Dia yang Serasa Berbeda

Dengan terlibatnya Rangga dalam pendidikan Thania, seperti mengantar, menjemput, dan rapat parenting di sekolah membuat interaksi Rangga dan Miss Irene juga lebih terjalin. Memang tak bisa dikatakan akrab atau dekat, tapi beberapa kali Rangga mengirimkan pesan kepada Miss Irene. Pesannya tentu masih berhubungan dengan Thania. Sama seperti hari ini, Rangga yang mengirimkan pesan kepada Miss Irene.

[Selamat siang, Miss Irene.]

[Maaf, saya menjemput Thania agak terlambat sebentar.]

[Titip sebentar yah, Miss. Mohon maaf sekali.]

Memang sedang ada hal mendesak di rumah sakit. Rangga tidak ingin putrinya itu menunggu-nunggu. Oleh karena itu, Rangga mengirimkan pesan kepada Miss Irene terlebih dahulu.

Untunglah hanya berselang beberapa saat, ada balasan pesan dari Miss Irene.

[Baik Pak, Thania aman.]

Pesan yang dikirimkan Miss Irene memang hanya satu deret saja, tapi itu cukup untuk Rangga. Selain itu, Rangga juga merasa bisa mempercayakan putrinya kepada sosok yang tepat. Akhirnya, Rangga menyelesaikan untuk pekerjaannya sebagai dokter terlebih dahulu. Sembari berharap urusan di Rumah Sakit akan segera selesai, sehingga dia bisa menjemput Thania.

Di tempat yang berbeda yaitu di sekolah, anak-anak sudah menyelesaikan kegiatan belajar mengajar mereka untuk hari ini. Sehingga sudah banyak anak yang dijemput oleh orang tuanya. Thania juga menunggu kapan Papanya akan datang menjemputnya.

"Thania sama Miss dulu yah, Papa kamu menjemputnya agak terlambat," kata Miss Irene memberitahu Thania.

"Papa ngurus pasien yang sakit ya Miss?"

"Iya, masih ada pekerjaan di rumah sakit. Ditunggu dulu ya, Nia."

Thania menganggukkan kepalanya. Di ruang kelas sekarang hanya tinggal dirinya dan Miss Irene saja. Untung Miss Irene begitu baik dan sabar. Bahkan Miss Irene mau meladeni Thania yang memang banyak pertanyaannya.

"Miss, jadi Miss kalau sudah selesai mengajar ngapain aja Miss?" tanya Thania.

"Di kost saja, Nia. Menilai tugas anak-anak, menyiapkan untuk mengajar besoknya, dan istirahat," jawab Miss Irene.

"Jadi, Miss Irene enggak ketemu sama Mama dan Papanya ya?"

Miss Irene kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya, Ayah dan Bundanya Miss Irene ada di Jogjakarta. Miss ketemunya ya kalau Miss pulang ke Jogja. Kalau enggak ya enggak ketemu."

"Sama kayak Thania dong Miss ... Thania baru ketemu Papa baru aja loh. Terus gak pernah ketemu Mama."

Kala mendengarkan cerita Thania, Miss Irene sedih. Anak sekecil itu kalau bercerita adalah hal yang jujur. Namun, Miss Irene juga penasaran dengan sosok mamanya Thania itu yang mana.

"Nia apa punya Mama?" tanya Miss Irene perlahan.

Thania sekarang justru menggelengkan kepalanya. "Enggak. Eh, katanya punya ... cuma enggak pernah bertemu. Nia pengen punya Mama lagi, tapi kalau boleh maunya sih Miss Irene aja."

Miss Irene hanya tersenyum saja mendengarkan ucapan Thania. Mungkin itu karena kedekatan yang terjalin selama ini sehingga Thania berkata demikian. Hanya sebatas keinginan anak kecil saja.

