Jung Yung keluar dari rumah sakit tersebut sambil menggendong tas miliknya tepat disebelah kanan tangannya dan memandang jam tangan yang dia kenakan di sebelah kanan juga.
Waktu menunjukan pukul dua tiga puluh. Tiga puluh menit lagi tepat jam tiga sore, Jung Yung menghabiskan waktu di rumah sakit sebanyak dua setengah jam usai dia pulang dari sekolah tadi siang.
Jung Yung berpikir kalau dia telah menghabiskan waktu cukup lama disini, apalagi dia termenung dalam pembicaraan mereka tadi mengenai cinta.
Dirinya terus menerus memikirkan kata tersebut, satu kata yaitu Cinta. Kenapa saat dia mendengar kata tersebut dari orang secara langsung, hatinya terasa sesak, dan pikirannya menjadi kacau.
Jung Yung terhenti sejenak setelah dia keluar dari pintu rumah sakit tersebut. Dia berdiam diri dengan memegang kepalanya. Sesuatu muncul dalam pikirannya, sebuah adegan yang tidak dia ketahui.
Arght…erangan Jung Yung karena berusaha mengingat adegan yang ada di kepalanya tersebut, tetapi membuat kepalanya sakit.
Dia sedikit menggelengkan kepalanya. Giginya menekan bibir miliknya karena menahan rasa sakit itu.
Tidak lama berselang saat Jung Yung sedang kesakitan, seseorang datang menyapanya, dia adalah pria paruh baya, lebih pendek dari Jung Yung, mengenakan topi, jenggotnya cukup tebal.
“Nak, kamu kenapa?” ucap pria paruh baya itu sambil menepuk pundak Jung Yung.
Jung Yung menggelengkan kepalanya lagi dan berkata; Aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit pusing, ungkapnya.
“Izinkan aku membantumu.”ucap pria paruh baya itu lagi.
Dia memegang pundak Jung Yung sambil mengantarkan Jung Yung duduk di salah satu tempat duduk yang berada di depan rumah sakit itu. Tempat duduk tersebut sungguh nyaman, karena pohon besar beserta dedaunan pohon tersebut melindungi tempat duduk tersebut.
“Terima kasih.” ucap Jung Yung.
“Tidak apa-apa. Anak muda, kita bertemu lagi.” ucap pria itu sambil tersenyum lebar.
Jung Yung terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah orang yang membantunya. Ternyata orang tersebut adalah sopir taksi yang dia tumpangi tadi siang.
“Ahjussi.” ucap Jung Yung.
Ahjussi itu tersenyum manis kepada Jung Yung.
“Kenapa kamu ada disini? Apakah ada saudaramu sedang sakit?” tanya Jung Yung.
Ahjussi itu tersenyum lagi dan dia menjawab, “Tidak ada, aku terbiasa menunggu disini untuk mendapatkan penumpang.”
“Seperti itu.” jawab singkat Jung Yung.
“Lalu bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah bertemu dengan sahabatmu itu?” tanya Ahjussi tersebut.
“Ya, aku sudah bertemu dengannya. Tetapi dia belum juga sadarkan diri.”
Menepuk! Ahjussi menepuk pundak Jung Yung.
“Kamu hanya perlu tenang dan menunggu, pasti dia akan segera bangun.”
Jung Yung mengangguk.
Ahjussi mulai masuk ke inti dari pertemuannya dengan Jung Yung. Ahjussi bertanya kepada Jung Yung lagi, “Kalau boleh tahu, teman kamu itu berada di kamar yang mana? Siapa tahu Ahjussi bisa datang berkunjung untuk mendoakannya.”
Jung Yung terkejut sedikit mengenai pertanyaan paman tersebut.
“Maafkan aku paman, temanku ini sedikit berbeda. Tidak bisa semua orang bisa masuk kesana, aku juga diminta untuk tidak memberitahukan kepada siapapun.” Sambil memegang kepalanya lagi.
Ahjussi tersebut merasa kesal dengan jawaban Jung Yung, dia tidak bisa mendapatkan informasi itu dengan cepat.
Terdengar suara di telinganya berkata; “Kamu harus mengetahuinya, bagaimana pun caranya.” Dia membalas percakapan itu melalui hatinya, “Baik, akan aku lakukan apapun untuk mendapatkan jiwa itu.”
