Videocall Papa

Keesokan Harinya ....

Jelang siang hari, Arsyilla benar-benar menjemput Irene dan mengajak gadis muda yang adalah guru keponakannya itu ke Rumah Sakit. Sebab, Thania sudah meminta dan bahkan mertuanya sudah mengirimkan pesan kepada Arsyilla supaya menjemput Miss Irene, dan mengajaknya ke Rumah Sakit. Mobil dengan tipe city car milik Arsyilla terparkir di depan kost yang ditempati oleh Irene, kemudian dia menelpon Irene.

"Halo, Miss Irene ... aku Arsyilla, Miss. Aku meminta nomornya Miss Irene dari Ayah Bisma," kata Arsyilla menjelaskan. Memang dia meminta nomor Irene dari Ayah mertuanya yang banyak berhubungan dengan guru-guru di sekolah Thania. Tentu supaya Irene tidak bingung bagaimana bisa Arsyilla memiliki nomornya.

"Oh, iya. Kak Arsyilla ... ada apa yah?"

"Aku sudah berada di luar kostnya Miss Irene nih. Kita ke rumah sakit sekarang bagaimana?"

Sementara Irene juga sudah siap. Hanya saja dia bingung kenapa Arsyilla benar-benar menjemputnya. Padahal Irene menaiki transportasi umum pun tidak masalah. Tidak harus dijemput seperti ini. Akhirnya, Irene meminta waktu sebentar dan dia akan segera turun ke bawah.

Hampir lima menit, Irene sudah bertemu dengan Arsyilla di luar kostnya. Jika kemarin Arsyilla tampil kasual, sekarang Arsyilla tampil rapi dengan menggunakan kemeja dan celana bahan panjang. Irene jadi ingat bahwa Ontynya Thania usai dari kampus, jadi wajar kalau sekarang pakaian Arsyilla lebih rapi.

"Usai mengajar yah, Kak?" tanya Irene.

"Iya, Miss ... menunaikan tugas negara dulu," jawab Arsyilla dengan bercanda.

"Kalau Kakak mengajar, anaknya ikut babysitter atau siapa Kak?" tanya Irene lagi.

"Anak-anak ikut Mama di rumah. Mamaku juga dosen, Miss Irene. Cuma Mama tidak setiap hari mengajar ke kampus. Jadi, aku menitipkan Ara dan Anna kepada Mama. Miss Irene harus main ke rumah Mamaku, pasti cocok nanti," kata Arsyilla yang begitu ramah dan friendly.

"Cocok gimana Kak?" tanya Irene sedikit bingung.

"Mamaku itu penggiat juga untuk anak-anak. Psikolog anak, jadi pasti nyambung sama Miss Irene yang guru anak dan juga sayang ke anak-anak," jelas Arsyilla.

Irene seketika berpikir bahwa keluarga Arsyilla ini mungkin adalah kalangan intelektual. Terbukti Mamanya saja adalah penggiat dan Psikolog Anak. Tentu itu adalah profesi yang sangat bagus.

"Mamanya namanya siapa Kak? Saya ngikuti salah satu channel Psikolog Anak di Youtube juga loh. Ada satu favorit saya," balas Irene.

"Mama Khaira ...."

"Dr. Khaira Wibisono?" tanya Irene.

Arsyilla kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya, itu Miss Irene tahu. Subscriber di Channelnya Mama yah?" tanya Arsyilla.

Irene dengan cepat menganggukkan kepalanya. Wah, siapa sangka dia mengobrol sekarang dengan putri seorang Psikolog anak idolanya. Ya, Dr. Khaira Wibisono yang adalah seorang dosen dan psikolog anak banyak menyampaikan materi edukasi dan parenting anak di kanal YouTube miliknya. Rasanya, Irene jadi ingin bertatap mata dengan sang psikolog anak yang terlihat memiliki hati untuk anak-anak itu.

"Ya ampun, Kak ... saya ngefans banget loh sama beliau," kata Irene.

Arsyilla kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kapan-kapan main ke rumah Mama, Miss. Nanti aku jemput."

