Pesawat asing.

Aneh sekali perasaanku dan juga Rini meskipun kita sekarang sudah mempunyai harta yang melimpah dimana mungkin saja kekayaan kita akan melebihi semua orang kaya yang ada didunia tapi kita merasa nyaman didunia Nur Zamata.

Semua mahluk yang ada disana sangat baik hati dan selalu menjaga kami. Sudah cukup lama kita berada disana mungkin berjalan dua minggu kami hidup bersama mereka, apalagi Rini yang nampaknya sedang dimabuk asmara.

Berkali Kali Pak Hasbulah mengatakan bahwa sudah sepantasnya Raden Parapat meminang Rini.

Namun, sebuah kejadian terjadi ditengah tengah suasana yang damai..pada satu hari kita dihebohkan dengan suara sirine yang kencang datang dari menara barat.

Siulan panjang berkali kali terdengar, pagi itu aku dan Pak Hasbulah sedang bercengkrama dengan Rutrut dipelataran pavilion tempat kami berada.

"Kamu masuk kedalam, jangan keluar pavilion..Saya akan mengecek dimana Rini berada. Rutrut, kamu didalam bersama sang Nara..jaga pavilion ini!"

"Ada apakah bapak?"

"Suara siulan panjang berulang kali, berarti ada bahaya..entah apa itu? Jangan keluar sampai aku kembali" ucap Pak Hasbulah yang langsung meninggalkan kita.

"Cepat sang Nara! Kita masuk kedalam, kita bisa melihat apa yang terjadi di layar kaca diruang dalam"

Aku dan Rutrut segera masuk kedalam, semoga Rini Aman..tadi pagi dua penjaga datang menjemput Rini karena adanya acara sarapan pagi bersama Raden Parapat.

Rutrut berdiri didepan sebuah tembok, kedua tangannya bergerak gerak..tidak lama tembok itu memancarkan situasi dimenara barat. Aku melihat kearah tembok seperti layaknya melihat pertunjukan video, terlihat jelas apa yang sedang terjadi diluar sana.

Wow! Apa itu? Berterbangan bagai kilat..terkejut melihat adanya beberapa benda terbang mirip pesawat UFO yang sering aku liat di YouTube. Mereka melakukan formasi segitiga. Pesawat pesawat itu meliuk dan melaju kencang kearah menara.

"Siapakah mereka?"

"Entahlah..pesawat itu bukan pesawat kami..dan siulan kencang sudah dibunyikan berarti ada yang ingin menyerang kita..Nampaknya pesawat pesawat itu berbahaya..Bagaimana mereka bisa masuk keatmosfir kita?"

Kecepatan pesawat pesawat itu bagaikan sinar sinar bintang yang terang.

"Lihat! Pasukan kita sedang bersikap siaga" ucap Rutrut sambil menunjuk kearah menara barat.

Sekitar seratus pasukan berdiri disepanjang menara, aku liat pakaian mereka berwarna putih dan kuning..hmm pasukan berpakaian hitam tidak ada..berarti ini belum fatal dan yang berpakaian kuningpun hanya kurang lebih sepuluh saja selebihnya putih.

"Lihat menara utara, selatan dan timur! Semua berjaga disana juga!" ucap Rutrut.

Istana yang besar dan bertembok sangat tinggi itu terlihat kokoh dan sangat kuat.

"Lihat pesawat pesawat asing itu kini berhenti"

Memang betul, aku melihat sepuluh pesawat piring terbang itu berhenti seakan mengambang diudara. Lampu lampu mereka yang tadinya menyala kini redup dan dimatikan total.

"Apa itu??!" teriak Rutrut sambil menunjuk kesebuah jendela tembok.

Dari jendela tembok itu terbang kearah pesawat asing sebuah asap hitam..meliuk liuk dengan kencang ekornya menari nari diudara.

Salah satu pesawat itu membukakan pintu dan asap itu masuk kedalam pesawat dengan cepat, aku Jadi teringat sosok ular yang menghantui diriku beberapa minggu yang lalu. Gerakannya mirip sosok ular itu.

Dari arah menara tiba tiba empat pesawat berbentuk segitiga melesat keluar sekaligus menembakkan semacam laser.

"Siapakah itu?"

"Empat pesawat pemburu penjaga menara barat!"

Secara lihai pesawat pesawat asing itu meliukkan diri melepaskan formasi segitiga dan langsung meninggalkan area luar Istana diikuti dengan cepat para pesawat pemburu kerajaan Nur Zamata.

