Chapter 7

Minji dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dalam kendaraan mobil ambulance, orang tua Minji sedang menangis melihat kondisi anak mereka yang berantakan.

Ibu Minji menangis sambil menyandarkan kepalanya di bahu milik suaminya. Mereka dilarang menyentuh Minji oleh petugas medis yang sama-sama juga berada di samping mereka. Petugas medis tersebut bertugas untuk merawat Minji dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah sakit yang terkenal di Korea, yaitu Rumah Sakit Seoul. Rumah sakit ini adalah rumah sakit yang memiliki fasilitas paling lengkap di antara rumah sakit lain. Bahkan dokter-dokter yang berada di rumah sakit ini juga merupakan lulusan terbaik di Universitas Seoul Korea Selatan.

Suara Mobil Ambulance berbunyi!

Paramedis saling mengabari kalau mereka mendapatkan seorang pasien. Pasien tersebut menjadi pasien yang memiliki status VIP (Orang Penting). Paramedis ternyata sudah Bersiap untuk menyambut pasien mereka. Dan ketika mobil ambulance datang, mereka dengan cepat membawahkan tempat tidur pasien.

Petugas Medis membuka pintu ambulance. Mereka memindahkan pasien VIP tersebut. Setelah itu mereka dengan cepat mendorong pasien itu masuk kedalam. Minji ditempatkan di tempat khusus para VIP.

Orang tua Minji terlebih lagi ibu Minji, dia ingin mengikuti paramedis tetapi dihalangi oleh beberapa paramedis, mereka mengatakan kalau mereka akan melakukan yang terbaik.

Ayah Minji menahan istrinya. Dia mengatakan pada istrinya, lebih baik mereka mempersiapkan semuanya untuk kenyamanan Minji anak mereka. Istrinya mengangguk, suaminya membawanya bersamanya untuk mengurus semua hal yang dimaksudnya.

Lapangan Lari, Perumahan Jung Yung.

Lee Jung Yung sedang berlari di lapangan tersebut. dia terus berlari tanpa henti selama dia memulainya. Dia berlarian dari sore hari hingga malam hari.

Orang-orang yang berada disitu terus melihat Jung Yung, mereka juga membuka obrolan mengenai lelaki yang mereka lihat itu. Mereka salut dengan stamina yang dia miliki.

“Aku memperhatikannya dari tadi. Dia tidak berhenti berlari, entah sudah berapa banyak putaran yang dia lakukan.”

“Aku juga memperhatikannya, apa dia benar-benar manusia? Jangan-jangan dia Monster?” kata yang lain sambil tertawa.

“Tidak hanya tampan, tetapi tubuhnya juga bagus.” sambung yang lain.

“Berhentilah berbicara mengenainya. Mungkin dia ingin menjadi seorang atlet, makanya dia berusaha sangat keras.” ucap yang lain juga sambil membawa beberapa minuman dan memberikan kepada teman-temannya itu.

Seketika Jung Yung berhenti berlari.

Mereka melihat Jung Yung lagi, “Ohh…” dengan tatapan terkejut. “Akhirnya dia berhenti berlari.” ucapnya lagi sambil meminum-minuman dingin.

Jung Yung duduk di salah satu tempat duduk yang berada disitu. Dia mengelap keringatnya. Dia mengambil minumannya juga yang berada di tempat duduk tersebut dan meminumnya.

Glug…glug…glug…!

Tenggorokan Jung Yung mengeluarkan suara tersebut.

Ah...! Reaksi untuk orang yang baru saja menghabiskan seluruh minuman mereka sekaligus.

Jung Yung menatap lapangan lari itu. Dia sedang memikirkan sahabat-sahabatnya, tidak lama kemudian handphone miliknya berdering.

[Panggilan Masuk, dari Heejin]

Jung Yung melihat itu. Reaksi wajahnya senang, karena sahabatnya menelponnya.

Klik! Angkat.

“Hallo!” ucap Jung Yung.

“….”

“Heejin?” panggil Jung Yung.

“….”

“Heejin kamu tidak apa-apa kan? Tolong jangan membuat aku khawatir.”

Terdengar suara tangisan.

“Heejin kamu menangis? Kamu dimana? Aku akan kesana.” kata Jung Yung dengan penuh perhatian.

“Aku…aku..be..rada. di ru..mah…sakit.”