"Kan kalau punya Mama, Nia mau dipeluk gitu loh, Miss. Ada yang membacakan cerita sebelum tidur. Ada yang menyuapi makan. Ya, kayak temen-temen yang cerita. Nia kan sendiri, Miss. Kalau ada yang bacain cerita dulu hanya Oma dan Opa," ceritanya.

"Sekarang kan sudah ada Papa, minta Papa bacain pasti mau kok, Nia."

"Dulu, Papa di Melbourne, Miss. Nia pernah dulu ke sana waktu masih kecil sama Oma dan Opa. Miss, mau enggak jadi mamanya Nia?"

Tiba-tiba Thania bertanya seperti itu. Yang ada di bayangan Nia adalah Miss Irene itu baik dan sabar kepadanya. Pastilah Miss Irene mau menjadi Mamanya. Sementara untuk Miss Irene sendiri, dia sampai tidak bisa menghitung sudah berapa kali Thania meminta hal ini kepadanya. Kalau hendak menolak pun juga harus berhati-hati, dia merasa tidak enak menolak Thania. Akan tetapi, selama ini Miss Irene juga tidak mengiyakan.

"Onty Syilla itu Bundanya Ara dan Anna, sepupunya Nia. Dia baik banget loh, Miss. Anaknya disuapin, dimandiin, dibacakan cerita. Kadang Nia juga disuapin sama Onty Syilla," ceritanya lagi.

Sudah lima belas menit berlalu, banyak yang diceritakan Thania kepada Miss Irene. Sementara, Miss Irene mendengarkan semua cerita Thania. Dalam lima belas menit ini, seolah belum ada tanda-tanda kedatangan Papanya Thania.

"Sudah lama kok Papa belum datang yah? Papa pasti begini, telat terus jemputnya," kata Thania.

"Papa baru sibuk, Thania. Mungkin sedang memeriksa anak-anak yang sakit. Jadi, ditunggu dulu yah," balas Miss Irene.

Rupanya saat Miss Irene berkata demikian, di pintu masuk menuju ke dalam kelas sudah ada Rangga yang baru saja datang dari rumah sakit. Dia nyaris mengetuk pintu dan mengucapkan salam, tapi Miss Irene sedang berbicara dengan Thania. Sehingga, Rangga memilih untuk menunggu di luar. Bisa Rangga dengar setiap tutur kata yang baik dari Miss Irene.

Rangga juga melihat sabarnya Miss Irene yang membantu Thania untuk minum. Bahkan mengambilkan tissue untuk Thania membuat Rangga tersentuh. Cara Miss Irene memperlakukan Thania terlihat tulus. Seketika, Rangga teringat dengan permintaan Thania yang menginginkan mama.

"Andai kamu memiliki Mama sebaik itu, pasti ... kamu akan bahagia, Thania. Maafkan, Papa. Semua terjadi karena keegoisan kami dulu. Kamu memilik Mama, Thania. Hanya saja, kamu tidak mengenalnya dan mungkin tak bertemu dengannya. Maaf ... Thania."

Rangga hanya mampu bersenandika dalam hatinya sembari mengamati dari jauh interaksi Thania dan Miss Irene. Hingga akhirnya, Rangga mengetuk pintu kelas dan menyapa Miss Irene.

"Siang, Miss Irene ...."

"Siang," balasnya. Usai itu Miss Irene berbicara kepada Thania. "Thania, Papa kamu sudah datang."

"Kok lama banget sih, Pa?" protes Thania kepada Papanya.

"Maaf, tadi banyak anak-anak yang sakit di rumah sakit, Nia. Maaf yah."

Thania menganggukkan kepalanya perlahan. "Pa, ini sudah ada Miss Irene. Ayo, Pa ... jadiin Miss Irene Mamanya Thania. Kan Oma dan Opa memperbolehkan," katanya.

"Thania, jangan berbicara begitu. Maaf yah Miss ...."