"Duh, sungkan saya Kak ... dulu saya mengenal beliau dari buku-buku yang ada di perpustakaan kampus, terus beliau pernah menjadi dosen tamu di Fakultas saya kebetulan saya lulusan Pendidikan Anak Usia Dini. Wah, materi yang disampaikan bagus banget, dan terasa sampai ke hati. Jadi, ngefans deh," cerita Irene.

Arsyilla senyam-senyum, rupanya Miss Irene mengenal sosok Mamanya. Agaknya akan lucu kalau nanti Miss Irene bisa bertemu Mama Khaira secara langsung.

"Miss Irene sudah punya pacar belum? Aku punya adik cowok masih lajang loh, sapa tahu bisa kenalan," kata Arsyilla yang tentunya hanya bercanda.

Irene kemudian terkekeh kecil dan menunduk. "Belum ada pacar, Kak. Saya sih fokus bekerja dulu. Kalau ada pengennya dapat pasangan yang seperti Yayah saya," kata Irene.

"Miss Irene anak Yayah yah? Eh, tapi bener deh. Sewaktu aku masih kecil dulu, idolaku juga adalah Papa. Jadi, pengennya sama kayak Miss Irene itu, punya suami kayak Papa. Bersyukurnya, suamiku ya hampir seperti Papa. Ngemong banget," jawab Arsyilla.

Berbicara mengenai suami yang ngemong, Irene teringat dengan Ayah Pandu dan kakak iparnya yaitu Satria, yang juga ada suami yang sabar, momong istri, dan tentunya sosok Ayah yang hebat untuk anak-anaknya.

"Aku kenalin adikku gimana?" tanya Arsyilla dengan bercanda.

"Gak usah, Kak. Malu saya malahan."

Beberapa area jalanan di ibukota yang riuh pun tidak terasa karena obrolan yang mengalir dan hangat antara keduanya. Hingga akhirnya, mereka tiba di rumah sakit. Kembali bertemu dengan Thania.

"Halo, Thania," sapa Arsyilla dengan memeluk keponakannya itu.

"Onty sendirian? Daddy di mana?" tanyanya.

"Daddy bekerja, Sayang. Wah, infusnya sudah dilepas. Nia sudah sembuh?" tanya Arsyilla lagi.

Anak kecil itu tampak mengangguk beberapa kali. "Kan ... kalau udah ketemu Miss Irene akan sembuh. Ya kan Miss? Biar hari Senin nanti bisa ke sekolah."

Irene yang ada di sana pun tersenyum. Dia tidak menyangka ada anak yang hanya bertemu dengannya dan bisa menjadi lebih sehat. Kemarin Thania merengek minta dilepas infusnya sekarang infus di tangannya benar-benar sudah dilepas.

"Nia sudah baikan?" tanya Irene.

"Iya, udah kok, Miss ...."

Kemudian Oma Kanaya yang berada di sana mengambil handphonenya yang bergetar. Melihat layar handphonenya dan berbicara kepada Thania.

"Nia, ada Papa kamu yang videocall diterima dulu yah?" kata Oma Kanaya.

"Ya-ya, Oma."

Akhirnya Oma Kanaya menggeser ikon video di layar handphonenya dan menghubungkan Thania dengan putra bungsunya yang ada di Melbourne sekarang.

"Halo, Thania ... kamu sudah sehat, Sayang? Maafkan Papa belum bisa berada di sana. Papa akan segera menyelesaikan semuanya di sini dan pulang ke Jakarta," katanya.

"Papa jahat. Lebih baikan Daddy," balas Thania yang menunjukkan wajah yang cemberut.

Sang Papa yang berada di depan layar handphone tampak tercekat mendengar jawaban putrinya itu. "Maaf, Thania ... usai ini, Papa akan pulang ke Jakarta. Kita akan sama-sama lagi."

"Boong, Nia gak percaya."

Oma Kanaya merasa sungkan karena pembicaraan putranya dan Thania didengar oleh Miss Irene. Kemudian Oma Kanaya menjauhkan handphonenya.

"Rangga, di sini ada gurunya Thania. Ada Miss Irene. Sebaiknya kamu telepon Thania nanti lagi yah," kata Oma Kanaya.

"Gurunya Thania? Kok bisa Bunda?" tanyanya.

"Iya, Thania menangis dan ingin bertemu dengan Miss Irene. Sudah dua hari Miss Irene ke rumah sakit menjenguk Thania."

"Boleh Rangga berterima kasih?"

Akhirnya Oma Kanaya menyerahkan handphonenya kepada Miss Irene, sembari berbicara ada Papanya Thania yang mau berbicara. Canggung sebenarnya, tapi Miss Irene menganggukkan kepalanya dan menerima handphone Oma Kanaya.

"Halo, ini gurunya Thania yah? Maaf, kami jadi merepotkan yah, Miss. Perkenalkan saya Papanya Thania," kata seorang yang terbilang cukup muda, wajahnya juga tampan, dan kulitnya putih bersih.

Irene tidak menyangka bahwa Papanya Thania masih begitu muda. Mungkin terbilang lebih muda dibandingkan kakak iparnya yang ada di Jogjakarta.

"Tidak apa-apa, Pak. Yang penting Thania cepat sembuh," balas Irene.

"Terima kasih sudah mengunjungi Thania ya Miss. Saya jadi sungkan."

Sebenarnya bukan hanya Airlangga atau yang akrab dipanggil Rangga itu yang sungkan. Irene juga sungkan, baru kali ini melihat dan berbicara dengan Papanya Thania.

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

💖

2023-11-10

1

Nova Yuliati

Nova Yuliati

ayo rangga cepat balik nanti keburu miss irene disamber shaka 😁😁😁

2023-10-04

0

indy

indy

wah rangga dapat saingan shaka nih...

