Selamat membaca...
🚬🚬🚬🚬🚬🚬🚬
“Udah gue bilang, lo ga usah ada lagi urusan sama itu si biang kerok sekolah. Tapi lo gue perhatiin emang sengaja cari gara-gara sama dia?”
Ucapan itu tercetus dari mulut Reno, setelah Andrew telah resmi menjadi murid di SMA yang sama tempatnya menimba ilmu sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu.
Namun resminya Andrew bersekolah di SMA yang sama dengan Reno baru 3 hari saja.
Tapi itu sahabatnya, Reno baca---sudah terendus mau bikin perkara dengan sesama siswa.
Yah, meskipun itu siswa yang minim prestasi tapi banyak gaya dan sok berkuasa yang Reno tahu kalau itu anak memang jadi targetnya Andrew yang sedang mencoba membuatnya emosi, tapi Reno tidak mau Andrew yang cari gara-gara lebih dulu.
“Gue udah pernah bilang itu anak kelas 2 yang namanya Wulan, yang lagi deketin lo itu, incerannya itu si biang kerok. Satu sekolah udah pada tau. Dan lagi yang sama ukuran cantiknya macam si Wulan masih banyak di sini, beberapa ada juga ada yang lagi deketin lo kan?.....”
Reno lalu merepet, dan Andrew menanggapinya dengan santai saja. “Dari awal dia yang cari gara-gara duluan sama gue.”
Lalu Andrew memberikan responsnya lagi pada Reno, dimana dua sahabat itu--kini sudah pulang dari sekolah dan telah sampai di rumah keluarga Reno. “Dan kalo soal cewe yang namanya Wulan itu, jujur sih ada yang lebih cakep dari dia, itu cewe-cewe yang dari sejak masuk caper sama gue---“
“Nah terus ngapain dari kemaren lo malah samperin dia ke kelasnya trus ngajak pas jam istirahat?---“
“Sengaja bikin tuh biang kerok panas! karena dia udah sok ngancem gue!.....” tukas Andrew.
🚬
‘Pantes!’
Reno lantas membatin setelah mendengar ucapan Andrew yang katanya diancam oleh siswa yang Reno juluki biang kerok sekolah.
Kalau masalahnya Andrew ‘disenggol’ lebih dulu, jadinya Reno maklum kenapa Andrew terlihat sengaja cari gara-gara dengan si biang kerok sekolah yang bernama Ferdi.
Jangankan diancam.
Ditantang pun Andrew tak bisa.
Panasan juga itu sahabatnya.
“Makanya gue terlihat gencar memepet itu si Wulan.....”
“Kapan dia ngancem lo?---“
“Kemarin waktu gue ijin ke kamar mandi pas pelajaran Bahasa Inggris---“
“Ngancem lo gimana?.....”
Reno bertanya lagi.
“Mau ngabisin gue katanya kalo gue deketin itu si Wulan---“
“Hah! Banyak lagak!” Reno menimpali ucapan Andrew kemudian, meremehkan itu si biang kerok sekolah. “Tapi tetep, lo ga worthed cari gara-gara sama dia cuma karena cewe. Buang waktu! Apalagi tuh cewe belum secantik bidadari surga.” Reno menambahkan.
Andrew lalu mendengkus geli saja setelah mendengar ucapan Reno barusan, “Tapi lumayan buat temen jalan dan ada yang peluk pinggang pas naik motor biar ga kedinginan.....” ucap Andrew kemudian.
“Lo iket kompor di pinggang lo kalo mau hangat pas naik motor, Ndrew!”
Reno berseloroh. Andrew sontak tergelak.
🚬
Esok harinya ....
“Emang sengaja nyari ribut sama si biang kerok si Andrew ya Ren?”
Satu teman Reno yang juga sekelas dengan cowok itu dan Andrew mengeluarkan celetukannya kala saat jam pulang sekolah tiba dan para siswa siswi telah berhambur keluar dari kelas mereka sebagian besarnya.
Yang mana celetukan itu keluar dari mulutnya karena melihat Andrew menyambangi cewek bernama Wulan yang merupakan adik kelas itu ke kelas yang bersangkutan.
Lalu saat cewek bernama Wulan itu muncul dari dalam kelasnya, Andrew langsung merangkul bahunya dan cowok itu berjalan bersisian dengan Wulan ke arah gerbang sekolah. “Suka-suka dia lah.” Reno kemudian merespons ucapan satu temannya itu. Sambil ia tetap berjalan bersama satu temannya yang nyeletuk tadi dan beberapa anak basket satu timnya di belakang Andrew dan Wulan dalam jarak tertentu.
“Tapi biarin aja sih. Si Wulan juga bukan pacarnya itu si biang kerok.”
“Yoi! Sah-sah aja kalo si Andrew mau macarin tuh cewe!”
“Tapi bukannya si Andrew ngincer si Icha?”
Tiga orang teman Reno yang lain mencetuskan komentar.
“Tadinya..... Tapi berhubung itu si biang kerok ngancem dia, jadi si Wulan yang malah Andrew deketin.....”
Ucapan Reno tersebut langsung mendapat respons dari para teman yang sedang berjalan bersamanya itu, dimana kesemuanya nampak kompak memandang Reno dengan ekspresi yang sedikit terkejut.
“Si Ferdi ngancem si Andrew?.....” celetuk salah seorang teman yang bersama Reno itu. Dan Reno hanya menjawabnya dengan angggukkan serta deheman pendek.
🚬
“Weh! Berani-beranian?---“
“Kapan?---“
“Kenapa si Andrew ga bilang dan lo baru ngomong sekarang?.....”
Beberapa cetusan pertanyaan dari beberapa temannya yang sedang bersama Reno itu kemudian terdengar bersahutan.
Yang kemudian satu-satu Reno jawab dengan santai.
🚬
“Lo balik duluan aja Ren.” Andrew berucap pada Reno saat dirinya dan sahabatnya itu sudah sampai di parkiran sekolah. “Gue antar si Wulan dulu,” tambah Andrew.
“Helm lo cuma satu inget.”
Reno langsung menjawab ucapan Andrew.
“Rumahnya dekat sini.”
“Oh..... Ya udah---“
“Yuk semua! Gue duluan.” Kemudian Andrew berseru pada beberapa teman Reno yang kini sudah jadi temannya juga.
Para siswa yang sebelumnya ada pada jarak tertentu di belakang Andrew. Dimana kesemua siswa itu kemudian serempak menyahut mengiyakan kalimat pamit Andrew itu.
“Kayaknya kita perlu nyertain si Andrew deh.”
Satu teman Reno yang sudah menaiki motornya lalu bicara pada Reno yang juga melakukan hal yang sama dengannya.
“Si biang kerok kayaknya ga seneng banget liat si Andrew boncengin tuh si Wulan dan lo pasti bisa nebak apa yang ada di otak si Ferdi sekarang?” ucap satu teman Reno yang juga teman Andrew lagi pada Reno yang sudah mengenakan helmnya.
“Oke.”
Reno menyahut dari balik helm yang kacanya ia buka sambil ia mengangguk, setelah ia sempat melirik ke satu arah barisan motor yang ada di depan beberapa baris dari tempat motornya terparkir.
🚬
Orang yang dibahas oleh salah satu teman Reno dan Andrew tadi menunjukkan gelagat yang keduanya tebak.
Beberapa teman yang katakanlah gengnya Reno di sekolah juga menebak hal yang sama seperti yang 2 teman mereka pikirkan itu.
Andrew yang sudah melajukan motornya lebih dulu dengan memboncengi seorang siswi yang menjadi incaran dari satu siswa yang punya julukan biang kerok sekolah itu, mereka tebak akan diikuti untuk dihadang.
Selanjutnya, pasti ada hal yang berbau pengeroyokan, karena itu biang kerok sekolah sudah akan mengejar Andrew yang mengendarai motornya itu bersama dengan para gerombolannya.
Vroom!
Suara deru motor yang dipercepat gasnya terdengar cukup memburu.
Suara deru motor sportnya Reno. Yang kemudian diikuti oleh beberapa motor lain yang merupakan kawanannya.
🚬
Reno dan kawanannya itu, berjumlah lebih banyak daripada satu kawanan bermotor lain yang nampak sedang akan mengejar Andrew.
Dimana tak lama setelah Reno memberikan penekanan lebih pada gas motornya, yang kemudian diikuti juga oleh kawanannya---hendak memepet gerombolan bermotor di depannya, berdecih remeh di balik helmnya.
“Chicken dasar.....”
Lalu Reno bergumam.
Merutuki gerombolan bermotor yang sedang mengikuti Andrew itu.
Karena setelah ia dan kawanannya itu memepet gerombolan bermotor di depan mereka, gerombolan tersebut kemudian langsung nampak berbelok dan putar balik.
Tak meneruskan niat mereka yang tepat seperti Reno dan kawanannya pikirkan, hendak menghadang dan kemungkinan mau mengeroyok Andrew yang mereka pikir akan berkendara sendirian dengan memboncengi satu cewek yang jadi alasan mengapa Andrew ingin dikeroyok oleh itu gerombolan.
“Sungguh teman-teman yang perhatian.”
Adalah Andrew yang bicara itu, kala ia telah selesai mengantar cewe bernama Wulan ke rumah yang bersangkutan.
Dimana Andrew telah menghentikan motornya lebih dulu saat ia telah kembali ke bagian jalan yang sempat ia lewati tadi menuju rumah Wulan, saat matanya menangkap Reno dan teman-temannya ada di bagian jalan tersebut.
Duduk di atas motor mereka masing-masing yang mesinnya sudah dimatikan. Andrew cengengesan.
Sementara Reno hanya meliriknya malas.
Dan teman-teman mereka yang sedang bersama Reno, mendengkus geli saja setelah kemunculan Andrew itu.
“Bayar ini pengawalan!” seru Reno kemudian. Dan Andrew terkekeh.lalu manggut-mangggut setelahnya.
🚬
Traktiran.
Yang kemudian Andrew berikan pada Reno dan kawanan yang kata sahabatnya itu telah memberikannya pengawalan.
Dan Andrew paham maksud ucapan Reno itu.
Bukannya dia tidak tahu kalau tadi dia sempat diikuti oleh beberapa orang siswa yang merupakan kawanan dari siswa satu sekolahnya dan Reno yang bernama Ferdi, termasuk juga siswa itu sendiri.
Andrew tahu persis dia sedang jadi targetnya itu gerombolannya si Ferdi tadi. Dan Andrew tidak takut sama sekali. Malah memang sengaja betul dia menyulut itu biang kerok sekolah punya emosi.
Habis berani sekali itu si Ferdi mengancam dirinya?
Jadi Andrew mau tahu sampai dimana itu si Ferdi punya nyali untuk mengajaknya berkelahi.
Tapi ternyata Andrew tidak sampai dalam posisi dimana ia mungkin akan di hadang oleh si biang kerok sekolah dan kawannya, karena Reno dan teman-temannya sudah keburu beraksi dan membuat Ferdi serta gerombolannya kemudian tak jadi melancarkan niatan buruk mereka pada Andrew.
Lalu tentang Reno dan teman-temannya yang kemudian melakukan pengawalannya pun tak lama Andrew tahu, dari saat suara deru motor ia dengar. Deru dari gas motor Reno yang cukup ia kenali. Makanya ia cengengesan saat melihat Reno selepas mengantar si Wulan.
Lalu traktiran Andrew berikan pada Reno dan kawan-kawan.
Sebagai bentuk penghargaan, kalau mereka itu sudah perhatian padanya.
Walau pengawalan yang dicetuskan Reno sebagai candaan juga, tak Andrew rasa butuhkan.
“Lima cecunguk macam si biang kerok sekolah dan gerombolannya itu ga akan bikin gue rubuh, Bro. Pukulan mereka cuma akan sampai di ketiak gue.....”
🚬
Siang dari hari dimana Andrew diniatkan untuk dikeroyok oleh beberapa siswa lain yang juga masih satu sekolah dengannya itu telah berlalu. Lalu esok hari kemudian datang lagi setelah lewat beberapa belas jam dilewati Reno dan Andrew di rumah keluarga Reno setelah mereka bubar dari acara traktiran dadakan Andrew atas cetusan iseng Reno.
Lalu sesuai dengan apa yang Andrew katakan pada Reno dibeberapa hari sebelumnya sebelum dia aktif bersekolah, Andrew---selama seminggu---setidaknya, akan betul-betul tinggal di rumah keluarganya Reno. Meski rumah keluarganya begitu dekat dengan Reno. Namun sudah 3 menuju 4 hari, tak sedikit pun Andrew menyempatkan dirinya untuk datang ke rumah keluarganya sendiri itu.
‘Malas. Tak satu pun keluarga ada di sana.’ Itu alasan Andrew, yang membuatnya memilih untuk tinggal di rumah Reno yang sebenarnya juga sepi hitungannya.
Reno yang anak tunggal itu tidak punya saudara kandung.
Lalu di rumah Reno juga yang paling sering ada adalah ibunya. Sementara ayah Reno, Andrew nilai macam ayahnya.
Sibuk banget.
Saking sibuknya jarang sekali Andrew bertemu dengannya di rumah Reno.
Tapi setidaknya ayah Andrew---dalam penilaian cowok itu, masih lebih mending karena disetiap kesibukannya---sang ayah seringkali menyertakan sang ibunda jika yang bersangkutan ada urusan di luar negeri.
Sementara ayah Reno tidak begitu.
Well, ambil sisi positifnya saja. Ayah Reno itu kerja keras bagai kuda demi Reno dan ibunya agar bisa terus hidup sejahtera.
🚬
Reno adalah anak tunggal dimana ibu kandungnya juga senasib dengannya.
Beda dengan Andrew yang bisa jauh dari orang tua, karena sang ayah banyak kerabat keluarganya.
Walau bukan saudara kandungnya, karena ayah kandung Andrew juga anak tunggal. Namun pria itu punya banyak orang yang ia sebut saudara dalam keluarga.
Yang sebabnya, karena ayah Andrew punya beberapa orang tua angkat yang bernaung di bawah nama keluarga yang sama, bentukan dari ayah angkat utamanya ayah kandung Andrew---yang kemudian beranak pinak.
Yang selanjutnya menjadi satu keluarga secara otomatis.
Walau tak ada sama sekali hubungan darah.
Namun yah, Andrew bisa dibilang punya keluarga besar.
Beda dengan Reno dan keluarganya.
Yang bahkan ayah kandung Reno juga katanya sudah jadi yatim piatu sejak remaja.
Tapi setidaknya pria itu punya saudara kandung. Namun sayangnya tidak akrab dengan Reno dan bundanya.
Karena kata Reno saudara kandung ayahnya itu, berikut anak-anak mereka---tidak sreg di hatinya. Malah dengan Andrew, Reno bisa dengan cepat merasa nyaman untuk bermain bersama dari sejak kecil mereka diperkenalkan.
Padahal tidak secuil pun mereka punya hubungan darah.
Namun begitulah, nasib dan jalan hidup manusia kan beda-beda? Termasuk sifat dan isi hatinya.
🚬
Andrew sudah terbiasa hidup jauh dari orang tua kandungnya. Karena dirinya punya orang lain yang bisa ia sebut sebagai keluarganya yang begitu ramai dan cukup solid juga. Jauh dari orang tua kandung tak membuat Andrew dan adik perempuannya kekurangan kasih sayang.
