PART 9

Selamat membaca...

🚬🚬🚬🚬🚬🚬🚬

“Mau kemana lo?!”

Pertanyaan itu tercetus dari mulut Reno pada Andrew yang beranjak dari bangkunya dalam kelas mereka.

“Toilet.”

Andrew pun menjawab cepat pertanyaan Reno.

“Ngantuk –“

“Jangan nyemok di sekul.”

Reno memperingatkan Andrew yang kemudian menjawab ucapan Reno yang memperingatkannya itu, hanya dengan deheman malas.

Andrew keluar dari kelasnya seorang diri, untuk mencuci wajahnya yang memang benar dirinya mengantuk sehabis mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia---walau gurunya berhalangan hadir. Tapi memberikan tugas yang tidak tanggung-tanggung banyaknya.

Tapi Andrew dan juga Reno sudah lebih mampu untuk lebih cepat mengerjakan tugas tersebut, makanya Andrew yang setelah selesai mengerjakan tugas dari mapel yang sedang tidak ada gurunya itu---merasa bosan kemudian. Apalagi teman-teman sekelasnya masih nampak belum selesai mengerjakan tugas yang mau tidak mau harus mereka kerjakan, karena guru Bahasa Indonesia mereka termasuk dalam jenis guru ‘killer’ di sekolah.

Yang enteng banget nyuruh anak muridnya berjemur di bawah kibaran bendera pada tiang di lapangan sekolah, kalau ada yang tidak mengumpulkan tugas darinya. Jadi teman-teman sekelas Andrew dan Reno yang biasa berbagi canda tawa lalu barengan ke kantin dan keluar dari kelas saat jam pulang sekolah tiba dengan barengan juga, sedang berkutat dengan tugas mereka.

Walau yah, ga murni mengerjakan sendiri.

Karena buku Andrew dan Reno sudah disandera oleh mereka yang malas mikir dan buka buku cetak untuk menjawab soal-soal dalam tugas yang diberikan oleh guru mapel yang orangnya ga nongol sekarang.

Dimana Andrew dan Reno masa bodoh saja mengenai hal itu.

Tak peduli jika jawaban tugas mereka tersebut disalin oleh seluruh siswa siswi di kelas mereka.

Dan karena teman-teman yang biasanya bersenda gurau dengannya dan Reno sedang sibuk menyalin jawabannya serta jawaban Reno, makanya Andrew kemudian dilanda kebosanan akibat tidak ada yang bisa diajak mengobrol atau ngapain kek gitu agar dirinya tidak bosan lalu mengantuk.

Soalnya Reno yang sebenarnya telah selesai mengerjakan tugas, ga bisa Andrew ajak asik-asikkan. Karena yang bersangkutan mengisi waktu luangnya di kelas dengan membaca satu karya sastra yang memang adalah salah satu hobinya. Fokus pula kalau udah baca karya sastra yang sengaja memang Reno bawa dari rumah, lalu saat Andrew mengajaknya ngobrol tadi, jawabannya sahabatnya itu hanya ‘Ham hem’ saja.

🚬

Andrew dan Reno memang pintar otaknya, seharusnya keduanya masuk jurusan IPA. Dari IQ dan hasil tes penempatan pun keduanya memang mendapat catatan, kalau kelas IPA lah yang cocok untuk otak mereka.

Namun Andrew dan Reno memiliki pendapat yang sama mengenai jurusan IPA yang seharusnya mereka ambil pada penempatan kelas untuk mereka berdua, yakni ‘Ga Selera’. Tidak juga masuk ke jurusan IPS dengan alasan yang sama seperti Andrew dan Reno yang ogah masuk ke jurusan IPA.

Dimana hal itu bisa Andrew dan Reno lakukan, tidak memilih jurusan IPA atau IPS untuk mereka masuki---karena sekolah mereka menyediakan satu jurusan yang mungkin tidak semua sekolah menyediakan jurusan tersebut, yakni jurusan Bahasa. Yang menjadi ‘Seleranya’ Andrew dan Reno. Kebetulan di jurusan tersebut pada SMA tempat Reno menimba ilmu yang kemudian Andrew pun masuk ke SMA yang sama dengan sahabatnya itu walau baru di tahun terakhir saja, Jurusan Bahasa adalah jurusan yang menjadi sarangnya para siswa dan siswi populer dan good looking di sekolah.

