Setelah keluarga Pradhana berpamitan, tinggallah Arsyilla bersama dengan Aksara dan Baby Ara. Terlihat Arsyilla yang duduk dan menatap wajah suaminya itu. Seakan Arsyilla membutuhkan penjelasan dari suaminya itu.
“Kak, tidak ada yang ingin kamu ceritakan?” tanya Arsyilla kepada suaminya itu.
Aksara menoleh, kemudian melihat Arsyilla yang duduk di sampingnya. Aksara tahu bahwa Arsyilla meminta penjelasan darinya. Oleh karena itu, mungkin ini adalah saatnya Aksara untuk menjelaskan semuanya kepada Arsyilla. Terkait masa lalu, dan sikapnya yang tampak tidak hangat kepada Airlangga, adik kandungnya sendiri.
“Kenapa Honey?” tanyanya.
“Enggak pengen cerita? Aku rasa ada yang aneh antara kamu dengan Rangga. Juga ..., seolah tak ada kedekatan antara Thania dan Rangga,” balas Arsyilla.
“Oh, itu … ya seperti itu adanya, Honey,” balas Aksara.
Lantas Arsyilla memilih diam dan menunggu suaminya itu akan bercerita kepadanya. Arsyilla akan menunggu sampai suaminya itu bercerita. Sebab, seberapa banyak waktu yang dibutuhkan Arsyilla tidak masalah, dia akan menunggu sampai suaminya bercerita kepadanya.
Seolah merasa bahwa istrinya itu menunggunya, akhirnya Aksara mulailah membuka mulutnya dan bersuara.
“Hubungan kami ya seperti kamu lihat, Honey … kami sama sekali tidak akrab. Itu semua terjadi saat Rangga duduk di kelas 3 SMA, saat dia menghamili kekasihnya dan akhirnya lahirlah Thania. Aku dan Ayah selalu memberitahu untuk pacaran sehat dan tidak kelewatan batas. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Walaupun Thania hadir dalam kondisi yang tidak baik, tetapi Thania hadir itu dalam rencana Tuhan bukan? Hanya saja aku merasa bahwa apa yang sudah dilakukan Rangga itu tidak benar. Aku kecewa dengannya,” cerita Aksara pada akhirnya.
Memang Aksara tidak menceritakan semuanya secara detail, tetapi cukup bagi Arsyilla memahami bagaimana kekecewaan seorang Kakak kepada adiknya sendiri. Arsyilla mencoba memandang dari sudut pandang Aksara sekarang ini.
“Itu kejadian kan sudah lama Kak? Buang rasa kecewamu itu. Terima dan maafkan Rangga. Kamu bisa menerima Thania, tetapi tidak bisa memperbaiki hubunganmu dengan Rangga?” tanya Arsyilla.
“Aku terlanjur kecewa, Honey … seharusnya dia lebih berhati-hati dalam bertindak. Tidak gegabah. Yang dilakukannya salah, tetapi Ayah Bisma selalu berbicara hadirnya Thania bukan kesalahan. Saat peristiwa Rangga kalau itu, Bunda Kanaya sampai jatuh sakit. Ada rasa tertekan karena putranya melakukan tindakan seperti itu di bangku SMA.”
Kali ini Aksara bisa menceritakan masalahnya dan bagaimana kecewanya Aksara pada adiknya sendiri. Sementara Arsyilla mencoba untuk memahami semuanya.
“Kecewa itu wajar, Kak … yang tidak wajar justru rasa kecewa itu bertahan untuk jangka waktu yang lama. Memaafkan dan memulai semuanya dari nol. Aku yakin, Bunda dan Ayah pasti juga sedih melihat hubungan kedua putranya yang tidak rukun. Hati setiap orang tua itu menginginkan anak-anak hidup rukun, damai, dan tidak ada pertikaian satu sama lain,” jawab Arsyilla.
“Apa mungkin bisa?” tanya Aksara sekarang ini.
“Bisa … pasti bisa. Lembutkan hatimu, Kak … lihat dia sebagai adik yang memang bisa saja melakukan kesalahan. Maafkan dia dan mulai dari nol,” pinta Arsyilla kali ini kepada suaminya itu.
Aksara diam dan tampak berpikir. Sesekali pria itu memijat keningnya yang terasa pening rasanya. Apa yang dikatakan istrinya sepenuhnya benar, tetapi Aksara pun merasa bahwa hatinya masih saja kecewa dengan Airlangga. Sudah empat tahun lebih waktu berlalu, dan hubungan keduanya tidak bisa dikatakan sepenuhnya membaik.
