Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun

Menerima deretan pesan dari Airlangga, Bunda Kanaya pun bersiap untuk segera menuju ke Bandara Soekarno - Hatta. Tidak sendirian, tapi Bunda Kanaya mengajak serta Ayah Bisma dan Thania. Bagaimana pun papanya Thania datang, sehingga Bunda Kanaya mengajak serta cucunya itu.

"Kenapa ke bandara sepagi ini, Oma?" tanya Thania sembari mengucek matanya. Ya, Thania masih merasa mengantuk. Biasanya akhir pekan dia akan terbangun lebih siang dan bersantai di rumah, tapi sekarang harus pergi sepagi ini dengan Oma dan Opanya.

"Iya, Nia ... kita akan ke bandara," jawab Oma Kanaya.

"Oma, Oma mau bisnis lagi yah, Oma? Ke mana? Apa ke Jogjakarta yang rumahnya Miss Irene?" tanya Thania dengan begitu lugunya.

Dalam pemikiran Thania, dia akan ke bandara karena mengantar Oma Kanaya yang sering melakukan perjalanan bisnis. Naik pesawat ke beberapa kota besar untuk menyelesaikan bisnisnya.

"Oma tidak akan ke luar kota dulu, Thania. Sekarang, kita ke bandara untuk menjemput Papa kamu. Hari ini Papa kamu datang dari Melbourne," kata Oma Kanaya.

Mendengar nama Papanya disebut dan datang dari Melbourne, Thania justru menunjukkan raut wajah yang biasa saja. Tidak mau secercah kebahagiaan di wajahnya. Biasanya anak-anak akan bahagia ketika diberitahu bahwa Papanya pulang atau kembali, tapi tidak dengan Thania. Dia malahan terlihat biasa saja.

"Nia gak senang Papa Rangga pulang?" tanya Opa Bisma.

"Hm," jawab Thania dengan begitu singkat.

Mendengar jawaban Thania, akhirnya Ayah Bisma dan Bunda Kanaya hanya saling pandang. Sedih juga sebagai orang tua melihat kondisi seperti ini. Di mana, Thania terlihat biasa saja. Bahagia pun rasanya tidak.

"Tidak apa-apa, Bun," kata Ayah Bisma perlahan.

"Kasihan Rangga dan Thania," balas Bunda Kanaya.

Bagaimana tidak kasihan kalau ikatan Papa dan anaknya terasa dingin dan jauh. Bahkan Thania juga biasa saja. Thania justru terlihat lebih bahagia dan bersemangat ketika hendak bertemu Miss Irene dan teman-temannya di sekolah. Sekarang, ketika akan bertemu Papa kandungnya terlihat ogah-ogahan. Jujur, Bunda Kanaya memiliki ekspektasi yang lebih tinggi. Dia berharap ikatan antara Rangga dan Thania kembali membaik dan hangat.

Begitu tiba di bandara, supir menurunkan mereka di jalur drop off. Kemudian ketiga berjalan bersama menuju pintu kedatangan di Terminal 2 penerbangan dari luar negeri di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Mau Opa gendong?" tanya Opa Bisma.

"No, Opa. Nia jalan sendiri saja," balasnya.

Akhirnya Opa Bisma dan Oma Kanaya menggandeng tangan Thania. Ya, Thania berada di tengah-tengah, tangan kanannya dalam genggaman Oma Kanaya dan tangan kirinya dalam genggaman Opa Bisma.

"Sudah landing belum, Bunda?" tanya Ayah Bisma lagi.

"Katanya sudah, Ayah. Rangga sudah mengirimkan pesan kok," balasnya.

Ayah Bisma menganggukkan kepalanya. Kalau memang pesawat udara dari Melbourne ke Jakarta, yang transit di Singapura sudah landing, mereka akan segera bertemu dengan Airlangga, putra bungsu mereka.

"Lama yah Oma?" tanya Thania.

"Sebentar yah ... kita tunggu Papa kamu dulu. Nia kangen Papa yah? Mau ketemu Papa?" tanya Oma Kanaya.

Sekarang, Thania justru menggelengkan kepalanya. "Enggak, gak kangen Papa."

Jawaban Thania seakan menjadi pukulan untuk Oma Kanaya dan Opa Bisma. Seolah ada luka tersendiri di dalam hati Thania. Sampai dia tidak merasa kangen dengan Papanya yang datang dari Melbourne. Seakan-akan ada suatu kondisi di mana Thania merasa cukup dengan kehadiran Oma dan Opanya saja.

Bunda Kanaya seketika berkaca-kaca mendengar jawaban dari Thania. Bagaimana pun Thania masih kecil, jawabannya pastilah jujur. Sebab, anak kecil sukar untuk berbohong, mereka adalah pribadi yang paling jujur dengan perasaannya. Sejauh apa luka di dalam hati Thania sampai dia tak lagi merasakan rasa rindu kepada Papanya.