Pun Andrew tidak kekurangan perhatian dan orang tua kandungnya yang sering hidup berjauhan dari dia dan adik perempuannya, walau terpisah dua benua.
Untuk ukuran orang tua yang sibuk, orang tua Andrew---ayahnya terutama, sangat memperhatikan kebutuhan Andrew dan adik perempuannya. Tak hanya materi yang dipenuhi dengan teramat, namun juga perhatian-perhatian dari yang terkecil.
“Bagaimana harimu, Nak?”
Atau,
“Sebutkan keinginan kalian, apapun itu.”
Kalimat-kalimat yang biasanya tercetus dari orang tua kandung Andrew, pada cowok itu dan adik perempuannya kala mereka sedang berada jauh dari 2 anak mereka itu.
Selain itu, orang tua kandung Andrew akan rutin mengunjungi anak-anak mereka, termasuk juga para anak angkat yang tinggal bersama Andrew dan adik perempuannya di kota B.
Lalu waktu disaat kunjungan itu, akan benar-benar dimanfaatkan orang tua Andrew untuk mempererat hubungan dalam ikatan batin.
🚬
Beruntung bagi Reno, keluarganya kenal dengan keluarga Andrew. Hingga ia kini bisa punya satu saudara laki-laki hitungannya. Lalu mereka pun menjadi begitu akrab adanya. Makanya Andrew jadi bebas saja beredar di rumah Reno sampai tinggal di sana dengan terserah Andrew mau berapa lama tinggal disana.
Selamanya pun tak apa.
Jadi ya sudah, begitulah.
Moreno Alexander dan Andrew Eager Adjieran Smith adalah sahabat rasa saudara.
Dan atas dasar hubungan sebagai saudara laki-laki itu, Reno dan Andrew sama-sama punya ikatan batin yang kuat satu dengan yang lainnya.
🚬
“Maaf Pak.”
Reno berdiri dari duduknya di kursi kelas sambil bicara kepada guru yang sedang mengajar di kelasnya.
“Saya ijin ke kamar mandi,” ucap Reno lagi pada sang guru.
Dimana guru itu kemudian memberikan ijinnya pada Reno yang kemudian langsung melangkah ke kamar mandi sekolah.
Mengecek keberadaan itu sahabat rasa saudara yang sebelum guru datang katanya mau pergi ke kamar mandi, tapi ga muncul-muncul sampai jam pelajaran mau berakhir.
🚬
Reno tak mendapati Andrew di kamar mandi sekolah yang tak jauh dari kelas mereka. Lalu mencari Andrew di kamar mandi yang lain. Tak dia temukan juga Andrew di sana tapi. Setelahnya, otak Reno membuat kakinya melangkah melewati satu kelas yang didalamnya punya satu siswa yang sedang bermasalah dengan Andrew.
Dimana setelah Reno sampai di satu kelas tersebut dan melihat ke bagian dalamnya dan matanya tak menemukan satu siswa itu di sana berikut beberapa bangku kelas yang kosong yang diketahui Reno adalah bangku dari teman-teman itu siswa yang bermasalah dengan Andrew, hati Reno langsung merasa was-was. Dan selanjutnya Reno mengarahkan kakinya menuju gerbang sekolah.
Yakin, kalau Andrew tidak ada di lingkungan dalam sekolah mereka itu sekarang.
Entah dimana itu sahabat rasa saudaranya, tapi yang jelas Reno sangat yakin kalau saat ini---Andrew sedang berurusan dengan itu siswa yang memang katakanlah sedang dendam pada Andrew.
🚬🚬🚬🚬
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Akila Maulana
tetep semangat nulisnya makk... nih cerita bkin obat kangen ama fania .tp maaf mak ya klu bisa percakapannya yg bnyak... jd makin menarik para pmbaca makk, maaf ya klu komenku menyinggung Emakk, aq minta maaaaff bgett 🙏🏻🥰🥰
2024-11-28
1