Kekeke…! Tawa suara yang berada di telinganya, “Bagus-bagus.”
Dia bertanya lagi kepada Roh Iblis tersebut, “Bukannya kamu bisa menemukannya dengan mudah?”
“Aku memang bisa menemukannya, tetapi itu dulu. Jiwaku sedikit terluka, maka dari itu aku perlu menghisap jiwa seseorang agar jiwaku pulih kembali.”
'Aku mengerti!' ucap dalam hatinya kepada Roh Iblis tersebut.
Ahjussi itu berdiri dan memegang pinggangnya dengan kedua tangannya sambil menggerakkan pinggang tersebut ke kiri dan ke kanan.
Jung Yung melihat tingkah laku dari Ahjussi tersebut.
“Tidak usah pikirkan. Ini merupakan kebiasaan bagi orang yang sudah tua seperti saya, maka dari itu aku perlu menggerakkan badanku agar tidak kaku.”
Jung Yung tersenyum dan mempersilahkan Ahjussi tersebut terus melakukannya.
Usai Ahjussi itu melakukan gerakkan pinggulnya, dia berusaha lagi mendapatkan informasi soal sahabat Jung Yung, yaitu Minji. Ahjussi itu merayu Jung Yung agar bisa memberitahukan informasi ruangan Minji, tetapi Jung Yung terus mengatakan kalau itu adalah sebuah rahasia.
Semakin lama Ahjussi bertanya, semakin curiga Jung Yung kepada Ahjussi itu. Jung Yung mulai memikirkan sesuatu hal yang aneh, 'Apa mungkin Ahjussi ini adalah seorang yang cabul? Atau pembunuh bayaran?' Pikirannya memikirkan peranan daripada Ahjussi ini.
Jung Yung telah merasa baikkan dengan sakit kepalanya, dia ingin segera pergi dari rumah sakit ini. Dia berdiri dari tempat duduk tersebut, dan memberitahukan kepada Ahjussi kalau dia akan kembali ke rumahnya.
Mengetahui itu, Ahjussi tersebut memeluk Jung Yung dari belakang. Jung Yung merasa risih! Benar, dia seorang pria yang cabul! Pikirnya dalam benaknya.
Tolong tunjukkan saja foto teman-mu itu, aku ingin melihatnya! Tegas Ahjussi tersebut kepada Jung Yung. Jung Yung tetap menolak, tetapi dia terus menahan Jung Yung. Ahjussi ini tidak akan membiarkan Jung Yung pergi sebelum dia menunjukkan foto Minji.
Ahjussi merengek! Dia menangis sandiwara dihadapan Jung Yung.
Orang-orang mulai melihat Jung Yung. Orang-orang tersebut berpikir kalau Jung Yung telah melakukan hal sesuatu kepada pria paruh baya itu.
Seseorang mendatangi Jung Yung katanya; “Hei Nak! Kamu harus mengasihani orang tuamu, jangan membuatnya menderita seperti ini!” bentak orang itu kepada Jung Yung.
Raut wajah Jung Yung sedikit kesal dengan kejadian yang menimpanya, bisa-bisanya seorang pria paruh baya memanfaatkan anak muda sepertinya.
“Baik pak. Maafkan aku, aku akan menenangkannya.” ucap Jung Yung kepada seseorang itu yang memarahinya.
Karena kejadian yang memalukan itu, Jung Yung berkata kepada Ahjussi itu kalau dia akan menunjukkan foto Minji.
“Baiklah. Cukup tingkahmu Ahjussi, aku akan menunjukkannya.”
Seketika air mata Ahjussi itu hilang dan wajahnya menjadi cerah karena bisa melihat foto sahabat Jung Yung.
Jung Yung mengambil handphonenya yang berada di saku celana, dan membuka galeri, dia memilih foto milik Minji.
Dia mengarahkan handphonenya kepada Ahjussi.
“Ini, cepat lihat.” ucap Jung Yung.
Ahjussi itu mendekat ke arah handphone milik Jung Yung, dan melihat foto Minji. Ahjussi itu tertawa dan tersenyum sambil berkata, “Dia sangat cantik.”
Mendengar kata-kata itu dari orang yang tidak dikenal, membuat Jung Yung marah! alisnya naik ke atas, rasanya dia ingin memukul Ahjussi ini seperti yang dia lakukan kepada Park Dong si cabul.