Namun salah satu dari pesawat asing itu meledak diudara terkena tembakan dari pesawat Nur Zamata dan pecah hancur lebur..sisanya tidak terkejar lagi, dengan sangat cepat mereka menghilang diawan yang terlihat mendung itu.

"Lihat!" teriak Rutrut sambil menunjuk keawan.

Semacam pintu terkuak diawan yang mendung, seakan sebuah lorong, pesawat pesawat asing melesat masuk kedalamnya..sebelum pesawat pemburu Nur Zamata mendekat mereka telah hilang kedalam lorong.

Pintu diawan itu seperti tertutup, aku melihat dengan jelas pesawat pemburu Istana mendekat dan ahirnya manuver kembali ke menara.

Sebuah pemandangan yang hebat baru saja aku saksikan.

Diluar pavilion suara siulan telah berhenti. Rutrut mengecek dari layar suasana diluar. Setelah beberapa saat dirasakan memang benar benar keadaan kembali aman kemudian ia mengajakku keluar ruangan.

Dari jauh terlihat Pak Hasbulah berlari kecil..

"Bagaimana Pak?" tanyaku.

"Aman..ayok kita ke Raden Parapat, beliau menunggu kita"

"Siapakah mereka dan apa tujuannya?"

"Ini yang akan dibahas nanti, aneh sekali setelah beribu tahun kita disini tidak pernah mereka bisa masuk kesini. Ini pasti hasil dari laporan perawai yang telah mengetahui keadaanmu disini"

"Siapakah mereka itu?"

"Kelompok Ratu mas..mereka adalah mahluk Jin jahat yang saat ini dikepalai oleh ibu tirimu..masalah ya bagaimana mereka bisa menerobos jaringan portal dimensi dunia ini? Aneh!"

Aku merinding mendengar itu, ternyata dia adalah Jin dan bukan manusia..bagaimana bisa sampai ayahku tidak menyadari semua itu? Kisah Cinta yang bagaimana sampai ayah bisa bertekuk lutut padanya?

®®®®®

Rini berlari mendekat dan memelukku..diujung Sana Raden Parapat nampak sedang berbincang dengan beberapa petinggi Istana. Mereka sedang memperhatikan sebuah map dilayar kaca.

"Mas! Aku sampai takut! Untung aku sedang bersama Raden Parapat.."

"Ya ampun Rin..sukurlah"

"Jadi tadi waktu kita makan pagi, tiba tiba suara siulan panjang berulang kali terdengar. waktu itulah ada dua penjaga masuk dan minta kita secepatnya masuk keruangan khusus. Mereka hanya bilang ada penyerangan dimohon agar segera efakuasi!"

"Busyet..kalau aku tadi lagi santai sama Pak Hasbulah dan Rutrut diteras..ya sudah yang penting sekarang aman"

Peristiwa itu membuat perjalanan Raden Parapat kenegeri sebrang untuk acara pernikahan ditunda dulu. Ada hal hal penting yang harus mereka siapkan untuk menjaga jangan sampai Ada penyusupan lagi.

"Kakanda, kita harus bicara sekarang..Saya sudah mengundang beberapa patih untuk mengatur penyerangan total kepada mereka" ucap Raden Parapat.

Aku hanya menganggukan kepala, meskipun tidak jelas apa yang akan dibahas. Tapi aku katakan bahwa aku siap untuk ikut dalam rapat penting itu.

"Paman..aku minta pertemuan hanya terbatas saja..undang patih Rekso kepala keamanan Istana dan patih Rumbia kepala kependudukan"

"Bagaimana dengan patih Narda?"

"Jangan undang patih Narda..ini betul betul pertemuan tongkat tinggi dan eksklusip..ingat jangan undang patih Narda"

"Baik Raden, segera saya undang mereka"

"Saya Minta Sang Nara ikut didalam rapat"

"Baik Raden..Saya pamit"

"Pertemuan segera mungkin kita laksanakan ya"

Pak Hasbulah menganggukan kepala dan berlalu dengan cepat.

"Dinda Rini, kamu istirahat bersama Rutrut dulu ya, Ada sesuatu yang harus kita selesaikan disini"

"Baik Raden, aku tunggu ya kalau sudah selesai" ucap Rini sambil tersenyum manis.

"Raden Parapat menoleh kearahku...

"Kanda, ikuti aku" ...

...>>>>>>...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!