Kiara merasa bahagia, berhasil membuat Syarifah malu.
"Aku akan memojokkannya, agar dia menjauh dari hidupku, bahkan Bunuh diri sekalian," bisik Kiara sambil tertawa.
Ponselnya berdering, dengan Malas ia menggapai ponsel di atas nakas.
Kiara: "Halo sayang," sapa Kiara manja.
Roland: "Halo, kamu dimana, sayang?"
Kiara: "Di rumah, Mas. Ada apa?"
Roland: "Aku mau ngajak kamu kencan sayang, boleh?"
Kiara: "Boleh, sayang. Di mana?" mata Kiara langsung berbinar
Roland: "Ke cafe Jill, mau 'kan?"
Kiara: "Mau banget, ya sudah. Aku siap-siap dulu ya."
Roland: "Iya, love you"
Kiara: "Love you too"
Kiara berteriak girang, Roland bahkan mengajak nya kencan.
Setelah berdandan, Kiara keluar dari kamarnya.
"Ma, Kiara keluar dulu ya," pamitnya.
"Kemana, ini sudah sore Kia." sahut Mama Fatimah.
"Sebentar doang kok Ma."
"Iya sudah, cepat pulang." balas Sang Mama.
"Kia sudah besar lho, Ma." ucapnya kesal sambil mencium punggung tangan Ibu nya.
Mama Fatimah menatap punggung Kiara sambil menghela nafas.
Kiara beranjak menuju garasi mobilnya, lalu, mengeluarkan mobil kesayangannya.
Dengan senyum merekah, Kiara melaju kan mobilnya.
Sesampai di parkiran, gadis itu turun, berjalan ke dalam cafe
"Uh, mana sih dia?" bisiknya sambil celingak-celinguk.
"Kiara!" panggil Roland sambil melambaikan tangannya.
Kiara tersenyum. Lalu, berjalan menghampiri Roland
"Sudah lama?" tanya Kiara.
"Baru saja" jawab Roland sambil mengecup bibir Kiara.
"Roland." bisik Kiara sembari menjauhkan wajahnya.
"Kenapa sayang, kita kan, pasangan." wajah Roland semakin mendekat.
"Roland, aku lapar banget, sudah pesan, belum?" tanya Kiara untuk mengalihkan pembicaraan Ronald.
"Belum, aku pesan ya sayang." jawab Roland sambil duduk menghadap Kiara.
Matanya memicing melihat Syarifah bersama empat orang Laki-laki. Mereka sedang asyik bercengkrama.
Kiara menatap sinis dan mengambil gambar Syarifah lalu, mengirimkan nya pada sang Ibu.
"Kiara, ada yang mau Mas omongin." ujar Roland
Kiara beralih menatap Roland.
"Apa, sayang?" tersenyum menatap kekasihnya.
"Mas ingin melamar Kiara." sambil memberikan sebuah cincin di bungkus dengan kotak beludru warna biru.
Mata Kiara berbinar, sembari menjulurkan jarinya.
Roland tersenyum, sambil memasang cincin berlian bermata safir itu.
"Kamu suka, sayang?" tanya Roland, seraya mencium tangan Kiara.
"Suka banget, Ini sangat cantik, Sayang." sambil mengangguk, senyumnya merekah menghiasi bibir berwarna merah jambu itu.
Roland menggenggam ke dua tangan Kiara, lalu, berdiri memeluknya.
"Love you" bisiknya sambil mencium Bibir Kiara. Ciuman itu semakin dalam membuat Kiara terhanyut.
Kedua insan yang sedang kasmaran itu, menjadi pusat perhatian di sana.
Tidak terkecuali dengan Syarifah, wanita itu memandang malu perbuatan saudara tiri nya itu.
"Sayang, kita ke hotel." bisiknya pelan di telinga Kiara.
"Tidak bisa, sayang. Aku harus pulang. Ibu sudah menunggu di rumah." sambil menggeleng di pelukan Roland.
"Mm, Baiklah. Kita pulang." balasnya tersenyum, lalu, melepaskan pelukannya.
"Mas, antar ya?" pinta Roland.
"Tidak usah, aku bawa mobil kok" Kiara mengecup kembali Bibir Roland.
"Ya sudah, Mas duluan ya." ucap Roland dan pergi meninggalkan Kiara.
Roland pulang dengan hati nelangsa, niat hati ingin berdua dengan kekasih, ternyata itu cuma angan-angan saja.
"Aku pasti mendapatkan mu, Kia" desisnya sambil melaju ke apartemen seseorang.
Kiara menatap dengan cuek, gadis itu keluar dari dalam cafe.
"Kiara!" panggil Syarifah.
"Oh, si gadis lugu." ejeknya dengan tersenyum sinis.
"Kamu tidak tau malu, Kia?, jangan melampaui batas." ujar Syarifah.
