Selamat membaca...
🚬🚬🚬🚬🚬🚬🚬
“Mau kemana lo?!”
Pertanyaan itu tercetus dari mulut Reno pada Andrew yang beranjak dari bangkunya dalam kelas mereka.
“Toilet.”
Andrew pun menjawab cepat pertanyaan Reno.
“Ngantuk –“
“Jangan nyemok di sekul.”
Reno memperingatkan Andrew yang kemudian menjawab ucapan Reno yang memperingatkannya itu, hanya dengan deheman malas.
Andrew keluar dari kelasnya seorang diri, untuk mencuci wajahnya yang memang benar dirinya mengantuk sehabis mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia---walau gurunya berhalangan hadir. Tapi memberikan tugas yang tidak tanggung-tanggung banyaknya.
Tapi Andrew dan juga Reno sudah lebih mampu untuk lebih cepat mengerjakan tugas tersebut, makanya Andrew yang setelah selesai mengerjakan tugas dari mapel yang sedang tidak ada gurunya itu---merasa bosan kemudian. Apalagi teman-teman sekelasnya masih nampak belum selesai mengerjakan tugas yang mau tidak mau harus mereka kerjakan, karena guru Bahasa Indonesia mereka termasuk dalam jenis guru ‘killer’ di sekolah.
Yang enteng banget nyuruh anak muridnya berjemur di bawah kibaran bendera pada tiang di lapangan sekolah, kalau ada yang tidak mengumpulkan tugas darinya. Jadi teman-teman sekelas Andrew dan Reno yang biasa berbagi canda tawa lalu barengan ke kantin dan keluar dari kelas saat jam pulang sekolah tiba dengan barengan juga, sedang berkutat dengan tugas mereka.
Walau yah, ga murni mengerjakan sendiri.
Karena buku Andrew dan Reno sudah disandera oleh mereka yang malas mikir dan buka buku cetak untuk menjawab soal-soal dalam tugas yang diberikan oleh guru mapel yang orangnya ga nongol sekarang.
Dimana Andrew dan Reno masa bodoh saja mengenai hal itu.
Tak peduli jika jawaban tugas mereka tersebut disalin oleh seluruh siswa siswi di kelas mereka.
Dan karena teman-teman yang biasanya bersenda gurau dengannya dan Reno sedang sibuk menyalin jawabannya serta jawaban Reno, makanya Andrew kemudian dilanda kebosanan akibat tidak ada yang bisa diajak mengobrol atau ngapain kek gitu agar dirinya tidak bosan lalu mengantuk.
Soalnya Reno yang sebenarnya telah selesai mengerjakan tugas, ga bisa Andrew ajak asik-asikkan. Karena yang bersangkutan mengisi waktu luangnya di kelas dengan membaca satu karya sastra yang memang adalah salah satu hobinya. Fokus pula kalau udah baca karya sastra yang sengaja memang Reno bawa dari rumah, lalu saat Andrew mengajaknya ngobrol tadi, jawabannya sahabatnya itu hanya ‘Ham hem’ saja.
🚬
Andrew dan Reno memang pintar otaknya, seharusnya keduanya masuk jurusan IPA. Dari IQ dan hasil tes penempatan pun keduanya memang mendapat catatan, kalau kelas IPA lah yang cocok untuk otak mereka.
Namun Andrew dan Reno memiliki pendapat yang sama mengenai jurusan IPA yang seharusnya mereka ambil pada penempatan kelas untuk mereka berdua, yakni ‘Ga Selera’. Tidak juga masuk ke jurusan IPS dengan alasan yang sama seperti Andrew dan Reno yang ogah masuk ke jurusan IPA.
Dimana hal itu bisa Andrew dan Reno lakukan, tidak memilih jurusan IPA atau IPS untuk mereka masuki---karena sekolah mereka menyediakan satu jurusan yang mungkin tidak semua sekolah menyediakan jurusan tersebut, yakni jurusan Bahasa. Yang menjadi ‘Seleranya’ Andrew dan Reno. Kebetulan di jurusan tersebut pada SMA tempat Reno menimba ilmu yang kemudian Andrew pun masuk ke SMA yang sama dengan sahabatnya itu walau baru di tahun terakhir saja, Jurusan Bahasa adalah jurusan yang menjadi sarangnya para siswa dan siswi populer dan good looking di sekolah.
Tapi ya bukan itu alasan Reno juga Andrew yang lebih meminati masuk Jurusan Bahasa ketimbang IPA atau IPS.
Karena di dua Jurusan tersebut juga ada beberapa siswa dan siswi populer nan good looking yang berada di jurusan umumnya Sekolah Menengah Pertama.