Beberapa belas menit kemudian dari arah pintu kedatangan, seorang pria datang dengan mendorong troli yang berisi beberapa koper besar. Ada sebuah boneka Koala yang dibawa pria itu. Dari jauh, hati pria itu sudah bergetar. Usai tiga tahun berlalu, kini kedua orang tua dan putrinya sudah berada di depan mata. Diam-diam pria itu menitikkan air matanya, tapi dia segera menyekanya. Dengan mempercepat langkah kakinya sembari mendorong troli, kini pria itu sudah bersua dengan orang tua dan putri kecilnya.

"Assalamualaikum Ayah dan Bunda," sapanya dengan memberikan salam takzim, mencium punggung tangan Ayah dan Bundanya bergantian sembari memeluk mereka bergantian pula.

"Airlangga ..., Rangga," balas Bunda Kanaya yang tak kuasa menangis memeluk putra bungsunya.

Tiga tahun terbilang waktu yang lama. Dalam tiga tahun pula, Rangga tak pernah kembali ke Tanah Air. Baru sekarang, dia kembali. Hati seorang ibu pastilah sangat tersentuh setelah beberapa tahun tak bersua dengan putra kandungnya.

"Rangga pulang, Bun ... jangan menangis, Bun," balas Rangga yang masih memeluk Bundanya.

Sementara Thania yang melihat tampak bingung. Airlangga lantas mengurai pelukannya dari Bundanya. Sekarang, pria itu berjongkok, menyamakan tinggi tubuhnya dengan Thania. Dia tatap wajah ayu yang berdiri hampir sepinggang ayahnya. Lalu, Airlangga memberikan boneka Koala itu kepada Thania.

"Thania, my little one," kata Airlangga dengan suaranya yang bergetar. Usai itu, Airlangga kembali berbicara. "Papa pulang untuk kamu, Thania Sayang. Kita akan bersama-sama lagi. Peluk Papa," katanya.

Tidak ada uluran tangan dari Thania yang menyambut Papanya. Ketika Airlangga membuka kedua tangannya meminta pelukan dari Thania pun tak bersambut. Hati Airlangga terasa pedih. Sesaat tadi ketika masih berada di dalam pesawat, dia membayangkan Thania akan berlari ke arahnya memberikan pelukan erat dan memanggilnya Papa. Akan tetapi, yang terjadi sekarang sikap Thania sangatlah dingin.

Merasa Thania tak bereaksi apa pun, Airlangga mendekat. Dia memeluk putrinya itu. Alasan Airlangga pulang ke Jakarta adalah Thania. Melanjutkan program spesialisasi kedokteran anak bisa dia tempuh di Jakarta, tapi waktu bersama Thania itu yang hilang. Airlangga ingin menebus semua waktu itu.

"I Miss U So Much, My Little Daugther," kata Airlangga dengan suaranya yang lagi-lagi bergetar.

Akan tetapi, tidak ada ucapan yang keluar dari mulut Thania sepatah kata pun. Bahkan tidak ada pelukan balasan dari Thania. Kedua tangannya luruh di sisi kanan dan kiri badannya, tidak membalas memeluk Papanya yang tiga tahun lamanya baru dia temui lagi.

"Papa kangen banget sama kamu, Sayang. Mulai sekarang, kita akan bersama-sama yah, Papa akan selalu bersama kamu. Maafkan Papa saat kamu sakit, Papa belum bisa pulang."

Sia-sia Airlangga berbicara panjang lebar, tapi Thania begitu dingin. Ayah Bisma dan Bunda Kanaya tidak tega melihatnya. Kerinduan Airlangga menggebu-gebu, tapi Thania terlihat biasa saja. Tidak menunjukkan kerinduan kepada papanya sendiri. 😢

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

💖💖💖

2023-11-10

0

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

emang selama 3th di Australia pas lbur semester dia gak bs gitu nyempetin diri Plg ke indo barang sebenta buat ngelepas kangen sama anaknya zg ditinggalin... udah ditinggal ibunya ditinggal papanya pula mungkin itu zg bikin Thania jdi gak respect ke papa kandungnya