"Kenapa harus malu, Ustadzah?, Aku tidak merebut suami orang. Lalu, mengaku istrinya." sindirnya.
Syarifah terdiam, hati nya terkoyak dengan ucapan Kiara.
"Kia, perbuatanmu tadi sangat memalukan." desis Syarifah.
"Terus, Kamu ingin lapor pada Mama dan Papa, gitu?, Silahkan. tapi ingat, aku akan menghancurkan kamu." ucap Kiara
"Kiara, Aku hanya-" bisik Syarifah,
"Plakk."
"Jangan ikut campur, ini baru tamparan, esok akan lebih berat lagi" sambil menunjuk ke wajah Syarifah.
Lalu, berjalan meninggalkan Syarifah, gadis itu muak dengan wajah Syarifah, wanita sok polos, munafik.
Syarifah tersentak saat Jari tangan Kiara melayang ke wajahnya, dia tercenung dengan perlakuan Adik angkatnya itu.
Perih bercampur malu ia tahan, dan kembali masuk ke dalam cafe.
"Sya, kamu kenapa?" tanya Malik.
"Tidak apa-apa," jawabnya dengan wajah menunduk.
"Aku pulang duluan ya." ucap Syarifah sambil meninggalkan ke empat pemuda itu.
"Syarifah, biar aku antar." sambil berdiri menghampiri Syarifah.
"Tidak usah Malik, aku naik taksi saja." sembari menekan tombol grab di ponselnya.
"Baiklah." balas Malik pasrah.
Gion dan kedua sahabatnya itu menghampiri Syarifah.
"Syarifah, katakan, apa ada yang menamparmu atau berbuat jahat?" tanya Gion menatap wajah merah Syarifah.
"Tidak, sudah ya, aku pulang duluan." jawabnya sambil masuk ke dalam mobil pesanannya.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku perbuat, kenapa Kiara seperti itu." batinnya,
Air matanya meleleh mengingat ucapan dan tamparan Kiara.
Dia termenung, menatap keluar jendela mobil.
Sepintas mata nya melihat kekasih Kiara. Mereka memasuki sebuah bangunan tinggi.
"Pak, kita belok sana." ujar Syarifah.
"Tapi, Mbak?" balas supirnya ragu.
"Nanti saya kasih Bonus." ucapnya lagi, matanya tidak terlepas dari pasangan itu.
Mobil mendekat, Syarifah semakin memperjelas penglihatannya.
"Bukannya itu, kekasih Kiara?" bisiknya.
"Pak, tunggu saya di sini, ya. Saya ada perlu sebentar." ucapnya sambil turun dari mobil.
"Iya, Mbak."
Syarifah berjalan semakin dekat pada Roland.
"Plakk"
Sebuah tamparan melayang ke wajah Roland.
"Hey, Kamu gila ya?, datang-datang menampar orang!" bentak Roland.
"Kamu keterlaluan laki-laki mesum, setelah dari Kiara, sekarang kamu bersama wanita ini." sambil menunjuk wanita berbahan minim itu.
"Jaga Mulut Kamu ya!" tunjuk wanita itu.
"Kayaknya aku pernah mengenal mu, hm" sambil mengingat-ingat.
"Oh." wanita itu teringat, namun, tidak melanjutkan ucapannya.
Syarifah juga merasa pernah mengenal wanita itu, tapi, dia terlupa.
"Ayo sayang, tidak usah meladeni wanita tidak waras itu." sambil menarik tangan Roland.
"I-iya." Roland menoleh pada wanitanya, dan mengikutinya.
Dirinya sempat terpukau dengan Syarifah, sesekali terlihat dia menoleh ke arah kebelakang, Senyumnya merekah, saat melihat wanita itu masih menatapnya.
Syarifah kesal melihat laki-laki itu, lihatlah, bahkan baru saja dia bertemu dengan Kiara, sekarang sudah bersama wanita lain.
Dengan hati kesal, Syarifah kembali menaiki taksi pesanan nya. Sepanjang jalan dia berperang dengan pikirannya.
"Apa yang Harus aku lakukan.." sambil menyandarkan punggungnya ke jok mobil.
Tidak terasa, mobil grab itu sudah sampai di kontrakan Syarifah. Wanita berhijab panjang itu turun dan membayar lebih kepada Pak supir.
"Terima kasih, Neng. semoga rezekinya lancar, aamiin." bibirnya tersenyum dan kemudian, kembali melajukan mobilnya.
"Aamiin." wanita bermata hijau itu tersenyum.
Saat yang paling bahagia buat Syarifah, Saat melihat orang lain tersenyum Dan saat bisa membantu Orang yang membutuhkan.
Tangan nya meraih ponselnya, dengan penuh ragu, dia mencoba menghubungi Kiara,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Medy Jmb
Roland kekasih gelapnya istri Firdaus s
2023-10-23
2