Tapi ya bukan itu alasan Reno juga Andrew yang lebih meminati masuk Jurusan Bahasa ketimbang IPA atau IPS.

Karena di dua Jurusan tersebut juga ada beberapa siswa dan siswi populer nan good looking yang berada di jurusan umumnya Sekolah Menengah Pertama.

Andrew dan Reno memiliki alasan lain mengapa mereka tidak memanfaatkan otak cerdas mereka untuk masuk Jurusan IPA saja.

Selain memang tidak minat dengan yang namanya Fisika dan Kimia, yang di kelas IPA akan jadi banyak sekali jenis materi yang dikembangkan dari dua mapel tersebut.

Bisa memang Andrew dan Reno mengikuti pelajaran tersebut dengan mudah saja. Namun ya itu, Andrew dan Reno malas terlibat lebih jauh dengan yang namanya Fisika dan Kimia.

Kalau Matematika, keduanya suka. Dan di Jurusan Bahasa, Matematika pun tetap ada. Toh satu mapel itu masuk ke dalam pelajaran wajib dalam kurikulum SMA setiap sekolah. Baik di Jurusan IPA, Bahasa ataupun IPS.

🚬

Kembali pada Andrew yang sudah keluar dari kelasnya.

Dan Reno masih anteng dengan bukunya.

Lalu Andrew melangkahkan kakinya menuju kamar mandi sekolah.

‘‘Ck!’’

Andrew kemudian berdecak kecil kala ia sudah selesai sekedar membasuh muka di wastafel kamar mandi sekolah.

“Gara-gara si Moreno Alexander gue jadi lupa bawa rokok.”

🚬

“Asem banget ini mulut.”

Andrew lalu menggumam lagi setelah sempat ia menggerutu kecil selepas mengecek setiap kantong di seragamnya.

Dimana rokok yang biasanya ada di salah satu kantong seragamnya itu, tidak Andrew dapati keberadaannya---yang Andrew ingat benda tersebut masih tersimpan di dalam tasnya. Yang baru biasanya Andrew kantongi saat istirahat tiba, dan ngelepus di belakang warung dekat sekolah.

🚬

“Masa bodoh ah!”

Andrew menggumam lagi, sambil membawa kakinya melangkah  ke satu arah yang bukan arah kelasnya.

Sebagai seorang perokok, walaupun tidak sepatutnya Andrew lakukan karena statusnya yang seorang pelajar---keinginannya untuk menghisap batangan nikotin itu sulit untuk Andrew tahan jika sudah ingin.

Jadi sekarang Andrew berniat untuk bolos saja satu jam pelajaran sebelum waktu istirahat tiba.

Dan melangkahkan kakinya ke pintu belakang sekolah, lalu pergi ke warung tempat Reno dan teman-temannya biasa ngumpul saat pulang sekolah, selepas latihan basket atau saat jam istirahat jika sedang tidak ingin kumpul di kantin.

🚬

Gerbang belakang sekolah tidak dijaga seperti gerbang depan, walau sesekali ada guru atau satpam sekolah yang keliling untuk memeriksa apakah ada siswa yang nongkrong di area belakang sekolah dekat kamar mandi saat jam pelajaran masih berlangsung.

Dan saat Andrew hendak sampai di gerbang belakang sekolah yang pintunya lebih kecil dari gerbang utama, ada satpam sekolah yang memergokinya---tapi tetap saja Andrew bisa begitu saja melewati gerbang sekolah dengan mudah, karena si satpam sekolah itu jadi tidak melihat Andrew sama sekali kala Andrew menyodorkannya selembar uang yang nominalnya membuat hati si satpam senang.

Jadilah Andrew dapat begitu saja melenggang keluar dari sekolah tanpa perlu khawatir kalau dia akan dipanggil oleh guru BP karena membolos pelajaran itu.

Yah, walau sebenarnya juga Andrew---atas nama seorang badboy, tak peduli jika ia harus berurusan dengan guru BP. Di sekolahnya yang dulu pun sudah beberapa kali Andrew begitu.

