Dada Savana terasa sesak saat membaca isi surat kesepakatan itu. Matanya terpejam kuat sambil membayangkan wajah lemah adiknya dan wajah bahagia suaminya yang sangat mencintainya.
"Sekarang kamu harus memilih salah satu dari keduanya yaitu pilih kesembuhan adikmu atau tidak boleh mengandung anak dari putraku. Aku tidak mau keturunanku berasal dari rakyat jelata yang tidak jelas asal-usulnya sepertimu," sinis raja Hussein makin mengintimidasi Savana.
"Ya Allah. Apa yang harus aku lakukan? Adikku adalah segalanya bagiku dan suamiku sudah masuk dalam bagian sanubariku. Dia sangat berharap aku mengandung anaknya. Dia sangat mencintaiku.
Apakah aku tega mengkhianati kepercayaannya yang sudah membantuku untuk mendapatkan ginjal untuk adikku?" batin Savana mempertimbangkan keputusannya dengan berat hati.
"Jika kamu tidak menandatangani isi kesepakatan ini, maka adikmu tetap tidak akan menerima ginjal itu. Dan kau tetap di tendang dari istanaku," ancam Raja Husein yang tidak sabar menunggu lagi Savana menandatangani kesepakatan yang dibuat olehnya yang bermaterai kerajaan.
"Tolong berikan kehidupan untuk adikku! Hanya dengan ginjal sehat itu yang akan membuat hidupnya kembali mudah dan itu adalah tujuanku menerima pekerjaanku sebagai bodyguard cucumu yang mulia," ucap Savana dengan bibir gemetar bukan karena takut pada ayah mertuanya tapi lebih kepada rasa bencinya pada raja zalim ini. Savana membubuhkan tandatangannya diatas materai di mana ada namanya tertera di sana.
"Baiklah. Kamu harus meminum ramuan kontrasepsi dari pelayan kerajaan usai melayani putraku," ucap raja Hussein segera meninggalkan pesawat itu.
Savana baru bisa menghembuskan nafasnya kasar dan menangis sejadi-jadinya di dalam kabin pesawat yang mulai mundur perlahan menuju landasan pacu.
"Biarlah semua mengalir apa adanya. Aku yakin akan kekuasaan Allah yang melebihi ramuan kontrasepsi itu. Bukankah Allah yang menciptakan makhluknya dengan kekuatanNya?" hibur Savana pada dirinya sendiri.
Hatinya yang awalnya merasa bahagia kini berganti duka yang amat mendalam. Savana berusaha menghilangkan perasaan cintanya pada Prince Malik.
"Apakah aku bisa menyingkirkan cintaku pada suamiku yang sudah terpatri di dalam hatiku? Aku tidak boleh egois. Prince Malik memiliki segalanya. Sementara aku hanya memiliki adikku. Ingat Savana akan tujuan awalmu memasuki gerbang istana itu..! Cinta Prince Malik hanya bagian dari petualanganmu saja, bukan?" Savana tertawa getir.
Savana memilih untuk tidur di kursi daripada di dalam kamar pribadi milik suaminya. Pramugari sudah memaksanya untuk tidur di dalam kamar namun Savana tetap menolak.
"Yang mulia. Prince meminta anda tidur di dalam kamarnya. Prince sudah meminta kami untuk menyiapkan semua kebutuhan anda di dalam sana. Apakah anda ingin makan atau minum sesuatu?" tanya pramugari Daisy.
"Nanti saja. Aku tidak lapar dan aku belum mengantuk..!" tolak Savana cukup tegas membuat mereka tidak bisa lagi memaksa istrinya Prince Malik.
"Gila. Satu kalimat dari mulutnya bisa membuat bulu kudukku meremang," batin pramugari Daisy kembali ke tempat duduknya.
Pesawat terus terbang membelah angkasa melewati bintang-bintang yang bertaburan menemani perjalanan Savana menuju New York Amerika Serikat. Sementara para pengawalnya sudah lebih dulu berangkat ke Amerika dengan pesawat komersial untuk menjemput Savana jika tiba di Bandara.
...----------------...
Tiba di rumah sakit setempat, Savana disambut oleh sahabatnya Sharon. Pria bule yang sangat tampan itu begitu kaget dengan penampilan barunya Savana yang tetap mengenakan pakaian syar'i ketika memasuki negara Amerika.
Beruntungnya Sharon sudah diperingatkan oleh Savana kalau bertemu dengannya nanti untuk tidak boleh menyalami dirinya. Hanya saja Sharon belum mengetahui apa alasannya atas larangan itu.
"Benarkah ini kamu Savana?" tanya Sharon kuatir kalau dia salah mengenali orang.
"Tentu saja aku tetap Savana. Sahabatmu yang paling cantik. Tapi aku tidak diperkenankan untuk memperlihatkan wajahku padamu karena suamiku tidak membolehkan itu," ucap Savana membuat wajah Sharon seketika syok.
"Apaa...?! Kamu sudah menikah? Dengan siapa Savana?" tanya Sharon dengan raut wajah kecewa.
"Ayah kandungnya klienku," sahut Savana.
"Maksudmu dengan pangeran Malik?" tanya Sharon memastikan ucapan Savana karena sudah tahu putra kerajaan Jordania memiliki anak tunggal.