“Kamu sedang sakit? Kenapa kamu disana? Siapa yang melakukannya?”

Heejin Mengelap air matanya.

“Bukan. Bukan aku yang sedang sakit, tapi…”

“Tapi apa?!” tanya Jung Yung dengan tegas.

“Tapi Minji, Minji masuk ke rumah sakit.”

Jung Yung terdiam sejenak.

“Kata dokter, rumah Minji mengalami perampokan. Dan Minji menjadi korban kekerasan seksual. Dan…”

Jung Yung mendengar dengan seksama.

“Dan!” Jung Yung menegaskan suaranya lagi.

“Dan yang melakukan itu kepada Minji adalah, Ketua preman sekolah kita.” jawab Heejin.

“Apa katamu, Ketua preman sekolah kita?” Jung Yung tau siapa orang itu.

“Iya.”

Dengan handuk yang berada di kepalanya, raut wajahnya seketika itu juga langsung berubah. Dia benar-benar sangat marah, emosinya ingin meledak. Dia ingin segera memukul Ketua preman sekolahnya, mungkin saja dia ingin membunuhnya.

“Jung Yung.” panggil Heejin.

“…”

“Jung Yung tolong jangan lakukan hal yang bodoh. Aku tahu sekarang kamu marah, jadi jangan melakukan hal yang bodoh! Aku…Aku tidak ingin kamu kenapa-napa setelah Minji…”

Heejin Menangis!

Jung Yung mendengar Heejin menangis. Dia juga menangis. Rasa sakit yang berada di dadanya tidak ingin redah begitu saja.

Dia berdiri!

Klik!

[Panggilan Berakhir]

Dia beranjak dari situ, dan berjalan menuju keluar lapangan lari. Orang-orang yang memperhatikan Jung Yung dari tadi memanggil-nya. “Hei, bisakah kami berteman dengan-mu?” tanya mereka.

Jung Yung berhenti, dan menatap mereka. Seketika mereka melihat raut wajah dibalik pengelap keringat itu. Raut wajah seperti ingin membunuh seseorang.

Ekspresi mereka ketakutan!

Jung Yung berbalik dan melanjutkan langkah kakinya keluar dari lapangan lari itu.

Karena lapangan larinya tidak jauh dengan rumahnya. Dia berlari dengan cepat menuju ke rumahnya. Hanya membutuhkan Lima Menit untuk sampai di rumahnya.

Rumah Jung Yung

Dia masuk kedalam rumah dan langsung menuju ke kamar mandi. Dia membersihkan dirinya, mengganti pakaiannya, dan memakai pakaiannya.

Kali ini dia memakai pakaian tipis berwarna hitam yang sekaligus memiliki topi dari pakaian tersebut. selanjutnya, dia memakai sepatunya dan kembali keluar rumah lagi.

Jung Yung keluar dari rumahnya, dia pergi menuju ke arah sekolahnya.

Belakang Sekolah.

Api menyalah dari salah satu tempat pembakaran yang ada disitu. Tempat ini adalah tempat untuk para Preman sekolah berkumpul. Baik itu pagi, siang dan malam, inilah tempat mereka.

Para bawahan boss mereka sedang berbincang-bincang sambil minum minuman yang beralkohol. Salah satu dari mereka berbicara;

“Aku yakin pasti Boss sedang bersenang-senang dengan si jalang itu.” (Maksud mereka adalah Minji).

Ha…ha..ha. tawa dari mereka yang lain.

“Itu sudah pasti, aku tahu kalau Boss sangat menginginkan jalang itu. Walaupun aku juga demikian, hehe. Siapa yang tidak ingin wanita cantik dan seksi sepertinya.” kata salah satu dari mereka.

“Jangan seperti itu, kita tunggu saja jika Boss sudah mulai bosan, kita yang akan menggantikannya untuk bersenang-senang.” kata lagi yang lain.

Hahaha. Mereka semua tertawa bersama.

Dibalik itu,

Jung Yung sedang mendengar percakapan mereka. Jung Yung tau kalau yang mereka maksud adalah Minji. Wajah Jung Yung semakin kesal karena mendengar hal tersebut dari para preman itu sendiri.

Darah yang ada di dalam tubuhnya Mendidih! Dia berjalan perlahan dari kegelapan. Bayangnya terlihat di balik api yang menerangi tempat tersebut.