Tapi ujungnya, nama Andrew tidak pernah tercatat dalam buku besarnya guru BP untuk siswa-siswi yang bermasalah---tak menampik, kalau uang dan kuasa ayahnya punya andil yang besar dalam hal itu.

Namun tidak juga membuat Andrew jadi masa bodoh dengan sekolahnya, atas masa depannya yang terjamin walau dirinya bodoh sekalipun---otak Andrew tidak sedangkal itu, karena membolos ia lakukan jika hanya sedang benar-benar bosan saja di sekolah.

Tak sering juga, karena Andrew sadar masa depan---tidak mau jadi orang bodoh. Jadi meski terlihat sebagai ‘anak nakal’, Andrew akan punya waktu yang ia sediakan sendiri pada dirinya untuk belajar---tak hanya pelajaran, namun juga soal kehidupan.

Jangan sampai jadi orang yang tersisihkan dalam hal apapun, karena kelak tanggung jawabnya besar juga---Andrew akan menjadi pemimpin dalam keluarga, apabila sang ayah mengatakan jika Andrew sudah harus mengambil alih posisinya.

Tak ada paksaan memang dari sang ayah kandungnya untuk meneruskan tanggung jawab itu, namun Andrew ingin menjaga keluarganya---yang mana karenanya, Andrew tak hanya harus kuat secara fisik---namun harus juga berotak cerdas agar hukum alam tentang ‘Yang Kuat Yang Bertahan’, tidak berlaku baginya.

Karena Andrew menetapkan dirinya, akan menjadi dia yang kuat dan bertahan dalam keras dan kejamnya kehidupan.

Tapi sekarang, usia masih belasan---walau sedikit lagi menuju kedewasaan, Andrew selingi dulu waktu belajarnya dengan kenakalan.

Diantaranya, adalah merokok dan bolos pelajaran.

🚬

Andrew melenggang santai, melangkahkan kakinya melewati pagar belakang sekolah yang dibukakan lebih lebar oleh Pak Satpam yang dapat uang darinya buat beli beberapa bungkus nasi padang.

Hanya Andrew tak sadar, jika ada dua siswa yang sedang memperhatikan gerak-geriknya secara sembunyi-sembunyi---dimana salah satunya kemudian melangkahkan kaki ke area kelas IPS.

Sementara siswa satunya yang sedang memperhatikan gerak-gerik Andrew juga Pak Satpam yang kemudian pergi dari tempatnya, mengawasi keadaan sampai satu kawannya tadi kembali setelah menyampaikan informasi pada orang yang sedang dituju pada salah satu kelas jurusan IPS di tingkat yang sama dengan Andrew.

🚬

Sekarang, Andrew sudah berada di warung dekat sekolah yang biasa jadi tempat nongkrongnya Reno dan teman-teman terdekatnya di sekolah---dan ternyata, tidak hanya dirinya yang bolos jam pelajaran---mata Andrew menangkap keberadaan dua siswa lain sekolahnya yang sedang duduk santai dengan makan gorengan dan ngobrol tanpa beban.

Dua siswa yang menyadari kehadiran Andrew itu kemudian menyapa Andrew dengan mengangkat tangan, tapi Andrew tak kenal.

Ya udah kenalan.

Lumayan kan nambah teman?

Lagian sesi bolosnya sekarang, jadinya Andrew juga ga iseng-iseng amat karena sendirian.

Andrew pun kemudian mendekati dua siswa yang tadi menyapanya sepintas lalu itu setelah Andrew memesan minuman dan membeli sebungkus rokok.

🚬

Warung tempat Andrew berada sekarang, tidak pas juga kalau dibilang warung biasa yang seperti warung rokok pinggir jalan, karena bentuknya lebih mirip rumah makan.

Makanya warung itu jadi tempat nongkrong favorit siswa-siswi di SMA tempat Andrew bersekolah sekarang.

Selain karena tempatnya, baik kondisi dan posisinya. Warung tersebut dibilang asik pemiliknya yang berusia sekitar empat puluh tahunan, namun berjiwa muda.

Paham anak muda---katanya.

Jadi ga ada ngadu ke sekolah tentang kelakuan para murid di warungnya yang sebagian besar suka merokok di sana.

Salah sih, tapi pemilik warung kan juga butuh biaya. Jadi rokok yang ia jual sebenarnya tidak diniatkan untuk dijual ke para murid melainkan untuk umum, akhirnya dijual juga kepada para murid yang mencari rokok ke warungnya, walau kebanyakan beli ketengan.

Namun begitu, seringkali sang pemilik warung mengeluarkan celetukan, “Ngerokoknya jangan sering-sering, mending beli gorengan. Lebih ngenyangin –“

🚬

“Gue fikir anak IPA lurus semua.”

Andrew yang sudah duduk bergabung bersama dua siswa yang lebih dulu ada di warung tongkrongan dekat sekolah itu berkomentar, selepas saling menyapa dan berkenalan.

Dua siswa itu pun terkekeh.

Andrew tersenyum geli sambil menyulut ujung rokok dengan korek yang tergeletak di atas meja di hadapannya.

“Yah selama kita berdua masih rajin belajar, bolos sekali-sekali ga akan bikin kita orang bego,” seorang siswa dari salah satu kelas  3 IPA yang baru berkenalan dengan Andrew itu kemudian merespons komentarnya.

“Well gue rasa kita bisa berteman sekarang,” balas Andrew. “Karena kita satu pemikiran...”

“Oke salaman dulu biar afdol...”

Balas satu dari siswa kelas 3 IPA yang sedang bersama Andrew itu, lalu ia dan temannya berikut Andrew---tertawa bersama.

Namun kemudian dua siswa anak kelas 3 IPA yang bersama Andrew itu menghentikan tawa mereka setelah keduanya melihat kedatangan beberapa siswa lain di pintu masuk warung.

Andrew yang juga menyadari ada orang yang memasuki warung tempatnya berada, spontan menoleh ke arah yang sama seperti dua siswa di depannya itu.

“Tuh biang kerok kayaknya ke sini sengaja nyamperin lo, Drew. Lo pacaran kan sama si Wulan?...” bisik satu siswa pada Andrew yang kini sudah ia anggap sebagai teman barunya.

Dan tiga siswa itu bicara dengan cepat sambil berbisik.

Andrew hanya tersenyum tipis saja di tempatnya, “Gue panggilin Reno, ya? –“

🚬

Andrew menggeleng kala salah satu teman barunya berbisik untuk memberitahu Reno tentang dirinya yang sepertinya akan dikeroyok oleh beberapa siswa yang baru masuk ke dalam warung tempatnya berada sekarang.

“Ga usah. Dan lo berdua lebih baik ngejauh aja. Ini urusan gue sama itu kecoak,” ucap Andrew kemudian.

“Ta –“

“Bangun lo!”

Ucapan salah satu siswa kelas 3 IPA yang baru menjadi teman Andrew itu terpotong, karena satu dari beberapa siswa yang baru datang itu sudah mendekati Andrew dan langsung mencengkeram kerah seragam Andrew dengan kuat.

Andrew mendengkus saja.

Masih duduk santai di tempatnya.

“Apa-apaan lo?! –“

“Lo berdua ga usah ikut campur kalo ga mau bonyok!”

“Lo budeg?! Bangun Gue Bilang! –“

“B*ngsat...” Andrew langsung dengan cepat mengumpat kala kerah seragamnya di tarik dengan kuat seperti cengkraman di sana, lalu ia menjadi sedikit terhuyung dan lepas dari dudukannya.

🚬

Andrew dengan segera jadi menegakkan dirinya dan menghempaskan tangan dari siswa yang mencengkeram kerah seragamnya, yang mana siswa tersebut adalah dia yang punya julukan sebagai biang kerok sekolah. Dimana yang bersangkutan nampak emosi dan langsung  mengarahkan tinjunya ke muka Andrew.

“Naik ke bangku kalau mau tonjok gue.”

Andrew berucap remeh, karena dirinya dengan mudah menghindari tonjokan yang mengarah padanya dari si biang kerok sekolah.

“ANJ*NG!” umpat si biang kerok sekolah yang bernama Ferdi itu.

Setelah Andrew tak hanya menangkis tonjokkannya, namun juga mendorong tubuhnya.

Sedetik kemudian, semua siswa yang bersama Ferdi, maju bersama untuk menyerang Andrew.

“WOY BERHENTI!”