"Hmm!"
"Serius kamu, Savana ?"
"Hmm!"
"Astaga...! Kenapa kamu harus merangkap jadi istrinya? atau jangan-jangan kamu hanya menikahinya untuk sementara waktu? Bukan jadi ratu benaran di istana itukan?" cecar Sharon mengikuti langkah Savana memasuki ruang rawat inap Alma.
Pintu di dorong oleh Savana. Ketika Sharon ikut masuk, pundaknya langsung dicekal oleh pengawalnya Prince Malik.
"Kalian bukan muhrim untuk berada dalam satu ruangan tertutup. Sebaiknya tunggu ya mulia keluar dari kamar inap adiknya dan kamu baru bisa ngobrol lagi dengan yang mulia," tegas pengawalnya Prince Malik pada Sharon yang paham akan aturan Islam itu.
Sharon melihat mata Savana. Gadis ini hanya bisa mengangguk agar Sharon menuruti permintaan pengawal suaminya itu. Sharon berdiri di luar dan Savana menghampiri adiknya yang kebetulan sedang tidak tidur.
"Kak Savana...!" lirih Alma yang terlihat sangat kurus dan pucat saat melihat kakaknya yang sudah membuka cadarnya.
"Ya Allah, Alma..!" desis Savana berurai airmata memeluk adiknya itu.
"Kak. Ke mana aja? mengapa berpakaian seperti ini?" tanya Alma yang belum tahu banyak tentang kabar kakaknya.
Savana menceritakan semuanya pada Alma tentang dirinya yang berakhir menjadi istri dari Prince Malik. Tapi tidak dengan pernikahan kontrak agar tidak menganggu kesehatan adiknya itu.
"Ya Allah kak. Aku sangat bahagia kakak akhirnya menikah dan prianya tidak kaleng-kaleng langsung pangeran Yordania. Kakak hebat," ucap Alma menangis haru.
"Aku harap kamu cepat sembuh Alma karena suamiku yang telah berjuang untuk mendapatkan ginjal sehat untukmu. Semoga operasinya berjalan lancar," ucap Savana mengecup kening adiknya.
"Aamiin. Maaf ya kak, aku selalu menyusahkan kakak," gumam Alma masih menangis.
"Itu adalah kewajibanku untuk mengurusmu. Kau adalah tanggungjawabku. Berjuanglah untuk sembuh agar aku tidak terlalu lelah untuk menafkahimu," ucap Savana dengan perkataan kasar seperti biasanya tapi hatinya sangat lembut.
"Iya kak. Nanti aku akan menggantikan semua uangmu," balas Alma yang senang menggoda kakaknya.
Keduanya cekikikan bersama setelah sekian lama tidak berdebat.
"Kak. Apakah kamu menjadi ibu tiri yang kejam untuk anakmu itu?" tanya Alma sambil mengunyah makanannya.
"Aku sedang mendidik dirinya secara militer," ucap Savana bohong.
"Kau kejam sekali," sungut Alma dengan bibir mengerucut.
"Berapa usia anak tirimu kak?" tanya Alma.
"Tujuh bulan," jawab Savana membuat Alma tersedak.
Uhuk...uhuk....uhuk...
"Jadi anak pangeran Jordania itu masih bayi?" tanya Alma tak percaya dengan ucapan Savana.
"Iya sayang. Tapi aku sangat mencintainya seperti putriku sendiri. Lihatlah...! Dia sangat cantik bukan?" Savana menunjukkan ponselnya di mana foto Baby Rania menjadi wallpaper layar depan ponselnya.
"Dia sangat menggemaskan. Apakah aku boleh bertemu dengannya?" tanya Alma berbinar.
"Kau harus sembuh dan sehat dulu supaya bisa bertemu dengannya. Aku tidak mau membuat putriku akan menjerit ketakutan melihat tampang jelekmu itu," ucap Savana namun tidak digubris oleh Alma yang sudah terbiasa dengan perkataan kasar kakaknya.
"Aku akan membuat diriku lebih cantik darimu. Lihat saja nanti..! Siapa tahu aku akan mendapatkan jodoh Raja minyak," canda Alma yang tiba-tiba mulai lemah dan langsung pingsan membuat Savana histeris.
"Alma....Alma...Alma ..!" pekik Savana seraya menekan tombol nurse call.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
Islam memang tidak memandang kasta, tapi memang dari manusianya sendiri yg menciptakan kasta
2024-06-24
1
Sulaiman Efendy
ISLAM TDK PERNH MMANDANG KASTA,, APA YG DILAKUKAN RAJA HUSEIN MNJELEKKN CITRA ISLAM... INGAT IBUNDA IMAM MALIK ADALAH WANITA DARI KTURUNAN BIASA2 DN BRWAJAH TDK CANTIK, NMUN SHALIHAH, DN NIKAH SAMA ANAS... LAHIRLH IMAM MALIK..
2024-04-07
2
Firman Firman
siapapun wanita jika di posisi sava akn sulit untuk memilih😡kenapa aku jadi geram Ama yg mulia Husein ya😄🤭 bukan Ama athour yg membuat novel ini
2024-04-03
3