'Paman Sialan! Ternyata dia adalah paman yang cabul! Aku yakin dia akan menjadikan foto dari Minji sebagai ingatan untuknya melakukan hal cabul di rumahnya.' ucapnya dalam hati.
Jung Yung menarik handphone miliknya.
“Sudah puas paman? Aku sudah mengikuti maumu, sekarang aku akan pulang.”
Ahjussi itu memberikan senyuman kepada Jung Yung dan mempersilahkan Jung Yung pergi. Jung Yung berjalan ke depan untuk mencari taksi. Namun secara perlahan dia juga memperhatikan tingkah dari Ahjussi itu.
**
Kekekek…! “Sungguh manusia yang luar biasa.” ucap Roh Iblis itu kepada dirinya. Pria paruh baya ini tenggelam dalam pemikiran hal yang kotor; Kamu benar, kita harus mendapatkannya. Aku akan memberikan jiwanya kepadamu dan aku akan menikmati tubuhnya. ucapan balas kepada Roh Iblis itu.
Ha…ha…ha…!
Kekeke…!
Mereka berdua sama-sama tertawa bahagia.
Jung Yung melihat Ahjussi itu tersenyum dalam sandarannya di tempat duduk itu. Lima menit kemudian, Ahjussi itu berdiri dari tempat duduk dan masuk kedalam rumah sakit.
Jung Yung menghentikan sementara keinginannya untuk kembali ke rumah, dia lebih penasaran dengan apa yang akan dilakukan Ahjussi itu, jadi dia memutuskan untuk mengikuti Ahjussi tersebut.
Dia berlari perlahan tetapi cepat dan masuk kedalam rumah sakit lagi. Dia melihat Ahjussi itu pergi ke lift yang ada di sebelah kiri, dia tidak menaiki lift yang berada di sebelah kanan dimana lift tersebut merupakan jalan untuk menuju ke kamar Minji.
“Syukurlah.” gumam pelan Jung Yung setelah melihat paman itu naik lift yang berada di sebelah kiri.
Sementara itu, di dalam Lift.
Ahjussi bersama Roh Iblis sedang bertanya-tanya apakah mereka masuk ke tempat yang tepat atau tidak.
Lift Naik satu lantai.
Naik satu lantai lagi.
Ahjussi menekan tombol membuka lift. Dia keluar dari lift tersebut. dan dia bertanya kepada Roh Iblis itu. “Kenapa kita keluar?” kekeke…! Tawa Roh Iblis. “Aku tidak tahu, tetapi sepertinya kita berada jauh dari mangsa kita". Bagaimana kamu bisa seyakin itu? Tanya dia lagi. “Ini hanyalah naluri bagiku sebagai Roh.” Jadi, kemana kita akan pergi? “Kita akan kembali ke bawah, dan menaiki lift yang satunya.”
Ahjussi itu mengangguk.
Belum lama Jung Yung merasa lega, Ahjussi yang dia ikuti tadi telah turun dari lift tersebut. “Kemana dia akan pergi?” Pikirnya sambil memperhatikan Ahjussi itu. Ahjussi itu berpindah dari lift yang berada di sebelah kiri, menjadi sebelah kanan.
Perasaan curiga Jung Yung akhirnya terbayarkan. Ahjussi tersebut benar-benar mencari sahabatnya Minji. Dia membiarkan Ahjussi itu naik pertama, dan pada perpindahan lift berikut, dia akan naik selanjutnya.
Jung Yung menuju ke lift, dia menekan tombol lift agar perpindahan berlangsung cepat. Dia menaikinya. Perasaannya sekali lagi campur aduk, dia mengepalkan tangannya. Saat berada di dalam lift tersebut, kepalanya merasakan sakit lagi.
Sesuatu berada di pikirannya. Dia merasakan sesuatu yang berbahaya. Tiba-tiba dalam benaknya muncul wajah Ahjussi yang sedang dia ikuti, dan dia melihat sesuatu yang ada di dalam diri Ahjussi itu.
Roh Iblis yang sedang tertawa di dalam diri paman itu. Selain itu, terlihat jelas juga apa yang diinginkan oleh Roh Iblis itu. Jung Yung belum memahami sepenuhnya, dia masih terlihat bingung mengenai apa yang sedang terjadi dan apa yang dia ketahui.
^^^To Be Continued…^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments