Bab 10 ~ Memanggil Ningrum

Andra membunyikan klakson sebelum motornya menjauh. Kami beriringan meninggalkan rumah sakit, dia dengan motornya begitupun aku. Melihat aku yang masih dalam raut ketakutan, Andra mengantar tepat sampai depan rumah.

Belum aku mengucap salam, pintu rumah terbuka. Ibu menyambut kedatanganku.

“Larut sekali Mel?”

“Iya Bu,” sahutku. Tidak ingin menceritakan kejadian di rumah sakit, karena akan menambah kekhawatiran.

Ayah sudah lama tiada, aku tinggal dengan Ibu dan kakakku. Mendiang Ayah memiliki kemampuan melihat yang tak kasat mata dan juga turun padaku.

“Abang sudah pulang Bu?”

“Sudah, belum lama. Sudah tdur kali, kelihatan lelah.”

Doni -- abangku -- bekerja di perusahaan jasa kontraktor sebagai staf lapangan. Agak khawatir dengan pekerjaannya, berada di tengah kegiatan pembangunan tentu saja beresiko dengan alat-alat berat.

Setelah membersihkan diri dan mengganti piyama, aku menuju kamar Ibu. Kejadian tadi masih menyisakan rasa takut, jadi aku tidak berniat tidur sendiri. Ibu tidak banyak bicara, karena paham dengan kondisiku. Mungkin saja Ibu sudah bisa menduga kalau aku baru saja melihat sesuatu yang tidak biasa.

Ada pesan masuk dari Andra, aku sudah mengantuk dan hanya membalas dengan kata “Iya”. Setelah itu ponsel kembali bergetar, sepertinya pesan dari Andra lagi. Namun, aku sudah tidak sanggup membuka mata.

...***...

Hari ini aku jadwal shift malam dan semalam tidurku tidak nyenyak. Ibu mengajak sarapan dan sudah ada Bang Doni di meja makan. Tidak seperti biasanya, Bang Doni tampak murung. Mungkin saja putus cinta atau ngebet kawin.

“Bang, sekarang tugas di mana?”

“Jalan mawar nggak jauh dari Menara Soimah.”

“Lah, dekat dengan rumah sakitku dong.”

“Ya emang, bangunan yang aku kerjakan katanya masih punya rumah sakit tempat kamu. Mau buat Sky tower, pelayanan eksekutif.”

Aku manggut-manggut sambil meneruskan sarapan. Bang Doni pun beranjak dan pamit pada Ibu. Teringat ada yang ingin aku tanyakan, aku pun menyusul Bang Doni ke luar. Motor Bang Doni sudah melewati pagar, akhirnya aku kembali ke dalam.

“Emang ada tetangga yang kerjanya searah dengan Bang Doni?” tanyaku pada Ibu.

“Tetangga?”

Aku mengangguk.

“Kayaknya nggak ada.”

“Tapi bang Doni boncengin perempuan. Aku pikir tetangga yang ikut bareng.”

“Coba nanti malam, Ibu tanya.”

Menunggu malam, aku habiskan dengan bermalas-malasan. Meskipun kejadian semalam masih terbayang dan ketakutan kembali terasa ketika mengingatnya. Namun, aku tetap bersyukur karena masih dilindungi dari kecelakaan yang hampir aku alami. Bangsal kamboja semakin memberikan tanda tanya dengan rahasianya.

Jam delapan malam aku sudah meninggalkan rumah dan Bang Doni belum terlihat pulang. Andra mampir menjemput dan kami berangkat dengan motor masing-masing.

Ternyata siang tadi Andra dipanggil untuk memberikan kesaksian tentang jatuhnya lift, beruntung hanya Andra saja yang dipanggil sedangkan aku tidak.

“Agak berdebar Ndra, kira-kira bakal ada kejadian apa lagi ya?”

Andra berdecak mendengar ucapanku.

“Positif thinking ajalah, jangan dipikirkan dan jangan dijadikan beban.”

“Kamu sih enak, nggak ada takutnya.”

“Bukan nggak takut, tapi gue berusaha untuk setenang mungkin. Kayak semalam mana mungkin gue nggak takut.”

Kami sengaja menggunakan lift berbarengan dengan orang-orang yang hendak ke atas, masih agak trauma dengan kejadian semalam. Masih tiga puluh menit lagi untuk shift malam dan kondisi bangsal agak ramai. Ternyata ada kunjungan dari pemilik rumah sakit.

Sebenarnya aneh, karena kunjungan diadakan malam hari, bukan di jam kerja normal. Aku dan Andra yang sudah berada di bangsal bahkan sudah melakukan absen finger menatap pria paruh baya yang sedang melihat kondisi ICU, ditemani beberapa dokter senior juga dokter jaga di bangsal kamboja. Sudah bisa diduga pria itu adalah pemilik rumah sakit.

Aku belum pernah bertemu apalagi mengenal pria pemilik rumah sakit yang mana saat ini mengenakan kemeja dan bawahan hitam. Mendengarkan penjelasan dari salah satu rombongannya, pria itu menatap sekitar dan pandangannya terhenti menatap ke arahku. Bisa aku lihat kalau dia mengernyitkan dahinya.

“Mel,” panggil Andra menyadarkan lamunanku dan memutus pandangan itu.

“Dia ngapain kunjungan malam-malam?”tanyaku agak berbisik.

“Nggak tahu, baru kali ini gue lihat dia kunjungan.”

Kami hanya mengangguk ketika rombongan meninggalkan bangsal dan pria itu sempat menatap lagi ke arahku.

“Lo kenal?” tanya Andra

Aku menggelengkan kepala.

“Lo percaya tumbal?”tanya Andra lirih karena tidak ingin percakapan kami didengar oleh yang lain.

“Nggak ngerti, memang beneran ada ya kayak gitu.”

“Entahlah, tapi gue dengar kalau rumah sakit ini pakai tumbal makanya ramai dan perkembangannya pesat. Kejadian semalam bikin gue rada percaya dan agak nyambung-nyambungin dengan isu tumbal rumah sakit ini.”

“Masa sih? Jadi kita hampir jadi korban tumbal, gitu maksud kamu?"

Andra hanya mengedikkan bahunya.

“Hanya tuhan yang tahu dan waktu yang bisa membuktikan. Jadi kuatkan nyali lo, karena malam ini akan menegangkan,” tutur Andra sambil menepuk bahuku.

“Jangan nakut-nakutin deh karena aku udah takut.”

Akhirnya serah terima shift lalu kami semua mulai beraktivitas. Seperti biasa, aku bertanggung jawab dengan ranjang tujuh sampai dengan sembilan dan hanya ranjang tujuh dan delapan yang terisi. Masih dengan Ningrum dan Lidia yang masih nyaman dengan ketidak sadarannya.

Dari siang aku sudah berniat melakukan hal ini pada Ningrum, karena kemarin sosok Ningrum sempat menyampaikan ketika ada hantu yang mengambil arwah salah satu pasien. Menurutku Ningrum tidak ada niat jahat.

“Mbak Ningrum, aku nggak tahu kamu dengar atau tidak,” ujarku lirih saat memastikan alat-alat medis dan kondisi Ningrum dalam kondisi baik. “Kalau kamu dengar, apa kamu tahu sesuatu?” tanyaku lirih. “Tolong muncul dan sampaikan apa yang kamu tahu?”

 

 

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

menegangkan...

2024-04-28

0

Al Fatih

Al Fatih

semakin menyeramkan

2024-04-16

0

A B U

A B U

.next

2024-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!