PART 12

Selamat membaca...

🚬🚬🚬🚬🚬🚬🚬

“Panggil Taksi!”

Reno berseru dengan cepat, sambil menoleh ke arah beberapa orang selain Andrew, setelah ia mengecek kondisi siswa yang dipukuli dengan membabi buta oleh Andrew.

Reno nampak agak panik.

Namun semata-mata hanya karena dia tidak ingin kalau siswa yang habis dipukuli dengan membabi buta oleh Andrew itu sampai kehilangan nyawa, melihat betapa parah kondisi wajah siswa tersebut.

Ditambah, ada darah yang merembes dari atas kepalanya. Lalu nadi sang siswa pun begitu lemah. Yang bisa jadi—kalau tidak segera mendapat pertolongan medis, siswa itu dihadapkan pada kemungkinan dirinya segera menghadap Sang Ilahi.

Itu yang Reno amat sangat khawatirkan sehingga dirinya terlihat panik.

Tapi bukan karena ia begitu peduli pada siswa yang kondisinya cukup mengenaskan itu, melainkan nasib Andrew ke depannya kalau siswa tersebut sampai mati----yang sudah pasti akan ditunjuk oleh teman-teman si siswa yang dipukuli Andrew sampai pada keadaannya yang cukup mengenaskan itu, bahwa Andrew lah yang menjadi penyebab kematian satu teman mereka tersebut.

Lalu Andrew akan diadili, kemudian meringkuk bertahun-tahun di balik jeruji besi.

Apabila benar, satu siswa yang dipukuli Andrew dengan beringas sekali itu sampai betulan mati. Bagaimana masa depan Andrew nanti?.. Reno sungguh tak bisa membayangkan.

🚬

“Gue yang akan anter si Ferdi ke rumah sakit. Lo mending balik aja—“

“Ga. Gue bukan pengecut.”

Andrew dengan cepat menukas ucapan Reno.

“Lo nyusul aja pakai motor, urus mereka dulu.”

Reno langsung menanggapi ucapan Andrew sambil ia menunjuk ke arah teman – teman Ferdi yang masih nampak menahan kesakitan.

Andrew pun langsung mengangguk mengiyakan arahan Reno tersebut.

Lalu tak lama kemudian satu orang siswa yang pergi untuk mencegat taksi, datang ke hadapan Andrew dan Reno dengan setengah tergesa. “Ren, dapet tuh taksinya!..” ia pun menunjuk ke arah luar warung.

Reno dan Andrew mengangguk, lalu keduanya bergerak untuk membopong tubuh Ferdi dibantu oleh 1 siswa yang berkenalan dengan Andrew, dan Babeh pemilik warung. “Babeh ikut Reno kalo gitu!” lalu si Babeh berseru.

🚬

“Lo bawa dia ke Rumah Sakitnya Om Denny?..” tanya Andrew pada Reno yang sudah akan masuk ke dalam taksi dimana Ferdi sudah lebih dulu dimasukkan di kursi penumpang belakang dengan kepalanya yang ditopang oleh pahanya Babeh Warung.

Reno langsung menggeleng. “Kejauhan dari sini..” jawab Reno dengan cepat kemudian. “Ke Klinik yang ada di seberang jalan besar.”

“Oke.”

Andrew langsung juga menyahut cepat.

🚬

“Lo semua ada yang merasa perlu ke Rumah Sakit juga?” Adalah Andrew yang kemudian berjalan menuju area dalam warung lagi, lalu mencetuskan pertanyaan pada gerombolan Ferdi yang ia lihat sedang saling memapah----hendak meninggalkan warung tongkrongan.

Dimana kesemua gerombolan Ferdi itu sontak kompak terkejut ketika melihat kehadiran Andrew.

Padahal Andrew bertanya dengan ekspresi dan nada suara yang biasa saja.

Tapi mungkin gerombolannya si Ferdi itu lumayan trauma dengan sosok Andrew yang sanggup menghajar mereka semua, dengan Andrew yang sendirian saja.

Jadi saat melihat Andrew ada di hadapan mereka, kesemua gerombolan si Ferdi itu jadi memasang sikap waspada.

Lalu langsung bergerak mundur dengan kompak juga, saat Andrew mengayunkan kakinya----terarah pada mereka semua.

“Heh!” Andrew jadi spontan mendengus karenanya.

Sadar, kalau gerombolannya Ferdi itu merasa takut padanya sekarang.

Dan kemungkinan mereka mundur dengan waspada, adalah karena takut mendapat lagi hantaman dari Andrew.

“Gue udah ga selera buat memukuli kalian lagi. Tapi kalau lo semua coba cari gara-gara lagi sama gue atau lancang mulut macam bos kalian tadi, gue pastikan lo semua bernasib sama dengan dia.. entah dia hidup, sekarat ataupun mati. Gue ga peduli. Yang jelas akan gue buat nasib kalian sama dengan dia. Ngerti?”

“Ng..ngerti—“

“Good.”

Andrew lalu tersenyum miring setelah mendengar jawaban dari mulut gerombolan Ferdi tanpa terkecuali padanya.

Selepas Andrew memberikan penegasan sekaligus ancaman yang membuat gerombolan Ferdi itu cukup bergidik.

Selanjutnya satu dari mereka ada yang mewakili teman-temannya, bertanya pada Andrew apa mereka bisa pergi dari hadapannya.

Andrew mempersilahkan. “Kasih tau gue kalau ada diantara lo semua atau bahkan semuanya, butuh biaya pengobatan..” ucap Andrew saat gerombolan Ferdi mulai hendak pergi dari hadapannya.

🚬

“Gimana dia?” Andrew sudah menyusul ke satu klinik yang tadi dimaksud Reno saat membawa Ferdi untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

“Lo beruntung karena dia ga mati.”

Reno pun langsung menjawab Andrew.

Dimana ada teman-teman terdekatnya yang datang bersama Andrew ke klinik tempat mereka berada sekarang, setelah tak lama gerombolan Ferdi keluar dan Andrew merapikan letak meja dan kursi warung tongkrongan yang berantakan, waktu istirahat sekolah tiba.

Lalu tak lama, kasak-kusuk tentang adanya duel di warung tongkrongan dekat sekolah akhirnya tersebar dengan cepat di lingkungan sekolah, sampai pada ke telinga teman-teman dekat Reno yang sudah menjadi teman-teman dekat Andrew juga, terutama yang sekelas---dan memang juga sudah cepat-cepat melangkah keluar kelas karena Reno yang sebelumnya bilang mau menyusul Andrew ke kamar mandi, nyatanya ga balik-balik sampai bel istirahat berbunyi.

Dan berita tentang adanya keributan di warung tongkrongan mereka, sampai disaat para teman Reno dan Andrew itu sedang saling menghampiri seperti biasa saat istirahat sekolah, karena selalunya memang pergi bareng entah ke kantin atau ke warung tongkrongan.

Lalu merasa keributan itu ada kaitannya dengan Reno juga Andrew yang tak mereka dapati setelah berkumpul, teman-teman yang cukup dekat dengan Reno dan Andrew pun langsung kesemuanya berlari menuju warung tongkrongan dekat sekolah tersebut.

Kemudian mereka semua berpapasan dengan Andrew yang hendak pergi ke parkiran sekolah.

Hingga kesemua teman-teman dekat Reno dan Andrew di sekolah itu, memutuskan untuk ikut serta dengan Andrew yang ingin menyusul Reno ke klinik, yang membawa Ferdi bersama Babeh warung untuk membuat si biang kerok sekolah itu segera mendapatkan pertolongan medis.

“Tapi lo harus siap menghadapi keluarganya nanti. Bokapnya juga bukan orang sembarangan, yang gue yakin dia ga terima lo buat anaknya jadi begini.”

🚬

Ferdi harus dirujuk ke Rumah Sakit setelah tindakan untuk pertolongan pertama oleh seorang dokter dan perawat di sebuah klinik besar tak jauh dari sekolah yang sama tempatnya menimba ilmu dengan Andrew dan Reno, telah dilakukan pada cowok yang punya julukan biang kerok sekolah itu.

Ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan pada Ferdi, namun klinik tempat dia dibawa karena keterbatasan peralatan di klinik tersebut yang masih terbilang baru. Jadi fasilitas, peralatan dan tenaga medis disana masih terbatas.

Dan perihal rujukan tersebut, perlu ada perwakilan dari keluarga Ferdi yang mengurusnya.

“Lo semua ada yang tau nomor telefon rumahnya?”

Andrew kemudian mencetuskan pertanyaan pada teman-teman yang kini ada bersamanya dan Reno di klinik perihal Ferdi.

Lalu Andrew dan Reno sama mendengkus, karena teman-teman mereka itu menggeleng semua.

🚬

“Andrew, Reno.”

Andrew dan Reno yang kemudian berembuk bersama teman-teman mereka serta juga si Babeh pemilik warung, menoleh bersama ketika satu suara itu terdengar bersamaan dengan si empunya suara yang juga sudah berada didekat mereka yang sedang berembuk itu.

“Om Kusuma?..”

Andrew dan Reno mengenali orang yang menyebut nama mereka tersebut.

“Om kenapa bisa di sini?”

“Kalian kembalilah ke sekolah.”

“Tapi Om—“

“Aku tahu yang sedang kalian hadapi.”

Pria yang disebut oleh Andrew dan Reno dengan Om Kusuma itu kemudian menukas ucapan Andrew.

Membuat Andrew dan Reno spontan mengernyit kecil. Dimana Om Kusuma menyambung ucapannya.

“Murid yang kalian urus disini itu selanjutnya akan jadi urusan Om—“

“Darimana Om tau tentang ini?—“

“Itu ga penting.”

Om Kusuma dengan cepat menukas pertanyaan Reno.

“Dan seperti yang aku katakan tadi, kalian kembalilah ke sekolah, atau kalo perlu langsung pulang ke rumah,” ucap Om Kusuma lagi.

Andrew dan Reno langsung saling tatap.

“Tidak perlu lama berpikir, lakukan saja apa yang aku katakan. Kalian tinggalkan tempat ini.”

Om Kusuma bicara lagi saat Andrew dan Reno sedang saling tatap itu.

Selanjutnya, Andrew dan Reno kembali saling tatap sejenak lalu sama mengangguk.

“Ya sudah kalo gitu, Om,” ucap Andrew dan Reno kemudian. “Kami pergi sekarang.”

Om Kusuma yang gantian mengangguk, lalu bertanya. “Kalian akan kembali ke sekolah atau langsung pulang ke rumah?”

“Sekolah Om. Tas kami masih disana. Dan lagi, kabar ini juga pasti udah sampai ke telinga guru-guru dan bisa jadi kepala sekolah juga.”

Andrew yang menjawab Om Kusuma.

“Dan aku yakin kalau mereka menunggu kami untuk sebuah penjelasan, terutama dariku.”

“Ya sudah. kita bertemu di rumah,” balas Om Kusuma.

“Iya, Om..”

Andrew dan Reno sama menyahut.

“Di Kediaman Adjieran Smith atau di rumah kamu, Ren?..”

“Di Kediaman aja Om. Aku ga mau Bunda dengar soal ini dan dia jadi khawatir berkepanjangan.” Reno yang menjawab pertanyaan Om Kusuma itu.

Dan Om Kusuma pun langsung mengiyakan. “Oke.”

🚬

“Menurut lo kenapa Om Kusuma bisa tahu kita di sini?” tanya Reno pada Andrew, saat dirinya dan sahabatnya itu, telah meninggalkan ruang tunggu klinik bersama rombongan mereka.

“Entah.” Andrew menjawab Reno sambil mengendikkan bahunya. “Bisa jadi dia kebetulan lagi lewat daerah sini, terus lihat motor gue terparkir di depan ini klinik, jadi dia memutuskan untuk masuk—“

“Tapi lo tangkep ga ucapan Om Kusuma tadi?—“

“Yang mana?”

“Dia tahu yang kita hadapi.“

“Mungkin Om Kusuma tidak langsung menghampiri kita saat sudah melihat kita disini, lalu mendengar obrolan kita sekilas tentang si biang kerok tadi, baru Om Kusuma menghampiri kita.”

Reno lalu manggut-manggut kecil setelah mendengar ucapan Andrew itu.

"Bisa jadi," cetus Reno kemudian.

🚬

Segerombolan orang yang baru keluar dari klinik itu sudah berada di area parkir sebuah Klinik tempat mereka berada saat ini.

“Ngomong-ngomong. Itu tadi siapanya kalian?..“ lalu satu teman Andrew dan Reno mencetuskan pertanyaan.

“Salah satu orang kepercayaan Dad gue..”

🚬🚬🚬🚬

To be continue..

Episodes
1 BLURB & PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PART 79
80 PART 80
81 PART 81
82 PART 82
83 PART 83
84 PART 84
85 PART 85
86 PART 86
87 PART 87
88 PART 88
89 PART 89
90 PART 90
91 PART 91
92 PART 92
93 PART 93
94 PART 94
95 PART 95
96 PART 96
97 PART 97
98 PART 98
99 PART 99
100 PART 100
101 PART 101
102 PART 102
103 PART 103
104 PART 104
105 PART 105
106 PART 106
107 PART 107
108 PART 108
109 PART 109
110 PART 110
111 PART 111
112 PART 112
113 PART 113
114 PART 114
115 PART 115
116 PART 116
117 PART 117
118 PART 118
119 PART 119
120 PART 120
121 PART 121
122 PART 122
123 PART 123
124 PART 124
125 PART 125
126 PART 126
127 PART 127
128 PART 128
129 PART 129
130 PART 130
131 PART 131
132 PART 132
133 PART 133
134 PART 134
135 PART 135
136 PART 136
137 PART 137
138 PART 138
139 PART 139
140 PART 140
141 PART 141
142 PART 142
143 PART 143
144 PART 144
145 PART 145
146 PART 146
147 PART 147
148 PART 148
Episodes

Updated 148 Episodes

1
BLURB & PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PART 79
80
PART 80
81
PART 81
82
PART 82
83
PART 83
84
PART 84
85
PART 85
86
PART 86
87
PART 87
88
PART 88
89
PART 89
90
PART 90
91
PART 91
92
PART 92
93
PART 93
94
PART 94
95
PART 95
96
PART 96
97
PART 97
98
PART 98
99
PART 99
100
PART 100
101
PART 101
102
PART 102
103
PART 103
104
PART 104
105
PART 105
106
PART 106
107
PART 107
108
PART 108
109
PART 109
110
PART 110
111
PART 111
112
PART 112
113
PART 113
114
PART 114
115
PART 115
116
PART 116
117
PART 117
118
PART 118
119
PART 119
120
PART 120
121
PART 121
122
PART 122
123
PART 123
124
PART 124
125
PART 125
126
PART 126
127
PART 127
128
PART 128
129
PART 129
130
PART 130
131
PART 131
132
PART 132
133
PART 133
134
PART 134
135
PART 135
136
PART 136
137
PART 137
138
PART 138
139
PART 139
140
PART 140
141
PART 141
142
PART 142
143
PART 143
144
PART 144
145
PART 145
146
PART 146
147
PART 147
148
PART 148

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!