“Mereka yang bisa hidup bersama dengan saling menerima kesalahan di masa lalu, dan akan tetap berlapang dada untuk memaafkan di masa yang akan datang, adalah keluarga. Jadi, jangan keras hati, maafkan Rangga,” balas Arsyilla kali ini.
Tugasnya hanya sebatas menasihati suaminya itu untuk berbaikan dengan adiknya sendiri. Sementara untuk hubungan Rangga dan Thania, bukan ranahnya. Lebih baik, memang Rangga sendiri yang mencari cara untuk mendapatkan kembali hati Thania.
“Baiklah, Honey … demi kamu,” balas Aksara.
“Jangan lakukan demi aku … tetapi demi kamu sendiri, demi keluargamu, Kak,” balas Arsyilla.
Sebab melakukan sesuatu jika tidak didasari dengan ketulusan hati, hasilnya akan sia-sia. Oleh karena itulah, Arsyilla mengatakan lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri.
“Iya Honey … iya, aku akan mencobanya. Makasih ya sudah mau nasihatin aku,” balasnya.
“Sama-sama Kak … seperti inilah keluarga. Saat ada benang kusut, jangan menekan benang itu hingga berakhir bertambah kusut. Namun, benang kusut bisa diurai. Seperti itu masalah, jangan mendiamkannya berlarut-larut, tetapi hadapi masalah dan cari solusinya,” balas Arsyilla.
Aksara yang sedari tadi menatap istrinya itu kemudian tersenyum, “Bijak banget sih … istrinya siapa sih,” balas Aksara sekarang ini.
Di mata Aksara bahwa istrinya itu memang bijaksana. Walau terkadang Arsyilla terlihat manja, tetapi jika diperhadapan dengan masalah, Arsyilla bisa menemukan solusinya. Dia bisa memecahkan masalah dengan baik.
“Istrinya Kak Aksara dong,” balas Arsyilla dengan tertawa.
“Sini peluk dulu, Honey … kangen deh sama kamu,” balas Aksara yang sudah membuka kedua tangannya, mengisyaratkan kepada istrinya itu untuk masuk ke dalam pelukannya.
Bak mendapatkan isyarat yang jelas, Arsyilla pun beringsut dan masuk ke dalam pelukan suaminya itu. Melingkarkan kedua tangannya di pinggang suaminya, dan menbenamkan wajahnya di dada suaminya.
“Aku tahu … kamu adalah pria yang baik. Kamu sudah berhasil menjadi suami yang baik buatku, dan Ayah yang baik bagi Ara dan juga Anna. Sekarang, cobalah untuk menjadi Kakak yang baik juga bagi Rangga,” ucap Arsyilla lagi.
Aksara menganggukkan kepalanya, “Iya Honey, aku coba … coba loh yah. Kalau tidak berhasil berarti tidak apa-apa kan?”
Seolah Aksara sedang bernegosiasi dengan istrinya itu. Kalau negosiasi gagal, seharusnya tidak ada masalah bukan?
“Tidak masalah kok Kak, yang penting kamu mencoba,” balas Arsyilla.
“Makasih Honey,” balas Aksara.
“Sama-sama Hubby,” sahut Arsyilla.
Aksara menghela nafas dan mendekap erat tubuh istrinya itu dengan begitu eratnya. Sesekali Aksara juga menundukkan wajahnya dan mengecupi puncak kepala istrinya itu. Sungguh senang rasanya Aksara mendapatkan nasihat dari istrinya sendiri. Sebab, Aksara tahu bahwa nasihat dari Arsyilla juga untuk kebaikannya dan keutuhan keluarganya.
Pertikaian dalam keluarga itu memang bermacam-macam. Ada yang berusaha menyelesaikannya sesegera mungkin. Ada pula yang membiarkannya hingga waktu berlalu begitu lama. Ada pula yang merasa bertikai dan tidak pernah menyelesaikannya hingga keutuhan keluarga pun dipertaruhkan. Padahal keluarga adalah mereka yang bisa hidup bersama dan saling memaklumi satu sama lain. Melihat masalah sebagai sebuah benang kusut yang harus diurai bersama. Menerima satu sama lain, dan tidak mempermasalahkan perbedaan yang ada. Mereka yang dinamakan keluarga akan bisa melembutkan hatinya untuk memaafkan dan menerima satu sama lain. Mengesampingkan ego dan mencari jalan tengah untuk memecahkan masalah. 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Susanty
ouh jadi itu masalahnya .
trs cewe yang di hamili Rangga manah, kok gak di ceritain sih.
2024-01-05
0
Afternoon Honey
⭐⭐⭐
2023-11-10
1
mamak"e wonk
👍👍👍👍👍
2023-10-14
0