Bibir cangkir itu sudah mendekati mulut Savana. Aroma pahit lagi menyengat mendominasi ramuan itu yang membuat Savana ingin muntah. Entah ramuan apa yang mereka buat ini sehingga tercium seperti racun.
Savana menahan nafasnya agar bisa meneguk ramuan itu dalam satu kali tegukan agar tidak menyiksanya nanti. Wajah sang pelayan tersenyum kecut saat Savana siap menumpahkan cairan kental itu ke dalam mulutnya.
Cek...lek...
Dorongan pintu kamar itu dibuka kasar oleh Prince Malik membuat sang pelayan reflek menengok ke arah sang prince.
Di saat yang sama, Savana menuangkan obat kontrasepsi itu ke dalam vas bunga hidup dan kembali berdiri siap di depan sang pelayan seraya mengusap mulutnya dan meletakkan cangkir itu di atas meja. Hal itu tidak terlepas dari penglihatan Prince Malik yang sangat lega istrinya bisa memainkan sandiwara.
"Kamu sangat jenius baby!" puji Prince Malik membatin.
Wajah tampan itu yang sempat tegang kini berubah kembali rileks saat melihat adegan hebat istrinya barusan. Pelayan itu terlihat gemetar ketakutan di kala Prince Malik mendekati Savana dan dirinya sambil melihat bekas minuman di cangkir itu. Walaupun dia sudah tahu apa isinya namun ia sengaja menggertak sang pelayan.
"Minuman apa yang kamu berikan pada istriku, hmm?" selidik Prince Malik seraya mendekati gelas itu ke penciumannya.
Savana segera menggendong Baby Rania dan duduk di pinggir tempat tidur sambil memperhatikan Prince Malik dan pelayan sedang beradu mulut.
"Itu tuan. Minuman untuk kesuburan rahim. Saya diminta yang mulia untuk membuat ramuan penyubur kandungan agar yang mulia Savana segera mengandung penerus kerajaan ini," tutur sang pelayan yang bernama Aya ini sesuai yang dipinta pengawalnya raja.
"Apakah negara ini sudah kekurangan dokter ahli kandungan hingga kerajaan ini masih menggunakan ramuan herbal untuk menyuburkan kandungan istriku? lagipula kami adalah pengantin baru dan istriku belum memberikan keluhan dari kegiatan kami sebagai suami istri.
Bagaimana mungkin kamu sudah menyodorkan minuman herbal itu yang tidak teruji klinis nya sama sekali," sarkas Prince Malik.
"Maaf prince..! Saya hanya menjalankan perintah," ucap pelayan Aya terlihat makin gugup.
"Baiklah. Untuk membuktikan kebenaran obat ini baik atau tidak untuk istriku, aku akan membuktikan sendiri melalui uji medis.
Jika terbukti ada konspirasi di kerajaan ini kau yang akan lebih dulu berhadapan dengan hukuman gantung," ucap Prince Malik membuat tubuh pelayan Aya langsung lemas tak bertenaga.
"Prince. Saya hanya menjalankan perintah. Saya tidak terlibat dalam kejahatan ini. Tolong ampuni saya prince!" ucap pelayan Aya langsung bersimpuh di kaki Prince Malik.
"Kenapa kamu meminta maaf? Aku tidak menyuruhmu melakukan kejahatan pada istriku. Ada apa denganmu? Apakah kecurigaanku benar?" tanya Prince Malik membuat pelayan Aya jatuh dalam kebodohannya sendiri.
Ia sudah membuka rahasia negara dan itu berarti nyawanya sudah tidak berharga lagi di kerajaan itu.
"Prince. Aku...aku...!" gugup pelayan Aya tidak tahu caranya membela diri karena ia sudah tertangkap basah kini.
Prince Malik meminta pelayan itu berdiri. Rasanya ia ingin meremukkan tulang wajah wanita ini. Hanya saja kedudukannya yang lebih tinggi di kerajaan ini membuat dirinya harus tetap bersikap layaknya seorang pemimpin.
"Berdirilah...!" titah Prince Malik pada pelayan Aya yang memaksakan dirinya untuk berdiri walaupun tungkai kakinya masih sangat lemas.
"Kau sudah ketahuan olehku. Aku akan mengampuni-mu jika kamu mau bekerjasama denganku. Aku yang akan jamin atas keselamatanmu. Bagaimana? Apakah kamu mau menerima tawaranku?" tanya Prince Malik segera duduk di sofa tunggal dengan menumpuk kedua kakinya angkuh.
"Ba...baik prince. Aku siap bekerjasama dengan prince," ucap pelayan Aya hati-hati.
"Begini saja. Kamu setiap pagi tetap bawakan ramuan herbal yang sama untuk istriku agar raja percaya padamu. Dengan begitu permainan yang dibuatnya tidak akan merugikan kamu maupun istriku.
Aku sudah tahu rencana ayahku dan petinggi kerajaan ini dan sekarang bawa keluar cangkir ramuan itu lebih dulu...! Katakan kepada mereka bahwa istriku sudah meminumnya seperti yang kamu lihat tadi karena sudah tidak bisa dicegah olehku!" bohong Prince Malik.
"Baiklah prince. Terimakasih sudah menyelamatkan hidupku dan pekerjaanku. Semoga Allah melindungi keluarga prince..!" doa tulus pelayan Aya.
"Semoga kamu juga demikian," balas Prince Malik terlihat bijak.
Pintu ditutup dengan rapat. Savana menghampiri suaminya dan mengecup bibir suaminya sebentar. Prince Malik tidak ingin membahas apapun karena begitu kesal dengan Savana yang tega menyembunyikan rahasia sebesar itu padanya.
"Ayo kita makan!" ajak Prince Malik diikuti Savana. Gadis cantik ini menyuapi putrinya terlebih dahulu. Seperti biasa Prince Malik yang menyuapi Savana.
"Makanlah yang banyak. Setelah baby Rania tidur persiapkan dirimu...! Kau harus hamil anakku...!" ucap Prince Malik tampak dingin dan Savana sudah memahami arah pembicaraan ini.
Tanpa ingin menyahuti suaminya, Savana melakukan tugasnya sebaik mungkin sebagai ibu sambungnya Baby Rania.
Walaupun ia ingin memohon agar tidak melakukan hubungan intim dulu karena miliknya sebenarnya masih terasa perih dan ngilu di hajar sampai pagi. Tapi keinginan itu hanya bisa ia telan sendiri.
Sementara di dapur istana, seorang pengawal raja menghampiri pelayan Aya untuk mengetahui apakah wanita muda ini sudah menjalani tugasnya itu atau belum.
"Bagaimana? Apakah Savana sudah meminum obat kontrasepsi itu?" tanya pengawal Ilmi setengah berbisik pada pelayan Aya.
"Sudah tuan!"
"Bagus. Ini upahmu. Lakukan setiap pagi dan pastikan dia meminum ramuan kontrasepsi itu di depanmu. Kamu mengerti? Jika dia ketahuan hamil maka nyawamu sebagai gantinya," ancam pengawal Ilmi membuat Aya hanya bisa mengangguk.
Ia menerima upahnya yang tidak seberapa dibandingkan dengan resiko yang akan ia terima nantinya. Ia sangat bersyukur karena Prince Malik mau memaafkannya dan menjamin kehidupannya.
"Ya Allah. Ampunilah aku. Aku tidak akan bekerja untuk orang jahat sekalipun aku dianggap pengkhianat olehnya. Lebih baik aku menerima hukuman dunia daripada mendapat siksaan api neraka di akhirat nanti," pinta pelayan Aya sambil menyeka air matanya.
Di dalam kamar Prince Malik, Savana sudah menidurkan lagi Baby Rania setelah membersihkan tubuh montok bayi itu. Kamarnya terlihat kembali rapi. Seprei yang bernoda kesuciannya Savana sudah disimpan oleh Prince Malik sebagai kenang-kenangannya dengan sang istri. Baby Rania memang dibaringkan di dalam tempat tidurnya sendiri yaitu boks bayi.
Saat ini Savana sudah berdandan lebih cantik dan mengenakan lingerie seksi warna putih dengan tali tipis di kedua bahunya. Prince Malik yang masih menahan geram menyerang tubuh janjang itu dengan melahap bukit kembar milik Savana lebih dulu.
Permainan Prince Malik berubah kasar membuat Savana agak tidak nyaman karena merasa tersiksa.
"Katakan kepadaku! Kenapa kamu tega membohongiku? kenapa?" tanya Prince Malik sambil menghentakkan tubuhnya pada Savana tanpa ada pemanasan terlebih dahulu.
"Sakit hubby...!" rengek Savana karena bagian intinya masih kesat di masukkan pusaka kokoh yang belum ada pelumasnya.
"Apakah kamu tidak ingin memiliki anak dariku, hah?!" bentak Prince Malik.
"Apakah sebegitu berharga nyawa adikmu hingga kau tidak peduli dengan perasaanku?! Jawab Savanaaa!" bentak Prince Malik murka membuat Savana hanya bisa menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Firman Firman
sebagai seorang KK dan hanya memiliki adik sebagai keluarga satu satunya tntunya itu jln yg BNR di pilih sava kmu harus bijak babng Malik sebagai seorang wanita hati nurani keibuan dan tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga tentu akn lebih dia utamakan
2024-04-03
2
Siti Aminah
prince Malik marah krn dia melihat dn mendengar obrolan ayahny dgn Savana yg d situ Savana menyetujui usulan ayahny prince Malik
2024-03-26
0
Tri Wuryanti
kok jadi kejam ya .
2024-02-17
1