“Apa yang kalian katakan itu benar?” Jung Yung bertanya.

“Heii teman! Tentu saja.” Salah satu dari mereka menjawabnya.

Jung Yung terdiam.

Para preman sekolah itu saling melirik satu sama lain, mereka bingung dengan seseorang yang datang bertanya kepada mereka.

Jung Yung melompat!

Menendang!

Jung Yung menendang pertama kali kepada preman yang menjawab pertanyaannya tadi sambil berkata; "Apa katamu? kamu juga menginginkan Minji? Sepatu ini lebih cocok denganmu!"

Para preman sekolah lain yang ada disitu terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduk mereka.

“Apa apaan ini? bajingan siapa kamu?” tanya salah satu dari mereka dengan keras.

“Siapa aku? Tanyakan kepada Boss kalian!” jawab Jung Yung sambil melayangkan tinjunya.

Meninju!

Argh…!

Para preman sekolah itu langsung menyerang Jung Yung bersamaan sambil berkata, “Entah dari mana bajingan ini datang!”

Jun Yung dengan cepat bergerak. Dia Meninju mereka dengan kedua tangannya secara bergantian. Para preman itu memukul Jung Yung, tetapi dengan kelihaian tubuhnya, dia berhasil menghindari semua serang mereka.

Jung Yung melepaskan tendangannya ke salah satu dari mereka. Arght…!. Mereka mengejar Jung Yung. Jung Yung berlari ke dinding yang berada di tempat itu.

Dia menaiki dinding tersebut!

Membalikkan badannya dan mendaratkan pukulan bagi salah satu dari mereka yang mengejarnya.

Urght…!

Tergeletak!

Salah satu dari preman itu datang kepada Jung Yung dengan kursi besi di tangannya. Dia ingin memukul kepala Jung Yung.

Jung Yung berbalik, dia menghindar serangan yang diarahkan kepadanya. Dia menangkap kepala preman sekolah yang memegang kursi itu, dan menendang kepala preman sekolah itu.

Karrght…!

Satu serangan membuat preman itu roboh.

Jung Yung melihat para preman sekolah yang masih tersisa. Sisa dari mereka berjumlah Tiga orang. Jung Yung tersenyum licik. Sekarang ini dia benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya.

Meninju kepala!

Menendang perut!

Membanting kepala!

Jung Yung menghajar mereka habis-habisan. Bahkan ketika mereka tergeletak di tanah kesakitan, Jung Yung tetap menghajar mereka.

Dia mengambil kayu ada disitu dan mengayunkan ke arah mereka satu persatu.

Swoosh…!

Arght…!

Urght..!

Aaarght…!

Jung Yung tidak asal-asalan mengayunkan kayu yang berada di tangannya, dia menargetkan anggota tubuh dari para preman itu.

Kaki! Kepala! Tangan!

Kepala! Kaki! Tangan!

Tangan! Kepala! Kaki.

Uaaarght…! Teriak mereka yang sangat kuat.

Kini anggota tubuh mereka patah. Hampir semua anggota tubuh mereka patah. Ada yang terlihat sepertinya akan meninggal.

Salah satu preman yang tergeletak memegang kaki Jung Yung.

Kuuk…! Mengeluarkan darah.

“Too…loo..ng..aa..ku!” ucap orang tersebut.

Jung Yung menurunkan badannya dan menatap preman itu. Jung Yung tersenyum kepada preman itu.

Bug…!

Jung Yung menghajar kepala preman itu dengan kayu yang dipegangnya.

Dia berdiri dan menatap preman sekolah itu. Dia tidak peduli apakah preman itu mati atau tidak. Dia berjalan menuju ke arah api yang mereka nyalakan di sebuah tong, dia membuang kayu yang dipakainya kedalam api itu.

Dia menatap ke arah api tersebut.

Api itu menjadi besar karena dia membakar kayu yang dia pakai untuk menghajar para preman sekolah.

'Minji! Aku sudah membalaskan dendam-mu. Aku juga akan mencari Boss mereka, mungkin aku akan menggantungnya!' ucapnya dalam benaknya.

Tatapan yang Jung Yung berikan saat itu benar-benar terlihat seperti seorang maniac pembunuh.

^^^To Be Continued…^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!