Andrew dan Reno memiliki alasan lain mengapa mereka tidak memanfaatkan otak cerdas mereka untuk masuk Jurusan IPA saja.
Selain memang tidak minat dengan yang namanya Fisika dan Kimia, yang di kelas IPA akan jadi banyak sekali jenis materi yang dikembangkan dari dua mapel tersebut.
Bisa memang Andrew dan Reno mengikuti pelajaran tersebut dengan mudah saja. Namun ya itu, Andrew dan Reno malas terlibat lebih jauh dengan yang namanya Fisika dan Kimia.
Kalau Matematika, keduanya suka. Dan di Jurusan Bahasa, Matematika pun tetap ada. Toh satu mapel itu masuk ke dalam pelajaran wajib dalam kurikulum SMA setiap sekolah. Baik di Jurusan IPA, Bahasa ataupun IPS.
🚬
Kembali pada Andrew yang sudah keluar dari kelasnya.
Dan Reno masih anteng dengan bukunya.
Lalu Andrew melangkahkan kakinya menuju kamar mandi sekolah.
‘‘Ck!’’
Andrew kemudian berdecak kecil kala ia sudah selesai sekedar membasuh muka di wastafel kamar mandi sekolah.
“Gara-gara si Moreno Alexander gue jadi lupa bawa rokok.”
🚬
“Asem banget ini mulut.”
Andrew lalu menggumam lagi setelah sempat ia menggerutu kecil selepas mengecek setiap kantong di seragamnya.
Dimana rokok yang biasanya ada di salah satu kantong seragamnya itu, tidak Andrew dapati keberadaannya---yang Andrew ingat benda tersebut masih tersimpan di dalam tasnya. Yang baru biasanya Andrew kantongi saat istirahat tiba, dan ngelepus di belakang warung dekat sekolah.
🚬
“Masa bodoh ah!”
Andrew menggumam lagi, sambil membawa kakinya melangkah ke satu arah yang bukan arah kelasnya.
Sebagai seorang perokok, walaupun tidak sepatutnya Andrew lakukan karena statusnya yang seorang pelajar---keinginannya untuk menghisap batangan nikotin itu sulit untuk Andrew tahan jika sudah ingin.
Jadi sekarang Andrew berniat untuk bolos saja satu jam pelajaran sebelum waktu istirahat tiba.
Dan melangkahkan kakinya ke pintu belakang sekolah, lalu pergi ke warung tempat Reno dan teman-temannya biasa ngumpul saat pulang sekolah, selepas latihan basket atau saat jam istirahat jika sedang tidak ingin kumpul di kantin.
🚬
Gerbang belakang sekolah tidak dijaga seperti gerbang depan, walau sesekali ada guru atau satpam sekolah yang keliling untuk memeriksa apakah ada siswa yang nongkrong di area belakang sekolah dekat kamar mandi saat jam pelajaran masih berlangsung.
Dan saat Andrew hendak sampai di gerbang belakang sekolah yang pintunya lebih kecil dari gerbang utama, ada satpam sekolah yang memergokinya---tapi tetap saja Andrew bisa begitu saja melewati gerbang sekolah dengan mudah, karena si satpam sekolah itu jadi tidak melihat Andrew sama sekali kala Andrew menyodorkannya selembar uang yang nominalnya membuat hati si satpam senang.
Jadilah Andrew dapat begitu saja melenggang keluar dari sekolah tanpa perlu khawatir kalau dia akan dipanggil oleh guru BP karena membolos pelajaran itu.
Yah, walau sebenarnya juga Andrew---atas nama seorang badboy, tak peduli jika ia harus berurusan dengan guru BP. Di sekolahnya yang dulu pun sudah beberapa kali Andrew begitu.
Tapi ujungnya, nama Andrew tidak pernah tercatat dalam buku besarnya guru BP untuk siswa-siswi yang bermasalah---tak menampik, kalau uang dan kuasa ayahnya punya andil yang besar dalam hal itu.
Namun tidak juga membuat Andrew jadi masa bodoh dengan sekolahnya, atas masa depannya yang terjamin walau dirinya bodoh sekalipun---otak Andrew tidak sedangkal itu, karena membolos ia lakukan jika hanya sedang benar-benar bosan saja di sekolah.
Tak sering juga, karena Andrew sadar masa depan---tidak mau jadi orang bodoh. Jadi meski terlihat sebagai ‘anak nakal’, Andrew akan punya waktu yang ia sediakan sendiri pada dirinya untuk belajar---tak hanya pelajaran, namun juga soal kehidupan.