2023-11-08

1

Nurhayati

Nurhayati

Sabar ya papa mungkin Thania blm bisa mengekspresikan luapan emosinya.... 🤗

2023-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Kisah Thania
2 Bertemu Miss Irene
3 Keluarga Taipan yang Hangat
4 Videocall Papa
5 Penasaran
6 Kembali Pulang untuk Thania
7 Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8 Daddy vs Papa
9 Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10 Bertemu Miss Irene
11 Rencana Outing Class
12 Outing Class
13 Satu Bangku?
14 Sosok Mama
15 Serasa Punya Mama
16 Mendadak Curhat
17 Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18 Dia yang Serasa Berbeda
19 Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20 Datang ke Kotamu
21 Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22 Maksud Kedatangan
23 Will You?
24 Bentuk Keseriusan
25 Seutas Jawaban
26 Lebih Mengenal
27 Dijemput Calon Suami
28 Upaya Pendekatan
29 Story Telling Day
30 Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31 Akad
32 Malam Pertama?
33 Resepsi di Jakarta
34 Kisah Masa Lalu 1
35 Kisah Masa Lalu 2
36 Tidur Di Pelukan
37 Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38 Renovasi Kamar
39 Memulai Dari Nol
40 Bilang 'I Love You'
41 Nuansa Hujan
42 Kian Gencar
43 Sebaiknya Bulan Madu
44 Akhirnya ke London
45 Berpapasan Dengannya
46 Membuatmu Percaya
47 Ke Arahmu
48 Perfect Honeymoon 1
49 Perfect Honeymoon 2
50 Pengakuan Rangga
51 Romansa Pengantin Baru
52 Pelajaran Dari Pak Dokter
53 Mengakui Perasaan
54 Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55 Kembali ke Jakarta
56 Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57 Di Antara Thania
58 Pagi Serasa Lebih Indah
59 Mematahkan Image Ibu Tiri
60 Lebih Terurus
61 Sabtu Berdua
62 Romansa Sabtu
63 Sensasinya Dahsyat
64 Upaya Menggoyahkan
65 Penjelasan Rangga
66 Mengekspresikan Perasaan
67 Liburan ke Jogjakarta
68 Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69 Formasi Lengkap
70 Wisata Candi
71 Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72 Menuju ke Solo
73 Tour de Solo
74 Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75 Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76 Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77 Pagi Kesiangan
78 Kembali ke Jakarta
79 Kejutan Sudah Menanti
80 Malam Minggu di Rumah Baru
81 Sweet Saturday Night
82 Memulai dengan yang Baik
83 Sharing dengan Kakak Ipar
84 Pindah Ke Rumah Baru
85 Merasakan Berumah Tangga
86 Berani Berinisiatif
87 Peraduan yang Indah
88 Upaya Merebut Hati Thania
89 Mengetahui Aib
90 Harus Kehilangan
91 Selalu Sayang Thania
92 Pelajaran untuk Danisha
93 Dukanya Masih Terasa
94 Merawat dengan Baik
95 Undangan dari Solo
96 Menghadiri Pernikahan Sitha
97 Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98 Sekali Lagi
99 Menyemai Harapan
100 Family Staycation
101 Suka di Jogjakarta
102 Bertemu di Jogjakarta
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kisah Thania
2
Bertemu Miss Irene
3
Keluarga Taipan yang Hangat
4
Videocall Papa
5
Penasaran
6
Kembali Pulang untuk Thania
7
Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8
Daddy vs Papa
9
Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10
Bertemu Miss Irene
11
Rencana Outing Class
12
Outing Class
13
Satu Bangku?
14
Sosok Mama
15
Serasa Punya Mama
16
Mendadak Curhat
17
Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18
Dia yang Serasa Berbeda
19
Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20
Datang ke Kotamu
21
Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22
Maksud Kedatangan
23
Will You?
24
Bentuk Keseriusan
25
Seutas Jawaban
26
Lebih Mengenal
27
Dijemput Calon Suami
28
Upaya Pendekatan
29
Story Telling Day
30
Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31
Akad
32
Malam Pertama?
33
Resepsi di Jakarta
34
Kisah Masa Lalu 1
35
Kisah Masa Lalu 2
36
Tidur Di Pelukan
37
Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38
Renovasi Kamar
39
Memulai Dari Nol
40
Bilang 'I Love You'
41
Nuansa Hujan
42
Kian Gencar
43
Sebaiknya Bulan Madu
44
Akhirnya ke London
45
Berpapasan Dengannya
46
Membuatmu Percaya
47
Ke Arahmu
48
Perfect Honeymoon 1
49
Perfect Honeymoon 2
50
Pengakuan Rangga
51
Romansa Pengantin Baru
52
Pelajaran Dari Pak Dokter
53
Mengakui Perasaan
54
Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55
Kembali ke Jakarta
56
Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57
Di Antara Thania
58
Pagi Serasa Lebih Indah
59
Mematahkan Image Ibu Tiri
60
Lebih Terurus
61
Sabtu Berdua
62
Romansa Sabtu
63
Sensasinya Dahsyat
64
Upaya Menggoyahkan
65
Penjelasan Rangga
66
Mengekspresikan Perasaan
67
Liburan ke Jogjakarta
68
Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69
Formasi Lengkap
70
Wisata Candi
71
Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72
Menuju ke Solo
73
Tour de Solo
74
Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75
Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76
Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77
Pagi Kesiangan
78
Kembali ke Jakarta
79
Kejutan Sudah Menanti
80
Malam Minggu di Rumah Baru
81
Sweet Saturday Night
82
Memulai dengan yang Baik
83
Sharing dengan Kakak Ipar
84
Pindah Ke Rumah Baru
85
Merasakan Berumah Tangga
86
Berani Berinisiatif
87
Peraduan yang Indah
88
Upaya Merebut Hati Thania
89
Mengetahui Aib
90
Harus Kehilangan
91
Selalu Sayang Thania
92
Pelajaran untuk Danisha
93
Dukanya Masih Terasa
94
Merawat dengan Baik
95
Undangan dari Solo
96
Menghadiri Pernikahan Sitha
97
Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98
Sekali Lagi
99
Menyemai Harapan
100
Family Staycation
101
Suka di Jogjakarta
102
Bertemu di Jogjakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!