Usai itu, Miss Irene tersenyum dan mengusap perlahan puncak kepala Thania. "Udah senang kan Papanya sudah datang?"

"Makasih banyak ya Miss Irene. Maaf banget, saya jemputnya telat."

"Tidak apa-apa, Pak. Justru saya ada temen mengobrol," balas Miss Irene sembari sedikit tertawa.

Rangga tersenyum dan menunjukkan wajah sungkan. Akan tetapi, dia teringat kata kakak iparnya, ketika hendak memulai lembaran baru lagi, bukan hanya mencari yang sekadar cocok. Akan tetapi, mencari seseorang yang bisa menerima Thania.

Sontak saja terlintas dalam benak Rangga. "Apa benar Miss Irene orangnya? Kenapa Miss Irene sangat bisa bertindak sabar kepada Thania? Kenapa senyumnya, tutur katanya, dan sikapnya terlihat begitu tulus kepada Thania? Apakah sebaiknya ...."

Buru-buru Rangga membuyarkan apa yang baru saja terlintas di benaknya. Sebab, dia takut gagal lagi. Selain itu, akan sangat bersalah jikalau dia menjadikan Miss Irene mama untuk Thania, tapi di dalam hati tidak ada cinta.

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

2023-11-10

1

Siti

Siti

cinta datang dengan seiringnya waktu papa rangga asal berusaha dan bersabar. ayo semangat💪💪

2023-10-11

0

Atun Ismiyatun

Atun Ismiyatun

dekatkan miss irene dgn adiknya arsyilla thor,,yg waktu itu ingin dikenalkan biar rangga ada perasaan gmn gitu setelah tahu miss irene dekat dgn cowok lain

2023-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Thania
2 Bertemu Miss Irene
3 Keluarga Taipan yang Hangat
4 Videocall Papa
5 Penasaran
6 Kembali Pulang untuk Thania
7 Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8 Daddy vs Papa
9 Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10 Bertemu Miss Irene
11 Rencana Outing Class
12 Outing Class
13 Satu Bangku?
14 Sosok Mama
15 Serasa Punya Mama
16 Mendadak Curhat
17 Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18 Dia yang Serasa Berbeda
19 Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20 Datang ke Kotamu
21 Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22 Maksud Kedatangan
23 Will You?
24 Bentuk Keseriusan
25 Seutas Jawaban
26 Lebih Mengenal
27 Dijemput Calon Suami
28 Upaya Pendekatan
29 Story Telling Day
30 Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31 Akad
32 Malam Pertama?
33 Resepsi di Jakarta
34 Kisah Masa Lalu 1
35 Kisah Masa Lalu 2
36 Tidur Di Pelukan
37 Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38 Renovasi Kamar
39 Memulai Dari Nol
40 Bilang 'I Love You'
41 Nuansa Hujan
42 Kian Gencar
43 Sebaiknya Bulan Madu
44 Akhirnya ke London
45 Berpapasan Dengannya
46 Membuatmu Percaya
47 Ke Arahmu
48 Perfect Honeymoon 1
49 Perfect Honeymoon 2
50 Pengakuan Rangga
51 Romansa Pengantin Baru
52 Pelajaran Dari Pak Dokter
53 Mengakui Perasaan
54 Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55 Kembali ke Jakarta
56 Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57 Di Antara Thania
58 Pagi Serasa Lebih Indah
59 Mematahkan Image Ibu Tiri
60 Lebih Terurus
61 Sabtu Berdua
62 Romansa Sabtu
63 Sensasinya Dahsyat
64 Upaya Menggoyahkan
65 Penjelasan Rangga
66 Mengekspresikan Perasaan
67 Liburan ke Jogjakarta
68 Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69 Formasi Lengkap
70 Wisata Candi
71 Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72 Menuju ke Solo
73 Tour de Solo
74 Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75 Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76 Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77 Pagi Kesiangan
78 Kembali ke Jakarta
79 Kejutan Sudah Menanti
80 Malam Minggu di Rumah Baru
81 Sweet Saturday Night
82 Memulai dengan yang Baik
83 Sharing dengan Kakak Ipar
84 Pindah Ke Rumah Baru
85 Merasakan Berumah Tangga
86 Berani Berinisiatif
87 Peraduan yang Indah
88 Upaya Merebut Hati Thania
89 Mengetahui Aib
90 Harus Kehilangan
91 Selalu Sayang Thania
92 Pelajaran untuk Danisha
93 Dukanya Masih Terasa
94 Merawat dengan Baik
95 Undangan dari Solo
96 Menghadiri Pernikahan Sitha
97 Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98 Sekali Lagi
99 Menyemai Harapan
100 Family Staycation
101 Suka di Jogjakarta
102 Bertemu di Jogjakarta
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kisah Thania
2
Bertemu Miss Irene
3
Keluarga Taipan yang Hangat
4
Videocall Papa
5
Penasaran
6
Kembali Pulang untuk Thania
7
Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8
Daddy vs Papa
9
Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10
Bertemu Miss Irene
11
Rencana Outing Class
12
Outing Class
13
Satu Bangku?
14
Sosok Mama
15
Serasa Punya Mama
16
Mendadak Curhat
17
Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18
Dia yang Serasa Berbeda
19
Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20
Datang ke Kotamu
21
Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22
Maksud Kedatangan
23
Will You?
24
Bentuk Keseriusan
25
Seutas Jawaban
26
Lebih Mengenal
27
Dijemput Calon Suami
28
Upaya Pendekatan
29
Story Telling Day
30
Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31
Akad
32
Malam Pertama?
33
Resepsi di Jakarta
34
Kisah Masa Lalu 1
35
Kisah Masa Lalu 2
36
Tidur Di Pelukan
37
Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38
Renovasi Kamar
39
Memulai Dari Nol
40
Bilang 'I Love You'
41
Nuansa Hujan
42
Kian Gencar
43
Sebaiknya Bulan Madu
44
Akhirnya ke London
45
Berpapasan Dengannya
46
Membuatmu Percaya
47
Ke Arahmu
48
Perfect Honeymoon 1
49
Perfect Honeymoon 2
50
Pengakuan Rangga
51
Romansa Pengantin Baru
52
Pelajaran Dari Pak Dokter
53
Mengakui Perasaan
54
Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55
Kembali ke Jakarta
56
Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57
Di Antara Thania
58
Pagi Serasa Lebih Indah
59
Mematahkan Image Ibu Tiri
60
Lebih Terurus
61
Sabtu Berdua
62
Romansa Sabtu
63
Sensasinya Dahsyat
64
Upaya Menggoyahkan
65
Penjelasan Rangga
66
Mengekspresikan Perasaan
67
Liburan ke Jogjakarta
68
Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69
Formasi Lengkap
70
Wisata Candi
71
Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72
Menuju ke Solo
73
Tour de Solo
74
Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75
Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76
Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77
Pagi Kesiangan
78
Kembali ke Jakarta
79
Kejutan Sudah Menanti
80
Malam Minggu di Rumah Baru
81
Sweet Saturday Night
82
Memulai dengan yang Baik
83
Sharing dengan Kakak Ipar
84
Pindah Ke Rumah Baru
85
Merasakan Berumah Tangga
86
Berani Berinisiatif
87
Peraduan yang Indah
88
Upaya Merebut Hati Thania
89
Mengetahui Aib
90
Harus Kehilangan
91
Selalu Sayang Thania
92
Pelajaran untuk Danisha
93
Dukanya Masih Terasa
94
Merawat dengan Baik
95
Undangan dari Solo
96
Menghadiri Pernikahan Sitha
97
Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98
Sekali Lagi
99
Menyemai Harapan
100
Family Staycation
101
Suka di Jogjakarta
102
Bertemu di Jogjakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!