
Prince Malik masuk lagi ke dalam kamarnya untuk mengenakan celana renang. Dia ingin menemani Savana sekaligus ingin meminta maaf. Savana membuka matanya lalu masuk lagi ke dalam air untuk menyembunyikan tubuhnya dari Prince Malik.
"Aku sudah melihatnya. Tidak usah menyembunyikan lagi," ucap Prince Malik lalu menarik tubuh Savana dan memeluk gadis itu.
"Maafkan aku...! Aku sudah memarahimu tadi pagi. Padahal itu juga kesalahanku," ucap Prince Malik.
Kali ini Savana terdiam. Ia hanyut dalam pelukan suaminya. Merasakan kulit mereka yang menyatu. Prince Malik melepaskan bera milik Savana agar ia bisa merasakan kenyalnya milik Savana yang menggoda imannya.
"Aku masih gadis. Aku masih perawan. Aku belum pernah dijamah oleh pria manapun karena ayahku menasehati aku untuk tetap menjaga kehormatanku walaupun aku dan adikku kelaparan. Karena itu adalah harga yang tak ternilai di mata manusia.
Kami mengandalkan skill kami untuk mencari nafkah. Satu-satunya kemampuanku adalah bela diri dan mengusai persenjataan. Pekerjaan yang paling mudah untukku walaupun nyawa menjadi taruhannya," tutur Savana lirih menahan sesak di dadanya.
Tapi tidak dengan Prince Malik yang begitu bahagia hingga hatinya saat ini ditaburi bintang-bintang di atas langit sana yang menatap tubuh polos mereka karena keduanya sudah tidak mengenakan apapun.
Prince Malik berhasil melabuhkan bibirnya pada Savana namun Savana belum memberikan respon. Wajah gadis itu kembali menunduk karena ada yang ingin ia sampaikan.
"Suamiku. Apakah kamu bisa menolongku sesuatu yang sangat tidak mungkin tapi aku yakin kamu bisa," pinta Savana mulai terisak.
"Apa sayang ..?" tanya Prince Malik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
oenta
safana udah kepentok msalah..jd menyerah sma onta gurun..
2024-06-30
2
Nadia
idih panggil sayang pas klo ada maunya
2024-06-08
0
Bzaa
panggil sayang pas ada maunya 😅
2024-04-09
2