Seruan datang dari pemilik warung yang tadinya sedang berada di dapur warung bersama istrinya, yang kini sudah ada di tempat keributan, setelah ia dan sang istri mendengar misuh-misuh suara orang yang seperti sedang marah-marah.

Namun seruan pemilik warung yang sudah muncul dari sejak Ferdi hendak menonjok Andrew itu, tak digubris oleh Ferdi dan teman-temannya yang nampak bernafsu untuk memukuli Andrew beramai-ramai.

Andrew pun sama tak menggubrisnya, karena ia sedang mulai ‘sibuk’ sekarang.

Dimana ‘kesibukan’ Andrew itu mulai membuat warung tongkrongan berantakan.

🚬

Harusnya Ferdi dan teman-temannya yang berniat mengeroyok Andrew itu berpikir dua kali untuk melakukannya, karena tubuh Andrew lebih tinggi dan lebih atletis dari mereka. Tapi karena merasa Andrew kalah jumlah---sendirian malah, maka hal itu tak diperhatikan oleh Ferdi dan kawan-kawan biang keroknya.

Tak juga mereka tahu, Andrew penguasa di sekolahnya yang dulu karena ia dikenal kuat serta nekat. Bahkan daerah di sekitar sekolahnya di kota B dulu telah Andrew taklukkan juga akibat kekuatan dan kenekatannya itu yang pernah juga ada yang mengusiknya duluan di sana.

**

Kala itu Andrew di hadang saat ia pulang sekolah sendirian, lalu dihajar dari belakang sebelum sempat dirinya melakukan persiapan untuk melawan. Yang berakhir dengan dirinya yang babak belur karena dikeroyok sepuluh orang. Lalu beristirahat beberapa hari di rumah untuk pemulihan. Dengan api dendam yang membakar hatinya atas apa yang sepuluh orang itu lakukan padanya, yang kemudian Andrew targetkan untuk dia beri balasan.

Kejadian kemudian.

Setelah dirinya pulih, Andrew tak menunggu untuk membalas pengeroyokan padanya yang dilakukan oleh sepuluh orang itu.

Yang ia datangi para pengeroyoknya itu seorang diri saja.

🚬

Andrew panasan, seperti yang pernah Reno bilang.

Emosinya jangan dicoba, karena cukup berbahaya. Pernah mematahkan kaki seseorang yang mengganggu adiknya hanya dengan tendangannya saja.

Orang itu usianya lebih tua daripada Andrew malah.

Lalu kesepuluh orang yang pernah mengeroyok Andrew itu berakhir dengan berdarah-darah.

Andrew yang nekat datang ke tempat sepuluh pengeroyoknya itu berada bukan datang bermodalkan kenekatan saja, tapi penuh persiapan.

Nekat, tapi Andrew tetap menggunakan logika.

Melawan 10 orang dengan tangan kosong akan berakhir sia-sia.

Makanya hal pertama yang Andrew lakukan adalah membuat sepuluh orang itu berpencar dengan menabrak beberapa dengan motornya sampai mereka tidak bisa bangun.

Sisanya, Andrew tuntaskan dengan tongkat baseball miliknya. Yang hasilnya akhirnya, sepuluh orang itu kemudian terkapar tak berdaya, karena Andrew menghantam pengeroyoknya yang tersisa di bagian lehernya sampai patah semua.

Terakhir, yang mencoba tetap terus melawannya dengan sisa tenaga, Andrew tendang---lalu ia injak-injak perutnya setelah berhasil menjatuhkannya, dan setelah itu kabar tentangnya yang menghajar sepuluh orang pengeroyoknya yang dikenal semena-mena---dengan cepat tersebar.

Andrew jadi ditakuti setelah itu, karena sepuluh pengeroyoknya merupakan sekelompok orang yang punya kekuasaan di sebuah wilayah, dan cukup ditakuti oleh orang-orang yang tahu tentang mereka.

Kuat katanya.

Selain ga punya belas kasihan pada targetnya.

🚬

Namun kekuatan mereka itu runtuh kemudian, setelah dihajar Andrew habis-habisan.

Jadilah Andrew dianggap gila karena kenekatannya itu.

Lalu sepuluh orang yang ditakuti tersebut kalah oleh Andrew yang hanya sendirian saja.