2023-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Kisah Thania
2 Bertemu Miss Irene
3 Keluarga Taipan yang Hangat
4 Videocall Papa
5 Penasaran
6 Kembali Pulang untuk Thania
7 Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8 Daddy vs Papa
9 Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10 Bertemu Miss Irene
11 Rencana Outing Class
12 Outing Class
13 Satu Bangku?
14 Sosok Mama
15 Serasa Punya Mama
16 Mendadak Curhat
17 Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18 Dia yang Serasa Berbeda
19 Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20 Datang ke Kotamu
21 Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22 Maksud Kedatangan
23 Will You?
24 Bentuk Keseriusan
25 Seutas Jawaban
26 Lebih Mengenal
27 Dijemput Calon Suami
28 Upaya Pendekatan
29 Story Telling Day
30 Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31 Akad
32 Malam Pertama?
33 Resepsi di Jakarta
34 Kisah Masa Lalu 1
35 Kisah Masa Lalu 2
36 Tidur Di Pelukan
37 Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38 Renovasi Kamar
39 Memulai Dari Nol
40 Bilang 'I Love You'
41 Nuansa Hujan
42 Kian Gencar
43 Sebaiknya Bulan Madu
44 Akhirnya ke London
45 Berpapasan Dengannya
46 Membuatmu Percaya
47 Ke Arahmu
48 Perfect Honeymoon 1
49 Perfect Honeymoon 2
50 Pengakuan Rangga
51 Romansa Pengantin Baru
52 Pelajaran Dari Pak Dokter
53 Mengakui Perasaan
54 Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55 Kembali ke Jakarta
56 Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57 Di Antara Thania
58 Pagi Serasa Lebih Indah
59 Mematahkan Image Ibu Tiri
60 Lebih Terurus
61 Sabtu Berdua
62 Romansa Sabtu
63 Sensasinya Dahsyat
64 Upaya Menggoyahkan
65 Penjelasan Rangga
66 Mengekspresikan Perasaan
67 Liburan ke Jogjakarta
68 Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69 Formasi Lengkap
70 Wisata Candi
71 Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72 Menuju ke Solo
73 Tour de Solo
74 Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75 Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76 Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77 Pagi Kesiangan
78 Kembali ke Jakarta
79 Kejutan Sudah Menanti
80 Malam Minggu di Rumah Baru
81 Sweet Saturday Night
82 Memulai dengan yang Baik
83 Sharing dengan Kakak Ipar
84 Pindah Ke Rumah Baru
85 Merasakan Berumah Tangga
86 Berani Berinisiatif
87 Peraduan yang Indah
88 Upaya Merebut Hati Thania
89 Mengetahui Aib
90 Harus Kehilangan
91 Selalu Sayang Thania
92 Pelajaran untuk Danisha
93 Dukanya Masih Terasa
94 Merawat dengan Baik
95 Undangan dari Solo
96 Menghadiri Pernikahan Sitha
97 Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98 Sekali Lagi
99 Menyemai Harapan
100 Family Staycation
101 Suka di Jogjakarta
102 Bertemu di Jogjakarta
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kisah Thania
2
Bertemu Miss Irene
3
Keluarga Taipan yang Hangat
4
Videocall Papa
5
Penasaran
6
Kembali Pulang untuk Thania
7
Pertemuan Kembali Setelah Tiga Tahun
8
Daddy vs Papa
9
Kekecewaan Seorang Kakak - Arti Keluarga
10
Bertemu Miss Irene
11
Rencana Outing Class
12
Outing Class
13
Satu Bangku?
14
Sosok Mama
15
Serasa Punya Mama
16
Mendadak Curhat
17
Anak Membutuhkan Orang Tua Utuh
18
Dia yang Serasa Berbeda
19
Miss Irene Tiba-Tiba Pulang ke Jogjakarta
20
Datang ke Kotamu
21
Menunggu Penjelasan - Untuk Satu Alasan
22
Maksud Kedatangan
23
Will You?
24
Bentuk Keseriusan
25
Seutas Jawaban
26
Lebih Mengenal
27
Dijemput Calon Suami
28
Upaya Pendekatan
29
Story Telling Day
30
Memang Membutuhkan Keluarga yang Utuh
31
Akad
32
Malam Pertama?
33
Resepsi di Jakarta
34
Kisah Masa Lalu 1
35
Kisah Masa Lalu 2
36
Tidur Di Pelukan
37
Sarapan Pagi Pertama di Rumah Mertua
38
Renovasi Kamar
39
Memulai Dari Nol
40
Bilang 'I Love You'
41
Nuansa Hujan
42
Kian Gencar
43
Sebaiknya Bulan Madu
44
Akhirnya ke London
45
Berpapasan Dengannya
46
Membuatmu Percaya
47
Ke Arahmu
48
Perfect Honeymoon 1
49
Perfect Honeymoon 2
50
Pengakuan Rangga
51
Romansa Pengantin Baru
52
Pelajaran Dari Pak Dokter
53
Mengakui Perasaan
54
Panggilan Telepon dan Rasa Gugup
55
Kembali ke Jakarta
56
Bahagia Ada Mama dan Papa Lagi
57
Di Antara Thania
58
Pagi Serasa Lebih Indah
59
Mematahkan Image Ibu Tiri
60
Lebih Terurus
61
Sabtu Berdua
62
Romansa Sabtu
63
Sensasinya Dahsyat
64
Upaya Menggoyahkan
65
Penjelasan Rangga
66
Mengekspresikan Perasaan
67
Liburan ke Jogjakarta
68
Rumah Orang Tua Selalu Istimewa
69
Formasi Lengkap
70
Wisata Candi
71
Kenalan dengan Keluarga dari Solo
72
Menuju ke Solo
73
Tour de Solo
74
Promosi Novel: Duda Terpaksa Turun Ranjang
75
Kenangan Semalam di Jogjakarta 1
76
Kenangan Semalam di Jogjakarta 2
77
Pagi Kesiangan
78
Kembali ke Jakarta
79
Kejutan Sudah Menanti
80
Malam Minggu di Rumah Baru
81
Sweet Saturday Night
82
Memulai dengan yang Baik
83
Sharing dengan Kakak Ipar
84
Pindah Ke Rumah Baru
85
Merasakan Berumah Tangga
86
Berani Berinisiatif
87
Peraduan yang Indah
88
Upaya Merebut Hati Thania
89
Mengetahui Aib
90
Harus Kehilangan
91
Selalu Sayang Thania
92
Pelajaran untuk Danisha
93
Dukanya Masih Terasa
94
Merawat dengan Baik
95
Undangan dari Solo
96
Menghadiri Pernikahan Sitha
97
Berhiaskan Langit Kota Bengawan
98
Sekali Lagi
99
Menyemai Harapan
100
Family Staycation
101
Suka di Jogjakarta
102
Bertemu di Jogjakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!