Jangan sampai jadi orang yang tersisihkan dalam hal apapun, karena kelak tanggung jawabnya besar juga---Andrew akan menjadi pemimpin dalam keluarga, apabila sang ayah mengatakan jika Andrew sudah harus mengambil alih posisinya.
Tak ada paksaan memang dari sang ayah kandungnya untuk meneruskan tanggung jawab itu, namun Andrew ingin menjaga keluarganya---yang mana karenanya, Andrew tak hanya harus kuat secara fisik---namun harus juga berotak cerdas agar hukum alam tentang ‘Yang Kuat Yang Bertahan’, tidak berlaku baginya.
Karena Andrew menetapkan dirinya, akan menjadi dia yang kuat dan bertahan dalam keras dan kejamnya kehidupan.
Tapi sekarang, usia masih belasan---walau sedikit lagi menuju kedewasaan, Andrew selingi dulu waktu belajarnya dengan kenakalan.
Diantaranya, adalah merokok dan bolos pelajaran.
🚬
Andrew melenggang santai, melangkahkan kakinya melewati pagar belakang sekolah yang dibukakan lebih lebar oleh Pak Satpam yang dapat uang darinya buat beli beberapa bungkus nasi padang.
Hanya Andrew tak sadar, jika ada dua siswa yang sedang memperhatikan gerak-geriknya secara sembunyi-sembunyi---dimana salah satunya kemudian melangkahkan kaki ke area kelas IPS.
Sementara siswa satunya yang sedang memperhatikan gerak-gerik Andrew juga Pak Satpam yang kemudian pergi dari tempatnya, mengawasi keadaan sampai satu kawannya tadi kembali setelah menyampaikan informasi pada orang yang sedang dituju pada salah satu kelas jurusan IPS di tingkat yang sama dengan Andrew.
🚬
Sekarang, Andrew sudah berada di warung dekat sekolah yang biasa jadi tempat nongkrongnya Reno dan teman-teman terdekatnya di sekolah---dan ternyata, tidak hanya dirinya yang bolos jam pelajaran---mata Andrew menangkap keberadaan dua siswa lain sekolahnya yang sedang duduk santai dengan makan gorengan dan ngobrol tanpa beban.
Dua siswa yang menyadari kehadiran Andrew itu kemudian menyapa Andrew dengan mengangkat tangan, tapi Andrew tak kenal.
Ya udah kenalan.
Lumayan kan nambah teman?
Lagian sesi bolosnya sekarang, jadinya Andrew juga ga iseng-iseng amat karena sendirian.
Andrew pun kemudian mendekati dua siswa yang tadi menyapanya sepintas lalu itu setelah Andrew memesan minuman dan membeli sebungkus rokok.
🚬
Warung tempat Andrew berada sekarang, tidak pas juga kalau dibilang warung biasa yang seperti warung rokok pinggir jalan, karena bentuknya lebih mirip rumah makan.
Makanya warung itu jadi tempat nongkrong favorit siswa-siswi di SMA tempat Andrew bersekolah sekarang.
Selain karena tempatnya, baik kondisi dan posisinya. Warung tersebut dibilang asik pemiliknya yang berusia sekitar empat puluh tahunan, namun berjiwa muda.
Paham anak muda---katanya.
Jadi ga ada ngadu ke sekolah tentang kelakuan para murid di warungnya yang sebagian besar suka merokok di sana.
Salah sih, tapi pemilik warung kan juga butuh biaya. Jadi rokok yang ia jual sebenarnya tidak diniatkan untuk dijual ke para murid melainkan untuk umum, akhirnya dijual juga kepada para murid yang mencari rokok ke warungnya, walau kebanyakan beli ketengan.
Namun begitu, seringkali sang pemilik warung mengeluarkan celetukan, “Ngerokoknya jangan sering-sering, mending beli gorengan. Lebih ngenyangin –“
🚬
“Gue fikir anak IPA lurus semua.”
Andrew yang sudah duduk bergabung bersama dua siswa yang lebih dulu ada di warung tongkrongan dekat sekolah itu berkomentar, selepas saling menyapa dan berkenalan.
Dua siswa itu pun terkekeh.
Andrew tersenyum geli sambil menyulut ujung rokok dengan korek yang tergeletak di atas meja di hadapannya.
“Yah selama kita berdua masih rajin belajar, bolos sekali-sekali ga akan bikin kita orang bego,” seorang siswa dari salah satu kelas 3 IPA yang baru berkenalan dengan Andrew itu kemudian merespons komentarnya.
“Well gue rasa kita bisa berteman sekarang,” balas Andrew. “Karena kita satu pemikiran...”
“Oke salaman dulu biar afdol...”