Selepas kejadian itu, Andrew dianggap pelajar titisan iblis karena apa yang ia lakukan itu sungguh sangat tidak mungkin dilakukan oleh pelajar lain.

Sepuluh orang Andrew habisi sendirian saja dalam satu waktu, itupun tak lama---sampai mereka roboh semua dengan keadaan berdarah-darah dan ada yang kaki bahkan lehernya patah.

Lalu Andrew nya tidak kenapa-napa.

Titisan iblis berarti kan dia?

Sejak itu, Andrew dielu-elukan sebagai penguasa di kota B sana, walaupun hanya sebatas penguasa di area para remaja.

Tapi penguasa diantara para remaja-remaja itu dan juga berusia remaja, sungguhlah punya kekuatan otot dan nyali yang bahkan laki-laki dewasa tidak punya.

🚬

Lalu sekarang si pelajar titisan iblis itu diusik lagi oleh orang-orang yang belum tahu siapa dirinya di kota B sana. Sama-sama pelajar lagi.

Sudah begitu, kalah juga dari postur tubuh dari Andrew yang punya gen bule dari ayahnya, jadinya ya mudah saja bagi Andrew untuk menghindar dan menangkis setiap percobaan pemukulan yang diarahkan padanya walau beberapa siswa itu menyerangnya diwaktu yang hampir bersamaan.

Harusnya mereka cari tahu dulu tentang Andrew sebelum serapah ingin menghajarnya, karena ekspektasi para biang kerok sekolah yang menyerang Andrew itu, terlalu tinggi adanya. Pasalnya, hasil akhir dari niatan para biang kerok sekolah itu pada Andrew---mereka kini roboh dengan hidung dan bibir yang berdarah, lalu ada juga yang memegang perut dan kepalanya.

“Masih mau coba gue?” ucap Andrew datar. “Sini, bangun. Sekalian gue buat kalian masuk UGD.”

🚬🚬🚬🚬

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Lindra

Lindra

kopi makkk ... biar semangat !! 💪💪

2023-10-08

3

lihat semua
Episodes
1 BLURB & PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PART 79
80 PART 80
81 PART 81
82 PART 82
83 PART 83
84 PART 84
85 PART 85
86 PART 86
87 PART 87
88 PART 88
89 PART 89
90 PART 90
91 PART 91
92 PART 92
93 PART 93
94 PART 94
95 PART 95
96 PART 96
97 PART 97
98 PART 98
99 PART 99
100 PART 100
101 PART 101
102 PART 102
103 PART 103
104 PART 104
105 PART 105
106 PART 106
107 PART 107
108 PART 108
109 PART 109
110 PART 110
111 PART 111
112 PART 112
113 PART 113
114 PART 114
115 PART 115
116 PART 116
117 PART 117
118 PART 118
119 PART 119
120 PART 120
121 PART 121
122 PART 122
123 PART 123
124 PART 124
125 PART 125
126 PART 126
127 PART 127
128 PART 128
129 PART 129
130 PART 130
131 PART 131
132 PART 132
133 PART 133
134 PART 134
135 PART 135
136 PART 136
137 PART 137
138 PART 138
139 PART 139
140 PART 140
141 PART 141
142 PART 142
143 PART 143
144 PART 144
145 PART 145
146 PART 146
147 PART 147
148 PART 148
149 PART 149
150 PART 150
151 PART 151
152 PART 152
153 PART 153
154 PART 154
155 PART 155
156 PART 156
157 PART 157
158 PART 158
159 PART 159
160 PART 160
161 PART 161
162 PART 162
163 PART 163
164 PART 164
165 PART 165
166 PART 166
167 PART 167
168 PART 168
169 PART 169
170 PART 170
171 PART 171
172 PART 172
173 PART 173
174 PART 174
175 PART 175
176 PART 176
177 PART 177
178 PART 178
179 PART 179
180 PART 180
181 PART 181
182 PART 182
183 PART 183
184 PART 184
185 PART 185
186 PART 186
187 PART 187
188 PART 188
189 PART 189
190 PART 190
191 PART 191
192 PART 192
193 PART 193
194 PART 194
195 PART 195
196 PART 196
197 PART 197
198 PART 198
199 PART 199
200 PART 200
201 PART 201
202 PART 202
203 PART 203
204 PART 204
205 PART 205
206 PART 206
207 PART 207
208 PART 208
209 PART 209
210 PART 210
211 PART 211
212 PART 212
213 PART 213
214 PART 214
215 PART 215
216 PART 216
217 PART 217
218 PART 218
219 PART 219
220 PART 220
221 PART 221
222 PART 222
223 PART 223
224 PART 224
225 PART 225
226 PART 226
227 PART 227
228 PART 228
229 PART 229
230 PART 230
231 PART 231
232 PART 232
233 PART 233
234 PART 234
235 PART 235
236 PART 236
237 PART 237
238 PART 238
239 PART 239
240 PART 240
241 PART 241
242 PART 242
243 PART 243
244 PART 244
245 PART 245
246 PART 246
247 PART 247
248 PART 248
249 PART 249
250 PART 250
251 PART 251
252 PART 252
253 PART 253
254 PART 254
255 PART 255
256 PART 256
257 PART 257
258 PART 258
259 PART 259
260 PART 260
Episodes

Updated 260 Episodes

1
BLURB & PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PART 79
80
PART 80
81
PART 81
82
PART 82
83
PART 83
84
PART 84
85
PART 85
86
PART 86
87
PART 87
88
PART 88
89
PART 89
90
PART 90
91
PART 91
92
PART 92
93
PART 93
94
PART 94
95
PART 95
96
PART 96
97
PART 97
98
PART 98
99
PART 99
100
PART 100
101
PART 101
102
PART 102
103
PART 103
104
PART 104
105
PART 105
106
PART 106
107
PART 107
108
PART 108
109
PART 109
110
PART 110
111
PART 111
112
PART 112
113
PART 113
114
PART 114
115
PART 115
116
PART 116
117
PART 117
118
PART 118
119
PART 119
120
PART 120
121
PART 121
122
PART 122
123
PART 123
124
PART 124
125
PART 125
126
PART 126
127
PART 127
128
PART 128
129
PART 129
130
PART 130
131
PART 131
132
PART 132
133
PART 133
134
PART 134
135
PART 135
136
PART 136
137
PART 137
138
PART 138
139
PART 139
140
PART 140
141
PART 141
142
PART 142
143
PART 143
144
PART 144
145
PART 145
146
PART 146
147
PART 147
148
PART 148
149
PART 149
150
PART 150
151
PART 151
152
PART 152
153
PART 153
154
PART 154
155
PART 155
156
PART 156
157
PART 157
158
PART 158
159
PART 159
160
PART 160
161
PART 161
162
PART 162
163
PART 163
164
PART 164
165
PART 165
166
PART 166
167
PART 167
168
PART 168
169
PART 169
170
PART 170
171
PART 171
172
PART 172
173
PART 173
174
PART 174
175
PART 175
176
PART 176
177
PART 177
178
PART 178
179
PART 179
180
PART 180
181
PART 181
182
PART 182
183
PART 183
184
PART 184
185
PART 185
186
PART 186
187
PART 187
188
PART 188
189
PART 189
190
PART 190
191
PART 191
192
PART 192
193
PART 193
194
PART 194
195
PART 195
196
PART 196
197
PART 197
198
PART 198
199
PART 199
200
PART 200
201
PART 201
202
PART 202
203
PART 203
204
PART 204
205
PART 205
206
PART 206
207
PART 207
208
PART 208
209
PART 209
210
PART 210
211
PART 211
212
PART 212
213
PART 213
214
PART 214
215
PART 215
216
PART 216
217
PART 217
218
PART 218
219
PART 219
220
PART 220
221
PART 221
222
PART 222
223
PART 223
224
PART 224
225
PART 225
226
PART 226
227
PART 227
228
PART 228
229
PART 229
230
PART 230
231
PART 231
232
PART 232
233
PART 233
234
PART 234
235
PART 235
236
PART 236
237
PART 237
238
PART 238
239
PART 239
240
PART 240
241
PART 241
242
PART 242
243
PART 243
244
PART 244
245
PART 245
246
PART 246
247
PART 247
248
PART 248
249
PART 249
250
PART 250
251
PART 251
252
PART 252
253
PART 253
254
PART 254
255
PART 255
256
PART 256
257
PART 257
258
PART 258
259
PART 259
260
PART 260

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!