Balas satu dari siswa kelas 3 IPA yang sedang bersama Andrew itu, lalu ia dan temannya berikut Andrew---tertawa bersama.
Namun kemudian dua siswa anak kelas 3 IPA yang bersama Andrew itu menghentikan tawa mereka setelah keduanya melihat kedatangan beberapa siswa lain di pintu masuk warung.
Andrew yang juga menyadari ada orang yang memasuki warung tempatnya berada, spontan menoleh ke arah yang sama seperti dua siswa di depannya itu.
“Tuh biang kerok kayaknya ke sini sengaja nyamperin lo, Drew. Lo pacaran kan sama si Wulan?...” bisik satu siswa pada Andrew yang kini sudah ia anggap sebagai teman barunya.
Dan tiga siswa itu bicara dengan cepat sambil berbisik.
Andrew hanya tersenyum tipis saja di tempatnya, “Gue panggilin Reno, ya? –“
🚬
Andrew menggeleng kala salah satu teman barunya berbisik untuk memberitahu Reno tentang dirinya yang sepertinya akan dikeroyok oleh beberapa siswa yang baru masuk ke dalam warung tempatnya berada sekarang.
“Ga usah. Dan lo berdua lebih baik ngejauh aja. Ini urusan gue sama itu kecoak,” ucap Andrew kemudian.
“Ta –“
“Bangun lo!”
Ucapan salah satu siswa kelas 3 IPA yang baru menjadi teman Andrew itu terpotong, karena satu dari beberapa siswa yang baru datang itu sudah mendekati Andrew dan langsung mencengkeram kerah seragam Andrew dengan kuat.
Andrew mendengkus saja.
Masih duduk santai di tempatnya.
“Apa-apaan lo?! –“
“Lo berdua ga usah ikut campur kalo ga mau bonyok!”
“Lo budeg?! Bangun Gue Bilang! –“
“B*ngsat...” Andrew langsung dengan cepat mengumpat kala kerah seragamnya di tarik dengan kuat seperti cengkraman di sana, lalu ia menjadi sedikit terhuyung dan lepas dari dudukannya.
🚬
Andrew dengan segera jadi menegakkan dirinya dan menghempaskan tangan dari siswa yang mencengkeram kerah seragamnya, yang mana siswa tersebut adalah dia yang punya julukan sebagai biang kerok sekolah. Dimana yang bersangkutan nampak emosi dan langsung mengarahkan tinjunya ke muka Andrew.
“Naik ke bangku kalau mau tonjok gue.”
Andrew berucap remeh, karena dirinya dengan mudah menghindari tonjokan yang mengarah padanya dari si biang kerok sekolah.
“ANJ*NG!” umpat si biang kerok sekolah yang bernama Ferdi itu.
Setelah Andrew tak hanya menangkis tonjokkannya, namun juga mendorong tubuhnya.
Sedetik kemudian, semua siswa yang bersama Ferdi, maju bersama untuk menyerang Andrew.
“WOY BERHENTI!”
Seruan datang dari pemilik warung yang tadinya sedang berada di dapur warung bersama istrinya, yang kini sudah ada di tempat keributan, setelah ia dan sang istri mendengar misuh-misuh suara orang yang seperti sedang marah-marah.
Namun seruan pemilik warung yang sudah muncul dari sejak Ferdi hendak menonjok Andrew itu, tak digubris oleh Ferdi dan teman-temannya yang nampak bernafsu untuk memukuli Andrew beramai-ramai.
Andrew pun sama tak menggubrisnya, karena ia sedang mulai ‘sibuk’ sekarang.
Dimana ‘kesibukan’ Andrew itu mulai membuat warung tongkrongan berantakan.
🚬
Harusnya Ferdi dan teman-temannya yang berniat mengeroyok Andrew itu berpikir dua kali untuk melakukannya, karena tubuh Andrew lebih tinggi dan lebih atletis dari mereka. Tapi karena merasa Andrew kalah jumlah---sendirian malah, maka hal itu tak diperhatikan oleh Ferdi dan kawan-kawan biang keroknya.
Tak juga mereka tahu, Andrew penguasa di sekolahnya yang dulu karena ia dikenal kuat serta nekat. Bahkan daerah di sekitar sekolahnya di kota B dulu telah Andrew taklukkan juga akibat kekuatan dan kenekatannya itu yang pernah juga ada yang mengusiknya duluan di sana.
**
Kala itu Andrew di hadang saat ia pulang sekolah sendirian, lalu dihajar dari belakang sebelum sempat dirinya melakukan persiapan untuk melawan. Yang berakhir dengan dirinya yang babak belur karena dikeroyok sepuluh orang. Lalu beristirahat beberapa hari di rumah untuk pemulihan. Dengan api dendam yang membakar hatinya atas apa yang sepuluh orang itu lakukan padanya, yang kemudian Andrew targetkan untuk dia beri balasan.
Kejadian kemudian.
Setelah dirinya pulih, Andrew tak menunggu untuk membalas pengeroyokan padanya yang dilakukan oleh sepuluh orang itu.
Yang ia datangi para pengeroyoknya itu seorang diri saja.
🚬
Andrew panasan, seperti yang pernah Reno bilang.
Emosinya jangan dicoba, karena cukup berbahaya. Pernah mematahkan kaki seseorang yang mengganggu adiknya hanya dengan tendangannya saja.
Orang itu usianya lebih tua daripada Andrew malah.
Lalu kesepuluh orang yang pernah mengeroyok Andrew itu berakhir dengan berdarah-darah.
Andrew yang nekat datang ke tempat sepuluh pengeroyoknya itu berada bukan datang bermodalkan kenekatan saja, tapi penuh persiapan.
Nekat, tapi Andrew tetap menggunakan logika.
Melawan 10 orang dengan tangan kosong akan berakhir sia-sia.
Makanya hal pertama yang Andrew lakukan adalah membuat sepuluh orang itu berpencar dengan menabrak beberapa dengan motornya sampai mereka tidak bisa bangun.
Sisanya, Andrew tuntaskan dengan tongkat baseball miliknya. Yang hasilnya akhirnya, sepuluh orang itu kemudian terkapar tak berdaya, karena Andrew menghantam pengeroyoknya yang tersisa di bagian lehernya sampai patah semua.
Terakhir, yang mencoba tetap terus melawannya dengan sisa tenaga, Andrew tendang---lalu ia injak-injak perutnya setelah berhasil menjatuhkannya, dan setelah itu kabar tentangnya yang menghajar sepuluh orang pengeroyoknya yang dikenal semena-mena---dengan cepat tersebar.
Andrew jadi ditakuti setelah itu, karena sepuluh pengeroyoknya merupakan sekelompok orang yang punya kekuasaan di sebuah wilayah, dan cukup ditakuti oleh orang-orang yang tahu tentang mereka.
Kuat katanya.
Selain ga punya belas kasihan pada targetnya.
🚬
Namun kekuatan mereka itu runtuh kemudian, setelah dihajar Andrew habis-habisan.
Jadilah Andrew dianggap gila karena kenekatannya itu.
Lalu sepuluh orang yang ditakuti tersebut kalah oleh Andrew yang hanya sendirian saja.
Selepas kejadian itu, Andrew dianggap pelajar titisan iblis karena apa yang ia lakukan itu sungguh sangat tidak mungkin dilakukan oleh pelajar lain.
Sepuluh orang Andrew habisi sendirian saja dalam satu waktu, itupun tak lama---sampai mereka roboh semua dengan keadaan berdarah-darah dan ada yang kaki bahkan lehernya patah.
Lalu Andrew nya tidak kenapa-napa.
Titisan iblis berarti kan dia?
Sejak itu, Andrew dielu-elukan sebagai penguasa di kota B sana, walaupun hanya sebatas penguasa di area para remaja.
Tapi penguasa diantara para remaja-remaja itu dan juga berusia remaja, sungguhlah punya kekuatan otot dan nyali yang bahkan laki-laki dewasa tidak punya.
🚬
Lalu sekarang si pelajar titisan iblis itu diusik lagi oleh orang-orang yang belum tahu siapa dirinya di kota B sana. Sama-sama pelajar lagi.
Sudah begitu, kalah juga dari postur tubuh dari Andrew yang punya gen bule dari ayahnya, jadinya ya mudah saja bagi Andrew untuk menghindar dan menangkis setiap percobaan pemukulan yang diarahkan padanya walau beberapa siswa itu menyerangnya diwaktu yang hampir bersamaan.
Harusnya mereka cari tahu dulu tentang Andrew sebelum serapah ingin menghajarnya, karena ekspektasi para biang kerok sekolah yang menyerang Andrew itu, terlalu tinggi adanya. Pasalnya, hasil akhir dari niatan para biang kerok sekolah itu pada Andrew---mereka kini roboh dengan hidung dan bibir yang berdarah, lalu ada juga yang memegang perut dan kepalanya.
“Masih mau coba gue?” ucap Andrew datar. “Sini, bangun. Sekalian gue buat kalian masuk UGD.”
🚬🚬🚬🚬
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Lindra
kopi makkk ... biar semangat !! 💪💪
2023-10-08
3